BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia, jerami padi belum dinilai sebagai produk yang memiliki nilai ekonomis. Petani membiarkan siapa saja untuk mengambil jerami padi dari lahan
sawahnya. Di beberapa daerah, petani bahkan senang bila sawahnya bebas dari jerami padi. Pada sistem usaha tani yang intensif, jerami padi sering dianggap sebagai sisa
tanaman yang mengganggu pengolahan tanah dan penanaman padi. Oleh karena itu, 75 - 80 petani membakar jerami padi di tempat, beberapa hari setelah dipanen
Makarin, 2007. Adapun kandungan dari jerami padi ialah lignoselulosa yang terdiri dari tiga
komponen fraksi serat, yaitu selulosa 32,1, hemiselulosa 24, lignin 18, dan juga mengandung silika Howard, 2003.
Menurut Redi dan Yang 2006 juga menyatakan bahwa komposisi jerami padi terdiri dari 40 selulosa, 30 hemiselulosa, 15 silika dan 15 lignin.
Jerami padi dapat di fungsikan sebagai bahan adsorben logam berat. Bahan ini relatif murah dalam menanggulangi pencemaran logam berat dalam air Kohar dan
Setyaningrum, 2007. Pada penelitian sebelumnya telah digunakan adsorben jerami padi untuk
pengolahan limbah logam berat Pb II dengan menggunakan NaOH 3 yang diaktivasi dengan HNO
3
dan pH limbah serta waktu kontak divariasikan. hidroksida. Derajat keasaman pada limbah berfungsi untuk mempengaruhi spesies logam yang
terdapat dalam limbah Safrianti dkk, 2012. Juga telah dilakukan penelitian untuk pengolahan limbah Cd dengan menggunakan NaOH 2
Kohar dan Setyaningrum, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Maryeni pengolahan limbah elektroplating dapat dilakukan seacar fisika dan kimia. Jenis pengolahan limbah elektroplating dilakukan tergantung dari
karakteristik senyawa-senyawa yang ada pada limbah cair. Pengolahan limbah elektroplating yang dilakukan dengan cara netralisasi dengan asam klorida, mengatur
pH dari 8-10 limbah dengan penambahan larutan natrium hidroksida, penambahan koagulan berupa tawas untuk mempercepat terbentuk gumpalandan endapan.
Pengolahan limbah dengan metode sedimentasi dan koagulasi didasarkan pada prinsip bahwa logam-logam dalam limbah cair elektroplating dapat diendapkan
dengan netralisasi menggunakan kapur atau natrium hidroksida. Pengendapan berlangsung antara pH 8.5-9.5 Purwanto dan Huda, 2005.
Zat-zat pencemar merupakan senyawa yang tidak diinginkan dalam lingkungan hidup. Bahan-bahan pencemar itu tergolong zat organik dan anorganik.
Diantara zat-zat pencemar anorganik maka logam berat seperti zinkum Zn mendapatkan perhatian yang lebih banyak Widowati, 2008.
Didalam tubuh manusia terdapat Zn kira-kira 2,3 g dan hanya dapat menyerap 20 - 40 Zn dari makanan sehingga dapat dicukupi dengan minuman yang diperkaya
dengan Zn. Kelebihan Zn dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, mulassakit perut, demam, diare Widowati, 2008.
Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh logam Zn tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengurangi kadarnya. Adsorpsi merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar seng. Keuntungan dengan menggunakan metode adsorpsi lebih murah tidak menimbulkan efek samping beracun
dan efektif pada konsentrasi logam yang rendah Igwe dan Abla, 2007. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menggunakan adsorben jerami padi
tersebut untuk pengolahan limbah elektroplating yang mengandung logam Zn dengan menggunakan NaOH 3, kemudian diaktivasi dengan menggunakan HCl dan
limbah elektroplating yang divariasikan dari pH 4-8.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan