PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK.

(1)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

(Quasi-Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di SMPN 1 Subang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh

Siti Suci Winarni NIM 1103342

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT

TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL

PESERTA DIDIK

Oleh Siti Suci Winarni

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Geografi pada Jurusan Pendidikan SPs Geografi

© Siti Suci Winarni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK


(4)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

"THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF IMPROVEMENT TGT STAD AND RATIONAL THINKING SKILLS STUDENTS" (Quasi-Experiments on Geography Lesson VII Class SMPN 1 Subang) Supervised by: Prof. Dr.. Dede Rohmat, Ir.M.T as mentors I and Dr. Ahmad Yani, M.Si as mentors II. Compiled By: Siti Suci Winarni, Student Identification Number (NIM) 1103342, 2013.

Geography learning process, still centered on teachers and monotonous, it is suspected as the cause of low rational thinking skills of learners. As an alternative solution, the author tries cooperative learning model, STAD and TGT type. The purpose of research is to describe the difference rational thinking skills of students after the implementation of the model, both STAD, TGT, and between both of them. Research carried out by quasi experimental design. Population research was junior class VII, with samples of class VII D and VII F in SMP N 1 Subang. Resposden each class of 30 people. Indicators under study is based on 10 criteria of rational thought Novak (1979). Data retrieved through tests, observations, and questionnaires. Data analysis was performed on the instrument, and the data collected, through the test of validity, reliability, level of difficulty, distinguishing, normality, homogeneity, average difference, and gain. The analysis is carried out with the help of SPSS 16 program package.

The results showed the data 1. There were no significant differences in rational thinking skills of students before using cooperative learning STAD and TGT, 2. There are significant differences in rational thinking skills of learners between the results before and after the implementation of the STAD cooperative learning model, 3. There are significant differences in rational thinking skills of learners between the results before and after the implementation of the teaching model TGT, 4. There are significant differences in rational thinking skills that learners use STAD cooperative learning in which learners get the learning type TGT. Cooperative learning model STAD and TGT were able to improve the skills of rational thinking, which includes ten indicators in subjects with the subjects geography maps, atlases, and globes. That the results of this study more implementable, similar research is needed with a more comprehensive approach to the establishment of teacher models, the fit between the methodology and subject matter, the provision of time, and the learning environment.

Keywords: Cooperative STAD, TGT, and Rational Thinking Skills


(5)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR

RASIONAL PESERTA DIDIK” (Quasi-Eksperimen pada Mata Pelajaran

Geografi Kelas VII SMPN 1 Subang) Dibimbing oleh : Prof. Dr. Dede Rohmat Ir.M.T selaku pembimbing I dan Dr. Ahmad Yani, M.Si selaku pembimbing II. Disusun Oleh : Siti Suci Winarni, Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1103342, 2013.

Proses pembelajaran geografi, masih berpusat pada guru dan bersifat monoton, hal ini diduga sebagai penyebab rendahnya keterampilan berpikir rasional peserta didik. Sebagai alternatif solusi, penulis mecoba model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan perbedaan keterampilan berpikir rasioal peserta didik setelah implementasi model, baik STAD, TGT, maupun antar keduanya. Penelitian dilaksanakan dengan desain quasi eksperimental. Populasi penelitain adalah siswa kelas VII SMP, dengan sampel kelas VII D dan VII F di SMP N 1 Subang. Resposden masing-masing kelas 30 orang. Indikator yang diteliti didasarkan atas 10 kriteria berpikir rasional dari Novak (1979). Data diambil melalui tes, observasi, dan angket. Analisis data dilakukan terhadap instrumen, dan data yang terkumpul, melalui uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, normalitas, homogenitas, perbedaan rata-rata, dan gain. Analisis tersebut dilakukan dengan bantuan paket Program SPSS 16.

Hasil penelitian data menunjukkan 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, 2. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD, 3. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran TGT, 4. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peserta didik yang mendapatkan pembelajaran tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT ternyata mampu meningkatkan keterampilan berpikir rasional, yang mencakup sepuluh indikator pada mata pelajaran geografi dengan pokok bahasan peta, atlas, dan globe. Agar hasil penelitian ini lebih implementatif, diperlukan penelitian sejenis dengan pendekatan yang lebih komprehensif dari sisi kemapanan guru model, kesesuaian antara metodologi dan pokok bahasan, penyediaan waktu, dan suasana belajar.

Kata Kunci :Kooperatif STAD, TGT, dan Keterampilan Berpikir Rasional


(6)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRACT...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

PERSEMBAHAN...v

DAFTAR ISI...vi-vii DAFTAR TABEL...viii-ix DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR GRAFIK...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Pada Model Kooperative Learning....8

B. Komponen-komponen Pembelajaran...14

C. Teori Pembelajaran...23

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TGT...26

E. Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Kooperative Learning...46

F. Perubahan Perilaku Setelah Belajar...53

G. Kerangka Pikir Penelitian...54

H. Hipotesis Penelitian...57


(7)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan subjek penelitian...58

B. Desain Penelitian...59

C. Metode Penelitian...59

D. Definisi Operasional...61

E. Instrumen Penelitian...62

F. Analisis Uji Instrumen...63

G. Teknik Pengumpulan Data...67

H. Teknik Analisa Data...68

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS A. Implementasi Cooperative Learning Tipe STAD ...73

B. Implementasi Cooperative Learning Tipe TGT ...76

C. Deskripsi Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik...79

D. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ...79

E. Pretes Keterampilan Berpikir Rasional...81

F. Postes Keterampilan Berpikir Rasional...84

G Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Rasional Kelas STAD...85

H Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Rasional Kelas TGT...87

I. Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Rasional STAD dan TGT...90

J Hasil Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Setiap Indikator...93

K Hasil Kuesioner Keterampilan Berpikir Rasional STAD dan TGT...97

L Hasil Rekapitulasi Kelompok Implementasi Tipe STAD dan TGT...110

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...115

B. Rekomendasi...116 DAFTAR PUSTAKA...119-122


(8)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Enam Langkah Utama Pembelajaran Kooperatif...36

