Konsumen Kentang Saluran Pemasaran Kentang

commit to user 56 Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa umur pedagang pengecer kentang tergolong dalam usia produktif antara 33-48 tahun. Seluruh responden pedagang pengecer telah mengikuti pendidikan formal. Tingkat pendidikan sebagian besar pedagang pengecer adalah tamatan SD sebanyak 4 pedagang atau 80 . Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pedagang pengecer dalam membaca informasi pasar. Informasi pasar sangat berguna bagi pedagang pengecer terutama informasi harga kentang karena akan mempengaruhi besar kecilnya volume pembelian kentang dari padagang pengumpul desa. Lama usaha berdagang pada responden pedagang pengecer kentang yaitu lebih dari 5 tahun. Selama menjalankan usahanya beberapa pedagang pengecer telah melakukan perpindahan tempat dagang. Pedagang pengecer yang pada mulanya hanya memasarkan kentangnya di pasar desa beralih ke pasar daerah dengan alasan semakin banyaknya pedagang di pasar desa menyebabkan persaingan semakin bertambah sehingga pendapatan yang diperoleh pedagang pengecer semakin berkurang.

3. Konsumen Kentang

Konsumen kentang adalah orang-orang yang membeli kentang untuk dikonsumsi sendiri atau menjualnya kembali dalam bentuk makanan olahan. Akan tetapi, dalam penelitian ini pedagang luar kota dianggap sebagai konsumen. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan lokasi penelitian dan transaksi pembelian dan penjualan kentang yang dilakukan oleh pedagang luar kota berlangsung di luar Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan hasil penelitian, untuk konsumen dalam Kabupaten Wonosobo kentang dikonsumsi dalam skala rumah tangga. Biasanya volume pembeliannya dalam jumlah kecil berkisar antara 1-5 kg. Konsumen akhir kentang pada saluran I dan II adalah konsumen luar Kabupaten Wonosobo atau pedagang luar kota. Sedangkan konsumen pada saluran III adalah konsumen dalam Kabupeten Wonosobo. commit to user 57

4. Saluran Pemasaran Kentang

Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga pemasaran yang mempunyai kegiatan meyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Adanya pola saluran pemasaran ini akan mempengaruhi besar kecilnya biaya pemasaran serta besar kecilnya harga yang dibayarkan oleh konsumen. Pola saluran pemasaran kentang dapat diketahui dengan cara mengikuti arus pemasaran kentang mulai dari petani hingga sampai kepada konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui pola pemasaran kentang di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Gambar 2. Pola Saluran Pemasaran Kentang Di Kabupaten Wonosobo Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka pemasaran kentang di Kabupaten Wonosobo terdapat tiga pola saluran pemasaran, yaitu: 1. Pola saluran pemasaran I Petani ® Pedagang Pengumpul Kecamatan ® Pedagang Luar Kota 2. Pola saluran pemasaran II Petani ® Pedagang Pengumpul Desa ® Pedagang Luar Kota 3. Pola saluran pemasaran III Petani ® Pedagang Pengumpul Desa ® Pedagang Pengecer ® Konsumen Petani Kentang Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Luar Kota Pedagang Pengecer Konsumen I II III commit to user 58 Kegiatan pemasaran kentang di ketiga saluran pemasaran yang ada melibatkan lembaga pemasaran. Pada saluran pemasaran I, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kentang adalah pedagang pengumpul kecamatan. Pada saluran pemasaran II, lembaga pemasaran yang berperan adalah pedagang pengumpul desa dan pada saluran pemasaran III melibatkan pedagang pengumpul desa dan pedagang pengecer sebagai lembaga pemasaran. Adapun jumlah petani berdasarkan saluran pemasaran kentang yang digunakan dalam mendistribusikan kentang dapat dilihat pada Tabel 22 berikut: Tabel 22. Jenis Saluran Pemasaran dan Jumlah Petani Responden di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo No Saluran Pemasaran Jumlah Petani Persentase 1 Saluran I 45 75,00 2 Saluran II 11 18,33 3 Saluran III 4 6,67 Jumlah 60 100,00 Sumber : Analisis Data Primer, 2010 Tabel 22 menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang paling banyak digunakan petani adalah saluran pemasaran I yaitu sebanyak 45 petani 75 dimana petani langsung menjual kentangnya kepada pedagang pengumpul kecamatan yang akan dijual ke pedagang kentang di luar kota. Alasan petani lebih memilih saluran pemasaran I karena proses penjualan kentang dianggap lebih mudah, baik dalam proses pembelian maupun masalah pembayaran terutama oleh petani yang memproduksi kentang dalam jumlah besar dan pedagang pengumpul kecamatan dapat menyerap kentang dalam jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan lembaga pemasaran yang lainnya. Sedangkan alasan petani memilih saluran pemasaran II dan III lebih pada kesesuaian harga yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul desa dan alasan kepercayaan.

5. Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran Kentang