Tujuan dan Manfaat Penulisan
2. Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang tidak
benar Pasal 22 3.
Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka Pasal 22 4.
Saksi atau ahlinya yang tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang tidak benar Pasal 22
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar Pasal 22 6.
Saksi yang membuka identitas pelapor Pasal 24.
Jika dilihat dari Pasal-Pasal dalam Undang-Undang pemberantasan tindak pidana korupsi, pengertian tindak pidana korupsi ruang lingkupnya sangat luas.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut, suatu perbuatan dapat diklasifikasikan dan dirumuskan sebagai tindak pidana korupsi apabila perbuatan-perbuatan yang
dilakukan memenuhi semua unsur-unsur dari pasal peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi yaitu Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu beberapa sarjana memberikan pendapat mereka mengenai istilah
korupsi, antara lain: 1.
David M. Chalmer menguraikan pengertian korupsi dalam berbagai bidang, antara lain menyangkut masalah penyuapan yang berhubungan
dengan manipulasi di bidang ekonomi, yang menyangkut kepentingan umum.
10
10
http:agoes.blog.fisip.uns.ac.id20120411korupsi
2. Fockema Andrea menyatakan kata korupsi tersebut berasal dari kata asal
corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun kebanyak bahasa Eropa, seperti Inggris, yaitu corruption, di Perancis
dikenal istilah corruption, dan di Belanda dikenal dengan istilah corruptie.
11
3. Huntington menyebutkan bahwa korupsi adalah perilaku menyimpang dari
public official atau para pegawai dari norma-norma yang diterima dan dianut masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.
12
4. Alatas mengemukakan pengertian korupsi dengan menyebutkan benang
merah yang menjelujuri dalam aktivitas korupsi, yaitu subordinasi kepentingan umum dibawah kepentingan-kepentingan pribadi yang
mencakup pelanggaran norma-norma, tugas, dan kesejahteraan umum serta dibarengi dengan kerahasiaan, penghianatan, penipuan dan
kemasabodohan yang luar biasa akan akibat-akibat yang dirasakan masyarakat yang berarti bahwa penyalahgunaan amanat untuk
kepentingan pribadi.
13
5. Suyatno, mengatakan korupsi merupakan tindakan desosialisasi yakni
suatu tindakan yang tidak memperdulikan hubungan-hubungan dalam sistem sosial.
14
11
Andi Hamzah, op.cit., hlm. 5.
12
Chairudin dkk, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Bandung: Refika Aditama, 2008, hlm. 8.
13
Ibid., hlm. 9
14
Suyatno, Korupsi Kolusi Nepotisme, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005, hlm. 16.