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok...44

Tabel 2.3 Aspek-aspek Keterampilan Berpikir Rasional...49

T abel 3.1 Rancangan Eksperimen...59

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Pilihan Ganda ...63

Tabel 3.3 Uji Validitas Korelasi Signifikansi...64

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran dan Tafsiran...65

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda...66

Tabel 3.6 Daya Pembeda...67

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda...67

Tabel 3.8 Teknik Pengumpulan Data...68

Tabel 4.1 Kriteria Penghargaan Kelompok...78

Tabel 4.2 Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Rasional...80

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Rasional...80

Tabel 4.4 Hasil Pretes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Tipe STAD dan TGT...82

Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Pretes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Tipe STAD dan TGT...83

Tabel 4.6 Hasil Postes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Tipe STAD dan TGT...84

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretes STAD dengan Wilcoxon...86

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretes dan Postes Dengan Uji Wilcoxon...88

Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Gain dengan Uji Wilcoxon Pretes dan Postes Tipe STAD dan TGT...90

Tabel 4.10 Hasil Postes Perbedaan Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Dengan Uji Wilcoxon Kelas Implementasi Tipe STAD dan TGT...91

Tabel 4.11 Perbedaan Hasil Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Setiap Indikator...94


(9)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Tanggapan Peserta Didik Terhadap Model

Pembelajaran Tipe STAD...98 Tabel 4.13 Hasil Kuesioner Tanggapan Peserta Didik Terhadap Model

Pembelajaran Tipe TGT...103 Tabel 4.14 Nilai Kelompok Implementasi Kelas STAD...111 Tabel 4.15 Nilai Kelompok Implementasi Kelas TGT...112


(10)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Komponen-Komponen Pembelajaran...15 Bagan 2.2 Kerangka Pikir Penelitian...56 Bagan 3.1 Prosedur Penelitian...60


(11)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Pretes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Tipe STAD dan TGT...82 Grafik 4.2 Grafik Pretes Tipe STAD dan TGT...83 Grafik 4.3 Grafik Postes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik Tipe

STAD dan TGT...85 Grafik 4.4 Hasil Pretes dan Postes Implementasi STAD...87 Grafik 4.5 Hasil Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik

di Kelas TGT...89 Grafik 4.6 Perbedaan Postes Tingkat Keterampilan Berpikir Rasional Kelas

Implementasi STAD dan TGT...92 Grafik 4.7 Perbedaan Postes dan TGT...93 Grafik 4.8 Peningkatan Gain Hasil Pretes dan Postes Setiap Indikator

Keterampilan Berpikir Rasional Kelas Implementasi STAD...96 Grafik 4.9 Peningkatan Gain Hasil Pretes dan Postes Setiap Indikator

Keterampilan Berpikir Rasional Kelas Implementasi STAD...96 Grafik 4.10 Nilai Kelompok Implementasi Kelas STAD...111 Grafik 4.11 Nilai Kelompok Implementasi Kelas TGT...113 Grafik 4.12 Perbandingan Implemenatasi STAD dan TGT Peta, Atlas, dan

Globe...113

xi


(12)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Soal Materi Geografi Kelas VII...123-129 2. Soal tes keterampilan berpikir rasional kelas VII semester dua...130-134 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD...135-143 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe TGT...144-152 5. Silabus Peta, Atlas, dan Globe ...153-154

6. Analisis butir soal pretes penelitian tipe STAD...155

7. Analisis butir soal postes penelitian tipe STAD...156

8. Analisis butir soal pretes penelitian tipe TGT...157

9. Analisis butir soal postes penelitian tipe TGT...158

10Uji validitas instrumen soal keterampilan berpikir rasional...159-168 11.Hasil uji statistika pretes dan postes tipe STAD dan TGT...169-176 12.Rekapitulasi gain kelas implementasi STAD dan TGT...177-178 13.Lembar observasi kegiatan guru melalui pembelajaran tipe STAD...179-184 14.Lembar observasi kegiatan peserta didik, pembelajaran tipe STAD...185-187 15.Lembar observasi kegiatan guru melalui pembelajaran tipe TGT...188-193 16. Lembar observasi kegiatan peserta didik, pembelajaran tipe TGT...194-196 17.Rekapitulasi tanggapan kuesioner peserta didik terhadap tipe STAD...197-199 18.Rekapitulasi Tanggapan Kuesioner Peserta Didik Terhadap Tipe TGT.200-202 19.Implementasi Model Kooperatif Tipe STAD dan TGT...203-211 20.Foto Implementasi Model Kooperatif Tipe STAD dan TGT...212-214 21. SK Pembimbing Direktur SPs UPI...215-216 22. Surat Permohonan Izin Studi Lapangan/Observasi...217

23. Surat Keterangan telah melakukan penelitian di SMP N1 Subang...218


(13)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru dan peserta didik merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat membimbing peserta didik agar mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan bidang studi yang dipelajari, disamping harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, guru juga dituntut untuk mengetahui secara tepat tingkat pengetahuan peserta didik diawal atau sebelum mengikuti pelajaran tertentu. Selanjutnya dengan metode pembelajaran yang dipilih oleh guru diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan secara efektif.

Seorang guru yang profesional dituntut dapat menampilkan keahlian sebagai guru di depan kelas. Komponen yang harus dikuasai adalah menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat menarik minat belajar peserta didik. Guru tidak hanya cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas. Hal ini ditegaskan oleh Mulyasa (2003:101) bahwa ”proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran”.

