Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

34

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah data dalam penelitian telah memenuhi kriteria asumsi klasik.Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk menghindari estimasi yang biasa karena tidak semua data dapat diterapkan dengan melakukan analisis regresi. Ada empat uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal Ghozali, 2006.Data yang normal atau mendekati normal adalah model regresi yang baik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram.Normalitas grafik histrogram dapat dilihat dari distribusi data pengamatan yang mendekati distribusi normal. Selain itu penelitian ini juga melakukan pengujian analisis menggunakan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data dinyatakan terdistribusi secara normal jika 35 variabel-variabel tersebut memiliki probability value 0.05 lebih besar dari 0.05.

3.8.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antara variabel independen dan model regresi.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya Ghozali, 2006. Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 maka terdapat multikolinearitas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak biasa. 3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain dalam model regresi.Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006. 36

3.8.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji DW. Dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atau upper bound du dan 4-du maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti tidak ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari 4-dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti ada autokorelasi negatif. 37 4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8.3. Model Persamaan Regresi Berganda