Sumber:
200 mile boundaries without consideration of the Spratlys or Paracels, oleh Cire Sare, pada http:www.southchinasea.orgcategorympasterritorial-claimspage2
Peta di atas menunjukan ZEE Vietnam dan lima negara lainnya di wilayah LCS. Namun, setelah kesepakatan UNCLOS 1982, negara-negara di kawasan ini
saling mengklaim wilayah kedaulatannya di luar ZEE yang telah disepakati dalam UNCLOS. Vietnam menjadi salah satu yang mengklaim wilayah dan terlibat
dalam sengketa dengan negara lainnya di kawasan tersebut.
2.2 Klaim Vietnam di Laut Cina Selatan
Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut UNCLOS, negara- negara yang mempunyai wilayah perairan dapat mengklaim ZEE yang meliputi
200 mil dari garis pantai pulau terluar Kim, 2012: 28. Di LCS, tidak dapat ditentukan pulau-pulau terluar yang dimiliki dan menjadi kedaulatan suatu negara.
Ini dikarenakan, kawasan ini memiliki banyak pulau yang kepemilikannya masih diperebutkan oleh negara-negara di perairan ini,
1
sehingga menimbulkan berbagai sengketa. Dengan adanya berbagai sengketa, batas-batas ZEE di LCS sulit untuk
ditentukan. Vietnam tercatat memiliki sengketa dengan lima negara di LCS. Sengketa-
sengketa tersebut antara lain: Teluk Tonkin dekat pulau Hainan dengan RRT
;
kepulauan Paracel dengan RRT dan Taiwan; kepulauan Spratly dengan RRT, Malaysia, Filipina, Brunei dan Taiwan. Pada kepulauan Spratly, Vietnam berebut
klaim atas wilayah perairan sebelah barat kepulauan ini dengan RRT dan Taiwan.
1
Negara-negara yang pemperebutkan klaim kedaulatannya di LCS yaitu: Brunei, Filipina, Malaysia, Taiwan, RRT dan Vietnam Heijmans, 2004.
Sementara pada bagian lainnya, tumpang tindih klaim terjadi antara Vietnam dengan Brunei, Malaysia, dan Filipina Ahira, 2011.
Di antara kasus-kasus tersebut, dua klaim yang mengundang perhatian utama Vietnam adalah kepulauan Spratly dan Paracel. Selain karena posisinya
yang strategis, juga karena adanya potensi sumberdaya minyak dan gas. RRT memperkirakan potensi minyak di kepulauan Spratly dan Paracel Islands bisa
mencapai 105 miliar barel, sementara keseluruhan potensi minyak di LCS mencapai 213 miliar barel. Sedangkan potensi gas yang terdapat di Kepulauan
Spratly hampir mencapai 900 Tcf. Ini diperkirakan akan dapat memproduksi sumberdaya gas hampir mencapai 1,8 Tcf setiap tahunnya global security.org,
2011. Mengenai Spratly dan Paracel, Vietnam sendiri belum menetapkan dua
kepulauan tersebut sebagai pulau-pulau terluar yang membentuk garis dasar “baseline” Vietnam dalam penandatanganan UNCLOS pada tahun 1982. Namun,
setelah ratifikasi UNCLOS pada tahun 1994, Vietnam mengadakan Resolusi Majelis Nasional Kesembilan yang mulai merumuskan kembali wilayah
kedaulatan laut pada kepulauan Paracel dan Spratly pada tahun 1994. Ini menjelaskan bahwa Vietnam belum menentukan lingkup zona maritim di sekitar
pulau. Baseline dan zona maritim di seluruh pulau-pulau akan didefinisikan dalam peraturan perundang-undangan di masa depan, seperti undang-undang yang
membahas Zona Maritim Vietnam, dengan melalui perjanjian batas negara dengan negara lain Nguyen, 2012: 196-197.
Pada tahun 2003, Majelis Nasional Vietnam membuat Undang-Undang tentang batas Nasional. Pada pasal 1, ditegaskan kembali klaim kedaulatan
Vietnam atas Kepulauan Paracel Hoang Sa dan Kepulauan Spratly Truong Sa Biendong.net, 2012. Dalam Undang-undang ini juga menjelaskan landas
kontinen negara diperpanjang hingga 350 mil laut sesuai dengan kondisi dan prosedur Konvensi PBB tentang Hukum Laut pada tahun 1982. Ini merupakan
kelanjutan klaim sejak bersatunya Vietnam paska Perang Dingin pada tahun 1975. Sebagaimana ditegaskan dalam Vietnam White Paper oleh Ministry of Foreign
Affairs , bahwa
Kepulauan Paracel Hoang Sa dan Kepulauan Spratly Truong Sa merupakan bagian dari kedaulatan negara Vietnam White Paper oleh Ministry of
Foreign Affairs, 1975: 1. Pada tahun 2009, pemerintah Vietnam mengirim laporan bahwa batas
landas kontinen Vietnam diperpanjang dalam dua daerah untuk dipertimbangkan oleh Komisi Batas Landas Kontinen Hanh, 2012. Upaya perluasan klaim ini
mengakibatkan perubahan batas-batas kedaulatan wilayah Vietnam yang pada awalnya ditentukan oleh
garis dasar “baseline” dalam Deklarasi Pernyataan Wilayah Laut Vietnam, pada tanggal 12 Mei 1977. Berikut ini merupakan peta
wilayah kedaulatan Vietnam setelah klaim kedaulatan diperluas yang mencakupi kepulauan Paracel Hoang Sa dan kepulauan Spratly Truong Sa:
Gambar 2.2 : Klaim wilayah Vietnam setelah memasukan kepulauan Paracel dan Spratly
Sumber:
Bellacqua. “The China Factor in U.S.-Vietnam RelationsNgan M. Kim dalam U.S.
–Vietnam Military Relations: Game Theory Perspective
Peta di atas menunjukan perluasan klaim Vietnam yang mencakupi kepulauan Paracel dan kepulauan Spratly. Vietnam memasukan klaim kedua
kepulauan tersebut berdasarkan data historis. Keduanya dianggap termasuk ke dalam wilayah Vietnam, sejak masa pemerintahan Raja Le Thanh Tong 1460-
1497. Vietnam menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki dokumen dan peta dari abad ke-17, 18, dan 19 Kim, 2012: 30. Klaim Vietnam tersebut berujung
pada sengketa dan konflik antara Vietnam dengan negara yang juga telah mengklaim kedaulatannya atas perairan di LCS serta kepulauan Paracel dan
kepulauan Spratly.