Gambaran yang tampak dalam pendidikan adalah penekanan pembelajaran lebih kepada hafalan dan mencari suatu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Proses-proses berpikir tingkat tinggi seperti berpikir rasional jarang dilatih. Seperti yang dikemukakan oleh Guliford (Munandar, 2009:7) Berdasarkan pendapat Guliford, pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu ada perubahan, baik secara substansial maupun secara teknis. Pembelajaran yang dilaksanakan tentunya harus sesuai dengan perkembangan jaman, serta sesuai dengan keperluan pendidikan pada saat ini. Proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan koordinator dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model yang bervariatif,


(14)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

sehingga peserta didik tidak jenuh akibat proses belajar mengajar yang monoton, tidak ada tantangan. Peserta didik posisinya sebagai objek bukan subjek belajar. Salah satu keahlian yang harus dimiliki guru sebagai salah satu unsur pendidik, yaitu mampu melaksanakan tugas profesionalnya untuk memahami peserta didik belajar, mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir rasional, membentuk watak peserta didik, dan memahami proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik. Guru harus menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik. Salah satu cara mengaplikasikannya yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT.

“Sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru membimbing dalam proses terjadinya pengalaman belajar, tujuan kegiatan tidak hanya sekadar mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian” (Joni, 1994:91)

Proses pembelajaran di kelas sebaiknya berpusat pada peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat berpikir secara konvergen, dituntut untuk memahami informasi, tidak hanya menghafal informasi. Aplikasi dari pembelajaran tersebut adalah dapat menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari, seperti yang ditegaskan oleh Rogers (1951 : 3). Konsep pembelajaran yaitu “Student Centered Learning”yang intinya yaitu :

1. Kita tidak dapat mengajar orang lain tetapi hanya bisa memfasilitasi belajarnya.

2. Seseorang hanya dapat belajar secara signifikan pada hal-hal yang hanya dapat memperkuat/ menumbuhkan “self” nya.

3. Manusia tidak dapat belajar jika di bawah tekanan.

4. Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifikan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi.

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan dan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi,


(15)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

pendekatan, model, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak (Wardhani, 2005:65), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif yang mencakup berbagai bentuk tipe termasuk tipe STAD dan TGT.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap peserta didik yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dengan mengedepankan belajar secara kelompok atau team work. Menurut Nur (2000:194 ), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik peserta didik meningkat, peserta didik dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, dan berkembangnya keterampilan sosial yang meliputi kerja secara gotong–royong, dan rasa solidaritas antar teman. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT dapat melatih peserta didik lebih aktif, berani mengemukakan pendapat, bertanggung jawab, dan mampu bekerja sama. Dalam pembelajaran ini alur proses belajar tidak harus berasal dari guru ke peserta didik akan tetapi peserta didik juga dapat saling mengajar sesama peserta didik yang lain. Hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran geografi adalah pembentukan pola berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir rasional, untuk itu suasana kelas perlu didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapat kesempatan untuk mengekspresikan diri. Dalam pembelajaran ini


(16)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

peserta didik akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai suatu proses dalam suasana pembelajaran. Sedangkan suasana belajar yang penuh persaingan dan pengisolasian akan membentuk hubungan yang negatif dan mematikan semangat peserta didik. Hal ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, pendidik perlu menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat bekerjasama secara berkelompok/ Team Work, dengan tujuan peserta didik dapat menanamkan kepedulian dan kegotong royongan yang tinggi dengan temannya. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran tipe TGT diharapkan dapat memberikan suasana baru yang menarik dalam pembelajaran geografi sehingga memberikan konsep baru. Pembelajaan kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran tipe TGT membawa konsep pemahaman inovatif dan menekankan keaktifan peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan belajar peserta didik serta meningkatkan berpikir rasional. Peserta didik dapat kerjasama dengan peserta didik lain dalam suasana gotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, bekerjasama, bersosialisasi, dan berdemokrasi.

Penulis berusaha mengamati proses pembelajaran di sekolah tempat mengajar dan di sekolah-sekolah lain pada saat mengadakan kegiatan observasi guru mata pelajaran serumpun. Sebagian besar guru geografi selama ini masih mengembangkan kemampuan menghafal materi pelajaran bagi peserta didik. Peserta didik belum dibiasakan bekerja kelompok dalam membahas materi pelajaran, sehingga kegiatan individu sangat menonjol, peserta didik berusaha memahami sendiri penjelasan dari guru sebagai pusat pembelajaran. Dengan adanya fenomena tersebut maka penulis mempraktikkan model pembelajaran yang bersifat komunikatif, kerjasama, inovatif, dan kreatif yaitu dengan menggunakan tipe STAD dan TGT yaitu tipe pembelajaran yang bersifat kelompok dan permainan akademis yang dapat menambah kegembiraan peserta didik dalam memahami materi. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif


(17)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

tipe STAD dan TGT diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional peserta didik di kelas VII SMPN 1 Subang pada mata pelajaran geografi. Berdasarkan uraian dalam latar belakang, penulis mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional

Peserta didik

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap keterampilan berpikir rasional peserta didik ?

Berdasarkan rumusan masalah, muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir rasional peserta didik antara sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran cooperative tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) ?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir rasional peserta didik antara sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran cooperative tipe

Teams Games Tournaments (TGT) ?

3. Bagaimana perbedaan tingkat keterampilan berpikir rasional peserta didik antara hasil implementasi model pembelajaran cooperative tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dan tipe Teams Games Tournaments (TGT) ?

4. Mengapa terdapat perbedaan tingkat keterampilan berpikir rasional peserta didik antara hasil implementasi model pembelajaran tipe Student Teams


(18)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:Untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Keterampilan Berpikir Rasional Peserta didik Pada Mata Pelajaran Geografi. Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir rasioal peserta didik setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan tipe Teams Games Tournaments (TGT)

2. Untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD).

3. Untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT). 4. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional

pada peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) dengan peserta didik yang mendapat

model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran geografi, diutamakan sebagai upaya peningkatan keterampilan berpikir rasional peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT).

b. Manfaat secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran geografi.


(19)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan masukan atau alternatif yang bersifat inovatif terhadap penggunaan model pembelajaran geografi yang berpusat pada peserta didik (student center).

b. Sebagai bahan informasi kepada guru geografi tentang keefektifan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir rasional peserta didik. c. Memberikan masukan kepada guru geografi dalam menentukan dan memilih

metode mengajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif dalam mata pelajaran geografi.

d. Memberikan informasi kepada guru geografi untuk lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

e. Memberikan sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah pertama.

f. Sebagai bahan pertimbangan, pembanding, masukan, dan referensi untuk penelitian lebih lanjut.


