Pengertian Pajak Pertambahan Nilai Pengertian Pengusaha Kena Pajak Pengertian Faktur Pajak Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai 1 Subjek Pajak

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

2. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak menurut Resmi 2011:3, yaitu fungsi budgetfair sumber keuangan negara dan fungsi regularend Pengatur.

2.1 Fungsi Budgetfair Sumber Keuangan Negara

Pajak mempunyai fungsi budgetfair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak – banyakanya untuk kas negara.

2.2 Fungsi Regularend Pengatur

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan – tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai menurut Departmen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2010 : 7 adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertanbahan Nilai. Universitas Sumatera Utara

4. Pengertian Pengusaha Kena Pajak

Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Pasal 1 angka 15 Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

5. Pengertian Faktur Pajak

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena PajakJasa Kena Pajak atau bukti pungutan pajak karena impor barang kena pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Mardiasmo,2011 : 272 6. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai 6.1 Subjek Pajak Berdasarkan Pasal 4, pasal 16 C dan pasal 16 D Undang - Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 serta Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2012, subjek PPn dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Pengusaha Kena Pajak Termasuk dalam kelompok ini adalah pengusaha yang melakukan kegiatan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 1 huruf a yaitu menyerahkan Barang Kena Pajak, Pasal 4 ayat 1 huruf c yaitu menyerahkan Jasa Kena Pajak, dan Pasal 4 ayat 1 huruf f Universitas Sumatera Utara Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 yaitu mengekspor Barang Kena Pajak serta bentuk kerja sama operasi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012. Sedangkan Pengusaha Kena Pajak di rumuskan dalam Pasal 1 angka 15 Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 yaitu Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau ekspor Barang Kena Pajak. Berdasarkan memori penjelaan Pasal 4 ayat 1 huruf a dan huruf c Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “pengusaha” yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak dalam ketentuan ini meliputi, baik pengusaha yang telah di kukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak , maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu, ketika seseorang pengusaha atau suatu perusahaan menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, pada dasarnya sudah dapat dikenai Pajak Pertambahan Nilai tanpa menunggu pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Berbeda dengan ekspor Barang Kena Pjak, Dalam memori penjelasan Pasal 4 ayat 1 huruf f, ekspor Barang Kena Pajak dapat dikenai Pajak Pertambahan Nilai hanya apabila yang melakukan ekspor adalah pengusaha yang sudah di kukuhkan menjadi Pengusaha Universitas Sumatera Utara Kena Pajak, atas ekspor Barang Kena Pajak ini tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Pemahaman yang sama berlaku terhadap Pasal 4 ayat 1 huruf g dan huruf h. 2. Bukan Pengusaha Kena Pajak non PKP Pengusaha bukan Pengusaha Kena Pajak yang menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai meliputi pengusaha yang melakukan kegiatan dimaksud Pasal 4 ayat 1 huruf b, huruf d dan huruf e serta Pasal 16C Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984. Pengukuhan pengusaha ini sebagai atau menjadi Pengusaha Kena Pajak, bukan faktor yang menentukan statusnya sebgai subjek pajak. Sukardji : 2014 : 63

6.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai