• Data sekunder Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang perpajakan,
bahan-bahan kuliah, internet, Undang-undang tentang perpajakan, ,dan lain-lain yang berkaitan dengan perpajakan.
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data
tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang
sistematis dan secara objektif.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan Informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut : 1.
Daftar Wawancara Interview Guide Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, yaitu Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2. Daftar Observasi Observasi Guide
Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik
Universitas Sumatera Utara
Kerja Lapangan Mandiri yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber dana yang perlu.
3. Daftar Dokumentasi Dokumentasi Guide
Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori – teori dan penjelasan tentang Pajak
Pertambahan Nilai.
G. Sistematika Penyusunan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Di dalam Bab ini penulis menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup, metode PKLM, dan
sistematika penulisan.
BAB II :GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Penulis menerangkan gambaran umum objek atau lokasi PKLM, sejarah singkat, visi dan misi beserta dengan struktur organisasi
Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Belawan.
BAB III :GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM
Pada bab ini penulis nmenguraikan tentang ketentuan umum, jangka waktu pendaftaran atau pelaporan kegiatan usaha, tempat pelaporan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usaha, prosedur pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak. BAB IV
:ANALISIS DAN EVALUASI
Bab ini membahas tentang analisis dan evaluasi data yang diperoleh mengenai kuantitas pengusaha kena pajak yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Belawan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari dua hal yaitu Simpulan dan saran.Simpulan merupakan intisari dan bersumber dari PKLM.selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan . DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI PKLM A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Belawan
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan
Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94KMK.011994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan
dengan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27
Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Karikpa
, yang akan melayani Pajak Penghasilan, Pajak Pertamabahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah atau Bangunan , serta melakukan
pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan. Dengan diadakannya modernisasi perpajakan oleh pihak Kementerian Keuangan maka Kantor
Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Belawan tidak lagi memungut Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah atau Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah.Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Belawan
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai
Direktorat Jenderal Pajak. Tetapi lebih jauh dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada institusi
pemerintah secara keseluruhan.Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap
kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:
2.1 VISI
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.Dalam rangka mensosialisasikan sasaran pencapaianpenerimaan pajak, diperlukan sarana pendukung yang
Universitas Sumatera Utara
harus di persiapkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan secara lebih handal. Beberapa sarana pendukung tersebut antara lain adalah
peningkatan etika dan moral aparat, penyempurnaan bank data, penyusunan strategi yang tepat, peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga yang terkait
dan perbaikan sistem informasi yang akurat. 2.2 MISI
FISKAL
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-
undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
EKONOMI
Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi.
POLITIK
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
KELEMBAGAAN
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.
Universitas Sumatera Utara
3. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan
Di setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas, dan wewenang setiap anggota. Tujuannya adalah untuk pencapaian kerja dalam organisasi
yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.
Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari
jenis struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP Pratama Medan Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dipimpin oleh seorang kepala, yng secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Pajak. Organisasi yang berada di KPP Pratama Medan Belawan bertujuan untuk
membina keharmonisan kerja agara pekerjaan dapat terlaksana dengan teratur dan penuh tanggung jawab, sehingga tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan hasil
yang baik dan maksimal. Berikut struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan:
Universitas Sumatera Utara
3.1. Deskripsi dan Aktifitas Kerja KPP Pratama Medan Belawan. 3.1.1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Kepala Kantor
Tugas Kepala Kantor Pelayanan Pajak: a.
Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak sebagai bahan penyusunan rencana strategi kantor wilayah
b. Mengkoordinasi penyusunan rencana pengamanan penerimaan pajak
berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu
c. Mengkoordinasi pelaksanaan tindak lanjut nota kesepahaman MoU
sesuai arahan kepala kantor wilayah. d.
Mengkoordinasi rencana pencarian data strategis dan potensial dalam rangka intensifikasiekstensifikasi perpajakan.
e. Mengkoordinasi pengolahan data yang sumber datanya strategis dan
potensial dalam rangka intensifikasiekstensifikasi perpajakan. f.
Mengkoordinasi pembuatan risalah perincian dasar pengenaan pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak
berdasarkan hasil penghitungan ketetapan pajak. g.
Mengkoordinasi pengolahan data guna menyajikan informasi perpajakan, mengkoordinasi penyusunan monografi perpajakan,
Universitas Sumatera Utara
mengkoordinasi pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan tahunan PPh dan pembayaran masa Pajak Pertambahan NilaiPajak
Pertambahan nilai Barang Mewah dalam wilayah wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.1.2. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga kantor.
Tugas Kepala Sub Bagian Umum:
a. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman
surat – surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan. b.
Mendistribusikan surat – surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan pengiriman surat- surat keluar kepada instansi yang
terkait. c.
Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin.
d. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin kepada pegawai.
e. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
Tugas Seksi PDI : a.
Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan.
b. Penyajian informasi perpajakan.
c. Perekaman dokumen perpajakan.
d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
e. Pelayanan dukungan teknis komputer.
f. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling.
g. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG serta penyiapan laporan kinerja.
3.1.4. Seksi Pelayanan
Tugas Seksi Pelayanan : a.
Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan.
b. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan.
c. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan SPT serta penerimaan
surat lainnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Memberikan penyuluhan perpajakan.
e. Melaksanakan registrasi wajib pajak.
f. Memungut fiskal luar negeri di pelabuhan Belawan.
3.1.5. Seksi Penagihan
Tugas Seksi Penagihan: a.
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.
b. Melakukan Penerbitan Surat Tagihan, Surat Paksa, Surat Perintah
melakukan penyitaan. c.
Melakukan Penyitaan, usulan lelang dan Penagihan lainnya.
Di seksi penagihan terdapat beberapa orang Juru Sita Pajak yang telah mendapat pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan
penyitaan pajak. Adapun tugas Juru Sita Pajak : a.
Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS .
b. Memberitahukan Surat Paksa
c. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat
Perintah Penyanderaan SPMP .
Universitas Sumatera Utara
d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan.
Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus memakai pakaian Juru Sita Pajak dan memperlihatkan kartu tanda pengenal kepada
penanggung pajak.
3.1.6. Seksi Pemeriksaan
Tugas Seksi Pemeriksaan: a.
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan.
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
3.1.7. Seksi Ekstensifikasi
Tugas Seksi Ekstensifikasi : a.
Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan.
b. Pendataan obyek dan subyek pajak.
c. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan.
3.1.8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugas Seksi Pengawasan dan Konsultasi :
Universitas Sumatera Utara
a. Melakukan Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib
pajak terdaftar. b.
Memberikan Bimbingan himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan.
c. Penyusunan Profil wajib pajak.
d. Menganalisis kinerja wajib pajak.
e. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding. Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan
dan konsultasi dibagi berdasarkan domisili tempat tinggal wilayah tempat wajib pajak terdaftar.
1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I WASKON I
Kepala seksi : Margono • Kelurahan Kampung Besar.
• Kelurahan Martubung.
• Kelurahan Sei Mati • Kelurahan Pekan Labuhan.
Universitas Sumatera Utara
• Kelurahan Tangkahan. • Kelurahan Nelayan Indah.
2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II WASKON II
Kepala seksi : La Ode Irfah Firdaus • Kelurahan Labuhan Deli
• Kelurahan Rengas Pulau I.
• Kelurahan Terjun. • Kelurahan Tanah 600.
• Kelurahan Paya Pasir. • Kelurahan Rengas Pulau II
• Mabar 200 Besar
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III WASKON III
Kasi : Martua Frisland Situmorang • Kelurahan Tanjung Mulia.
• Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. • Kelurahan Mabar.
Universitas Sumatera Utara
• Kelurahan Kota Bangun. • Kelurahan Titi Papan.
• Kelurahan Mabar Hilir.
4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV WASKON IV
Kepala seksi : Erwin Sianipar • Kelurahan Sicanang.
• Kelurahan Belawan Bahari. • Kelurahan Belawan Bahagia.
• Kelurahan Belawan I. • Kelurahan Belawan II.
• Kelurahan Bagan Deli.
Cat: Wajib Pajak bendaharawan Berada di Pengawasan Seksi Wakson IV ;
3.1.9. Account Resperentative AR
Account Resperentative AR merupakan petugas di Kantor Pajak , yang memantau keadaan wajib pajak sebagai penghubung dan tempat
konsultasi antara Wajib Pajak dengan Kantor Pelayanan Pajak.
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan Account Resperentative AR merupakan bentuk peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak. Wajib Pajak akan dilayani oleh Account
Resperentative AR yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin
keterbukaan.
Tugas Account Resperentative AR : a.
Melayani penyelesaian permohonan retisusi Pajak Pertambahan Nilai.
b. Melayani penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak
SMPKP
c. Melayani penyelesaian permohonan legalisasi ijn prinsip pembebasan
Pajak Penghasilan pasal 22 impor.
Jangka waktu penyelesaian : a.
- 2 bulan sejak saat diterimanya permohonan surat secara lengkap.
-
4 sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap
-
12 bulan sejak permohonan diterima secara lengkap.
b. 3 minggu sejak Surat Keterangan Pajak Lebih Bayar diterbitkan
atau 3 minggu sejak permohonan diterima secara lengkap.
c.
3 minggu sejak surat permohonan diterima secara lengkap.
d.
