Kebutuhan Lanjut Usia LANJUT USIA

Selain hak lanjut usia juga memiliki kewajiban yang telah disebutkan dalam undang nomor 13 tahun 1998 dimana lanjut usia mempunnyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan peran dan fungsinya , lanjut usia berkewajiban untuk : a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya. b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus. c. Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.

4. Karakteristik Lanjut Usia

Adapun karakteristik usia lanjut yaitu : 1. Merupakan periode penurunan kemunduran Penurunan tersebut disebabkan sebagian oleh factor fisik, seperti perubahan-perubahan sel tubuh karena ketuaan dan sebagian- sebagian lagi oleh factor psikologis, seperti sikapnya terhadap orang lain dan terhadap kerja. Mereka yang telah pensiunan tidak mempunyai minat apa-apa mudah menjadi depresi dan berantakan, akhirnya kondisi fisik dan mentalnya menjadi cepat menurun dan akhirnya meninggal. Motivasi kelihatannya memegang peran yang penting, yang kurang bermotivasi untuk mempelajari hal-hal baru atau mengikuti akan mengalami kemunduran yang lebih cepat. 37 2. Ada perbedaan individual dalam efek ketuaan Reaksi orang terhadap masa tua berbeda-beda, ada yang menganggap pension merupakan masa yang menyenangkan, karena sekarang yang bersangkutan dapat hidup dengan lebih santai, namun ada pula yang menganggap pension sebagai hukuman. 3. Banyak terdapat streotip mengenai usia lanjut seperti misalnya adanya humor-humor dalam majalah-majalah mengenai usia lanjut yang menggambarkan masa tua tidak menyenangkan. 4. Sikap sosial terhadap lanjut usia Umumnya terdapat sikap sosial terhadap orang-orang usia lanjut yang kurang positif. Mereka bukannya dihormati dan dihargai karena pengalamannya, melainkan sikap mereka membuat para orang tua usia lanjut ini merasa tidak lagi dibutuhkan oleh kelompok sosial, 37 Elizabeth B. Hurlock, “Psikologi Perkembangan”, Jakarta: Erlangga, 1984 h.380 lebih dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, namun ada perbedaan sikap antara budaya yang berbeda-berbeda pula, ada kelompok etnik yang menghargai tinggi terhadap usia lanjut. Disamping itu kelas sosial juga mempengaruhi sikap sosial itu. 5. Usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas Sebagai akibat dari sikap sosial yang negative terhadap usia lanjut mereka cenderung dibatasi dalam interaksi sosialnya dan hanya mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang terbatas. Mereka menjadi warga Negara kelas dua, hal mana mempengaruhi penyesuaian dirinya secara sosial maupun pribadi. Sering mereka lalu bersikap defensive, juga tidak jarang menjadi korban dari orang-orang yang jahat atau beritikad jelek. 6. Usia lanjut diikuti dengan perubahan-perubahan peran Berhubungan kelompok usia lanjut dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda, mereka lalu kurang mempunyai peran yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan masyarakat maupun dalam dunia bisnis. Sebagai akibatnya peran-peran yang dapat dimainkan menjadi berkurang atau berubah sifatnya. Hal ini juga dapat mengembangkan sikap rendah diri dan dendam yang akhirnya mempengaruhi pula penyesuaian sosial dan pribadinya.