Dialog Mengamati Makna Persekutuan Umat

150 Buku Guru Kelas XI SMASMK Ia mengatakan ada dua alasan untuk terus mengembangkan komunitas basisi. Pertama karena Keuskupan Pangkalpinang melayani wilayah yang terdiri atas beberapa pulau. Kedua, umat Katolik tinggal berjauhan, bahkan ada yang tinggal di pulau kecil yang sama sekali tidak terhubungkan dengan paroki terdekat.“KBG memungkinkan umat Katolik membangun semangat persaudaraan di antara mereka dan juga dengan pengikut agama lain. Melalui KBG, orang-orang yang punya jiwa melayani bisa tampil,” katanya. Kevikepan Bangka-Belitung sudah memulai komunitas basis sejak tahun 1995 dan dijadikan prioritas pada sinode tahun 2000. Dalam homili pada penutupan sinode, Mgr Hilarius mengatakan pemberdayaan komunitas basis merupakan perwujudan dari Gereja partisipatif di Kevikepan tersebut.“KBG bisa diartikan sebagai persatuan antara Umat Tuhan yang selalu melihat Kristus sebagai pusat dari segala sesuatu dan yang melanjutkan misi Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari,” kata Uskup. KBG merupakan kelompok orang Kristen di tingkat keluarga atau tetangga, yang datang dan berkumpul bersama untuk berdoa, membaca Kitab Suci, katekese, serta diskusi tentang masalah keseharian manusia dan gereja dengan tujuan untuk tercapai komitmen bersama.” ucanews. com

3. Pendalaman Cerita

• Setelah peserta didik menyimak artikel atau berita tersebut, guru mengajak para peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk dibahas lebih mendalam. Pertanyaan yang muncul sebagai berikut. a. Apa makna KBG,? b. Apa hubungan KBG dengan Persekutuan Umat? c. Apa fungsi KBG? Langkah Kedua: Menggali Ajaran Kitab Suci tentang Persekutuan Umat Komunitas Basis Gerejani

1. Mengamati Teks-Teks Kitab Suci Tentang Persekutuan Umat

• Guru mengajak peserta didik untuk mencari teks-teks Kitab Suci Perjanjian Baru yang membicarakan tentang persekutuan umat. • Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak salah satu teks Kitab Suci berikut ini misalnya 151 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kisah Para Rasul 4:32-37 32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

2. Diskusi Kelompok

• Setelah menyimak teks Kitab Suci, guru mengajak para peserta didik untuk mendalami lewat diskusi kelompok, pesan Kitab Suci dengan pertanyaan- pertanyaan, seperti beikut. a. Apa makna persekutuan menurut Kitab Suci,? b. Apa ciri-ciri persekutuan umat? c. Apa fungsi persekutuan umat? d. Apa kaitan pesesekutuan umat dalam Kitab Suci dengan Komunitas Basis Gere- jani yang sedang dikembangkan di Gereja Indonesia?

3. Melaporkan Hasil Diskusi

• Setelah berdiskusi, guru mempersilakan wakil-wakil kelompok untuk melaporkan hasil diskusi, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi atau menanyakan apabila dirasakan perlu.

4. Penjelasan

Setelah semua kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya, guru memberikan penjelasan.