Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Rasio Hutang (Leverage) Terhadap Perubahan Laba

(1)

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN

RASIO HUTANG (LEVERAGE) TERHADAP

PERUBAHAN LABA

(Studi Kasus Pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009)

The Influence Of Inventory Turnover And

Leverage Ratio To income changes

(Case Study In PT Aqua Golden Missisippi Tbk Year 2003-2009)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1 Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Hary Budy Purwanto NIM : 21207039

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ABSTRAK

Hary Budy Purwanto “Pengaruh Perputaran Persediaan dan Rasio Hutang

(Leverage) Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M.Si

Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini adalah adanya perputaran persediaan yang tidak terkontrol dengan baik, serta rasio hutang (leverage) yang kurang stabil merupakan penyebab perolehan laba yang cenderung menurun pada Tahun 2003 - 2009. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Perkembangan perputaran persediaan, rasio hutang dan perubahan laba, (2) Pengaruh perputaran persediaan, rasio hutang terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan asumsi klasik seperti: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisiensi determinasi, secara parsial. Pengujian hipotesisnya menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi perkembangan perputaran persediaan pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Kondisi perkembangan rasio hutang pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung turun. Kondisi perkembangan perubahan laba pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Kesimpulan dari hasil analisis statistik tersebut adalah perputaran persediaan dan rasio hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap perubahan laba.


(3)

ABSTRACT

Hary Budy Purwanto "The Influence Of Inventory Turnover and Leverage Ratio To Income Changes (Case Study in PT Aqua Golden Mississippi Tbk Year 2003-2009)", under supervision by Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M. Si

Phenomena occurring in this research is the inventory turnover is not well controlled, as well as the debt ratio (leverage) the less stable is the cause of the declining profitability in the year 2003 to 2009. The purpose of this research is to determine: (1) The development of inventory turnover, ratio leverage and changes income, (2) Effect of inventory turnover, ratio leverage to changes income in PT Aqua Golden Mississippi Tbk years 2003-2009 eitherpartially.

The research method used is descriptive method with qualitative approaches. The test statistic used is the calculation of the classical assumptions such as normality test, test multicollinearity, heteroskedastisitas test, autocorrelation test, multiple linear regression analysis, correlation analysis, coefficient of determination, partially. Testing the hypothesis using a t test to test the partial significance level of 5% by using SPSS 18 for windows.

The results of this study indicate the condition of the development of inventory turnover in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tend to rise. Condition developments ratio leverage in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tends to fall. Conditions developmental changes income in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tend to rise. The conclusion from the results of statistical analysis are inventory turnover and ratio leverage effect is not significant to changes income.


(4)

vii

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat kepada Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi serta berkat dari dorongan do’a dan restu keluarga. Berkat rahmat dan kebesaran-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang judul “PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO HUTANG (LEVERAGE) TERHADAP PERUBAHAN LABA (STUDI KASUS PADAPT AQUA GOLDEN MISSISIPPI TBK TAHUN 2003 -2009)”. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh jenjang sarjana S1, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak masukan dan dukungan dari berbagai pihak terutama pembimbing yaitu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku dosen pembimbing dalam menyusun skripsi ini, dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan serta nasihat yang diberikan selama proses bimbingan hingga selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, guna


(5)

viii

meningkatkan mutu dan kualitas skripsi ini demi perbaikan penulis di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Windi Novianti SE., MM., selaku Koordinator sidang skripsi Program Studi Manajemen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty M.Si., selaku Dosen Wali MN-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 6. Bapak Bambang Susanto, SE., M.Si., selaku dosen spesialisasi keuangan

yang telah memberikan saran-sarannya atas skripsi ini.

7. Bapak Iyan Andriyana ST., M.Si saya ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu saya dalam menyempurnakan skripsi ini.

8. Seluruh staf sekretariat (Teh Maya dan Teh Hanna) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia


(6)

ix

9. Staf Capital Market Center YPKP, Mbak Mia yang telah memberi bantuan dalam memberikan data dan informasi untuk keperluan skripsi ini. 10.Keluarga yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, serta dorongannya yang sangat berharga terutama papah dan mamah yang memberikan dukungan baik moral maupun materi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

11.Kepada kakakku tersayang Hani Widiastuti S.Kom terima kasih atas semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Para sahabatku Bobby, Ade Irman, Niko Karter, Yanti Febriyanti, Iffan, Novilia Lestari, Meli Apriliani, Icha, Riani, Dede, Andika, yang selalu menemani disaat suka maupun duka dan selalu memberikan semangat,

bantuan serta do’a-Nya selama menyelesaikan skripsi ini.

13.Para angkatan kakak kelasku khususnya Kang Asep, Kang Giri, Kang Aji dan Teh Ria yang selalu bersama-sama pada saat menunggu bimbingan, walaupun lelah menunggu tetapi harus tetap bersabar dan selalu semangat. 14.Semua teman-temanku kelas MN-1 dan khususnya anak-anak spesialisasi

keuangan angkatan Tahun 2007 yang belum bisa lulus tahun ini tetap semangat, semoga semester depan bisa cepat lulus. Amin.

15.Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.

Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(7)

x

Penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2011 Penulis

Hary Budy Purwanto 21207039


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dapat terwujud.

Perkembangan dunia industri sekarang kian pesat, salah satunya di industri minuman dalam kemasan yang terbukti dengan banyaknya produk minuman dalam kemasan yang ditawarkan produsen ke pasar. Perkembangan ini disebabkan mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan kepraktisan minuman dalam kemasan dan keinginan masyarakat untuk menikmati rasa-rasa yang berbeda yang ditawarkan produsen minuman dalam kemasan kepada masyarakat. Karena banyaknya produk yang ditawarkan produsen kepada masyarakat maka persaingan di dalam industri ini pun semakin tajam. Akibat dari persaingan yang semakin tajam ini produsen dituntut untuk melahirkan inovasi-inovasi produk baru yang berbeda dari pesaing-pesaingnya untuk merebut minat konsumen dan menguasai pasar.

Sebuah inovasi menghasilkan produk dan setiap produk yang tercipta diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Setelah perusahaan menghasilkan produk, pada tahap berikutnya perusahaan melakukan penetapan harga dan setelah itu tiba saatnya perusahaan harus menjual produknya ke pasar.


(9)

2

Produk yang diciptakan tadi perlu untuk didistribusikan agar konsumen dapat menikmati dan mengkonsumsi produk tersebut. Manajemen sebagai pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab atas kinerja perusahaan akan berusaha untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan.

Mengingat kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan, maka tentunya sangat mempengaruhi pula pada kondisi laba perusahaan itu sendiri. Laba usaha perusahaan aqua yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang seharusnya naik, justru sebaliknya mengalami penurunan. Penjelasan tentang perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003–2009 dapat dilihat pada table 1.1 di bawah ini

Tabel 1.1

Perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage)terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk yang go public Tahun 2003-2009

Tahun Perputaran Persediaan (X) DER (%) Laba (Rp)

2003 124,10 91 62.071

2004 50,79 87 91.640

2005 59,94 78 64.350

2006 66,05 77 48.854

2007 74,21 74 65.913

2008 83,90 71 82.337

2009 113,51 73 95.913

Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Missisippi Tbk (data yang telah diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa pada Tahun 2005 perputaran persediaan yang diikuti dengan rasio hutang (leverage) dapat mengkibatkan penurunan laba. Ini berarti perputaran persediaan yang tidak terlalu besar tidak mampu untuk menghasilkan perolehan laba yang optimal, dan disertai dengan pengaruh rasio hutang (leverage) pula perusahaan pun tetap tidak mampu untuk menghasilkan


(10)

3

perolehan laba yang optimal. Hal ini jelas bertolak belakang dengan teori yang ada, bahwa perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) mempunyai pengaruh yang positif terhadap perubahan laba artinya berbanding lurus antara perputaran persediaan, rasio hutang (leverage) dan perubahan laba. Penurunan perolehan laba disebabkan karena terlalu banyak biaya-biaya pengeluaran yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk air minum aqua sehingga harga jual akan berdampak pada pengaruh harga jual suatu produk air minum aqua sehingga pada akhirnya volume penjualan produk air minum aqua pun menjadi berkurang. Hasil dari kapasitas volume penjualan akan berpengaruh terhadap volume produksi produk tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi yang akan ditetapkan oleh perusahaan.

Pada Tahun 2005 perolehan laba perusahaan aqua mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp 64.350 artinya perolehan laba lebih sedikit dibandingkan dengan kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan. Berdasarkan dari hubungan elemen-elemen aktiva di satu pihak dengan elemen-elemen pasiva di lain pihak, akan dapat memperoleh banyak gambaran tentang keadaan finansil suatu perusahaan. Masalah investasi dalam inventory

merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam

inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar


(11)

4

dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan, biaya asuransi, pajak dari persediaan yang ada dalam gudang dan pemeliharaan digudang atau biaya sewa ruangan gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan full capacity, berarti bahwa capital asset dan

direct labor tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya.

Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Semakin tinggi turnover-nya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam inventory, sehingga dalam memenuhi

volume sales atau cost of goods sold tertentu dengan naiknya turnover-nya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Apa bila modal asing yang digunakan untuk membelanjai inventory tersebut modal asing, maka kenaikan perputaran persediaan akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang digunakan modal sendiri, maka kelebihan modal tersebut diinvestasikan pada aktiva lainnya yang lebih efisien.

Setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu


(12)

5

dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan. Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yang mempunyai masa pemanfaatan jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Atas penggunaan aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap yaitu biaya tetap atau fixed cost. Disamping itu dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan bebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan tentunya. Sumber-sumber dana dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman. Masalah leverage timbul karena perusahaan menggunakan hutang yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap. Dengan demikian leverage

adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana penggunaannya tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Jika modal berasal dari modal pinjaman, terkadang lebih berisiko dan sulit untuk memperolehnya karena diperlukannya syarat-syarat tertentu yang transparan. Disamping itu, kelemahannya adalah perusahaan (debitur) dibebani pembayaran angsuran atau cicilan (pokok pinjaman dan bunga) dan biaya lainnya seperti biaya administrasi, biaya provisi dan komisi. Dalam kegiatan perusahaan rasio hutang (leverage) digunakan untuk memenuhi komponen kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi seperti penyusutan, utang dagang, biaya gaji karyawan, utang pajak dan biaya yang masih harus dibayarkan. Oleh sebab itu kondisi perolehan laba mengalami ketidakstabilan sehingga menyebabkan fluktuasi harga dan dalam


(13)

6

tampilan laporan keuangan yang dipublikasikan tampak adanya perubahan laba perusahaan yang mengalami fluktuasi tajam. Penyebab masalah yang terjadi tersebut diduga karena perolehan keuntungan yang dimiliki oleh PT Aqua Golden Missisippi Tbk kurang stabil, sehingga menyebabkan kurangnya sumber daya untuk membiayai usahanya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) yang diprediksi mempengaruhi perubahan laba. Maka penulis akan menuangkannya dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan dan Rasio Hutang (Leverage) Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009)”.


(14)

7

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan, biaya asuransi, pajak dari persediaan yang ada dalam gudang dan pemeliharaan digudang atau biaya sewa ruangan gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. 2. Modal berasal dari modal pinjaman, terkadang lebih berisiko dan sulit

untuk memperolehnya karena diperlukannya syarat-syarat tertentu yang transparan sehingga kelemahannya adalah perusahaan (debitur) dibebani pembayaran angsuran atau cicilan (pokok pinjaman dan bunga) dan biaya lainnya seperti biaya administrasi, biaya provisi dan komisi.

3. Pada Tahun 2005 laba perusahaan menurun dikarenakan banyak biaya-biaya pengeluaran yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk air minum aqua sehingga harga jual akan berdampak pada pengaruh harga jual suatu produk air minum aqua sehingga pada akhirnya volume penjualan produk air minum aqua pun menjadi berkurang.

4. Setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang


(15)

8

diperlukan. Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yang mempunyai masa pemanfaatan jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Atas penggunaan aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap yaitu biaya tetap atau fixed cost.


(16)

9

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian di atas maka penyusun membatasi pembahasannya pada masalah:

1. Bagaimana perkembangan perputaran persediaan yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

2. Bagaimana perkembangan rasio hutang (leverage) yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

3. Bagaimana perkembangan perubahan laba yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

4. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dari objek penelitian mengenai perkembangan perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.


(17)

10

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan identifikasi di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk :

1. Untuk mengetahui perkembangan perputaran persediaan yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

2. Untuk mengetahui perkembangan rasio hutang (leverage) yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

3. Untuk mengetahui perkembangan perubahan laba yang ada pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

4. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas dasar pemikiran bagi permasalahan yang dibahas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi penulis, perusahaan maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kegunaan penelitian ada dua yaitu kegunaan praktis dan kegunaan akademis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi perusahaan

Bagi perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang


(18)

11

diperoleh dari hasil analisis tentang pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba.

b. Bagi karyawan

Bagi karyawan perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil penelitian ini khususnya bagian keuangan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai cara-cara menganalisis khususnya dalam pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a. Bagi pengembangan ilmu

Dalam hubungan dengan ilmu manajemen diharapkan dapat bermanfaat dan bernilai guna dalam mendukung ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan, sehingga ilmu manajemen dapat selalu berkembang.

b. Bagi peneliti lain

Dalam hubungan dengan peneliti lain semoga penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji bidang yang sama, dan diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.


(19)

12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Capital Market Center

Universitas Sangga Buana YPKP Jalan PH Hasan Mustopa no. 68 telefon (022) 7108257 Bandung. Selain itu pengambilan data di peroleh juga melalui situs http://www.idx.co.id dan http://www.ecfin.co.id.

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jadwal Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Survei :

a. Persiapan judul b. Persiapan teori c. Pengajuan judul

penelitian d. Menentukan

tempat penelitian

2 Usulan Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data 5

Penyusunan Laporan Penelitian


(20)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat mengetahui efesiensi biaya yang berguna untuk memperoleh laba yang besar.

Menurut Kasmir (2010:180) menerangkan bahwa :

“Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:308) perputaran persediaan adalah : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu berubah-ubah.


(21)

14

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan Rata-rata persediaan

Hari dalam perputaran = 360 Perputaran persediaan

Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga pokok penjualan dengan persediaan.

2.1.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perputaran Persediaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran persediaan adalah sebagai berikut :

1. Tingkat penjualan.

2. Sifat teknis dan lamanya proses produksi. 3. Daya tahan produk akhir (faktor mode).

2.1.1.2 Ukuran Perputaran Persediaan

Persediaan sering kali merupakan bagian aktiva tetap yang cukup besar. Alasan terjadinya hal tersebut sering kali tidak berhubungan dengan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan kecukupan dana yang likuid. Sebagian besar


(22)

15

perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak cukup, volume penjualan akan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan, dan kerusakan fisik.

Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:80), menerangkan bahwa :

“Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan perputaran dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis manajemen seperti kekurangan pengendalian persediaan yang efektif”.

2.1.1.3 Intrerprestasi Perputaran Persediaan

Rasio lancar menganggap komponen aktiva lancar sebagai potensi sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya. Dengan pandangan serupa, rasio perputaran persediaan memberikan ukuran baik kualitas maupun likuiditas komponen persediaan pada aktiva lancar.

Menurut John Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F Halsey (2004:202), menerangkan bahwa :

1. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan melepaskan persediaannya.

2. Likuiditas perusahaan

a. Manajemen persediaan yang ditunjukan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang rendah. Manajemen persediaan yang efektif akan meningkatkan perputaran persediaan.


(23)

16

b. Periode konversi atau operasi (conversion period or operating cycle).

Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari untuk menjual persediaan untuk memperoleh jarak waktu konversi persediaan menjadi kas.

2.1.2 Pengertian Rasio Hutang (Leverage) Menurut Kasmir (2010:151) :

“Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengatur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang”.

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:62) :

“Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.

2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang (Leverage)

Menurut Kasmir (2010:153-154) tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio hutang (leverage) yakni :


(24)

17

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah :

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh


(25)

18

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Hutang (Leverage)

Menurut Kasmir (2010:156) jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio hutang (leverage) antara lainnya :

1. Debt to assets ratio (debt ratio)

Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Debt to assets ratio = Total debt Total assets 2. Debt to equity ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan


(26)

19

dengan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Debt to equity ratio = Total utang x 100% Ekuitas

3. Long term debt to equity ratio (LTDtER)

LTDtER merupakan rasio antar utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu :

LTDtER = Long term debt Equity 4. Time interest earned

Meneurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2010:160) Time interest earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan oleh James C. Van Horne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.


(27)

20

Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.

Rumusan untuk mencari Time interest earned dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut :

Time interest earned = EBIT

Biaya bunga (interest)

Atau

Time interest earned = EBIT + Biaya bunga Biaya bunga (interest) 5. Fixed charge coverage

Fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai time interest earned ratio. Hanya perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (leases contract). Biaya tetap meupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahun atau jangka panjang.

Rumusan untuk mencari fixed charge coverage (FCC) adalah sebagai berikut :

Fixed charge coverage = EBT + Biaya bunga + Kewajiban sewa / leases


(28)

21

2.1.2.3 Alasan Memilih Debt to Equity Ratio

Seperti diketahui, dalam menandai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri.

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri.

Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

Menurut Kasmir (2010:158) rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah

Debt to equity ratio = Total utang (Debt) x 100%

Ekuitas (Equity)

Menurut Kasmir (2010:113) keuntungan dengan mengetahui rasio ini anatara lainnya adalah :


(29)

22

1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lain.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

4. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.

2.1.3 Pengertian Laba

Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Maka penting bagi manajemen memperkirakan besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan.

Berikut pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:115) sebagai berikut :

Gain (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama equity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi equity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :

“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalan usaha”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalankan usaha.


(30)

23

2.1.3.1 Penggolongan Laba

Berikut penggolongan laba dalam penetapan pengukuran laba menurut

Supriyono (2002:178) adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor atas penjualan

Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.

2. Laba bersih operasi perusahaan

Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah biaya penjualan, biaya adminstrasi, dan umum.

3. Laba bersih sebelum potongan pajak

Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara kseluruhan sebelum potongan pajak perseroaan, yaitu perolehan apabila laba operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya-biaya lain.

4. Laba kotor sesudah potongan pajak

Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan.


(31)

24

2.1.3.2 Unsur-unsur Laba

Unsur-unsur laba sebagai berikut : 1. Pendapatan (revenue)

Adalah arus masuk atau penambahan nilai atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian suatu kebijakan-kebijakan (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas-aktivitas laba yang merupakan operasi utama atau operasi ini berkelanjutan.

2. Beban (expense)

Adalah arus keluar pemakaian nilai aktiva atau terjadinya kewajiban (kombinasi) keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.

3. Keuntungan

Adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal utama) atau insidental pada suatu entitas dari transakasi yang lain dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.

4. Kerugian (loses)

Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan hal yang utama atau insidental pada suatu entitas dari transaksi laba dan


(32)

25

kejadian serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau distribusi kepada pemilik.

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba

Menurut Mulyadi (2001:513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah :

1. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan harga jual mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. 2. Harga jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besar volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

2.1.4 Keterkaitan antara Variabel Penelitian

2.1.4.1 Hubungan Perputaran Persediaan dengan Perubahan Laba Menurut Bambang Riyanto (2001:69) :

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory

mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan”.


