Uji t- statistik Uji F-statistik

44 Kemudiaan persamaan 3.7 dimasukkan ke dalam persamaan 3.6 akan menghasilkan kovarian matrik sebagai berikut: var[β OLS – β GLS ] = varβ OLS – varβ GLS = var q 3.8 Selanjutnya mengikuti kriteria Wald, uji Hausman ini akan mengikuti distribusi chi-squares sebagai berikut: m = q ’var q -1 q 3.9 dimana q = [β OLS – β GLS ] dan var q = varβ OLS - varβ GLS Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika menolak hipotesis nol yaitu ketika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed effect sedangkan sebaliknya bila gagal menolak hipotesis nol yaitu ketika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect.

3.8.3 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian a.

Koefisien Determinasi R- Square Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 10 ≤ R2 ≤1.

b. Uji t- statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipótesis sebagai berikut: 45 H : b i = b H a : b i ≠ b Dimana b i adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipótesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada variabel X terhadap Y. Bila nilai t- hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: � − ℎ����� = �� − � ��� dimana : bi = koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipótesis nol Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan : H0: β = 0 H diterima t-hitung t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependen. Ha: βi≠0 H diterima t-hitung t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependen. 46

c. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: H0 : b1 = b2= 0…………………………………... bk ≠ 0 tidak ada pengaruh Ha : b1 =b2 = 0………………………… …………i = 1ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Jika F- dihitung F-tabel maka H ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F- hitung dapat diperoleh dengan rumus: � − ℎ����� = �2 �−1 1−�2�−� Dimana: R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel Kriteria pengambilan keputusan: H : β1 = β2 = 0 Ho diterima F F-tabel artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H a : β1 ≠ β2 ≠ 0 Ha diterima F F-tabel artinya variabel independen secara simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Deskriptif Variabel 4.1.1 Perkembangan Kredit Kredit adalah suatu istilah yang diketahui secara umum sebagai peminjaman dana dan pengakusisan suatu produk atau jasa dengan pembayaran berangsur-angsur atau pengembalian dananya sesuai dengan kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Dengan kata lain dari pemberian kredit unsur kepercayaan tidak terbatas kepada penerima kredit, tetapi terjaganya kepercayaan akan kejujuran dan kemampuan dalam mengembalikan pinjaman tepat pada waktunyalah yang diharapkan dari sipemberi kredit. Dengan kata lain seseorang atau perusahaan yang akan menentukan kredit harus mempunyai kredibilitas, atau kelayakan seseorang untuk menerima kredit tersebut. Namun definisi tersebut terus berkembang mengikuti arus kebutuhan pembayaran yang semakin kompleks yang diikuti dengan sistem keuangan yang termodrenisasi. Di Indonesia sendiri perkembangan kredit sangat pesat, hal ini dikarenakan Indonesia yang sedang peralihan menuju sistem ekonomi industri yang menuntut tersedianya modal yang cukup untuk berkembang dan menciptakan inovasi sehingga mampu bersaing dipasar. Perkembangan kredit di Indonesia selain dilatarbelakangi karena peralihan menuju sistem ekonomi industri, juga dipengaruhi oleh pertubuhan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan yang semakin beragam dari masyarakat. Sehingga banyak produk kredit yang ditawarkan perbankan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tanpa batas dari masyarakat Indonesia.