Teori Interaksionisme Simbolik Kajian Pustaka .1 Komunikasi Pembangunan Sosial

Universitas Sumatera Utara yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. 5. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan disadvantage, dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan. 6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri. 7. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak sebagai pelaku pembangunan itu sendiri dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya.

2.2.2 Teori Interaksionisme Simbolik

Teori interaksionisme simbolik identik dengan pemikiran George Herbert Mead 1863-1931. Mead membuat pemikiran orisinal yaitu “The Theoretical Perspective” yang merupakan cikal bakal “Teori Interaksionisme Simbolik”. Pemikirannya tentang teori interaksionisme simbolik adalah bahwa setiap perilaku non-verbal dan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersamaa oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting. Masyarakat dalam pemahaman Mead tidak dilihat dalam skema teoritis, meski secara implisit ada. Soeprapto, 2002:57 Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita akan dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah: a Mind Pikiran : Kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran Universitas Sumatera Utara mereka melalui interaksi dengan individu lain. b Self Diri : Kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolik adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri the self dan dunia luarnya. c Society Masyarakat : Hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu di tengah masyarakat, dan tiap individu sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya. Ritzer dan Goodman, 2010:380. Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain : 1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia Tema ini berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersamaa. Hal ini sesuai dengan tiga dari tujuh asumsi karya Herbert Blumer 1969 dimana asumsi- asumsi itu adalah sebagai berikut: Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasi melalui proses interpretif. 2. Pentingnya konsep mengenai diri self concept Tema kedua berfokus pada pentingnya ”Konsep diri” atau ”Self-Concept”. Pada tema interaksi simbolik ini menekankan pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya. Tema ini memiliki dua asumsi tambahan, menurut LaRossan Reitzes 1993 dalam West-Turner 2008: 101, antara lain: Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain dan konsep Universitas Sumatera Utara diri membentuk motif yang penting untuk perilaku. 3. Hubungan antara individu dengan masyarakat Tema ini berfokus pada hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat, dimana asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi- asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah: ¯ Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial ¯ Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial

2.2.3 Opinion Leader

Dokumen yang terkait

Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

10 115 91

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Peran Opinion Leader Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok Dalam Pilkada Kota Depok 2015

1 14 94

TRADISI MARHARE DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN SAURMATUA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA PAKPAHAN KECAMATAN PANGARIBUAN KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 2 25

STUDI HUKUM WARIS ADAT TENTANG KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA.

0 0 15

Peran NU Sebagai Opinion Leader Dalam Me

0 0 58

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma - Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PERAN OPINION LEADER DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT (Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10