Resepsi Sastra Landasan Teori .1 Film

Dwi Indah Purnama : Film Nagabonar Karya Asrul Sani Dan Film Nagabonar Jadi 2 Karya Musfar Yasin: Analisis Resepsi, 2010. f. Pan Dawn bird eye Kamera diarahkan ke bawah Kuasa, Wibawa; teknik ini menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa, kokoh dan berwibawa. Namun bisa juga menimbulkan kesan bahwa subyek diekploitasi karena hal tertentu. g. Zoom in out Focallength ditarik ke dalam Observasi fokus; audience diarahkan dan dipusatkan pada obyek utama. Unsur lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai pelengkap makna. d. Setting Setting yaitu tempat atau alokasi untuk pengambilan sebuah visual dalam film. Askurifai Baksin dalam Elviras, 2003: 17-18

2.2.2 Resepsi Sastra

Secara defenitif, resepsi sastra berasal dari kata recipere Latin, reception Inggris, yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan penikmat. Secara umum teori resepsi sastra diartikan sebagai penerimaan, penyambutan, tanggapan, reaksi, dan sikap penikmat terhadap suatu karya sastra. Dalam arti luas resepsi didefinisikan sebagai pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna terhadap karya sehingga dapat memberikan respon terhadapnya. Respon yang dimaksudkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang penikmat, melainkan penikmat sebagai proses sejarah dan penikmat dalam periode tertentu Ratna, 1994:148; 2007:434. Dwi Indah Purnama : Film Nagabonar Karya Asrul Sani Dan Film Nagabonar Jadi 2 Karya Musfar Yasin: Analisis Resepsi, 2010. Resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik-tolak pada penikmat yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Penikmat selaku yang pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosial-budaya. Hal itu berarti bahwa karya sastra tidak sama penikmatan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu. Ini adalah fakta yang diketahui oleh setiap orang yang sadar akan keragaman interpretasi yang diberikan kepada karya sastra, Abdullah dalam Nugroho, 2001:74. Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan mempertimbangkan penikmat selaku pemberi sambutan dan tanggapan. Tentu saja dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu dan golongan sosial Pradopo, 2003:107. Estetika resepsi atau resepsi sastra memberikan perhatian utama kepada penikmat karya sastra di antara jalinan segitiga pengarang, karya sastra dan masyarakat penikmat. Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan karena masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Tanpa pengarang tidak akan ada karya satra, dan tanpa penikmat karya sastra tidak ada artinya. Penikmat dalam memahami dan memaknai suatu karya sastra akan bebeda antara pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penikmat yang berbeda, Segers dalam Pradopo. 1995:208. Upaya untuk mendapatkan gambaran tanggapan atau resepsi penikmat pada film, penulis mencoba menganalisis NB dan NBJ2 dengan menerapkan teori resepsi sastra. Teori resepsi sastra pada tataran dasar secara singkat dapat disebut Dwi Indah Purnama : Film Nagabonar Karya Asrul Sani Dan Film Nagabonar Jadi 2 Karya Musfar Yasin: Analisis Resepsi, 2010. sebagai teori yang menjelaskan bahwa teks sastra lisan maupun tulisan dengan bertitik tolak pada penikmat yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks tersebut Abdullah, 1994.

2.2. Tinjauan Pustaka