38 Buku Guru Kelas XI SMASMK
h. Fungsi ekonomis
Berkaitan dengan orang tua yang mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
i. Fungsi status sosial
Keluarga akan mewariskan kedudukannya kepada anak-anaknya, karena kelahiran anggota keluarga biasanya dihubungkan dengan sistem status ini.
Selain itu status individu juga dapat berubah melalui perkawinan dan usaha- usaha yang dilakukan seseorang.
Selain fungsi keluarga yang sudah diuraikan di atas, secara khusus menurut iman Kristen fungsi keluarga seperti yang dipaparkan dalam kitab suci orang
Kristen. a. Sebagai teman sekerja Allah dalam mengelola alam semesta dan segala isinya
Kej. 1:28. Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah imago dei. Artinya manusia merupakan perpanjangan tangan Tuhan di bumi untuk
menjaga seluruh ciptaan Tuhan, termasuk dalam hubungan antara sesama dan juga alam. Setiap manusia, termasuk keluarga bertanggung jawab untuk
menciptakan relasi yang baik dengan sesama, dan menjaga kelestarian alam, misalnya dengan memanfaatkan hasil alam secara bijak untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, menjaga kebersihan dan keindahan alam, ramah terhadap lingkungan, dan sebagainya.
b. Sebagai lembaga pendidik utama dan pertama Ul. 6:4-9. Yang pertama berarti belum ada lembaga lain yang dapat mendahului peran keluarga
dalam pendidikan kepada anak. Yang utama berarti belum ada lembaga lain yang mengungguli perannya dalam pendidikan. Dengan kata lain, keluarga
menjadi lingkungan dasar penerapan dan pembentukan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan ajaran Kristiani.
c. Sebagai wadah semua anggota keluarga dalam mengekspresikan kasih, kesetiaan, dan sikap saling menghormati Ef. 5:22-23; 6:1-3. Setiap anggota
keluarga berkewajiban menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dengan menghayati dan melakukan ajaran-ajaran Kristiani sehingga dampak-
nya dapat terpancar dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
3. Peran Allah dalam Kehidupan Keluarga
Tuhan adalah Pribadi yang membentuk sebuah keluarga. Tuhan menciptakan manusia sepasang yakni laki-laki dan perempuan Kej. 2:21-25. Manusia
diciptakan berbeda tetapi satu kesatuan. Artinya, manusia diciptakan dalam dua jenis kelamin. Manusia sama dan sehakikat, namun diciptakan dengan fungsi yang
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 39
berbeda agar saling mengasihi dan melengkapi. Dalam perbedaan itu manusia menjadi satu persekutuan yang luar biasa karena saling membutuhkan dan saling
mendukung. Tuhan memberikan daya tarik yang luar biasa dalam diri sebagai laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai rasa suka yang membuat mereka
bertemu dan mengikat diri. Itulah cikal bakal manusia membangun keluarga.
Keluarga Kristen merupakan keluarga yang mencerminkan kehidupan dengan dilandasi oleh kasih dan sikap takut akan Tuhan, serta meneladani kehidupan
Tuhan Yesus sehingga menciptakan suasana kristiani yang sejati dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Keluarga Kristen beribadah kepada Tuhan sebagai
bagian pokok dari keberadaan keluarga Kristen. Beribadah kepada Tuhan berarti semua anggota keluarga berdoa dan melayani Tuhan setiap hari, sehingga semakin
bertumbuh dalam cinta akan Kristus yang semakin mendalam. Ketekunan dalam doa dan usaha untuk mempertautkan diri dengan Kristus diperlihatkan dengan
sangat jelas oleh keluarga-keluarga Kristiani jemaat perdana. Diungkap dalam Kisah Para Rasul 2:46-47 bahwa mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa
dan merayakan perjamuan secara bergilir dari rumah ke rumah. Melalui doa dan perjamuan bersama ini mereka sungguh-sungguh dikuatkan dan diteguhkan
oleh Tuhan untuk berani ‘tampil beda’ di antara kelompok-kelompok jemaat lain pada saat itu dan siap menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat dimana mereka
hidup.
Kehidupan keluarga yang sangat kompleks dengan berbagai kesibukan maupun masalah pada saat ini, penting dan tetap harus menyempatkan waktu
untuk bertumbuh dalam Tuhan bersama. Jika Tuhan diutamakan, maka sukacita, kekuatan, kemenangan, dan penghiburan akan tinggal diam dalam keluarga.
Keterpautan secara sadar dengan Kristus dalam keluarga akan menggerakkan semua anggota keluarga untuk membangun relasi yang semakin akrab dan intim
dengan berpola pada relasi antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus dengan manusia yang mengasihi dengan kasih agape, yakni kasih tanpa
pamrih, kasih yang melayani, mengampuni, dan memberi seperti yang diajarkan- Nya. Berbeda dengan kasih eros, yakni kasih yang mengingini dan mencari
kesenangan diri sendiri.
Rasul Paulus menyebutkan bahwa keluarga Kristen harus hidup dengan menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga 1 Kor. 11:3, karena Tuhan Yesus
secara pribadi sangat mengasihi dan memimpin keluarga. Hal ini nampak ketika Ia mulai menyatakan diri sebagai Juru selamat pada pernikahan di Kana Yoh. 2:1-11.
Tampak ketidakmampuan kedua mempelai karena kekurangan anggur, namun ketika Tuhan Yesus turut campur tangan dan memberi pertolongan, mukjizat
besar terjadi: air berubah menjadi anggur. Demikianlah Tuhan Yesus juga akan menolong keluarga Kristen pada masa kini di dalam segala kesukaran, masalah,