BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Hasil Bela

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas V sebanyak 25 siswa. Letak SD Negeri Kutowinangun 11 berada di jalan Butuh no 1 B Kecamatan Tingkir Salatiga. SD Negeri Kutowinangun 11 mempunyai 12 tenaga pendidik, sepuluh diantaranya sudah berstatus PNS (Kepala Sekolah, guru kelas I, II, II, IV,

  IV, VI, guru olahraga, guru agama Islam dan guru agama kristen), dan dua guru wiyata bakti. Fasilitas yang ada di SD Negeri Kutowinangun 11 cukup memadai, diantaranya perpustakaan, perlengkapan alat olahraga dan alat peraga, LCD, LAB IPA dan ruang agama kristen.

  Dilihat dari letak geografisnya SD ini terletak dilingkungan kota Letak SD ini berdekatan dengan SD Kutowinangun 1 dan SD kutowinangun 4 dan sangat mudah untuk mendapat kendaraan angkot karena terletak dekat dengan jalan raya.

4.2 Diskripsi Kondisi Awal

  Pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan, guru menggunakan metode ceramah dan tanyajawab dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa cenderung pasif. Sehingga kemampuan kerjasama siswa dan hsail belajar siswa masih belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu kemampuan kerjasama siswa mencapai rerata ≥ 4 dan hasil belajar berdasarkan KKM ≥ 65.

  Kemampuan kerjasama pada kondisi awal dapat diketahui dari hasil observasi. Pada kegiatan pembelajaran berlangsung siswa cenderung tidak ada kemampuan kerjasama siswa, misalnya ketiga mendapat tugas mereka mengerjakan secara individu. Kemudian ketika sudah selesai siswa tidak membimbing siswa lain yang belum paham akan tetapi mereka justru pindah- pindah ketempat duduk temanya dan mengganggu teman lain yeng belum selesay.

  Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bisa terlihat dari hasil evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu ≥ 65. Hasil belajar siswa disajikan pada lampiran. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam tabel dan diskripsi, serta dilengkapi dengan diagram sebagai berikut:

  

Tabel 4. 1

Analisis dan Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal Sebelum Diadakan Tindakan Hasil Frekuensi Persentase Indikator

  < 65

14 56%

80 % ≥ 65

  ≥ 65

11 44%

Dilihat dari tabel 4.1 pembelajaran belumlah efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui untuk nilai < 65 sebanyak 14 siswa dengan presentase 56 dan yang memiliki nilai

  ≥ 65 sebanyak 11 siswa dengan presentase 44%. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamaan Tingkir Salatiga pada mata Matematka. Berdasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan dalam gambar 4.2, sebagai berikut:

  Hasil Belajar Kondisi Awal

  16

  14

  14

  11

  12

  10

  8

  6

  4

  2 56% 44%

  

Frekuensi Persentase

< 65

14 56%

11 44%

  ≥ 65 Gambar 4.1

  

Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal

  Dari hasil analisis nilai evaluasi kondisi awal, masih ada 14 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM yaitu 65. Hasil evaluasi kondisi awal

  Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil belajar dan kemampuan kerjasama siswa pada kondisi awal di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Salatiga hanya 11 siswa (44%) yang tuntas (sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu

  ≥ 65) dan 14 siswa (56%) yang tidak tuntas (tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu > 65).

  Berdasarkan hasil observasi kondisi awal, dapat diketahui rendahnya kemempuan kerjasama siswa karena guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana kondusif atau selalu menggunakan pembelajaran yang konvensional, sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang berakibat pada kemampuan kerjasama siswa menjadi rendah dan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Salatiga pada mata pelajaran Matematika topik sifat-sifat bangun datar.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Kegiatan Pembelajaran Siklus 1

  Siklus pertama terdiri dari tiga tindakan, dimana terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, sebagai berikut.

a. Perencanaan

  Pada siklus pertama, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1.

  Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap.

2. Membuat lembar observasi 3.

  Membentuk dan menyiapkan tim.

  4. Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :

a) Hasil belajar dengan KKM 80% ≥ 65.

  b) Nilai Kemampuan kerjasama siswa secara klasikal rata-rata ≥4 dalam kriteria baik (kriteria ) dan setiap item minimal ≥3.

