Enzim Selulase TINJAUAN PUSTAKA

11 Menurut Irawadi 1990, struktur selulosa sebagai polimer karbohidrat atau polisakarida tersusun dari anhidroglukopiranosa yang memiliki rumus C 6 H 10 O 5 . Lebih lanjut diungkapkan bahwa selulosa di ikat oleh β-1,4-glukosida alam, membentuk rantai polimer linier glukan dengan struktur rantai yang seragam. Ikatan β-1,4 glikosida pada selulosa merupakan ikatan penghubung antar unit D-glukosa Lehninger, 1982 dalam Puspitasari, 2009. Ikatan penghubung ini dapat dipecah menjadi monomer-monomer glukosa melalui jalur hidrolisa asam dan hidrolisa enzimatis atau biologis Harjo et al., 1989. Lebih lanjut Harjo et al. 1989 menambahkan bahwa meskipun ikatan glikosidik beta 1,4 pada serat selulosa dapat dipecah menjadi monomer-monomer glukosa dengan cara hidrolisa asam atau hidrolisa enzimatis, akan tetapi pemecahannya tidak secepat pati atau gula.

2.3 Enzim Selulase

Selulase adalah nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan glikosidik beta-1,4 di dalam selulosa, selobiosa, dan turunan selulosa lainnya Denman et al., 1996. Lebih lanjut diungkapkan bahwa di alam, enzim selulase ditemukan di berbagai ekosistem, terutama ditemukan pada proses dekomposisi serasah daun, hingga keadaan anaerobik pada ruminansia. Selulase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis selulosa menjadi gula sederhana atau glukosa dengan memutuskan ikatan glik osidik β-1,4 dalam selulosa, selodekstrin, selobiosa dan turunan selulosa lainnya Kulp, 1975 dalam Syam, 2008. Lynd et al. 2002 dan Beauchemin et al. 2003 menyatakan bahwa perombakan selulosa secara enzimatis berlangsung karena adanya kompleks enzim selulase yang bersifat spesifik untuk menghidrolisis ikatan β-1,4-glikosidik, 12 rantai selulosa dan derivatnya melalui beberapa tahapan yang terdiri dari enzim endo- β-glukanaseCMC-ase, eksoglukanase, dan β-glukosidase. Enzim selulase merupakan sistem enzim yang terdiri dari enzim endoglukanase, eksoglukanase dan β-glukosidase Syam, 2008. Menurut Schlegel 1994 mekanisme pemecahan selulosa oleh selulase sekurang-kurangnya terdiri dari tiga enzim: 1 Enzim- enzim endo- β-1,4 glukanase mempengaruhi secara serentak ikatan β-1,4 di dalam makromolekul dan menghasilkan potongan-potongan besar berbentuk rantai dengan ujung-ujung bebas, 2 Enzim ekso- β-1,4 glukanase memotong mulai dari ujung-ujung rantai, disakarida selobiosa, 3 Enzim-enzim β-glukosidase menghidrolisasi selobiosa dengan membentuk glukosa. Enzim selulase adalah enzim yang dapat mengkatalisis dan menghidrolisis ikatan β 1-4 glukosidik pada selulosa ikatan yang paling banyak di selulosa Bhat, 2000. Aktivitas enzim endoglucanases atau yang sering disebut dengan CM- cellulases carboxymethylcellulose, menghidrolisis secara acak ikatan pada serat selulosa Syam, 2008. Lebih lanjut diungkapkan bahwa endoglukanase memotong secara acak pada situs internal amorf pada rantai selulosa polisakarida menghasilkan oligosakarida dengan panjang yang berbeda-beda dan akhirnya membentuk ujung rantai baru Syam, 2008. Hal ini mengakibatkan rantai polisakarida yang telah terpotong oligosakarida mempunyai panjang rantai yang berbeda-beda Bhat, 2000. Hasil dari hidrolisis serat selulosa adalah glukosa, cellobiose, cellotriose, dan oligosakarida yang lebih tinggi Wood, 1985. Cellobiohydrolyase yang sering disebut dengan eksoglukanase adalah enzim pendegadasi selulosa yang ditemukan pada mayoritas fungi yang dapat mendegadasi selulosa Wood, 1985. Lebih lanjut diungkapkan bahwa 13 eksoglukanase berperan dalam mengatur proses reduksi atau tanpa reduksi dari ujung rantai selulosa polisakarida, membebaskan melepaskan unit-unit glukosa secara berturut-turut. Eksoglukanase dapat menghidrolisis mikrokristalline namun tidak dapat menghidrolisis carboxymethylcellulose Kim dan Kim, 1995. Enzim eksoglukanase terdiri dari 1,4- D-glucan glucanohydrolases lebih dikenal dengan cellodextrinases dan 1,4-D-glucan cellobiohydrolases cellobiohydrolases. Enzim eksoglukanase adalah enzim yang aktif pada sisi crystalline selulosa Mattinen, 1998. β-glucoside glucohydrolases lebih dikenal sebagai β-glukosidase. β- glukosidase adalah enzim yang digunakan untuk menghidrolisis cellobiose dan pada beberapa kasus dapat menghidrolisis cello-oligosakarida menjadi glukosa Wood, 1985. Lebih lanjut diungkapkan enzim endogluconases dan β- glukosidase dapat menghidrolisis selulosa menjadi glukosa. β-glukosidase dibutuhkan untuk menghidrolisis inhibitor cellobiose. Laju hidrolisis enzim selulase ditentukan oleh struktur enzim dan struktur substrat, dimana struktur kristal dari selulosa relatif lebih sulit dihidrolisis dibandingkan dengan struktur amorf Coughlan, 1985. Perombakan selulosa oleh kelompok bakteri selulolitik berlangsung melalui beberapa tahapan Bhat dan Bhat, 1997. Tahap pertama adalah menguraikan polimer selulosa secara randomacak oleh enzim carboxymethilcelulaseCMC- ase atau endo β-1,4 glukanase dengan cara memecah ikatan hidrogen yang ada di dalam struktur kristalinamorf selulosa ikatan internal α-1,4-glukosida sehingga terbentuk rantai-rantai individu selulosa oligodekstrin. Tahap kedua adalah penguraian selulosa dari ujung pereduksi dan 14 non pereduksi oleh eksoglukanase selodektrinase dan selobiohydrolase melalui pemotongan ujung-ujung rantai individu selulosa ujung pereduksi dan non- pereduksi sehingga menghasilkan disakarida dan tetrasakarida misal selobiosa. Lynd et al. 2002 mengungkapkan hidrolisis bagian berkristal selulosa hanya dapat dilakukan secara efisien oleh enzim eksoglukanase. Tahap ketiga terakhir adalah tahap penguraian selobiosa menjadi glukosa oleh enzim β- glukosidaseglukohydrolase. Aktivitas enzim didefinisikan sebagai kecepatan pengurangan substrat atau kecepatan pembentukan produk pada kondisi optimum Lynd et al., 2002. Satu unit aktivitas enzim selulase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang menghasilkan satu mikromol gula reduksi glukosa setiap menit Lehninger, 1993 dalam Syam, 2008. Lebih lanjut diungkapkan, setiap enzim berfungsi secara optimal pada pH, suhu, dan konsentrasi substrat tertentu. Gambar 2.2: Proses degradasi selulosa menjadi glukosa Lynd et al., 2002 15 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu: a. Konsentrasi Substrat Substrat yang digunakan dalam proses fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas enzim. Hasil eksperimen menunjukkan pada konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, kecepatan reaksi tidak akan mengalami kenaikan walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Substrat yang dipergunakan secara umum untuk penetapan aktivitas endoglukanase adalah CMC Carboxymethyl cellulose Syam, 2008. b. Suhu Suhu sangat berpengaruh dan digunakan sebagai katalis enzim dalam suatu reaksi kimia. Jika pada suhu rendah reaksi kimia berlansung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat Poedjiadi 1994 disitasi Syam, 2008. Namun, kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. c. Part