(33)

26

Berdasarkan penjelasan teori diatas maka dapat lebih dipahami bahwa semakin cepat perputaran persediaan yang terjual maka perolehan laba yang dihasilkan akan semakin besar, tetapi sebaliknya jika semakin sedikit perputaran persediaan yang terjual maka perolehan laba yang dihasilkan juga akan rendah. Perusahaan harus lebih konsekuen jika selama persediaan yang berada digudang benar-benar terjaga dengan baik, dan tidak terdapat kerusakan selama berada di dalam gudang tempat penyimpanan barang-barang. Karena hal ini akan mengakibatkan kepada penurunan daya minat konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas karena pembelian barang yang rusak selama tersimpan di dalam gudang akan mempengaruhi minat beli konsumen. Konsumen merasa dikecewakan (dirugikan) maka perusahaan akan terkena imbasnya, sehingga laba yang dihasilkan akan berkurang. Maka jelas dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap laba.

2.1.4.2 Hubungan Rasio Hutang (Leverage) dengan Perubahan Laba Menurut H. Sri Sulistyanto (2008:63) :

Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya”.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa jika didalam laporan keuangan perusahaan memiliki modal yang cukup besar dan dapat menghasilkan keuntungan yang akan diperolehnya besar pula maka perusahaan akan mengambil peluang tersebut dan dana yang ada untuk membayar hutang akan menunda


(34)

27

terlebih dahulu untuk membayar hutangnya saat jatuh tempo disebabkan karena dana yang dialokasikan untuk membayar kewajiban (hutang) dipergunakan untuk membiayai beban pengeluaran yang lebih penting agar didalam kegiatan perusahaan tidak terhenti bahkan mengalami kemacetan. Biasanya perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk membiayai gaji karyawan, biaya sewa guna usaha dan utang dagang atau biaya yang bersifat tetap lainnya, agar kegiatan internal diperusahaan tidak mengalami kelesuan atau terhentinya kegiatan yang menyangkut produksi perusahaan. Sehingga kepentingan dalam lajunya pengoperasian kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar, lebih efisien dan efektif.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan laba, yang berarti setiap penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang diperoleh.

2.2 Kerangka Pemikiran

Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagang disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perubahan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.


(35)

28

Pengertian persediaan menurut Dermawan Sjahrial (2007:189) : “Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja (aktiva lancar)”.

Sedangkan pengertian persediaan menurut Moh. Benny Alexandri (2009:135):

“Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dala pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi”.

Berdasarkan pengertian persediaan diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan elemen modal kerja yang sanagt penting bagi perusahaan, karena persediaan akan berpengaruh terhadap jalannya operasional dan produktivitas dalam menghasilkan barang. Dengan demikian diperlukan adanya suatu manajemen untuk mengelola persediaan dan kebijakan mengenai apa yang harus dilakukan perusahaan terhadap persediaan tersebut.

Tujuan manajemen persediaan menurut Lukas Setia Admaja (2008:63)

menyatakan :

“Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang diminimalisir, langkah pertama dalam mengembalikan suatu model persediaan adalah mengidentifikasi biaya yang berhubungan dengan pengesahan dan penyimpanan persediaan (ordering costs and carrying costs)”.

Berdasarkan dari tujuan manajemen diatas maka dapat diketahui bahwa persediaan serta manajemen persediaan adalah untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun bahan jadi dalam suatu aktivitas perusahaan.

Tujuan persediaan menurut Gunawan Adisaputro (2007:163-164) sebagai berikut :


(36)

29

“Tujuan kebijakan perusahaan adalah untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dengan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian”.

Tujuan kebijakan persediaan diatas menjelaskan bahwa tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, yang pertama yaitu tingkat yang berlebihan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan investasi yang berlebihan. Disisi lain kekurangan dalam pemenuhan permintaan akan meyebabkan proses produksi berjalan lambat sehingga akan muncul biaya serta kehabisan persediaan yang tinggi.

Diselenggarakannya manajemen dan kebijakan persediaan dalam suatu perusahaan maka persediaan dalam perusahaan akan terjaga dengan baik. Dengan demikian, dengan adanya manajemen dan kebijakan dalam persediaan, akan berpengaruh juga terhadap perputaran persediaan. Perputaran persediaan tersebut akan berputar secara normal, tanpa adanya hambatan, terjaga persediaan dari kerusakan, penumpukan barang ataupun biaya-biaya kerugian lainnya. Perputaran persediaan mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan barang yang tertanam didalamnya.

Menurut Kasmir (2010:180) menerangkan bahwa :

“Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun”.


(37)

30

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:308) perputaran persediaan adalah : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu periodc tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu berubah-ubah.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan Rata-rata persediaan

Hari dalam perputaran = 360

Perputaran persediaan

Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga pokok penjualan dengan persediaan. Rasio ini menunjukkan frekuensi perputaran persediaan, dari rasio ini dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan tersebut digudang, dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan angka perputaran persediaan. Selain itu perputaran semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan penjualan berjalan cepat dan efektif menghasilkan laba.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan menurut Bambang Riyanto (2001:69) :


(38)

31

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory

mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan”.