  Adapun kriterianya sebagai berikut: 1= sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. 3) c)

  Observasi tindakan guru dan siwa secara klasikal rata-rata ≥4, dan setiap item minimal ≥3. Adapun kriterianya sebagai berikut: 1= sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. 3)

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi (Action and Observe)

  Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, tindakan/pertemuan 1, 2 dan 3 dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Game

  Tournament. Materi yang dibahas pada tindakan/pertemuan pertama

  adalah tentang sifat-sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, segitiga sama kaki dan melukiskannya berdasarkan sifat- sifatnya. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar segitiga siku-siku sembarang, segitiga siku-siku samakaki, persegi panjang dan melukiskannya berdasarkan sifat- sifatnya. Sedangkan tindakan/ pertemuan ketiga materi yang dibahas adalah tentang sifat-sifat bangun datar persegi dan melukiskan berdasarkan sifat-sifatnya.

  Dalam pembelajarannya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament. Pada penggunaan model kooperatif tipe Teams Game Tournament diharapkan dapat memupuk kemampuan kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas. Proses pembelajaran dapat menarik perhatian siswa sehingga antusias siswa dalam pembelajaran menjadi lebih baik serta dapat meningkatkan keaktifan siswa.

  Tahapan paling awal dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe temas game tournament adalah presentasi dikelas/ penyajian materi kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 sampai 5 siswa, selanjutnya game dan pada akhir pekan atau akhir subbab dilaksanakan turnament serta pemberian penghargaan tim sesuai kriteria.

  1) Pertemuan 1

  Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 07.35-08.45 tentang tentang sifat-sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga sifatnya. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti, Ibu Suharmi S.Pd. selaku guru kelas V sebagai observer 1 aktivitas pengajar, dan observer 2 aktivitas pengajar oleh teman sejawat yaitu Anggit Ginanjar Prasetyo Aji, sedangkan observer kemampuan kerjasama siswa yaitu Kitri Febrtiyani sebagia observer 1 dan Tika Laras Wati sebagai observer 2.

  a) Kegiatan awal

  Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan 1 guru menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi, memberikan motifasitentang pentingnya mempelajari sifat-sifat bengun datar pada kehidupan sehari-hari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament.

  b) Kegiatan inti

  Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa dari kehidupan sehari-hari yang dialami siswa dengan cara menunjukkan bangun datar segitiga. Guru menyampaikan sekilas materi tentang sifat-sifat bangun datar segitiga sembaran, segitiga samasisi, segitiga samakaki dan melukiskan berdasarkan sifat-sifatnya. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat- sifat bangun datar tersebut dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa. Kemudian siswa menempatkan diri pada kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan dan peserta didik diminta undian dan menyelesaikan soal. Kemudian kelompok yang seudah selesau menyerahkan lembar soal beserta jawabanya pada guru dilanjutkan mengambil soal yang harus diselesaikan dalam kelompok. Dalam kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk menyelesaikan soal kelompok. Kelompok yang dapat sudah dapat menyelesaikan langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada guru dan jika sudah seesai semua. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjasama kelompok sesuai urutan ( kelompok yang lebih cepat mempresentasikan hasilnya terlebih dahulu) dan kelompok lain bisa menanggapi. Guru memberikan penghargaan pada kelompok sesuai kriteria. Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat guru meluruskan jawabannya.

  c) Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir guru mengulas materi padapertemuan 1 dan memberikan penguatan dengan menyanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samakaki, segiriga samasisi dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Selanjutnya siswa diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah dipelajari dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya. 2)

  Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 pada pukul 07.00-08.10 tentang tentang sifat-sifat bangun datar segitiga siku-siku sembarang, segitiga siku-siku samakaki, persegi panjang dan digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti, Ibu Suharmi S.Pd. selaku guru kelas V sebagai observer 1 aktivitas pengajar, dan observer 2 aktivitas pengajar oleh teman sejawat yaitu Anggit Ginanjar Prasetyo Aji, sedangkan observer kemampuan kerjasama siswa yaitu Kitri Febriyani sebagia observer 1 dan Tika Laras Wati sebagai observer 2.

  a) Kegiatan awal

  Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua guru menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi, memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-sifat bengun datar pada kehidupan sehari-hari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament.