(20)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian dan subjek penelitian.

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Subang, Kabupaten

Subang, Provinsi Jawa Barat. Populasi penelitian yang digunakan adalah peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 subang, dengan jumlah peserta didik 224 orang yang tersebar dalam 8 kelas. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VII D dan VII F. Pemilihan kelas berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Peserta didik pada kelas VII D dan VII F memiliki kemampuan yang sama . Guru yang memberikan implementasi materi pelajaran pada kedua kelas VII D dan kelas VII F tersebut sama.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Populasi dalam suatu penelitian berkaitan dengan sumber data yang digunakan dan akan diteliti. Populasi menurut pendapat Sugiyono (2009:117) populasi adalah : wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi sebagai penelitian ini adalah peserta didik di SMP Negeri 1 Subang, Jawa Barat

2. Sampel

Berdasarkan pendapat dari Sugiyono (2009:118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang akan digunakan untuk mengambil sampel adalah secara acak, hal ini dilakukan agar di dalam tiap kelas terdapat peserta didik kelas VII D dan VII F yang heterogen berdasarkan hasil nilai terbaru, artinya di dalam kelas terdapat peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Penulis mengambil dua kelas dengan kemampuan sama dari pemilihan berdasarkan acak. Kelas VII di SMPN 1 Subang terdiri delapan kelas, dua kelas unggulan, enam kelas reguler. Dari enam kelas reguler, 4 kelas sebagai uji instrumen.


(21)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59 B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sub metode eksperimental. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap relevan. Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan nonequivalen

control groups pretes postes design. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dengan menggunakan tes keterampilan berpikir rasional, observasi, dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan bantuan Statistical Programme for Social

Sciences (SPSS) for windows version 16.0

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Teams Games

Turnamen (TGT) terhadap keterampilan berpikir rasional peserta didik pada

pelajaran geografi. Melibatkan variasi teknik statistik yang luas. Desain penelitian seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Rancangan Eksperimen

GRUP Pretes Implementasi Postes

Kelas STAD Y1 X1 Y2

Kelas TGT Y1 X2 Y2

Keterangan : Y : Keterampilan Berpikir Rasional Y1 : Tes awal (pretes)

Y2 : Tes akhir (post test)

X1 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD X2 : Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT terhadap keterampilan berpikir rasional peserta didik, dengan menggunakan desain penelitian seperti yang dipaparkan terdahulu beserta


(22)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

variabel-variabel penelitian yang akan diteliti. Penelitian ini dapat dilihat dalam prosedur penelitian Bagan 3.1

Bagan 3

Prosedur Penelitian

Pendahuluan

Masalah

Studi literatur: Tentang Pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe TGT, dan keterampilan berpikir rasional

Penyusunan Instrumen Penyusunan perangkat

pembelajaran (RPP, silabus)

Uji Coba Validasi, dan Revisi Instrumen

Model Pembelajaran Tipe TGT

Tes Awal/Pre Tes

Implementasi M.P tipe TGT

Tes Akhir/Post Tes

Perbandingan Hasil Pre Tes dan Post Tes Tipe

TGT Pengamatan/

observasi

Angket

Analisis Data

Perbandingan Tipe STAD dan TIPE TGT

Kesimpulan

Model Pembelajaran Tipe STAD

Tes Awal/Pre Tes

Implementasi M.P Tipe STAD

Tes Akhir/Post Tes

Perbandingan Hasil Pre Tes dan Post Tes Tipe


(23)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61 D. Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Model Pembelajaran Koperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model Cooperative Learning

yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) merupakan model Cooperative Learning yang menekankan interaksi peserta didik untuk melakukan kompetisi dalam game, sehingga peserta didik selain dapat menguasai materi dengan baik, juga ditambah suasana gembira sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3. Keterampilan berpikir rasional

Berpikir rasional merupakan kemampuan menganalisa informasi dengan pertimbangan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan. (Richetti dan Tregoe,2001:26). Berpikir rasional adalah kemampuan mempertimbangkan variabel yang relevan untuk mengakses, mengatur, dan menganalisa suatu informasi yang relevan misalnya (fakta, pendapat, hukum, dan data).

Pada umumnya peserta didik yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why). Berpikir rasional menuntut peserta didik menggunakan logika untuk menemukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) serta ramalan-ramalan.

Definisi dari variabel penelitian adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai yang besarnya dapat berubah-ubah. Menurut pendapat ahli bahwa Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel respon atau output. Sebagai respon berarti variabel ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-variabel yang dimanipulasikan dalam penelitian yang disebut sebagai


(24)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

variabel bebas. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir rasional peserta didik. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes awal (pretest) sebelum implementasi dan tes akhir (postest) setelah implementasi, serta lembar observasi.

1. Tes Keterampilan Berpikir Rasional

Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah menggunakan tes keterampilan berpikir rasional peserta didik dengan teknik soal pilihan ganda (multiple choice) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian, seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes yang dilakukan adalah tes awal (pretest) yaitu tes yang diberikan sebelum adanya perlakuan atau implementasi, dan tes akhir (postest) yaitu tes dilaksanakan setelah selesai perlakuan atau implementasi. Hal ini dilakukan karena penulis ingin mengetahui sejauh mana perbedaan keterampilan berpikir rasional tersebut terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan. Tes awal (pretest) antara tipe STAD dan TGT, tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena kedua kelas belum mendapatkan implementasi. Sedangkan hasil postes tipe STAD dan TGT setelah diimplementasi, maka hasilnya terjadi peningkatan.

