Sejarah Waralaba Tinjauan Pustaka 1. Waralaba

22

c. Pengertian Franchisor dan Franchisee

Franchisor adalah pihak penjual Francshisepemberi waralaba. Franchisor dapat berupa badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan danatau menggunakan HAKI atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Franchisor bertugas memberikan outlet dan bahan baku serta menyediakan pelatihan operasional bisnis kepada pihak franchi- see. Dengan kata lain Franchisor membuat manual operasi sebagai panduan operasional secara detail bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi dalam menjalankan bisnis. Bagian-bagian yang tercantum dalam manual operasi berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, kehumasan, customer service, perawatan, dan sebagainya. Penyimpangan terhadap manual operasi akan mengaki- batan franchise kehilangan hak waralaba. Sedangkan Franchisee adalah penerima waralaba. Adalah pihak yang membeli franchise. Franchise dapat berupa badan usaha atau pero- rangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan danatau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba. Hak yang didapat oleh Franchisee adalah menerima outlet, peralatan atau inventaris usaha lengkap, distribusi bahan baku, pelatihan produksi, menerima transfer rahasia manajemen, lisensi penggunaan merek bisnis, serta hak konsultasi Sumarsono, 2009: 6. 23

d. Perjanjian Waralaba

Adapun Perjanjian Waralaba berdasarkan Peraturan Pemerintah No 42 Pasal 5 tahun 2007 tentang perjanjian waralaba, setidaknya memuat. 1. Nama dan alamat para pihak, 2. Jenis hak kekayaan intelektual, 3. Kegiatan usaha, 4. Hak dan kewajiban para pihak, 5. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan pemberi waralaba kepada penerima waralaba, 6. Wilayah usaha, 7. Jangka waktu perjanjian, 8. Tata cara pembayaran imbalan, 9. Kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris, 10. Penyelesaian sengketa, dan 11. Tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian Sumarsono, 2009: 98.

2. Konsep Pemasaran

Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran. Pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk penciptaan, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan lainnya, Kotler, 2009: 10. Sedangkan konsep pemasaran menurut Basu, 2005: 17, adalah pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pelaksanaan konsep pemasaran perusahaan harus berorientasi kepada konsumen. Dalam proses pemasaran terdapat lima langkah sederhana. Dalam empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk memahami konsumen,