5 hari kerja sejak surat permohonan diterima secara lengkap. 3.1.10. Fungsional Pemeriksa dan Penilai
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama. dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional pemeriksa berkoordinasi
Universitas Sumatera Utara
dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI PKLM A. Ketentuan Umum
1. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 20 PJ2013 Pasal 15 “Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang melakukan penyerahan yang
dikenai Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, danatau tempat
kegiatan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak” Kewajiban pelaporan sendiri terkait pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM. Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan suatu usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib
Pajak Badan disamping kewajiban mendaftarkan diri , terdapat pula kewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP
sebelum menyerahkan penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak JKP bagi yang memenuhi sebgai Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan
Undang – Undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan atas Barang Mewah Sebagaimana Telah di Ubah
Universitas Sumatera Utara
dengan Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa Pengusaha adalah Orang Pribadi atau Badan yang dalam bentuk apapun dalam
kegiatan usaha atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Sedangkan yang di maksud Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Pasal 1 ayat 15 Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. Kewajiban Pengusaha Kena Pajak PKP
• Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
• Memungut Pajak Terutang. • Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar
dalam hal Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang; dan • Melaporkan pemungutan, penyetoran, dan perhitungan pajaknya
paling lambat akhir bulan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
B. Jangka Waktu Pelaporan Kegiatan Usaha
Batas waktu pelaporan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP adalah 1 satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. Namun demikian
Pengusaha dapat melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP sebelum saat usaha mulai dijalankan yaitu saat pendirian atau saat usaha nyata-nyata mulai
dijalankan. Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk
dikukuhkan sebagai PKP, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan paling sedikit 2
dua kali jumlah pajak dan denda paling tinggi 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
Wajib pajak tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak akan diterbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
secara Jabatan. 1.
Tempat Pelaporan Kegiatan Usaha Tempat Pelaporan Kegiatan Usaha
1.1 Tempat pelaporan kegiatan usaha pengusaha untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak adalah Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal kegiatan usaha Wajib
Pajak.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Bagi Pengusha Kena Pajak Pedagang Eceran orang pribadi yang tempat
tinggalnya tidak sama dengan tempat kegiatan usaha dilakukan dan Pengusaha Kena Pajak tersebut tidak melakukan kegiatan usaha apapun di
tempat tinggalnya, maka tempat terutangnya pajak adalah hanya di tempat kegiatan usaha dilakukan. Dengan demikian , secara administrative
terhadap Pengusaha Kena Pajak dimaksud hanya dikukuhkan di tempat kegiatan usaha dilakukan.
1.3 Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang ,
baik sebagai pusat maupun cabang perusahaan , maka pemindahan Barang Kena Pajak antar tempat tersebut dari pusat atau sebaliknya atau
penyerahan Barang kena Pajak antar cabang, termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak. Dengan demikian , perusahaan yang
mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak pada tempat-
tempat kegiatan usaha wajib pajak. 2.
Prosedur Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengusaha dapat dikukuhkan sebagai PKP apabila :
2.1 Pengusaha memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP atas kemauannya
sendiri 2.2
Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai PKP
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengusaha yang tidak memilih sebagai PKP tetapi sampai dengan satu
tahun pajak dalam satu tahun buku seluruh peredaran bruto telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha kecil.
3. Adapun mekanisme pengukuhan PKP adalah :
3.1 Pengusaha yang melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai
PKP wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan formulir pendaftaran ke KPP.
Formulir pendaftaran tersebut juga harus dilengkapi dengan lampiran- lampiran :
a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia, atau
fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS atau Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP bagi Warga Negara Asing, yang
dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; b.
Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
c. Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
b. Untuk Wajib Pajak badan:
a. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi
Wajib
Universitas Sumatera Utara
Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor
pusat bagi bentuk usaha tetap, yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau
fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung
jawab adalah Warga Negara Asing;
c. Dokumen izin usaha danatau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang; dan
d. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
c. Untuk Wajib Pajak badan bentuk kerja sama operasi Joint Operation:
a. Fotokopi Perjanjian KerjasamaAkta Pendirian sebagai bentuk kerja
sama operasi Joint Operation, yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang;
Universitas Sumatera Utara
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota
bentuk kerja sama operasi Joint Operation yang diwajibkan untuk memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak; c.
Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus
perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi Joint Operation, atau fotokopi paspor dalam hal penanggung jawab adalah orang Warga
Negara Asing; d.
Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan
e. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan dalam negeri maupun Wajib Pajak badan asing.
2.2 Kemudian petugas pendaftaran Wajib Pajak menerima formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data Wajib Pajak yang telah
ditanda tangani PKP atau kuasanya yang sah beserta lampirannya sekaligus memeriksa kelengkapan formulir permohonan pendaftaran
tersebut. 2.3 Lalu petugas KPP tersebut mengisi kolom-kolom pada formulir
permohonan pendaftaran dan perubahan data Wajib Pajak yang diisi oleh dinas dan meneliti adminisfiasi KPP untuk mengetahui apakah
PKP sudah terdaftar apa belum.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Merekam data PKP dari formulir permohonan pendaftaran dan
perubahan data Wajib Pajak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dan mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen LPAD
serta menyerahkan bukti Penerimaan Surat BPS kepada PKP setelah ditandatangani oleh petugas.
2.5 Mencetak Surat Tugas Pembuktian Alamat PKP, selanjutnya
diteruskan kepada Kepala Seksi TUP untuk ditandatangani. 2.6
Menerima dan merekam berita acara hasil pembuktian alamat pada komputer.
2.7 Mencetak Surat Keterangan Terdaftar, Surat Pengukuhan PKP, dan
kartu NPWP. Selanjutnya Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan PKP diteruskan kepada Kepala Seksi TUP untuk
ditandatangani, dalam hal alamat PKP terbukti benar. 2.8
Mencetak Surat Penolakan Pendaftaran PKP dan Pelaporan PKP, selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi TUP untuk
ditandatangani, dalam hal alamat PKP terbukti tidak benar. 2.9
Menyampaikan Surat Keterangan Terdaftar, Surat Pengukuhan PKP, dan kartu NPWP atau Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan
pelaporan PKP paling lama 3 hari kerja berikutnya setelah permohonan pendaftaran dan pelaporan sebagai PKP diterima secara
lengkap. 2.10
Mencantumkan NPWP yang diberikan diformulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak selanjutnya membuat
Universitas Sumatera Utara
berkas sementara PKP yang berisi dokumen pendaftaran PKP dan surat lainnya untuk diteruskan ke Sub-Seksi Ketetapan dan Arsip
TAPSIP. Dalam hal tertentu KPP dapat mengukuhkan PKP secara Jabatan. Yang
dimaksud dengan pengukuhan PKP secara jabatan adalah pengukuhan PKP yang dilakukan terhadap PKP yang telah memenuhi syarat untuk dukukuhkan sebagai
PKP tetapi tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan atau melaporkan usahanya berdasarkan data yang telah diperoleh dan dimiliki oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Adapun mekanisme pengukuhan PKP secara Jabatan :
• Petugas Pendaftaran Wajib Pajak pada KPP menerima data PKP yang telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan secara jabatan dari petugas
yang melaksanakan kegiatan ekstensifikasi, maupun dari Kantor Penyuluhan Pajak.
• Meneliti administrasi KPP untuk mengetahui apakah PKP sudah terdaftar atau belum dan kemudian mengisi formulir permohonan pendaftaran dan
perubahan data Wajib Pajak dari data yang diterima. • Menandatangani formulir permohonan dan perubahan data wajib pajak
yang diisi oleh dinas dalam hal pengukuhan PKP secara jabatan. • Merekam data PKP dari permohonan pendaftaran dan perubahan data
Wajib Pajak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan, mencetak
Universitas Sumatera Utara
Lembar Pengawasan Arus Dokumen LPAD untuk digabungkan dengan formulir pendaftaran.
• Dalam hal pengukuhan PKP, petugas merekam dan mengisi berita acara hasil pembuktian alamat dari data yang diterima.
• Mencetak Surat Keterangan Terdaftar, Kartu NPWP, dan atau surat pengukuhan PKP diteruskan kepada Kepala Sub Seksi Tata Usaha
Perpajakan TUP untuk ditandatangani. • Menyampaikan Surat keterangan Terdaftar, Kartu Nomor Pokok wajib
Pajak NPWP, dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak melalui pos tercatat, paling lama pada hari
kerja berikutnya. • Mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah diberikan di
formulir permohonan pendaftaran perubahan data Wajib Pajak dan selanjutnya membuat berkas sementara Wajib Pajak yang berisi dokumen
pendaftaran Pengusaha Kena Pajak dan surat lainnya untuk diteruskan ke Sub Seksi Ketetapan dan Arsip TAPSIP.
Universitas Sumatera Utara
dengan Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa Pengusaha adalah Orang Pribadi atau Badan yang dalam bentuk apapun dalam
kegiatan usaha atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Sedangkan yang di maksud Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Pasal 1 ayat 15 Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
3. Kewajiban Pengusaha Kena Pajak PKP
• Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
• Memungut Pajak Terutang. • Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar
dalam hal Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang; dan • Melaporkan pemungutan, penyetoran, dan perhitungan pajaknya
paling lambat akhir bulan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
C. Jangka Waktu Pelaporan Kegiatan Usaha