PENYAJIAN DATA Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

43

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data dari hasil pengamatan dan penelitian yang diperoleh melalui proses wawancara tentang Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan informan, data-data tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan dari informan mengenai permasalahan yang diteliti. Penyajian data identitas informan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian nantinya, informan dalam penelitian ini terdiri dari dua katagori yaitu informan kunci dan informan utama. Setelah penulis kelapangan diperoleh informan sebagai berikut: 1. informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang di perlukan yaitu kepala desa dolok hataran. 2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalampelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan yaitu masyarakat yang terlibat didalamnya. 4.1 Identitas Informan Tabel 4.1 Karakteristik informan penelitian menurut jenis kelamin NO Jenis Kelamin Frekuensi Presentase 44 1 Laki-Laki 5 50 2 Perempuan 5 50 Jumlah 10 100 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Tabel diatas menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki- laki sebanyak 5 orang dengan presentasi 50 dan perempuan sebanyak 5 orang dengan presentasi 50. Tabel 4.2Karakteristik informan penelitian menurut usia NO Usia Frekuensi Presentase 1 21 Tahun - 30 Tahun 4 40 2 31 Tahun – 40 Tahun 2 20 3 41 Tahun – 50 Tahun 2 20 4 51 Tahun – 60 Tahun 2 20 5 60 Tahun Jumlah 10 100 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Tabel diatas menunjukkan identitas informan berdasarkan usia yaitu pada usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 4 orang dengan presentase 40 , usia 31 sampai 40 tahun sebanyak 2 orang dengan presentasi 20 , usia 41 sampai 50 tahun sebanyak 2 orang dengan 45 presentasi 20 , usia 51 sampai 60 tahun sebanyak 2 orang dengan prekuensi 20 dan usia yang lebih dari 60 tahun tidak ada. Tabel 4.3 Karakteristik informan mnurut tingkat pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentasi 1 SMA atau Sederajat 5 50 2 S-1 3 30 3 S-2 2 20 Jumlah 10 100 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Tabel diatas menunjukkan identitas informan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu untuk SMA atau sederajat sebanyak 5 orang dengan presentase 50 , untuk S-1 sebanyak 3 orang dengan presentase 30 , dan untuk S-2 sebanyak 2 orang dengan presentase 20. 4.2 Penyajian Data Hasil Wawancara Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan wawancara dengan beberapa informan, maka dapat diperoleh beberapa informasi tentang beberapa faktor yang menjadi fokus dalam Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, antara lain: 4.2.1 Komunikasi Suatu keberhasilan dari implementasi kebijakan atau program dapat terwujud apabila komunikasi yang dijalani antara implementor dengan implementor kepada masyarakat berjalan dengan baik dan jelas. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk 46 menghindari kurangnya kejelasan dalam perintah-perintah implenentasi dan tumpang tindih makna. Sosialisai merupakan tahapan pertama kegiatan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dimana pada tahap ini masyarakat, khususnya masyarakat miskin, diberikan pemahaman bahwa mereka dapat bangkit dari kemiskinan melalui program kegiatan pembangunan PNPM Mandiri Perkotaan. Sosilalisasi dilakukukan dengan mengumpulkan warga Dolok Hataran memberikan penjelasan tentang program kegiatan pembangunan. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antara tim pelaksana dengan masyarakatsetempat, berikut kutipan jawaban wawancara: “Komunikasi baik dengan masyarakat setempat hanya saja tidak bertemu setiap hari karena bersifat relawan, mereka pun mempunyai pekerjaannya masing- masing” Dalam wawancara ini diperkuat dengan wawancara pada ibu fitri selaku konsultan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan di desa dolok hataran kecamatan siantar kabupaten simalungun “Dalam sosialisasi kami selalu mengadakan rapat rutin yang dilaksanakan minimal sebulan dua kali, akan tetapi jika sedang ada kegiatan maka rapat bisa jadi dilaksanakan seminggu dua kali, dirapat rutin itulah yang dibahas mengenai kegiatan seperti apa, kendala-kendala, apa yang akan dilakukan kedepan itu yang akan di bahas dalam rapat rutin tersebut untuk laporan sekretarisnya” Pada wawancara tersebut telah jelas bahwa komunikasi dilakukan dengan baik terhadap masyarakat desa dolok hataran ini. 47 4.2.2Sumber Daya Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif, tanpa sumberdaya kebijakan hanya tinggal diatas kertas saja bukan merupakan kebijakan yang samadilakukan dalam praktek. Sumberdaya yang dimaksud yaaitu sumberdaya manusia SDM sarana dan prasaranaa dan wewenang dalam implementasi kebijakan. Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan program. Untuk mengetahui mengenai sumberdaya manusia yang terlibat penulis mengajukan pertanyaan mengenai jumlah dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan. Berikut kutipan jawaban wawancara: “yang membuat pembangunan kayak parit ya orang yang ahli dalam bidangnya” Wawancara diperkuat lagi dengan ibu fitri tentang fasilitas-fasilitas pendukung terlaksananya program PNPM ini. “Fasilitas yang diberi seperticomputer, printer, meja, kursi itu adaKantor LKM berada di kantor kelurahan yang digunakan untuk membagikan informasi informasi kepada masyarakat, di depan ada papan pengumuman, disitu biasanya kita tempelkan pengumuman-pengumuman, disini juga kita adakan rembug warga.” 4.2.3 Disposisi Disposisi merupakan sikap dari implementor yaitu karakteristik yang menempel erat pada pelaksana, implementor tidak hanya harus tahu mengenai apa yang akan dikerjakan dan memiliki kapasitas tetapi mesti mesti berkehendak untuk melakukan suatu kebijakan. 48 Untuk mengetahui disposisi pelaksanaan safeguard lingkungan dalam pelaksanaan implementasi program nasional perberdayaan masyarakat mandiri perkotaan maka penulis mengajukan pertanyaan kepada pelaksana lingkungan dan sosial,Masyarakat Dolok Hataran yang merupakan objek dan juga sebagai pelaksana program sangat antusias dengan adanya program ini, seperti yang disampaikan oleh warga setempat yang mengatakan : “Ibu sangat bersyukur dengan adanya kegiatan pembangunan jadi tidak pernah lagi ada jalan yang rusak, kalau pergi ke kota menghemat waktu saya, Ya sangat membantu lah dalam aktivitas sehari-hari”. Senada dengan yang disampaikan oleh koordinator BKM yang menyampaikan: “kita sebagai BKM merasa program ini sangat membantu , khususnya masyarakat yang selama ini berjualan keliling. Kita berusaha agar melalui program ini kesejahteraan masyarakat bisa terangkat” 4.2.4 Struktur birokrasi Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering atau dominan menjadi pelaksana kebijakan. Apabila para pelaksana kebijakan telah mengetahui apa yang dilakukan dan mempunyai cukup keinginan serta sumber sumber untuk melakukannya, tetapi dalam pelaksanaanya masih terhambat oleh struktur struktur organisasi maka tujuan dari kebijakan tidak akan tercapai. Struktur birokrasi adalah karakteristik, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam bahan-bahan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyatadengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan. Menurut Edward Struktur Birokrasi terdapat 2 dua karakteristik dari birokrasi, yakni 49 posedur-prosedur kerja atau ukuran ukuran dasar yang sering disebut sebagai Standart Operating Procedures SOP dan Fragmentasi. SOP merupakan Salah satu dari aspek struktur paling mendasar dari struktur birokrasi, SOP ini menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Fragmentasi merupakan pembagian tanggung jawab untuk sebuah bidang kebijakan antar unit- unit organisasional.Dalam implementasi program kegiatan pembangunan ini maka penulis mengamatikoordinasi antara aparatur kelurahan, BKM serta UPK. Berdasarkan jawaban kutipan wawancara dengn kepala lurah dolok hataran yaitu: “Sayamemberikan dukungan pelaksanaan program melalui keikutsertaaan dalam memantu sosialisasi, dan memfasilitasi pertemuan antara masyarakat dengan Tim Fasilitator”. Berdasarkan obesevasi penulis, semua unit organisasi yang berkaitan dengan Program kegiatan pembangunan ini,memiliki peran masing masing. Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM memiliki peran dalam mengkoordinir pelaksanaan program. Unit Pengelola Keuangan merupakan organisasi pengelola keuangan pembangunan serta berperan dalam Pembiayaan kegiatan pembangunan. Berdasarkan jawaban kutipan wawancara dengan Unit Pengelola Keuangan UPK dolok hataran yaitu: “ Untuk pencairan dana, BKM membuka Rekening Bank dengan specimen yang ditanda tangani oleh 3 orang anggota BKM di Bank BSM Cabang Pematang Siantar.serta pembiayaan kegiatan yang tercantum dalam PJM Pronangkis dialokasikan sejumlah Rp282.576.000,- dengan komposisi swadaya sebesar Rp 59.572.000,- BLM P2KP sebesar Rp 225.000.000,- APBD sebesar Rp 9.900.000,- dan kontribusi pihak-pihak lain kelompok peduli sebesar Rp.0,-“. 50 4.2.5 Perubahan Yang Terjadi di Masyarakat Setelah Adanya Program Ketika sebuah kebijakan dijalankan maka akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat. Maka penulis ingin melihat dampak yang terjadi setelah adanya program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan. Berdasarkan hasil observasi penulis, terdapat beberapa perubahan yang terjadi seperti peningkatan pendapatan, selain itu Pembangunan infrastruktur juga meningkatkan pelayanan pemerintahan, mendorong perkembangan ekonomi wilayah dan menggerakkan kegiatan ekonomi rakyat di suatu kawasan dan sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan, juga mempercepat kemajuan ekonomi perkotaan. Dampak pembangunan juga memberikan akses bagi masyarakat perkotaan dapat dilihat dengan terciptakan lapangan kerja, lancarnya arus barang dan jasa, serta tersedianya bahan pangan dan bahan pokok lainnya. seperti yang disampaikan oleh warga setempat yang mengatakan : “ya syukur alhamdulillah setelah adanya kegiatan prmbangunan pembesaran parit jadi tidak pernah lagi banjir, jika meninggalkan rumah kalau pergi sudah tenang “ 4.2.6 Permasalahan Dalam Implementasi Program Kegiatan Pembangunan Dalam pelaksanaan program kegiatan pembangunan ini mengalami berbagai permasalahan, seperti masalah dana yang masih minim dan waktu yang kurang dalam pelaksanaan pembangunan yang kurang baik, sehingga mengakibatkan tidak maksimalnya pelaksanaan program kegiatan pembangunan ini. Selain permasalahan ini terdapat juga permasalahan dari masyarakat itu sendiri seperti adanya Persepsi negatif masyarakat akan adanya Penurunan kualitas udara akibat kegiatan pembangunan jalan pada umumnya berasal dari tahap konstruksi dan kegiatan 51 lalu lintas kendaraan pada tahap operasi. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan pada kegiatan pembangunan jalan terutama berasala dari kegiatan konstruksi, seperti yang disampaikan oleh warga setempat yang mengatakan : “Potensi dampak ini perlu diperhatikan karena inti dari pembangunan jalan adalah mengubah muka bumi yang sangat tidak seragam. Apabila ada gangguan darii kegiatan konstruksi maka terdapat kemungkinan dampak erosi akan timbul”. 52

BAB V ANALISIS DATA

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 10

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 30

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 4

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 2