5.2. Pembahasan 5.2.1. Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
dalam kategori sedang. Hasil Penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Yusanti dan koleganya 2014 di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan
menujukkan sebagian besar tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dalam kategori baik 69,2. Tindakan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil dengan
tingkat pengetahuan kebersihan diri ibu hamil berbeda. Apakah ada keterkaitan antara pemeliharaan kebersihan diri dengan tingkat pengetahuan kebersihan diri
pada ibu hamil. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut.
5.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri pada ibu hamil
Hasil penelitian ada tiga faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu
hamil pα yaitu tingkat pendidikan, suku, dan sumber air.
1. Tingkat Pendidikan Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha
perlindungan obstetri. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin meningkat kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam persalinan sehingga
timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur pada bidan dan dokter Prichad, 1991.
Pada penelitian yang dilakukan di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan mayoritas responden berpendidikan SMA dengan pemeliharaan
kebersihan diri ibu hamil dikategorikan sedang. Di penelitian ini tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan berpengaruh terhadap pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik tingkat pemeliharaan kebersihan
diri ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Muzaham 1995 menyatakan bahwa pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada
seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah hidup dan akan berdampak timbulnya suatu proses pengembangan atau pematangan
pandangan hidup pribadi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan diikuti oleh semakin tingginya tingkat pengetahuaan seseorang. Jika
pendidikan rendah, maka pengetahuan tentang hidup sehat untuk diri sendiri Resti, 2005.
Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Wiludjeng 2005 di RSUD Serang, dimana kunjungan ANC ibu hamil juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan. 2. Suku
Berdasarkan hasil penelitian ini suku adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan diri pada ibu hamil. Menurut Maas
2007 masalah kesehatan maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan didalam masyarakat
dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan, kebiasaan dan ketidaktahuan, sering kali membawa dampak, baik positif maupun negatif
terhadap kesehatan ibu terutama dalam pemeliharaan kebersihan diri.. Memahami perilaku perawatan kehamilan termasuk dalam pemeliharaan kebersihan diri
adalah penting untuk mengetahui dampaknya terhadap kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental. Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan
kesehatan. Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah turun- temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat
terdapat keharusan untuk melalukannya. Ada kemungkinan dalam masyarakat Jawa ada yang menyebabkan ibu hamil kurang terjaga pemeliharaan kenersihan
dirinya. Hasil penelitian suku melayu lebih baik pemeliharaan kebersihan dirinya, mungkin karena mayoritas suku melayu beragama islam.
Dalam tradisi suku Tamil ibu sedang menjalani masa nifas disarankan untuk tidak melakukan aktivitas dan hubungan seksual karena ibu dianggap masih
lemah dalam melakukan aktivitas sehari-hari masih perlu dibantu orang lain termasuk dalam personal hygene Sungkar, 2008.
3. Sumber Air Berdasarkan sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan kebersihan
diri, ibu hamul yang menggunakan sumber air dari sumur untuk tindakan pemeliharaan kebersihan diri lebih baik dibandingkan PDAM. Hutapea 2012
syarat air bersih adalah air yang bersih secara fisik, kimia dan bakteriologis. Secara fisik, air bersih adalah air yang tidak berwarna, dan tidak berbau, secara
kimia adalah air tidak mengandung bahan kimia beracun yang berbahaya bagi tubuh, dan secara bakteriologis adalah air tidak mengandung bakteri yang
berbahaya terhadap tubuh manusia.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan