maka dapat menyebabkan pendarahan yang serius pada tikus yang menjadi inangnya sehingga terjadi anemia serta dermatitis akibat gigitan dari P. spinulosa.
Selain itu, P. spinulosa merupakan vektor dari Myoplasma haemomuris Haemobartonella muris, Rickettsia typhii, Trypanosoma lewisi, Borellia duttoni,
dan Brucella brucei Suckow et al. 2006.
4.1.3 Larva Caplak
Larva caplak merupakan jenis ektoparasit ketiga yang ditemukan pada tikus putih R. norvegicus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva caplak
yang ditemukan tergolong ke dalam ordo Parasitiformes dan famili Ixodidae. Hal ini ditunjukkan oleh adanya skutum pada larva tersebut yang merupakan ciri khas
dari famili Ixodidae. Ixodidae memiliki tubuh yang berbentuk bulat telur dan mempunyai integumen. Panjang bagian dari mulut sama dengan bagian basis
kapituli. Segmen kedua dari palpi dan basis kapituli tidak tumbuh ke arah lateral. Caplak jantan dan betina memiliki skutum, namun pada caplak jantan skutum
menutupi seluruh tubuh bagian dorsal sedangkan pada betina hanya menutupi sepertiga bagian anterior dari tubuh. Larva caplak memiliki tiga pasang kaki yang
terdapat pada abdomen Gambar 7. Caplak tergolong ke dalam famili Ixodidae caplak keras dan Argasidae
caplak lunak. Berdasarkan hasil penangkapan tikus di Korea, Kim et al. 2010 menemukan banyak larva caplak yang berasal dari famili Ixodidae pada tikus
putih R. norvegicus. Caplak dewasa memiliki daur hidup yang diawali dari bentuk telur yang diletakkan di tanah oleh induknya. Larva yang telah menetas
akan segera mencari inang untuk ditempatinya agar dapat bertahan hidup. Larva akan berubah menjadi nimfa. Larva dan nimfa caplak menghisap darah inangnya
untuk dapat melakukan perubahan siklus hingga pencapaian dewasanya. Larva caplak memiliki tiga pasang kaki dan tidak berwarna. Larva caplak akan
berbentuk bulat dan akan menjadi lebih besar ketika kenyang menghisap darah. Stadium larva pada caplak merupakan stadium parasitik. Infestasi larva
caplak dapat menyebabkan anemia dan dermatitis. Selain itu, larva caplak memiliki peranan dalam penyebaran penyakit. Nijhof et al. 2007 menyatakan
bahwa Ixodidae merupakan vektor Anaplasma phagocytophilum dan Rickettsia helvetic pada tikus. Keberadaan larva caplak pada tikus laboratorium dapat terjadi
karena faktor alas kandang yang digunakan terinfestasi oleh telur caplak. Pemeliharaan tikus laboratorium dikondisikan untuk dikandangkan sehingga larva
yang ditemukan hanya sedikit.
Gambar 7 Larva Caplak Ixodidae. a palpi b kapitulum, c basis kapituli, d kaki, e skutum.
4.2 Sebaran Jenis-Jenis Ektoparasit pada Tikus Putih