Farmakologi Dimenhidrinat mabuk perjalanan

Mual didefenisikan sebagai sensasi tidak enak yang bersifat subjektif yang berhubungan dengan keinginan untuk muntah. Muntah adalah ekspulsi dengan tenaga penuh dari isi gaster. Retching adalah ketika tidak ada isi lambung yang keluar walaupun dengan kekuatan otot untuk mengeluarkannya. Semua ini merupakan mekanisme pertahanan yang penting untuk mencegah penimbunan toksin. Stimulus yang bisa mencetus mual dan muntah berasal dari olfaktori, visual, vestibular dan psikogenik. Kemoreseptor pada CTZ memonitor level substansi di darah dan cairan serebrospial dan faktor-faktor lainnya juga bisa mencetuskan terjadinya Post Operatif Nausea and Vomiting PONV. 2.2.Pengertian Obat Obat adalah zat aktif yang berasal dari tumbuhan, hewan, maupun sintetis yang dalam dosis tertentu dapat digunakan untuk preventif profilaksis, rehabilitas, terapi, dan diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada manusia maupun hewan. Namun zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan begitu saja sebagai obat, terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, suppositoria, dan salep. Meskipun dapat menyembuhkan penyakit, obat dapat menimbulkan keracunan jika digunakan dalam dosis berlebih. Namun bila dosisnya dibawah dosis terapi, obat tidak dapat menghasilakan efek terapi Anief, 2007.

2.3 Sediaan Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Sediaan tablet mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk, dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan Ditjen POM, 1995. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya, umumnya tablet digunakan pada pemberian obat secara oral Ansel, 1989.

2.4 Bahan-Bahan Tambahan dalam Sediaan Tablet

Komposisi umum tablet adalah zat khasiat, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang dan bahan pelicin. Kadang-kadang dapat di tambahkan pewangi flavoring agent, bahan pewarna coloring agent, bahan pemanis dan bahan lain yang cocok Ansel, 1989.

2.4.1 Bahan Pengisi

Menurut Lachman 1994, bahan pengisi ditambahkan untuk mendapatkan berat yang di inginkan, terutama apabila bahan obat dalam jumlah yang kecil. Bahan-bahan yang di gunakan sebagai bahan pengisi antar lain laktosa, sukrosa, manitol, sorbitol, avicel, bolus alba, dan kalsium sulfat. Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: a. tidak toksik b. harus tersedia dalam jumlah yang cukup disemua negara tempat produk itu di buat. c. harganya relatif murah. d. tidak boleh saling berkontra indikasi misalnya, sukrosa, atau karena komponen misalnya, natrium dalam tiap segmen atau bagian dari populasi. e. secara fisiologi harus inert dan netral. f. stabil secara fisika dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain. g. bebas dari segala jenis mikroba. h. tidak boleh mengganggu warna. i. Tidak boleh mengganggu bioavabilitas obat.

2.4.2 Bahan Pengikat

Bahan pengikat ditambahkan untuk mengikat komponen-komponen tablet agar bersatu membentuk granul sehingga lebih baik sifat alirnya dan lebih mudah dicetak menjadi tablet. Bahan pengikat yang digunakan tergantung pada sifat