Berdasarkan teori diatas didukung oleh hasil penelitian terdahulu yaitu oleh

Iskandar Rusli (2009:168) yang menjelaskan bahwa :

Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa quick ratio, perputaran persediaan, assets turnover, dan returns on assets secara

mempengaruhi EBIT (Y). Hasil ini membuktikan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa pengelolaan atas aktiva dan persediaan akan mempengaruhi laba sebelum pajak (EBIT). Selain itu, quick ratio, assetsturnover, dan returns on assets berpengaruh positif terhadap laba sebelum pajak (EBIT) kecuali perputaran persediaan yang berpengaruh negatif jika dilakukan pengujian secara simultan. Dari analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa ROA dan ATR memiliki pengaruh

yang signi perusahaan disarankan

untuk menjaga ROA dan ATR yang lebih tinggi.

Dilihat dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh positif terhadap laba.

Menurut Kasmir (2010:151) :

“Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengatur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang”.


(39)

32

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:62) :

“Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.

Berdasarkan dari kedua pengertian diatas tentang rasio hutang (leverage), maka penulis mengambil kesimpulan bahwa rasio hutang (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya sehingga lebih menyeluruh.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan dengan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Debt to equity ratio = Total utang x 100% Ekuitas


(40)

33

Berdasarkan rumus perhitungan diatas menggambarkan kemampuan kinerja suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan menurut H. Sri Sulistyanto (2008:63) :

Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya”.

Berdasarkan teori diatas didukung oleh hasil penelitian terdahulu yaitu oleh

Masodah (2007:16) yang menjelaskan bahwa :

“Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa debt to equity signifikan mempengaruhi praktik perataan laba, sedangkan variabel total aset, dan profitabilitas tidak mempengaruhi praktik perataan laba pada industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya”.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan laba, yang berarti setiap penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang diperoleh.

Berikut pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:115) sebagai berikut :

“Gain (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama equity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi equity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :

“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalan usaha”.


(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

39

Debt to Equity Ratio 1. Total utang

2. Ekuitas

Irham Fahmi (2011:62)

Perputaran persediaan 1. Harga pokok penjualan 2. Rata-rata persediaan

Kasmir (2010:180)

Laba 1. EAT

Henry Simamora (2002:25) 2.2.2 Bagan Paradigma Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Paradigma Kerangka Pemikiran Pengaruh Perputaran Persediaan dan


(47)

40

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan persyaratan sementara atau dugaan jawaban sementara yang paling memungkinkan dan masih harus dibuktikan melalui penelitian. Dugaan jawaban ini bermanfaat bagi penelitian agar proses penelitian lebih terarah.

Menurut Sugiyono (2007 : 34) :

“Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang di buat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan di uji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian”.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.


(48)

41

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (20010:32) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek yang penulis gunakan dalam penelitian adalah pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009. Penelitian ini dilaksanakan di Capital Market Center Universitas Sangga Buana YPKP Jalan PH Hasan Mustopa no. 68 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari metode penelitian adalah sebagai berikut :


(49)

42

Menurut Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2010:29) menyatakan bahwa:

“Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Sugiyono (2010:13) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.


(50)

43

Berdarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba. Sedangkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data perputaran persediaan, rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif.

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar (2000:54-55) adalah desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang


(51)

44

dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor penentu perubahan laba. Dengan demikian dapat ditetapkan judul pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.

2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah adanya perputaran persediaan yang tidak terkontrol dengan baik, serta rasio hutang (leverage) yang kurang stabil merupakan penyebab perolehan laba yang cenderung menurun.

3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, seberapa besar perkembangan pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.


(52)

45

4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsal.

6. Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini konsep perputaran persediaan mengacu kepeda pendapat Kasmir (2008:180), rasio hutang (leverage) adalah konsep

Irham Fahmi (2011:62), selanjutnya perubahan laba mengacu kepada pendapat Henry Simamora (2002:25).

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sehingga diperoleh sampel dari laporan keuangan PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentas dan wawancara.

8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik inferensial. Metode deskriptif dan verifikatif, dan analisis regresi berganda.


(53)

46

9. Melaporkan hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variable bebas secara bersamaan dengan satu variable tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Bambang Riyanto (2001:69)

H. Sri Sulistyanto (2008:63)

Variabel Dependen

(Y) Laba 1. EAT

Henry Simamora (2002:25) Variabel Independen

(X2)

Debt to Equity Ratio 1. Total utang

2. Ekuitas

Irham Fahmi (2011:62) Variabel Independen

(X1)

Perputaran persediaan 1. Harga pokok penjualan 2. Rata-rata persediaan


(54)

47

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) :

“Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan”.

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:67) sebagai berikut:

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)

Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah


(55)

48

a. Perputaran Persediaan (X1)

Kasmir (2008:180) mengungkapkan bahwa, perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.

b. Rasio Hutang (Leverage) (X2)

Menurut Irham Fahmi (2011:62), rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.

2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel terikatnya adalah perubahan laba dengan indikator

earning after tax (laba setelah pajak).

Menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :

“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalan usaha”.


