serta pencairan tunggakan pajak yang diakibatkan terbitnya Surat Teguran dan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur.
A. Penagihan Pajak dengan Surat Teguran pada Kantor Pelayanan Pajak
KPP Pratama Medan Timur
Analisis penagihan tunggakan pajak dengan Surat Teguran pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur digunakan metode deskriptif
komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskripif dengan membandingkan penagihan tunggakan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan
penagihan tunggakan pajak pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2012 dan 2013.
Tabel 4.1: Penagihan Pajak dengan Surat Teguran pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur Tahun 2012 dan Tahun 2013
38
Tahun 2012 Tahun 2013
Kenaikan Penurunan
Lembar Nilai
dalam RP.,- Lembar
Nilai dalam RP.,-
Lembar Nilai
dalam RP.,- 2.320
7.287.365.658 823
10.359.943.680 1.497
3.072.578.022
Berdasarkan tabel 4.1, penagihan pajak dengan surat teguran mengalami penurunan dapat dilihat dari jumlah lembar surat teguran tersebut, sedangkan nilai
nominal yang tertera dalam surat teguran ternyata mengalami peningkatan.
38
Sumber: Data yang diolah.
Universitas Sumatera Utara
Penagihan pajak dengan surat teguran pada tahun 2012 sebanyak 2.320 lembar dengan nilai nominalnya sebesar Rp. 7.287.365.658,- sedangkan pada tahun
2013 sebanyak 823 lembar dengan nilai nominalnya sebesar Rp. 10.359.943.680,- berarti ada penurunan jumlah lembar penagihan pajak dengan surat teguran sebanyak
1.497 lembar dan dilihat dari jumlah nominalnya mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.072.578.022,-.
Lebih banyak yang melakukan penagihan pajak dengan surat teguran di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013, hal ini disebabkan sebagian besar wajib
pajak yang patuh dalam membayar pajak. Itulah yang menyebabkan penagihan pajak surat dengan teguran tahun 2012 lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2013.
B. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP
Pratama Medan Timur
Analisis penagihan tunggakan pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur digunakan metode deskriptif
komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskripif dengan membandingkan penagihan tunggakan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan
penagihan tunggakan pajak pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2012 dan 2013.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2: Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur Tahun 2012 dan Tahun 2013
39
Tahun 2012 Tahun 2013
Kenaikan Penurunan
Lembar Nilai
dalam RP.,- Lembar
Nilai dalam RP.,-
Lembar Nilai
dalam RP.,- 796
3.194.730.190 2.381
5.550.929.373 1.585
2.356.199.183
Berdasarkan tabel 4.2, penagihan pajak dengan surat paksa pada umumnya mengalami peningkatan baik dari jumlah lembar surat paksa dan nilai nominal yang
tertera dalam surat paksa. Penagihan pajak dengan surat paksa pada tahun 2012 sebanyak 796 lembar
dengan nilai nominalnya sebesar Rp. 3.194..730.190,- sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 2.381 lembar dengan nilai nominalnya sebesar Rp. 5.550.929.373,- berarti
ada peningkatan jumlah lembar penagihan pajak dengan surat paksa sebanyak 1.585 lembar dan dilihat dari jumlah nominalnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp.
2.356.199.183,-. Lebih sedikit yang melakukan penagihan pajak dengan surat paksa di tahun
2012 dibandingkan dengan tahun 2013, hal ini disebabkan sebagian besar wajib pajak masih banyak yang tidak patuh dalam membayar pajak. Itulah yang menyebabkan
39
Sumber: Data yang diolah.
Universitas Sumatera Utara
penagihan pajak dengan surat paksa tahun 2012 lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2013.
Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 terlihat lebih banyak yang melakukan penagihan pajak dengan surat teguran dibandingkan penagihan pajak dengan surat paksa di
tahun 2012 baik dari segi penerbitan maupun nilai nominalnya, sedangkan di tahun 2013 lebih sedikit yang melakukan penagihan pajak dengan surat teguran
dibandingkan dengan penagihan pajak dengan surat paksa dilihat dari segi penerbitan, sedangkan dari segi nilai nominalnya lebih banyak di penagihan pajak degan surat
teguran dibandingkan dengan penagihan pajak dengan surat paksa.
C. Penerimaan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran pada Kantor