of Hidrogen pH Aktivitas enzim selulase pada umumnya stabil pada kisaran pH 4,5 dan 6,5. Perubahan pH lingkungan sangat berpengaruh terhadap efektvitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Jika kondisi pH rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan akan mengakibatkan aktivitas enzim menjadi turun Syam, 2008. Maranatha 2008 menyatakan bahwa setiap bakteri selulolitik menghasilkan kompleks enzim selulase yang berbeda-beda, tergantung dari gen 16 yang dimiliki dan sumber karbon yang digunakan. Sumardi et al. 2010 menyatakan bahwa faktor genetik mempengaruhi besarnya produksi enzim. Lebih lanjut diungkapkan, gen setiap mikroorganisme berbeda-beda sehingga masing- masing mikroorganisme memiliki sifat yang berbeda dan dari tiap gen memiliki sifat yang spesifik untuk mengkode enzim-enzim tertentu. Substrat Carboxy Methyl Cellulose CMC merupakan substrat selulosa murni yang berbentuk amorphous sehingga aktivitas enzim selulase pada substrat CMC merupakan aktivitas enzim endo-1,4- β-glukanase Meryandini et al., 2009. Lebih lanjut diungkapkan, substrat avicel merupakan substrat selulosa yang berbentuk kristalin sehingga aktivitas enzim selulase pada substrat avicel merupakan aktivitas enzim ekso-1,4- β-glukanase. Endo-1,4-β-glukanase bekerja pada rantai dalam CMC menghasilkan oligosakarida atau rantai selulosa yang lebih pendek Maranatha, 2008. Lebih lanjut diungkapkan, enzim ekso-1,4- β- glukanase bekerja memotong ujung rantai oligosakarida menjadi selobiosa, yaitu dua molekul glukosa yang ber ikatan secara β-1,4-glikosidik. Hasil penelitian Meryandani et al. 2009 menunjukkan bahwa isolat asal tanah pertanian dengan C5-1, C11-1 dan C4-4 memiliki aktivitas enzim selulase optimum pada substrat CMC berturut-turut sebesar 0,042 nkatml; 0,193 nkatml dan 0,112 nkatml yang menggambarkan bahwa isolat tersebut memiliki sejumlah besar endo-1,4- β- glukanase. Hemiselulosa dan lignin akan mengganggu aktivitas enzim selulase yang hanya sp esifik memotong ikatan β-1,4-glikosidik pada selulosa Maranatha, 2008. Lebih lanjut diungkapkan, untuk meningkatkan luas permukaan substrat maka jerami padi, tongkol jagung dan kulit pisang diperkecil ukurannya sampai 17 65 mesh. Menurut Meryandani et al. 2009, hal yang menghambat aktivitas selulase pada substrat jerami padi dan tongkol jagung adalah komponen lignin karena lignin membungkus dan mengikat selulosa secara fisik sehingga menghalangi enzim selulase bekerja maksimal pada substrat. Meryandani et al. 2009 menyatakan bahwa aktivitas enzim selulase yang lebih tinggi pada substrat limbah pertanian dibandingkan dengan selulosa sintetis kemungkinan disebabkan oleh adanya enzim hemiselulolitik pada ekstrak kasar yang diproduksi oleh bakteri. Han et al. 2003 menyatakan bahwa bakteri Clostridium cellulovorans mensintesis enzim hemiselulolitik saat tumbuh pada substrat selulosa seperti selobiosa. Lebih lanjut diungkapkan, ekspresi enzim selulase berhubungan dengan ekspresi enzim hemiselulase. Susanti 2011 yang menyatakan bahwa apabila waktu reaksi enzimatis telah mencapai optimum dalam menghasilkan produk yang maksimum maka aktivitas enzim mengalami penurunan dengan penambahan waktu inkubasi lebih lanjut. Susanti 2011 juga menyatakan bahwa produk gula pereduksi yang dihasilkan dari reaksi enzimatis sebanding dengan lama waktu inkubasi, tetapi jika sisi aktif enzim telah jenuh oleh substrat.

2.4 Mikroba Penghasil Enzim Selulase