2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD dan TGT

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana model yang dikembangkan dapat terlaksana. Keterlaksanaan model yang dikembangkan ini dinilai oleh observer, khusus mengamati segala tingkah laku guru selama pembelajaran berlangsung mulai pembukaan sampai akhir menutup pelajaran. Hasil observasi selama tiga pertemuan di kelas VII D dengan implementasi STAD, dan tiga pertemuan di kelas VII F dengan implementasi TGT. Berdasarkan pengamatan langsung penulis


(25)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

sebagai observer, maka hasilnya sangat baik, mulai dari awal pelaksanaan sampai penutup pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan dalam rekapitulasi lembar observasi peserta didik dan pendidik dijelaskan di dalam lampiran.

3. Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TGT

Angket digunakan untuk mengetahui pandangan dan tanggapan guru serta peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, setelah implementasi selesai dilaksanakan masing-masing kelas. Implementasi di kelas STAD dan TGT sebanyak tiga kali. Tanggapan peserta didik dan pendidik mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT yang dilaksanakan di kelas VII D dan VII F SMPN 1 Subang, bersifat positif terbukti dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik dan pendidik tentang STAD dan TGT. Hasil kuesioner tanggapan peserta didik dan pendidik disajikan dalam lampiran.

F. Analisis Uji Instrumen, untuk mengetahui kualitas instrumen tes tersebut,

maka sebelumnya penulis melakukan uji coba instrumen terhadap peserta didik yang meliputi:

1. Uji Validitas.

Uji validitas Item atau butir dapat dilakukan menggunakan Anates V4

Tabel 3.2

Kriteria Validitas Pilihan Ganda

Koefisien Korelasi Kriteria

0.801-1.000 Sangat Tinggi

0.601-0.800 Tinggi

0.401-0.600 Cukup

0.201-0.400 Rendah

0.000-0.200 Sangat Rendah


(26)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

Tabel 3.3

Uji Validitas Korelasi Signifikansi

No, Butir

Soal Korelasi Signifikansi

No.Butir

Soal Korelasi Signifikansi

1 0.365 Signifikan 16 0.590 Sangat Signifikan

2 0.358 Signifikan 17 0.372 Signifikan

3 0.365 Signifikan 18 0.353 Signifikan

4 0.416 Signifikan 19 0.487 Sangat Signifikan

5 0.366 Signifikan 20 0.362 Signifikan

6 0.429 Signifikan 21 0.373 Signifikan

7 0.374 Signifikan 22 0.363 Signifikan

8 0.364 Signifikan 23 0.358 Signifikan

9 0.380 Signifikan 24 0.362 Signifikan

10 0.487 Sangat Signifikan 25 0.442 Signifikan

11 0.429 Signifikan 26 0.374 Signifikan

12 0.364 Signifikan 27 0.378 Signifikan

13 0.470 Sangat Signifikan 28 0.421 Signifikan

14 0.356 Signifikan 29 0.580 Sangat Signifikan

15 0.364 Signifikan 30 0,378 Signifikan

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009 : 173). Reliabilitas atau tingkat keajegan adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap. Instrumen yang mempunyai tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Dari perhitungan dengan Anates V4 diperoleh tingkat kesukaran dan daya beda dalam tabel 3.4


(27)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

Tabel 3.4

Tingkat kesukaran dan tafsiran

No,Butir Soal

Tk. Kesukaran

(%)

Tafsiran No.Butir

Soal

Tk. Kesukaran

(%)

Tafsiran

1 36.67 Sedang 16 63.33 Sedang

2 26.67 Sukar 17 56.67 Sedang

3 30.00 Sukar 18 40.00 Sedang

4 46.67 Sedang 19 53.33 Sedang

5 50.00 Sedang 20 53.33 Sedang

6 43.33 Sedang 21 63.33 Sedang

7 60.00 Sedang 22 36.67 Sedang

8 40.00 Sedang 23 53.33 Sedang

9 53.33 Sedang 24 50.00 Sedang

10 56.67 Sedang 25 53.33 Sedang

11 36.67 Sedang 26 56.67 Sedang

12 60.00 Sedang 27 53.33 Sedang

13 56.67 Sedang 28 60.00 Sedang

14 60.00 Sedang 29 36.67 Sedang

15 70.00 Sedang 30 53.33 Sedang

Anates V4

3. Uji Tingkat Kesukaran

Hasil uji tingkat kesukaran disajikan pada tabel 3.4 dengan menggunakan perhitungan Anates V4. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Rumus tingkat kesukaran soal menurut Nitko dalam BSNP 2009 : 9 adalah :

Tingkat Kesukaran = Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal

Jumlah siswa yang mengikuti tes

Selain itu untuk mengetahui tingkat kesukaran soal uraian digunakan rumus sebagai berikut :

Mean = Jumlah skor siswa peserta tes pada suatu soal Jumlah peserta didik yang mengikuti tes

Tingkat Kesukaran = Mean Skor Maksimum yang ditetapkan


(28)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Hasil perhitungan itu kemudian diklasifikasikan ke dalam tingkat kesukaran soal, klasifikasi tingkat kesukaran soal digolongkan seperti berikut ini :

Tabel 3.5

Kriteria Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda

Indek Kesukaran Kriteria

0.00-0.30 Sukar

0.30-0.70 Sedang

0.70-1.00 Mudah

Sumber :Arikunto (2006:207)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik yang kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan Depdiknas (2008). Untuk mengetahui daya pembeda soal rumus yang digunakan sebagai berikut :

DP = Mean kelompok atas-mean kelompok bawah Skor Maksimum soal

Menurut Arikunto (2008:211) Daya pembeda soal adalah kemampuan soal tersebut untuk membedakan peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda (Arikunto, 2008:213) adalah dijabarkan berikut: DB = JBA– JBB

JSA

Keterangan :

DB : Daya Pembeda

JBA : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JBB : Jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal dengan bena


