Latar Belakang Masalah PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT TEUKU UMAR.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang beguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Demi meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu audit atas laporan keuangan. Tujuan dilaksanakannya audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prisip akuntansi yang berlaku umum. Menurut PSAK No.1 terdapat lima komponen laporan keuangan, salah satunya adalah neraca. Komponen neraca yang paling lancar adalah kas. Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Saldo kas meliputi cash on hand kas di tangan, kas di bank bank, dan dana tertentu yang disisihkan seperti kas kecil. Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas dan setara kas sangat ketat, karena jenis aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva yang umumnya menjadi incaran penyelewengan. Maka daripada itu perlu dilakukan audit terhadap kas untuk memastikan kewajaran atas saldo yang disajikan dalam neraca. Munawir 2010:14, mendefinisikan kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian 2 kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan . Menurut PSAK No.2 IAI:2012, setara kas cash equivalent adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan. Jusup 2014:857, kas adalah satu-satunya akun yang terlibat pada semua siklus, kecuali siklus persediaan dan penggudangan. Oleh karena itu, audit atas kas sengaja dilakukan paling akhir karena bukti-bukti yang dikumpulkan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian pada siklus lain. Pemeriksaan kas sangat penting, karena rentan terhadap pencurian dan kesalahan penyajian. Menurut SA 240 paragraf 2 salah saji dalam laporan keuangan dapat timbul karena kecurangan dan kesalahan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kesalahan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan adalah tindakan yang disengaja atau tidak sengaja. Jusup 2014:410 mendefinisikan kecurangan dalam arti luas adalah semua ketidakjujuran yang disengaja untuk merampas milik atau hak orang atau pihak lain. Dalam konteks pengauditan laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang disengaja mengandung kesalahan penyajian. Kantor Akuntan Publik Drs. Sri Marmo Djogosarkoro Rekan telah banyak memberikan jasa audit atas laporan keuangan klien. Dalam melaksanakan penugasan audit, kantor Akuntan Publik Drs. Sri Marmo 3 Djogosarkoro Rekan selalu berpedoman pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Perusahaan- perusahaan yang telah diaudit laporan keuangannya dan dinyatakan wajar oleh akuntan publik pemeriksa akan memperoleh keuntungan ekonomis. Dengan diauditnya laporan keuangan akan menjadikan laporan keuangan tersebut lebih dapat dipercaya oleh pemakai laporan keuangan baik itu pihak intern ataupun ekstern perusahaan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian denngan judul : ”Prosedur Pemeriksaan Kas dan Bank Yang Diterapkan Oleh Kantor Akuntan Publik Drs.Sri Marmo Djogosarkoro Rekan”.

1.2 Rumusan Masalah