  b) Kegiatan inti

  Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa dari kehidupan sehari-hari yang dialami siswa dengan cara menunjukkan bangun datar segitiga. Guru menyampaikan sekilas materi tentang sifat-sifat bangun datar segitiga siku- siku sembaran, segitiga siku-siku samakaki, persegi panjang dan melukiskan berdasarkan sifat-sifatnya. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat- sifat bangun datar tersebut dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa. Kemudian siswa menempatkan diri pada kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan kelompok untuk maju mengambil undian dan menyelesaikan soal. Kemudian kelompok yang seudah selesau menyerahkan lembar soal beserta jawabanya pada guru dilanjutkan mengambil soal yang harus diselesaikan dalam kelompok. Dalam kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk menyelesaikan soal kelompok. Kelompok yang dapat sudah dapat menyelesaikan langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada guru dan jika sudah seesai semua. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjasama kelompok sesuai urutan (kelompok yang lebih cepat mempresentasikan hasilnya terlebih dahulu) dan kelompok lain bisa menanggapi. Guru memberikan penghargaan pada kelompok sesuai kriteria. Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat guru meluruskan jawabannya.

  c) Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir guru mengulas materi yang tealah dipelajari dan memberikan penguatan dengan menyanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar segitiga siku-siku sembarang, segitiga siku-siku samakaki, persegi panjang dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Selanjutnya siswa diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah dipelajari dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya. 3)

  Pertemuan 3 Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015 pada pukul 07.00-08.10 tentang tentang sifat-sifat bangun persegi dan melukiskan berdasarkan

  (2 x 35 menit). Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti, Ibu Suharmi S.Pd. selaku guru kelas V sebagai observer 1 aktivitas pengajar, dan observer 2 aktivitas pengajar oleh teman sejawat yaitu Anggit Ginanjar Prasetyo Aji, sedangkan observer kemampuan kerjasama siswa yaitu Kitri Febriyani sebagia observer 1 dan Tika Laras Wati sebagai observer 2.

  a) Kegiatan awal

  Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi, memberikan motifasitentang pentingnya mempelajari sifat-sifat bengun datar pada kehidupan sehari- hari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

  teams game tournament .

  b) Kegiatan inti

  Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa dari kehidupan sehari-hari yang dialami siswa dengan cara menunjukkan bangun datar segitiga. Guru menyampaikan sekilas materi tentang sifat-sifat bangun datar segitiga sembaran, segitiga samasisi, segitiga samakaki dan melukiskan berdasarkan sifat-sifatnya. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat- sifat bangun datar tersebut dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa. Kemudian siswa menempatkan diri pada kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan dan peserta didik diminta menyiapkan perwakilan kelompok untuk maju mengambil seudah selesau menyerahkan lembar soal beserta jawabanya pada guru dilanjutkan mengambil soal yang harus diselesaikan dalam kelompok. Dalam kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk menyelesaikan soal kelompok. Kelompok yang dapat sudah dapat menyelesaikan langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada guru dan jika sudah seesai semua. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjasama kelompok sesuai urutan ( kelompok yang lebih cepat mempresentasikan hasilnya terlebih dahulu) dan kelompok lain bisa menanggapi. Guru memberikan penghargaan pada kelompok sesuai kriteria. Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat guru meluruskan jawabannya.

  c) Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir guru mengulas materi yang telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan menyanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar persegi dan cara melukiskan berdasarkan sifatnya. Selanjutnya siswa diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah dipelajari dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya. Observasi atau pengamatan dilakukan secara berkelanjutan. Peneliti dibantu oleh 2 guru di SD Kutowinangun 11 dan 2 teman sejawat untuk melakukan pengamatan, dimana sebelumya telah dibentuk tim. Observasi dilakukan mulai dari siklus 1, pertemuan 1, 2 dan 3 dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta kemampuan kerjasama siswa yang telah disediakan. Melalui penerapan model kooperatif tipe teams game serta kemampuan kerjasama siswa selama proses pembelajaran. Observasi ini terdiri dari observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa dan observasi kemampuan kerjasama siswa. Observasi kemampuan kerjasama akan dijelaskan pada sub babhasil tindakan siklus 1. 1)

  Pertemuan 1 Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan1, yaitu dari segi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) sudah sesuai dengan rancangan yang sudah dirancang, namun masih terdapat kekurangan pada pertemuan 1.