(29)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

Tabel 3.6 Daya Pembeda

No.Butir Soal Daya Pembeda No.Butir Soal Daya Pembeda

1 25.00 16 62.50

2 25.00 17 50.00

3 25.00 18 25.00

4 62.50 19 62.50

5 37.50 20 25.00

6 25.00 21 37.50

7 25.00 22 37.50

8 25.00 23 37.50

9 25.00 24 25.00

10 37.50 25 37.50

11 50.00 26 25.00

12 25.00 27 37.50

13 50.00 28 37.50

14 37.50 29 62.50

15 50.00 30 37.50

Anates V4

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP≤0,00 Sangat jelek

0,00<DP≤0,20 Jelek

0,20<DP≤0,40 Cukup

0,40<DP≤0,70 Baik

0,70<DP≤1,00 Sangat baik

Suherman, E.Ar,( 2003:161)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes awal (pretest), tes akhir (postest), kuesioner, dan observasi. Teknik pengumpulan data ini dijelaskan dalam tabel.3.8


(30)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68

Tabel 3.8

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Alat Tes

peserta didik Keterampilan berpikir rasional sebelum implementasi(pretes) dan Setelah

implementasi(postes) setelah perlakuan Tes awal (pretes), dan akhir (postes) Butir Soal

Peserta didik dan guru

Tanggapan mengenai penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT

Kuesioner Lermbar

Kuesioner

Peserta didik dan guru

Pelaksanaan

pembelajaran di kelas dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan aktifitas

pembelajaran di kelas dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT

- Lembar

observasi

H. Teknik Analisa Data

Dalam teknik analisis ini penulis akan melakukan analisis data yang mencakup:

1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji Perbedaan Rata-rata 4. Perhitungan Gain

1. Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Rasional

Untuk menguji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov di olah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, Uji Kolmogorov Smirnov


(31)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana yang tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat lain, sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Berdasarkan dari hasil perhitungan uji normalitas data menggunakan SPSS versi 16.0, pretest kelompok STAD dan TGT, disimpulkan bahwa data terdistribusi normal terlihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai p-value lebih besar dari pada nilai alpha (α) yaitu > 0.05. Data ini juga dibandingkan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, hasilnya juga >0.05. Untuk membuktikan bahwa data tersebut terdistribusi normal maka dapat dilihat hasil uji statistik, normalitas data pretest STAD dan TGT disajikan pada tabel 4.2

2. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Rasional

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians berasal dari populasi yang sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan software SPSS 16.0 dengan menggunakan Uji Levene

statistics. Cara menafsirkan uji Levene ini adalah, jika nilai Levene statistic >

0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data dinyatakan dalam keadaan homogen. Hasil uji homogenitas dalam penelitian ini variasi datanya homogen karena memiliki kemampuan yang sama. Berdasarkan hasil uji


(32)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

homogenitas dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelas STAD dan kelas TGT memiliki variasi yang homogen. Hal tersebut terlihat dari nilai sig sebesar 0.692 yang berarti lebih besar nilai (α) yaitu 0.692 > 0.05 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa varian populasi kelas STAD dan TGT homogen.

3. Uji Perbedaan Rata-rata Keterampilan Berpikir Rasional

Hipotesisi operasionalnya adalah: Ho : μ1 =μ2

H 1 : μ1 >μ2

Keterangan

μ1 : rata-rata gain polpulasi kelompok eksperimen

μ2 : rata-rata gain populasi kelompok kontrol

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Ho : Keterampilan berpikir rasional peserta didik dengan implementasi model kooperatif tipe STAD dan tipe TGT.

H1 : Peningkatan keterampilan berpikir rasional peserta didik implementasi

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT.

4. Perhitungan Gain Keterampilan Berpikir Rasional

Perhitungan gain ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir

rasional peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan melakukan analisis terhadap hasil pretest dan postest. Rumus yang digunakan adalah rumus gain ternormalisasi rata-rata Hake (2007: 12) adalah sebagai berikut:

<g> = <%post>-<%pre> 100%-<%pre>

Keterangan

<g> : gain ternormalisasi rata-rata <%pre> : persentase skor pre-tes rata-rata <%post> : persentase skor pos-tes rata-rata Kriteria Tingkat Gain

g>0,7 : Tinggi 0,3<g≤ 0,7 : Sedang g≤0,3 : Rendah


(33)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

Berdasarkan perhitungan gain dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan hasil peningkatan tiap indikator yaitu pada implementasi STAD N-Gain tertinggi pada indikator mengingat dengan nilai 0.57, sedangkan nilai terendah pada indikator menggeneralisasikan dan mendeduksi dengan nilai 0.04. Hasil implementasi TGT N-Gain tertinggi pada indikator mengelompokkan dengan nilai 0.98, sedangkan peningkatan nilai terendah pada indikator mendeduksi dengan nilai 0. Artinya antara pretest dan postes mendapatkan hasil yang seimbang.


(34)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TGT Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Peserta Didik pada mata pelajaran geografi dengan pokok bahasan Peta, Atlas, dan Globe di kelas VII SMP Negeri 1 Subang adalah sebagai berikut: Berdasarkan dari hasil uji hipotesis menyatakan bahwa: 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) dan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Di Kelas VII SMPN 1 Subang. Hal ini dibuktikan dari hasil

pretes, pada kedua kelas yang akan menjadi kelas implementasi adalah seimbang. Hasil pretes kelas VII D dan kelas VII F dijelaskan dengan menggunakan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.4 dan digambarkan pada grafik 4.1

2. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Di kelas VII D SMPN 1 Subang. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS 16 terhadap hasil pretes dan postes maka keterampilan berpikir rasional peserta didik dengan implementasi model pembelajaran tipe STAD, terjadi peningkatan yang signifikan Hasil perhitungannya disajikan pada tabel 4.7 dan digambarkan pada grafik 4.4

3. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta didik antara hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) Di kelas VII F SMPN 1 Subang. Setelah

hasil pretes dan postes keterampilan berpikir rasional dianalisis, maka menunjukkan bahwa hasilnya sangat signifikan antara pretes dan postes, sehingga terjadi peningkatan antara sebelum dan sesudah mendapat


