Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis

c. Suspensi F.nucleatum ATCC 25586 UNAIR, Indonesia d. Media Mueller Hinton Agar Difco, USA e. NaCl 0,9 1 liter Kimia Farma, Indonesia

3.6.2 Alat Penelitian

a. Lemari pengering b. Kertas perkamen c. Aluminium foil 1 gulungan d. Blender Panasonic, Japan e. Perkolator f. Kapas Bio Panca, Indonesia g. Kertas saring Whatman no.42, England h. Vaccum Rotary Evaporator Heidolph VV 2000, Germany i. Erlenmeyer Pyrex, USA j. Destilator k. Lemari penyimpan petri l. Piring petri Pyrex, Japan m. Inkubator CO 2 Sanyo, Japan n. Autoklaf Tomy, Japan o. Electronic Balance Ohyo JP2 6000, Japan p. Vortexwhirli mixer Iwaki model TM 100, Japan q. Pipet mikro dan tipsGilson, France r. Kaca Pembesar Ootsuka ENV-CL, Japan s. Ose dan spiritus

3.7 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data

3.7.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis

Buah manggis diperoleh dengan cara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan sumber lain. Buah manggis diperoleh dari Pasar Buah Brastagi, Medan, Sumatera Utara dimana asal tumbuh Sibolangit dengan berat 1000 gram. Buah manggis dikeluarkan dan dibersihkan dari kotoran sehingga yang tersisa kulit buah manggis. Bahan baku berupa kulit buah manggis sebanyak 895 gram dibersihkan dari kotoran, dicuci bersih, lalu dipotong kira-kira setebal 0,3 mm dan dikeringkan di lemari pengering. Gambar 6. Buah manggis dikeluarkan dan dibersihkan dari kotoran Gambar 7. Kulit buah manggis diiris tipis Gambar 8. Kulit buah manggis yang telah diiris tipis dimasukkan ke lemari pengering Sampel yang telah kering kemudian diblender sampai menjadi serbuk simplisia dan diambil sebanyak 300 g yang diperkirakan cukup untuk membuat ekstrak kulit manggis pada pengujian efektivitas antibakteri. Serbuk simplisia kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan dimaserasi selama 3 jam dengan pelarut etanol 70. Diaduk sesekali dengan keadaan etanol cukup merendam sampel. Setelah 3 jam, simplisia diperkolasi dengan menggunakan perkolator yang ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam. Pada bagian ujung alat perkolator disumbat dengan kapas basah dan dilapisi kertas saring. Gam bar 9. Kulit buah manggis yang sudah kering dihaluskan Gambar 10. Simplisia dimaserasi dalam etanol 70 selama 3 jam Setelah 24 jam, bagian ujung perkolator yang juga disambungkan pada tabung untuk menampung cairan dapat dibuka dengan kecepatan tetesan ±20 tetesmenit. Sampel pada tabung perkolator tetap dijaga dalam kondisi terendam etanol selama dilakukan penampungan perkolat. Prosedur penampungan perkolat dilakukan sampai perkolat yang dihasilkan berwarna jernih. Gambar 11. Penampungan perkolat Semua perkolat digabung lalu diuapkan dengan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator pada tekanan 1 ATM dengan temperatur ≤ 50°C. Prosedur berikutnya dilakukan waterbath untuk memperoleh hasil akhir berupa ekstrak kental kulit buah manggis. Gambar 12. Penguapan perkolat dengan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator Gambar 13. Ekstrak kental kulit buah manggis

3.7.2 Pengenceran Bahan Coba

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

9 130 100

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 11

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 17