  Pada siklus 1 pertemuan 1 pada kegiatan pra pembelajaran sudah memeriksa kesiapan ruang alat dan media pembelajaran serta kesiapan siswa dengan baik. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta motivasi dengan baik namun dalam menyampiakan motivasi guru belum menyampaikan dengan baik. Dalam kegiatan inti guru sudah melaksanaklan semua sintak pembelajaran dengan baik namun terdapat beberapa item yang masih kurang terutama pada penguasaan kelas. Namun pada dalam pelaksanaan belum sesuai dengan alokasi waktu, kurang menyikapi presentasi, membimbing untuk mempresentasika hasil kerja kelompok serta kurang melibatkan siswa kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. Pada kegiatan akhir dalam kegiatan akhir guru sudah melakukan semua kegiatan guru sudah memembimbing dan melibatkan siswa dalam melakukan kesimpulan, memberikan penguatan melaksanakan tindak lanjut.

  Berdasarkan hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat diketahui bahwa kemampuan kerjasama siswa masih sangat rendah. Pada saat pembelajaran, bahwa pada pertemuan 1 kebanyakan siswa masih individualis belum adanya kesepakatan dalam kelompok, tertentu serta kontribusi dari masing-masing anggota kelompok masih didominasi beberapa siswa. Sehingga kurang melibatkan anggota kelompok lain untuk memberikan kontribusi. 2)

  Pertemuan 2 Pertemuan kedua dalam observasi aktivitas guru dan siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Dari sisi guru dalam mengajar sudah melaksanakan semua aspek dengan baik mulai dari pra pembelajaran yaitu guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran namun belum memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan awal mulai dari apersepsi, motivasi tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran sudah disampaikan dengan baik.

  Pada kegiatan inti guru sudah menguasai materi pembelajaran, mampu melaksanakan model pembelajaran dengan baik, pemanfaatan media pembelajaran yang baik, serta memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penggunaan bahasa yang sudah lebih baik serta sedah melakukan proses belajar dan hasil belajar dengan baik. Sedangkan pada kegiatan akhir secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik.

  Dari segi siswa dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan II sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai aktif, hanya saja ada siswa yang terkadang bicara sepontan dengan menggunakan bahasa yang kurang baik. Selain itu pada pertemuan kedua siswa terkadang masih ada beberapa siswa yang reme saat proses pembelajaran berlangsung.

  Berdasarkan hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat diketahui bahwa kemampuan kerjasama siswa masih rendah. Akan tetapi kemampuan kerjasama siswa pada spertemuan kedua sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan siswa yang mendomisili. Kesepakatan dalam mengerjakan tugas kelompok sudah mulai muncul dari beberapa siswa, setiap anggota kelompok sudah mulai memberikan kontibusi dan berbagi tugas. 3)

  Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dalam observasi aktivitas guru dan siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Dari sisi guru dalam mengajar sudah melaksanakan semua aspek dengan baik mulai dari pra pembelajaran yaitu guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran namun belum memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan awal mulai dari apersepsi, motivasi tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran sudah disampaikan dengan baik.

  Pada kegiatan inti guru sudah menguasai materi pembelajaran, mampu melaksanakan model pembelajaran dengan baik akan tetapi pada kerja kelompok kelas terkadang menjadi rame karena ada beberapa siswa yang seringkali rame ketika kerja kelompok meski sudah seringkali ditegur, pemanfaatan media pembelajaran yang baik, serta sudah memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penggunaan bahasa yang sudah lebih baik serta sedah melakukan proses belajar dan hasil belajar dengan baik. Sedangkan pada kegiatan akhir secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik.

  Dari segi siswa dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan 3 sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga siswa sudah lebih aktif, hanya masih ada siswa yang terkadang bicara sepontan dengan menggunakan bahasa yang kurang baik dan masih ada siswa tertentu yang membuat gaduh meski suda di tegur oleh guru. siswa yang rame jika diingatkan akan diam akan tetapi setelah itu terkadang rame lagi. Siswa sudah telibat dalam penggunaan media.