(56)

49

Berikut ini merupakan operasionalisasi variabel penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba adalah data primer dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (20010:137) menjelaskan data primer sebagai berikut:

Variabel Konsep variable Indikator Ukuran Skala

Perputaran persediaan

(X1)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun

(Kasmir, 2010:180)

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan

Rata-rata persediaan

(Kasmir, 2010:180)

Kali Rasio

Rasio hutang (leverage)

(X2)

Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang

(Irham Fahmi,

2011:62)

Rasio solvabilitas = Total utang x 100% Ekuitas

(Irham Fahmi, 2011:62)

%

Rasio

Laba (Y)

Laba adalah

pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalan usaha

(Henry Simamora,

2002:25)

EAT

(Henry Simamora, 2002:25)


(57)

50

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dubutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data-data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi, dan hasil wawancara, Sedangkan menurut Sugiyono (2010:137) data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai masalah-masalah pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi Penelitian

Adapun Pengertian populasi menurut Sugiyono (20010:72) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.


(58)

51

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah laporan keuangan laba rugi dan neraca tahunan mulai saat PT Aqua Golden Missisippi Tbk masuk ke bursa saham sejak Tahun 1990 sampai dengan Tahun 2009.

2. Sampel

Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sugiyono (2010:81) memaparkan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2010:84), diungkapkan bahwa :

Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.

Sugiyono (2010:85)menjelaskan bahwa, “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.


(59)

52

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan PT Aqua Golden Missisippi Tbk selama tujuh tahun dari tahun 2003-2009.

2. Data yang digunakan tersebut selama kurun waktu tujuh tahun yaitu dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2009 karena pada rentang waktu tersebut adanya pengaruh perputaran persediaan yang tidak terkontrol dengan baik, serta rasio hutang (leverage) yang kurang stabil merupakan penyebab perolehan laba yang cenderung menurun.

3. Data yang diolah merupakan data tahunan selama dari Tahun 2003-2009. 4. Sampel yang diambil selama tujuh periode, yaitu sebanyak 1 perusahaan

karena sudah dianggap representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hair et all (2006:196), yang mengemukakan bahwa untuk menentukan kekuatan statistik, sample yang digunakan tidak boleh kurang dari 5:1, yang artinya bahwa setiap variable independen dalam penelitian harus memiliki minimal 5 data untuk diolah.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:


(60)

53

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung keperusahaan aqua untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Wawancara Langsung

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara ke bagian yang berkaitan yaitu mengenai perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba.

c. Dokumen-dokumen

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage), pengaruhnya terhadap perubahan laba, dan informasi-informasi lain yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan seperti buku akuntansi biaya, akuntansi manajemen, statistik, analisis laporan keuangan, akuntansi manajerial dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis.


(1)

120 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi perkembangan perputaran persediaan pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Hal ini disebabkan tingkat harga pokok penjualan yang diperoleh dari tahun ke tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang disebabkan oleh tingkat perolehan rata-rata persediaan pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk yang sangat berpengaruh pada lamanya perputaran persediaan perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan fixed assets diiringi dengan meningkatnya current assets sehingga total asssts menjadi bertambah.

2. Kondisi perkembangan rasio hutang (leverage) pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung turun. Hal ini disebabkan tingkat liabilities yang diperoleh dari tahun ke tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang disebabkan oleh tingkat shareholders equity pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk yang sangat berpengaruh pada rasio hutang perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya flultuasi jumlah total hutang sehingga ketersediaan modal asing yang berada di kas perusahaan lebih banyak dari pada modal sendiri


(2)

121

karena ketersediaan modal sendiri di kas perusahaan sepenuhnya belum dapat ditaksir jumlah kas yang masuknya karena ditentukan dari volume penjualan dan harga jual maka disaat ada kepentingan dalam penggunaan biaya-biaya pengeluaran dalam menyelenggarakan berbagai keperluan yang menyangkut operasionalisasi perusahaan maka perusahaan harus segera membiayai kegiatan opersionalisasi tersebut agar tidak mengalami kemacetan dalam kegiatan perusahaan.

3. Kondisi perkembangan perubahan laba pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan ataupun penurunan penjualan untuk usaha air minum aqua.

4. Kondisi perkembangan mengenai pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap perubahan laba pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk. Hal ini disebabkan karena kondisi perusahaan yang masih baik dalam memenuhi kewajiban yang sifatnya tetap seperti pinjaman dan bunga. Dalam menjalankan kegiatan operasionalisasinya perusahaan masih dapat melakukan aktivitas produksi yang masih baik dalam memproduksi air minum aqua dan saat ini masyarakat banyak yang membuka peluang bisnis ritail isi ulang galon aqua maka dari itu perusahaan masih dapat berproduksi secara normal


(3)

122

dalam menghasilkan perolehan laba yang optimal. Sehingga dalam hal ini kondisi perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) masih dapat dikendalikan oleh perusahaan dalam memperoleh laba.

