Pasien rawat jalanoperasi Pemberian Informasi Obat PIO Pelayanan Farmasi di Ruang Sitostatika

51 - Membuat Neraca rugi laba tiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Sub Instalasi Administrasi membuat, mengatur dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya, seperti kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

a. Pasien rawat jalanoperasi

Unit cost perbekalan Farmasi = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan Jumlah pasien yang berkunjung setiap bulan Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan kemudian diambil rata-ratanya.

b. Pasien rawat inap

Unit cost perbekalan Farmasi = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan Jumlah hari rawatan setiap bulan Universitas Sumatera Utara 52 Biaya unit cost untuk pasien Askes dan Umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini dicatat oleh petugas ruangan melalui Opname Brief OB, dihitung jumlahnya oleh petugas Instalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh Instalasi Farmasi ke bagian keuangan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Contoh rekapitulasi pengklaiman unit cost dapat dilihat pada lampiran 27. Setiap bulan unit cost dievaluasi sehingga dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan. Contoh biaya yang termasuk unit cost pada partus normal: Tabel 1 Perhitungan Unit Cost Partus Normal pasien Askes dan Jamkesmas No Nama Perbekalan Farmasi Kemasan Harga Satuan Rp Pemakaian Harga Pemakaian Rp 1 Kapas 1 kg 31.460,- 1 ons 3.146,- 2 Iodin Povidon 60 cc Botol 3.500,- ¼ botol 875,- 3 Chromic 20 Sachet 11.477,- 2 sachet 22.954,- 4 Gelang bayi dan Ibu Pasang 2.200,- 1 pasang 4.400,- Jumlah 31.341,-

3.3.4 Farmasi Klinik

Instalasi farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat. Universitas Sumatera Utara 53 Formulir PIO dapat dilihat pada lampiran 28. Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah:

a. Pemberian Informasi Obat PIO

Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Apoteker juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan SehatPemprovsu. Materi penyuluhan yang diberikan antara lain: - Penggunaan obat cacing dan antibiotik yang benar - Penggolongan obat dan cara penggunaan obat yang benar - Penggunaan obat maag yang aman dan cara penyimpanan obat yang benar

b. Pelayanan Farmasi di Ruang Sitostatika

Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Pencampuran obat sitostatik dilaksanakan oleh apoteker atau asisten apoteker Instalasi Farmasi di ruang aseptis. Prosedur kerja diruang pencampuran sitostatik obat kanker yaitu : Universitas Sumatera Utara 54 1. Petugas pencampuran obat kanker masuk kedalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, masker, sarung tangan, sepatu khusus. 2. Matikan lampu UV Ultra Violet. 3. Hidupkan Exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan sitostatika. 4. Desinfeksi untuk “kotak aseptis“ dengan menyemprotkan Alkohol 70 keseluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut. 5. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker, pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis. Setelah selesai mencampur, kotak tersebut dibersihkan, lalu buang alas kemoterapi bekas dan desinfeksi kembali dengan menyemprot alkohol 70 . 6. Sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang terdiri dari tong sampah khusus untuk tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, dan tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya. 7. Matikan Exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV, tutup pintu. 8. Antar sampah yang berbahaya dalam plastik ke IPAL untuk dibakar dalam incenerator. Tabel 2 Contoh obat-obat Sitostatik yang ada di Instalasi Farmasi No Nama Obat Sediaan Obat Bentuk Obat 1. Anzatax 30 mg Vial 2. Carbosin 50, 150, 500 mg Vial 3. Cyclophosphamid 1000, 200 mg Vial Universitas Sumatera Utara 55 4. Doxorubin 10, 50 mg Vial 5. Fluracedyl 500 mg Vial 6. Vincristine 1, 2 mg Vial 7. Posyd 100 mg Vial 8. Platosin 10, 50 mg Vial 9. Tamoplex 10, 20 mg Tablet 10. Rescuvolin 15, 50 mg Vial

3.4 Central Sterilization Supply Department CSSD