  Berdasarkan observasi kemampuan kerjasama siswa ketika proses pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dalm kerja kelompok, meski masih ada beberapa siswa yang individualis dan kurang antusias mengerjakan tugas. Terkadang masih ada siswa tertentu yang memang dari pertemuan pertama sampai ketiga sering ramai atau tidak bertanggung jawab pada tugas kelompok yang diberikan guru. Selain itu kurang siswa masih kurang mendorong partisipasi anggota kelompok lain.

  Berdasarkan hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan kerjasama siswa masih rendah terbukti bahwa rata-rata dari sembilan aspek belum mencapai indikator yaitu 80% ≥4 dari 25 siswa (terlampir). Akan tetapi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan ketiga sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan kedua meskipun masih pada kategori rendah. Hasil kemampuan kerjasama siswa diketahui dari hasil observasi oleh dua observer (terlampir). Hasil Kemampuan kerjasama siswa akan dibahas pada sub bab hasil tindakan.

4.3.2 Analisis Hasil Tindakan Siklus I

  a) Pertemuan pertama

  Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keberhasialan penggunaan model kooperatif tipe Teams

  Tame Tournament (TGT) dalam proses pembelajaran. Lembar observasi

  diambil dari indikator dalam strategi model pembelajran kooperatif tipe

  Teams Game Tournament (TGT) dengan menyesuaikan standar

  kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun hasil pengamatan beserta rekapitulasi disajikan pada lampiran. Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan 1:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus I Pertemuan I Rata-Rata Pertemuan Materi Indikator Aktivitas Aktivitas Guru siswa

  Siklus I 1.

  Sifat bangun datar Pertemuan segitiga Pertama sembarang, 3,8 3,5 ≥4 segitiga samasisi, dan segitiga samakaki.

  2. Melukiskan bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, dan segitiga samakaki berdasarkan sifatnya.

  Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan pertama, observer satu dan observer dua memperoleh skor rata-rata 3,8 dari aktivitas guru dan 3,5 dari aktivitas peserta didik.

  Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan skor tiap item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan pertama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4, tetapi sudah mencapai indikator tiap item

  ≥3.

  b) Pertemuan kedua

  Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keberhasialan penggunaan model kooperatif tipe Teams Tame Tournament

  (TGT) dalam proses pembelajaran. Lembar observasi diambil dari

  Tournament (TGT) dengan menyesuaikan standar kompetensi dan

  kompetensi dasar. Adapun hasil pengamatan beserta rekapitulasi disajikan pada lampiran. Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan :

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus I Pertemuan II Pertemuan Materi Rata-Rata Indikator Aktivitas Guru Aktivitas siswa

  Siklus I Pertemuan Pertama 1.

  Sifat bangun datar segitiga siku-siku sembarang, segitiga siku

  • –siku dan persegi panjang.

  2. Melukiskan bangun datar segitiga siku- siku sembarang, segitiga siku –siku dan persegi panjang.

  4,5 3,95 ≥4

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi yang dilakukan dua observer hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan pertama, observer satu dan observer dua memperoleh skor rata-rata 4,5 dari aktivitas guru dan 3,95 dari aktivitas peserta didik.

  Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan skor tiap item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan kedua penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan sudah mencapai indikator tiap item ≥3.

  c) Pertemuan Ketiga

  Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada pembelajaran yang telah keberhasialan penggunaan model kooperatif tipe Teams Tame Tournament

  

(TGT) dalam proses pembelajaran. Lembar observasi diambil dari

  indikator dalam strategi model pembelajran kooperatif tipe Teams Game

  

Tournament (TGT) dengan menyesuaikan standar kompetensi dan

  kompetensi dasar. Adapun hasil pengamatan beserta rekapitulasi disajikan pada lampiran. Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan :

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus I Pertemuan III Rata-Rata Pertemuan Materi Indikator Aktivitas Aktivitas Guru siswa

  Siklus I 3.

  Sifat bangun datar Pertemuan persegi Pertama 4. 4,9 4,45 ≥4

  Melukiskan bangun datar persegi berdasarkan sifatnya.

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi yang dilakukan dua observer hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan pertama, observer satu dan observer dua memperoleh skor rata-rata 4,9 dari aktivitas guru dan 34,5 dari aktivitas peserta didik.

  Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan skor tiap item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan ketiga penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan sudah mencapai indikator tiap item ≥3 serta sudah dalam kategori baik.

4.3.3 Analisis Kemampuan Kerjasama Siswa Siklus I

  Dalam proses pembelajaran tidak hanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, namun kemampuan kerjasama siswa juga dinilai dengan menggunakan lembar observasi yang telah ditetapkan dan dinilai oleh observer. Hasil pengamatan kemampuan kerjasama siswa disajikan pada lampiran. Lebih rinci hasil penelitian kemampuan kerjasama siswa selama proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Teams

  

Game Tournament (TGT) pada siklus 1 di jelaskan sebagai berikut.

  a) Pertemuan pertama

  Hasil kemampuan kerjasama siswa diperoleh dari hasil observasi pertemuan pertama pada kegiatan pebelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Untuk mengukur kemampuan kerjasama siswa menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator kerjasama siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer, pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Game Tournamen (TGT) digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa. Rata- rata dari hasil observasi dua observer bisa dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama siswa siklus 1 pertemuan 1 Hasil Frekuensi Presentase Indikator

  <4 17 68% 80% ≥ 4. ≥ 4 8 32%

  Dari tabel 4.5 hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 17 siswa dengan presentase 68 % dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 8 siswa dengan presentase 32%. Sehingga hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan pertama siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu dengan hasil 8 siswa dengan presentae 32% mencapai rata-rata kemampuan kerjasama siswa ≥4, dengan indikator yang ditentukan 80% dari 25 siswa mencapai rata- rata kemampuan kerjasama siswa ≥4.

  Dalam observasi Kemampuan kerjasama siswa peneliti membuat indikator keberhasialan, yaitu rata- rata ≥4 dan tiap item ≥3.

  Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan pertama kemampuan kerjasama siswa berdasarkan hasil pengamatan observer belum mencapai indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan belum mencapai indikator tiap item ≥3. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran. Tingkat hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan pertama siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

  Kemampuan Kerjasama Siklus 1 Pertemuan 1

  17

  18

  16

  14

  12

  10

  8

  8

  6

  4

  2 68% 32%

  

Frekuensi Presentase

<4

17 68%

≥ 4

  

8 32%

Gambar 4.2

  

Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama siswa pada Siklus I

Pertemuan II

  Dari gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa kemampuan kerjasama siswa pada siklus satu pertemuan pertama setelah dilakukan tindakan

  Tournament meningkat dari kondisi awal sebelum dilakukanya tindakan.

  b) Pertemuan Kedua

  Hasil kemampuan kerjasama siswa diperoleh dari hasil observasi pertemuan pertama pada kegiatan pebelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Untuk mengukur kemampuan kerjasama siswa menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator kerjasama siswa.

  Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer, pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Game Tournamen (TGT) digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa. Rata- rata dari hasil observasi dua observer bisa dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama siswa siklus 1 Pertemuan II Hasil Frekuensi Presentase Indikator

  <4

13 52%

80% ≥ 4.

  

12 48%

≥ 4

  Dari tabel 4.6 hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 13 siswa dengan presentase 52% dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 12 siswa dengan presentase 48%. Sehingga hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan kedua siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan, masih ada 13 siswa (52%) kurang dari indikator kemampuan kerjasama siswa (

  ≥4).Dengan indikator yang ditentukan 80% dari 25 siswa mencapai rata-rata kemampuan kerjasama siswa ≥4.

  Dalam observasi Kemampuan kerjasama siswa peneliti membuat indikator keberhasialan, yaitu rata- rata ≥4 dan tiap item ≥3.

  Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan kedua kemampuan kerjasama siswa berdasarkan hasil pengamatan observer belum mencapai indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan belum mencapai indikator tiap item ≥3. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran. Tingkat hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat padagambar 4.3 sebagai berikut:

  Kemampuan Kerjasama Siklus 1 Pertemuan 2

  13

  14

  12

  12

  10

  8

  6

  4

  2 52% 48%

Frekuensi Presentase

  <4 13 52% 12 48% ≥ 4

Gambar 4.3 Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama siswa pada Siklus I Pertemuan II

  Dari gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa kemampuan kerjasama siswa pada siklus satu pertemuan kedua setelah dilakukan tindakan penelitian menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament meningkat dari dibandingkan dengan pertemuan pertama. Siswa yang sudah mencapai indikator yakni 12 siswa sedangkan yang belum mencapai indikator yaitu 13 siswa.

  c) Pertemuan ketiga

  Hasil kemampuan kerjasama siswa diperoleh dari hasil observasi pertemuan pertama pada kegiatan pebelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Untuk mengukur kemampuan kerjasama siswa menggunakan lembar

  Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer, pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Game Tournamen (TGT) digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa. Rata- rata dari hasil observasi dua observer bisa dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama Siswa siklus 1

  

Pertemuan III

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

<4 11 44% 80% ≥ 4.

  14 56% ≥ 4

  Dari tabel 4.7 hasil observasi kemampuan kerjasama siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 11 siswa dengan resentase 44% dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 14 siswa dengan presentase 56%. Sehingga hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan ketiga siklus I juga belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu 80% dari 25 siswa mencapai rata-rata kemampuan kerjasama siswa ≥4.

  Dalam observasi Kemampuan kerjasama siswa peneliti membuat indikator keberhasialan, yaitu rata- rata ≥4 dan tiap item ≥3.

  Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan pertama kemampuan kerjasama siswa berdasarkan hasil pengamatan observer belum mencapai indikator keberhasila dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan belum mencapai indikator tiap item ≥3. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran. Tingkat hasil observasi kemampuan kerjasama siswa pada pertemuan ketiga siklus I dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

16 Kemampuan Kerjasama Siklus 1 Pertemuan 3

Gambar 4.4 Analisis Hasil Observasi Kemampuan Kerjasama Siswa pada Siklus I Pertemuan III

  Dari gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa kemampuan kerjasama siswa pada siklus satu pertemuan ketiga setelah dilakukan tindakan penelitian menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament meningkat dari dibandingkan dengan pertemuan kedua. Siswa yang sudah mencapai indikator yakni 14 siswa dengan presentase 54% sedangkan yang belim mencapai indikator yaitu 11 siswa dengan presentase 44%.

  Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran. Hasil belajar matematika kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Salatiga siklus I tersaji pada tabel 4.8

  Frekuensi Presentase <4 11 44% ≥ 4 14 56%

  11 44%

  

14

56%

  2

  4

  6

  8

  10

  12

  14

4.3.4 Analisis Hasil Belajar Siklus I

Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar pada Siklus I Hasil Frekuensi Presentase Indikator

  2

  14

  12

  10

  8

  6

  4

  15 60%

  <65 10 40% 80% ≥ 65. ≥ 65 15 60%

  10 40%

  Frekuensi Presentase <65 10 40% ≥ 65 15 60%

  Berdasarkan diagram 4.5 dapat dijelaskan bahwa dengan KKM ≥ 65, dari 25 siswa jumlah siswa yang sudah mencapai KKM yaitu 15 siswa dengan presentase 60% dan 10 siswa dengan presentase 40 % belum

Gambar 4.5 Analisis Hasil Belajar pada Siklus I

  (≥65) mengalami peningkatan. Berikut hasil evaluasi pada siklus I apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini:

  Dari tabel 4.3 menunjukkan presentase hasil belajar siswa yang ≥65 kelas V SD negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir salatiga pada siklus I meningkat yaitu 60%, dibandingkan dengan presentase hasil belajar siswa pra siklus yaitu 56%. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 melalui model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) yang sudah memenuhi KKM

16 Hasil Belajar Siklus I

  peneliti yaitu 80% dari 25 siswa mendapat nilai ≥ 65. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar meningkat dari pra siklus yaitu hanya 11 siswa dengan presentase 44% siswa yang mencapi ketuntasan belajar. Setelah dilakukan siklus I hasil belajar siswa meningkat, yaitu siswa yang mencapai KKM menjadi 15 siswa dengan presentase 60%. Jadi pada siklus 1 masih belum mencapai indikator ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 80% dari 25 siswa mencapai KKM ≥ 65.

d) Refleksi

  Tujuan dilakukannya refleksi yaitu untuk mengetahui keefetifan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

  Teans Game Tournament (TGT) terhadap kemampuan kerjasama siswa

  dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi, analisis kemampuan kerjasama siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT), hasil analisis kemampuan kerjasama siswa pada siklus 1 pertemuan pertama terdapat 8 siswa dengan presentase 32%, 12 siswa dengan presentase 48% pada pertemuan kedua dan pada pertemuan ketiga 15 siswa dengan presentase 60% yang telah mencapai indikator keberhasilan. Jadi pada siklus 1 indikator keberhasilan kemampuan kerjasama siswa belum tercapai.

  Hasil belajar pada siklus 1 siswa yang telah mencapai KKM yaitu 15 siswa dengan presentase 60% dan 10 siswa dengan presentase yang belum mencapai KKM. Sehingga perlu diadakan perbaikan dan pemantapan pada siklus kedua. Pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus 1 berlangsung sebagian siswa sudah aktif akan tetapi masih banyak siswa yang pasif dan kemampuan kerjasama yang masih kurang. Pada siklus 1 masih ada 16 siswa dengan pesentase 64% siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan kemampuan kerjasama siswa dan 10 siswa dengan presentase 40% siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar.

  Kemampuan kerjasama siswa dari hasil pengamatan pada siklus 1 pada kondisi awal masih rendah yaitu siswa cenderung individualis, siswa ketika sudah menyelesaikan tugas tidak membantu siswa lain yang kurang paham akan tetapi justru mengganggu teman lain atau rame sendiri. Pada siklus 1 rata-rata kemampuan kerjasama siswa yaitu 3,62 dengan kategori cukup, sedangkan hasil belajar siswa dari kondisi awal hanya 14 siswa yang mencapai KKM manjadi 15 Siswa yang mencapai KKM. Walaupun ada peningkatan hasil belajar siswa, namun indikator ketercapaian yang telah ditentukan peneliti belum tercapai. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai indikator kemampuan kerjasama siswa yang ditetapkan (secara klasikal ≥4 dan per item ≥3) dan hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan hasil belajar yaitu 80% dari 25 siswa mencapai ≥65. Maka dari itu peneliti perlu melakukan perbaikan dan pemantapan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 2 agar kemampuan kerjasama siswa dan hasil belajar siswa tercapai sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

  Tabel perbandingan tindakan, kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 Sebagai berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Tindakan, Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa pada

  

Kondisi Awal Kelas V SD Negeri Kutowinangun 11

Variabel Kondisi Awal Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

  Tindakan Ceramah Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game

  Tournament (TGT) (3,8 kegiatan guru dan 3,5 kegiatan siswa) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game

  Tournament (TGT) (4,5 kegiatan guru dan 3,92 kegiatan siswa) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game

  Tournament (TGT) (4,9 kegiatan guru dan 4,45 kegiatan siswa) Kemampuan kerjasama Siswa masih indivudualis, ketika sudah selesai mengerjakan tugas dari guru tidak membantu teman yang belum paham akan tetapi mengganggu teman.

  32% ≥4 48% ≥4 56% ≥4 Hasil Belajar 14 siswa ≥65 15 siswa ≥65

  Dari tabel 4.9 dapat di jelaskan bahwa tindakan guru dan aktivitas siswa pada siklus 1 meningkat dibandingkan pada kondisi awal. Penggunaan model pembelajaran teams game tournament yang diterapkan oleh guru sudah mencapai indikator keberhasilan, akan tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Kemampuan kerjasama siswa dan hasil belajar pada siklus 1 ada peningkatan dibandingkan pada kondisi awal, meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

  Agar indikator yang telah ditetapkan tercapai maka perlu mepertahankan keberhasilan yang telah tercapai pada siklus I dan memperbaiki aspek yang belum tercapai. Berdasarkan hasil tindakan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II yaitu:

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

0 3 113

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Ke

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1.1 Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Ha

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

0 0 21

KISI – KISI ANGKET MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN ANGKET MINAT BELAJAR MATEMATIKA KELAS V YANG AKAN DIUJI KISI – KISI ANGKET MINAT BELAJAR MATEMATIKA No Aspek Indikator Item Jumlah

7 66 218

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar Matem

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Ti

0 0 29