5.2 Saran

Penulis akan mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan berdasarkan hasil penelitian, dan kesimpulan yang telah dikemukakan yaitu :

1. Untuk memperbaiki kondisi perputaran persediaan PT. Aqua Golden Missisippi Tbk, sebaiknya perusahaan dalam hal ini dapat lebih memperhatikan tingkat harga pokok penjualan agar tingkat perolehan rata-rata persediaan yang mempengaruhi lamanya perputaran persediaan pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk dapat segera teratasi dan juga memperluas pasar penjualannya. Dengan memperluas pasar penjualan (marketing) maka perusahaan akan lebih banyak dalam memproduksi air minum aqua dengan begitu perusahaan akan memperoleh laba yang optimal.

2. Untuk memperbaiki kondisi rasio hutang (leverage) pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk, sebaiknya perusahaan dalam hal ini dapat lebih memperhatikan jumlah total hutang terhadap modal sendiri. Jangan sampai total hutang melebihi dari kemampuan perusahaan kerana jika begitu perusahaan akan kesulitan dalam memenuhi kewajibannya saat membayar.


(4)

123

3. Untuk memperbaiki kondisi perubahan laba pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk, sebaiknya perusahaan dalam hal ini dapat lebih memperhatikan faktor-faktor biaya pengeluaran di perusahaan agar tidak terlalu besar biaya pengeluarannya seperti, biaya transportasi untuk pengiriman barang, biaya asuransi, biaya sewa gudang, biaya penyimpanan.

4. Bagi para manajer ataupun pimpinan lainnya sebaiknya tidak perlu memperhatikan kondisi perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) dalam mengukur perubahan laba. Tetapi dapat lebih memperhatikan faktor-faktor ekternal yang dapat mempengaruhi perubahan laba, misalnya meningkatkan kinerja para karyawan dan para pimpinan diperusahaan tersebut lebih meningkatkan perencanaan dan pengawasan terhadap para kinerja karyawannya. Karena untuk mengantisipasi kinerja karyawan yang kurang disiplin, terdapat kesalahan dalam sistem manajemen perusahaan ataupun ada kecurangan dari dalam perusahaan tanpa sepengetahuan para pimpinan di dalam perusahaan tersebut.


(5)

124

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta.

Dermawan Sjahrial. 2007. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media : Jakarta. Duwi Priyatno. 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate.

Gava Media : Yogyakarta.

Gunawan Adisaputro. 2007. Anggaran Bisnis. UPP STIM YKPN : Yogyakarta. H. Sri Sulistyanto. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. PT

Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta.

Handri Kusuma. 2004. Kandungan Informasi Tambahan dari Laba, Modal Kerja dan Arus Kas pada Perusahaan Manufaktur Go Public Tahun 1997-2001. Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 7 no. 1, 2004 :1-12.

Henry Simamora. 2002. Akuntansi Bisnis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat : Jakarta.

Imam Teguh Saptono. 2001. Manajemen Hurang: Mengelola Kawan atau Lawan. Studi Kasus pada Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam indeks LQ-45. Agrimedia. Volume 7, no 1, September 2001.

Irham Fahmi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Alfabeta : Bandung.

Iskandar Rusli. 2009. Pengaruh Aset dan Manajemen Inventory Terhadap Manajemen Laba. Studi Kasus pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2006. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Volume 16, nomor 3 Sept–Des 2009 : 160-169.

John Wild, K. R. Subramanyam, Robert F Halsey. 2004. Financial Statement Analysis. Salemba Empat : Jakarta.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Julia Halim. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ-45. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005.


(6)

125

Lukas Setia Admaja. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. CV Andi : Yogyakarta.

Masodah. 2007. Praktik Peralatan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. Studi Kasus pada Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya. Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007. Vol 2.

Moh. Benny Alexandry. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal. Alfabeta : Bandung.

Muhammad Yusuf dan Soraya. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan asing dan non asing di Indonesia. Studi Kasus pada Perusahaan disektor manufaktur yang terdaftar sebagai penanaman modal asing dan perusahaan yang terdaftar sebagai penanaman modal dalam negeri. JAAI. Volume 8 no 1, Juni 2004.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Aditya Media : Yogyakarta.

Ni Wayan Eka Adnyani S dan Sapto Hendri BS. 2007. Pengaruh earning manage ment terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan sektor property / real estate di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Jurnal Riset Akuntansi. Volume 6, no 1, Juni 2007.

Sofyan Syafri Harahap. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sofyan Syafri Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT.

Rajagrafindo Persada : Jakarta.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta : Bandung.

Supriyono. 2002. Akuntasi Biaya Perencanaan dan Pengembalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan. BPFE : Yogyakarta.

Tuty dan Titik Indrawati. 2007. Faktor-Faktor Penentu Indeks Perataan Laba Se lama Periode Krisis Ekonomi. Studi Kasus pada Seluruh Perusahaan yang Telah Go Public Selama Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 1 nomor 2 Agustus 2007 : 155-170.

Umi Narimawati, Sri Anggadini, & Linna Ismawati. (2010). Penuliisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Unikom. Cetakan pertama, Penerbit Genesis : Bekasi.