(35)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Hasil perhitungannya disajikan pada tabel 4.8 dan digambarkan dengan grafik 4.5. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir rasional pada peserta

didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dengan peserta didik yang mendapatkan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) di kelas VII SMPN 1 Subang. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan SPSS 16.0 maka keterampilan berpikir rasional peserta didik kelas implementasi tipe STAD dan TGT, terdapat perbedaan. Keterampilan berpikir rasional peserta didik dengan implementasi tipe TGT lebih tinggi, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: tipe TGT lebih bersifat menciptakan suasana gembira, berkompetisi, dan bersaing sehat untuk mendapatkan prestasi dalam turnamen. Dalam mencapai kesuksesan kelompok, tiap individu berusaha keras untuk menguasai materi, sehingga mampu menjawab dengan baik dalam turnamen maupun kuis, sehingga nilai yang diperoleh memberikan kontribusi terhadap nilai kelompok. Sedangkan tipe STAD, bersifat lebih terikat oleh suasana serius dalam diskusi.Namun demikian tipe STAD dan TGT adalah pembelajaran yang sesuai untuk mata pelajaran geografi khususnya, dan untuk mata pelajaran lain secara umum. Hasil perhitungan disajikan pada tabel 4.10, dan digambarkan pada grafik 4.6. dan 4.7.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis rangkum dalam kesimpulan maka, terdapat beberapa rekomendasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT pada mata pelajaran geografi tentang peta, atlas, dan globe. 1. Pada pelaksanaan implementasi tipe STAD pada pertemuan pertama peserta didik tidak puas, karena pembentukan kelompok tidak sesuai dengan keinginan peserta didik, karena pembentukan kelompok tersebut berdasarkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain, kepandaian, jenis kelamin, ras dan lain-lain. Namun hal ini tidak menghambat pelaksanaan


(36)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi, tergantung kita sebagai pendidik untuk mengantisipasi. Hal ini juga terjadi pada implementasi tipe TGT.

2. Terdapat peserta didik yang tidak mengerti langkah dan tujuan dari pembelajaran yang diimplementasikan, baik pada STAD maupun pada TGT, sehingga pendidik harus menjelaskan sejelas mungkin pada awal pembelajaran, sebelum implementasi berlangsung. Memang tidak semua masalah dapat diatasi secara sempurna, terbukti masih ada peserta didik yang mengisi kuesioner, yang seharusnya kedua model pembelajaran dapat mempermudah untuk memahami pelajaran tetapi jawaban pada kuesioner sangat tidak setuju, itu bukti bahwa peserta didik tersebut belum mengerti kebermaknaan tipe STAD dan TGT.

3. Persiapan pendidik, peserta didik, serta model pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil implementasi yang maksimal. Pembelajaran dilaksanakan secara serius, proaktif dari semua pihak, dan siap materi serta media yang digunakan, sehingga tidak akan menemui kendala yang berarti pada saat implementasi berlangsung sampai selesai, selama implementasi dilaksanakan. Hal ini idealnya tidak hanya pada saat implementasi dalam rangka penelitian, akan tetapi dalam pembelajaran setiap hari, dengan model bervariatif.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, sangat bagus jika digunakan secara intensif, dengan seringnya menggunakan model pembelajaran secara umum, khususnya tipe STAD dan TGT, maka peserta didik akan terbiasa, sehingga dapat merasakan manfaat dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

5. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, meningkatkan belajar dengan kemampuan tingkat tinggi secara interaktif, meningkatkan kerjasama kelompok (Team Work), meningkatkan persaingan secara sehat, Mampu berpartisipasi dalam kelompok, dan berkembangnya keterampilan berpikir rasional peserta didik.


(37)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, penulis mengharapkan agar dalam penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif, dapat dilaksanakan lebih bagus, tentunya disesuaikan dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran yang dilaksanakan, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe-tipe yang lain, agar proses pembelajaran khususnya mata pelajaran geografi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional peserta didik.


(38)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

119

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Arikunto, S. ( 2006). Prosedur Penelitian, suatu penelitian Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian, Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bahri. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

...(2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinaka Cipta.

Bandura, A. (1986) The Social Foundation of Fought and Action Englewood

Cliffs. NJ: Prentice Hall.

Baru Algensindo. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Cornelius Trihendradi. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.

Cronbach, L.C. (1954). Educational Psycology. New York: Harcourt, Brace & Company

Daeng Arifin, (1988) Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru

Darsono, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono, (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dick and Carey. (2003). Komponen Strategi Pembelajaran. http:// Komponen

Strategi Pemebelajaran 2007/08/17 diakses tanggal 2013/05/5

Dunkin and Biddle. (1974). The Study of Classroom. New York: Appleton Century

Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall(1995).Teori Research dan Praktik. Jakarta: Nusa Media

Hamalik, O.(2002) Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


(39)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

120

...(2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hermawan, dkk (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Herdian. (2009). Model Pembelajaran STAD (student Teams Achievement

Division). Diakses dari

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ pada tanggal 11 November 2011

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Bandung: Fokus Media

Ibrahim, Muslimin, dkk.(2002) Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: UNESA Isjoni. (2009) Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Pressindo Joni, T.R. (1994). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta:

Dijen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Karli.(2000) Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media Informasi

Kerlinger,F.N. (1979). Foundation of Behavioural Research. New york: Holt Rinehart and Winston

Kingsley. (1957) Learning is the process by which behavior (in the broader

sense) is originated or changed through practice or training.

Lie, A. (2005) Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative learningg di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Mulyasa, E (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rianeka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.

Novak, J.D. (1979). Meaningful Reception Learning as a Basic for Rational

Thinking. In A.E Laowson (ed)

Pemerintah Republik Indonesia, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta


(40)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

121

Permendiknas. Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Presseisen, B.Z.(1985). Thinking Skill Meaning and Models, In A.L Costa

(ed)Developing Minds: A rEsource Book For Teaching. Alexandria

:ASCD.

Purwanto, N. (1992). Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Richetti,C.T. dan Tragoe, B.B. (2001). Rational Thinking as Process

Publications.http://www.idonbiu.com.

Rogers, R. (1951). Konsep pembelajaran Student Centered Learning. Boston: Houghton Mifflin

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (1979). Effects of biracial learning teams on cross-racial friendships”.

