Fungsi RegulerendRegulasi Hukum Pajak Materiil Ajaran Materiil

b. Fungsi RegulerendRegulasi

Fungsi regulerend regulasi atau fungsi mengatur disebut juga fungsi tambahan, yaitu suatu fungsi dimana pajak digunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. 5. Pembagian Hukum Pajak Hukum pajak dibagi menjadi dua, yaitu: 11 Hukum Pajak Formil merupakan peraturan-peraturan mengenai berbagai cara mewujudkan hukum materiil menjadi suatu kenyataan. Bagian hukum ini memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu utang pajak, kontrol oleh pemerintah terhadap penyelenggaranya, kewajiban para Wajib Pajak sebelum dan sesudah menerima surat ketetapan pajak, kewajiban pihak ketiga, dan prosedur

a. Hukum Pajak Materiil

Hukum pajak materiil merupakan norma-norma yang menjelaskan keadaan perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa yang harus dikenakan pajak, dan berapa besar pajaknya. Dengan kata lain, hukum pajak materiil mengatur tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak beserta hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. b. Hukum Pajak Formil 11 Siti Resmi, Perpajakan: Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm. 5. Universitas Sumatera Utara dalam pemungutannya. Hukum pajak formil dimaksudkan untuk melindungi fiskus dan Wajib Pajak serta memberi jaminan bahwa hukum materiilnya dapat diselenggarakan setepat mungkin. 6. Sistem Pemungutan Pajak Secara umum ada tiga sistem pemungutan pajak yang digunakan yaitu: 12 Self Assessment System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang, kepercayaan, dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam sistem ini, wajib pajak harus aktif untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang,

a. Official Assessment System

Official Assessment System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak. Dalam sistem ini, wajib pajak bersifat pasif dan menunggu penetapan pajak oleh fiskus, kemudian membayar pajak yang terutang sesuai besarnya ketetapan pajak yang ditetapkan oleh fiskus. b. Self Assessment System 12 Marihot P. Siahaan, UTANG PAJAK, PEMENUHAN KEWAJIBAN, DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004, hlm. 22. Universitas Sumatera Utara sedangkan fiskus hanya bertugas memberikan arahan, pembinaan, dan pengawasan kepada wajib pajak agar dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya. c. Withholding System Withholding System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. 7. Utang Pajak Utang pajak memiliki sifat memaksa yaitu pelunasan utang pajak dapat dipaksakan secara langsung oleh negara kepada wajib pajak. Paksaan ini dijamin oleh hukum, misalnya negara, melalui fiskus, dapat melakukan penyitaan atas barang milik wajib pajak yang tidak melunasi utang pajak kemudian dapat melelang barang sitaan tersebut guna pelunasan utang pajaknya. 13 Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. 14

8. Timbulnya Utang Pajak

13 Marihot P. Siahaan, UTANG PAJAK, PEMENUHAN KEWAJIBAN, DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004, hlm. 124. 14 Primandita Fitriandi, Yuda Aryanto, dan Agus Puji Priyono, Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap, Jakarta: Salemba Empat, 2010, hlm. 244. Universitas Sumatera Utara Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak saat pengakuan adanya utang pajak, yaitu: 15 Utang pajak akan berakhir atau terhapus jika terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Ajaran Materiil

Ajaran materiil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena diberlakukannya undang-undang perpajakan. Dalam ajaran ini seseorang akan aktif menentukan apakah dirinya dikenakan pajak atau tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ajaran ini konsisten dengan penerapan self assessment system. b. Ajaran Formil Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus pemerintah. Untuk menentukan apakah seseorang dikenakan pajak atau tidak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan kapan jangka waktu pembayarannya dapat diketahui dalam surat ketetapan pajak tersebut. Ajaran ini konsisten dengan penerapan official assessment system. 9. Berakhirnya Utang Pajak 16

a. PembayaranPelunasan