Jurnal of Educaton Psychology.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allya Bacon Slavin, R.E. (2008).Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Slavin, R.E.(2009) Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

...(1990).Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.

Sudjana, N. (2005)..Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktifisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius Soemanto, W. (1998). Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugandi, A. (2004) Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press

Sujarwo.(2012). Model-model Pembelajaran suatu strategi mengajar. Yogyakarta Suwarjana, S. (2000) Menuju Peningkatan Usaha Pendidikan Kependudukan di


(41)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

122

Wardhani, I.G.A.K.(2003). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardhani, I.G.A.K. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widhiarso, W. (2010). Membaca Angka pada SPSS. Manuscript, Yogyakarta: Retrieved from


(1)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi, tergantung kita sebagai pendidik untuk mengantisipasi. Hal ini juga terjadi pada implementasi tipe TGT.

2. Terdapat peserta didik yang tidak mengerti langkah dan tujuan dari pembelajaran yang diimplementasikan, baik pada STAD maupun pada TGT, sehingga pendidik harus menjelaskan sejelas mungkin pada awal pembelajaran, sebelum implementasi berlangsung. Memang tidak semua masalah dapat diatasi secara sempurna, terbukti masih ada peserta didik yang mengisi kuesioner, yang seharusnya kedua model pembelajaran dapat mempermudah untuk memahami pelajaran tetapi jawaban pada kuesioner sangat tidak setuju, itu bukti bahwa peserta didik tersebut belum mengerti kebermaknaan tipe STAD dan TGT.

3. Persiapan pendidik, peserta didik, serta model pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil implementasi yang maksimal. Pembelajaran dilaksanakan secara serius, proaktif dari semua pihak, dan siap materi serta media yang digunakan, sehingga tidak akan menemui kendala yang berarti pada saat implementasi berlangsung sampai selesai, selama implementasi dilaksanakan. Hal ini idealnya tidak hanya pada saat implementasi dalam rangka penelitian, akan tetapi dalam pembelajaran setiap hari, dengan model bervariatif.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, sangat bagus jika digunakan secara intensif, dengan seringnya menggunakan model pembelajaran secara umum, khususnya tipe STAD dan TGT, maka peserta didik akan terbiasa, sehingga dapat merasakan manfaat dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

5. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, meningkatkan belajar dengan kemampuan tingkat tinggi secara interaktif, meningkatkan kerjasama kelompok (Team Work), meningkatkan persaingan secara sehat, Mampu berpartisipasi dalam kelompok, dan berkembangnya keterampilan berpikir rasional peserta didik.


(2)

dilaksanakan lebih bagus, tentunya disesuaikan dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran yang dilaksanakan, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe-tipe yang lain, agar proses pembelajaran khususnya mata pelajaran geografi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional peserta didik.


(3)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

119

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Arikunto, S. ( 2006). Prosedur Penelitian, suatu penelitian Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian, Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bahri. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

...(2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinaka Cipta.

Bandura, A. (1986) The Social Foundation of Fought and Action Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall.

Baru Algensindo. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Cornelius Trihendradi. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.

Cronbach, L.C. (1954). Educational Psycology. New York: Harcourt, Brace & Company

Daeng Arifin, (1988) Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru

Darsono, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono, (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dick and Carey. (2003). Komponen Strategi Pembelajaran. http:// Komponen

Strategi Pemebelajaran 2007/08/17 diakses tanggal 2013/05/5

Dunkin and Biddle. (1974). The Study of Classroom. New York: Appleton Century

Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall(1995).Teori Research dan Praktik. Jakarta: Nusa Media

Hamalik, O.(2002) Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


(4)

...(2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hermawan, dkk (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Herdian. (2009). Model Pembelajaran STAD (student Teams Achievement Division). Diakses dari http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ pada tanggal 11 November 2011

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Bandung: Fokus Media

Ibrahim, Muslimin, dkk.(2002) Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: UNESA Isjoni. (2009) Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Pressindo Joni, T.R. (1994). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta:

Dijen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Karli.(2000) Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media Informasi

Kerlinger,F.N. (1979). Foundation of Behavioural Research. New york: Holt Rinehart and Winston

Kingsley. (1957) Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.

Lie, A. (2005) Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative learningg di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Mulyasa, E (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rianeka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.

Novak, J.D. (1979). Meaningful Reception Learning as a Basic for Rational Thinking. In A.E Laowson (ed)

Pemerintah Republik Indonesia, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta


(5)

Siti Suci Winarni, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

121

Permendiknas. Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Presseisen, B.Z.(1985). Thinking Skill Meaning and Models, In A.L Costa (ed)Developing Minds: A rEsource Book For Teaching. Alexandria :ASCD.

Purwanto, N. (1992). Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Richetti,C.T. dan Tragoe, B.B. (2001). Rational Thinking as Process

Publications.http://www.idonbiu.com.

Rogers, R. (1951). Konsep pembelajaran Student Centered Learning. Boston: Houghton Mifflin

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (1979). Effects of biracial learning teams on cross-racial friendships”.

Jurnal of Educaton Psychology.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allya Bacon Slavin, R.E. (2008).Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Slavin, R.E.(2009) Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

...(1990).Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.

Sudjana, N. (2005)..Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktifisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius Soemanto, W. (1998). Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugandi, A. (2004) Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press

Sujarwo.(2012). Model-model Pembelajaran suatu strategi mengajar. Yogyakarta Suwarjana, S. (2000) Menuju Peningkatan Usaha Pendidikan Kependudukan di


(6)

Wardhani, I.G.A.K.(2003). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardhani, I.G.A.K. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widhiarso, W. (2010). Membaca Angka pada SPSS. Manuscript, Yogyakarta: Retrieved from


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR KONTEKSTUAL DALAM PELAJARAN IPS TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK.

0 8 36

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK :Quasi Eksperimen di Kelas VII Semester II SMPN 4 Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

0 2 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) BERBANTUAN MEDIA PERMAINAN KARTU UNO TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

0 4 160

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran TIK

0 0 2

a. Perbadingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan TGT - Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) terhadap hasil bela

0 0 13