ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN YANG BERDAYA SAING PADA SUB SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2009-2013.

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN YANG BERDAYA SAING PADA
SUB SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN
TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2009 - 2013

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :
NAMA:WILSON SIMORANGKIR
NIM : 8 1 2 6 1 6 1 0 1 9

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN YANG BERDAYA SAING PADA
SUB SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN

TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2009 - 2013

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :
NAMA:WILSON SIMORANGKIR
NIM : 8 1 2 6 1 6 1 0 1 9

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK
Wilson Simorangkir. Analisis Komoditi Unggulan Yang Berdaya Saing Sub
Sektor Tanaman Bahan Makanan Di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi

Sumatera Utara 2009 – 2013. Program Pasca Sarjana UNIMED 2014.
Adanya keanekaragaman kondisi geografi pada suatu daerah menyebabkan
perbedaan pada potensi antara satu daerah. Hal ini berkaitan erat dengan
karakteristik masing-masing daerah. Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah
dimana terdapat banyak sumber daya yang seharusnya dapat dioptimalkan
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dari
semua subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan
penyumbang kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten tapanuli utara,
namun besaran kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Penelitian
ini bertujuan ;(1) Untuk mengetahui Basis di sektor Pertanian di kabupaten
Tapanuli Utara, (2) Untuk mengetahui daya saing dari komoditas sub sektor bahan
makanan di kabupaten Tapanuli Utara.(3) Untuk mengetahui Komoditas yang
potensial untuk di kembangkan di tapanuli utara.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang dikeluarkan
oleh badan pusat statistik Tapanuli Utara dan badan pusat statistik Sumatera Utara
yang kemudian di olah kembali oleh penulis. Analisa yang digunakan adalah
analisa Locationt Quotient (LQ),Reveleated Comvaratif Adventage (RCA),
Metode Rasio Pertumbuhan(MRP). LQ merupakan alat analisis untuk melihat
sektor basis/ungulan. RCA merupakan alat analisis yang digunkan untuk melihat
daya saing produk dalam pasar wilayah referensi, sedangkan MRP adalah alat

analisis yang digunakan untuk melihat sektor mana yang potensial di
kembangkan.
Dalam perekonomian Tapanuli Utara komoditi yang menjadi sub sektor unggulan
tanaman bahan makanan adalah Padi, Kacang Tanah, Kentang, Bawang Merah,
Kol dan Alvokat. Adapun komoditi yang memiliki daya saing dalam pasar
sumatera utara sebagai wilayah referensi adalah Jagung, Kacang tanah,Bawang
Merah, dan Kol.Komoditi yang layak dikembangkan dan menjadi komoditi
unggulan adalah komoditi kacang tanah dan ubi jalar. Walaupun ada yang belum
termasuk dalam komoditi unggulan dan potensial namun komoditi itu tetap dapat
dikembangkan
karena komoditi yang telah menjadi komoditi unggulan
diharapkan mampu mendorong komoditi tersebut berkembang.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Locationt Quentient (LQ), Reveleated
Comvaratif Adventage (RCA), Metode Rasio Pertumbuhan (MRP)
i

ABSTRACT
Wilson Simorangkir. The Analysis Competitive Commodity Food Crops SubSector in North Tapanuli province of North Sumatra 2009 - 2013 Graduate
Program UNIMED 2014.
The diversity of the geography in area led to a difference in potential between the

regions. This is closely related to the characteristics of each region. North
Tapanuli Regency is an area where there are a lot of resources should be
optimized to promote economic growth in the region. Of all the sub-sectors of
agriculture food crops sub-sector is the largest contributor to the formation of
GDP North Tapanuli Regency, but the magnitude of this contribution from year
to year tends to decrease. This study aims to: (1) To determine the base in the
sectors of Agriculture in North Tapanuli regency, (2) To determine the
competitiveness of the commodity sub-sectors of food ingredients in North
Tapanuli regency. (3) To determine the potential commodity to be developed in
North Tapanuli .
In this study, the data used are secondary data released by the central Beurau of
statistics of North Tapanuli and central Beurau of statistics of North Sumatera
which later on though again by the author. The analysis used is the analysis
Locationt Quotient (LQ), Reveleated Comvaratif adventage (RCA), Growth Ratio
Method (MRP). Analysis LQ is a tool to look at the sector base. RCA is a tool to
used to see the product competitiveness in the market area of reference, while the
MRP is an analysis tool that is used to see where the potential sectors developed.
In the economy of North Tapanuli the commodity seed sub-sector food is Rice,
Peanut, Potato, Red Onion, Cabbage and Alvokat. The commodities that are
competitive in the market of North Sumatera as a reference region is corn,

peanut, onion, and cauliflower. Commodity developed and become viable
commodity is a commodity peanuts and sweet potatoes. Although there are not yet
included in the commodity and commodity potential, but it still can be developed
as a commodity that has become a commodity is expected to encourage the
growing commodity.
Key word : Economic growth, Locationt Quotient (LQ), Reveleated Comvaratif
adventage (RCA), Growth Ratio Method (MRP).

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Kasih dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikaan
thesis ini dengan judul “Analisis Komoditas Unggulan Yang Berdaya Saing Pada
Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi
Sumatera Utara 2009–2013. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan thesis ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang bertujuan
untuk memperbaiki dan menyempurnakan thesis ini.

Dalam penulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan thesis ini antara lain:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Unimed
dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana
Unimed.
2. Dr.H.Dede Ruslan M. Si selaku ketua Jurusan Prodi Ilmu Ekonomi dan
sekaligus sebagai dosen Pembimbing 2 (dua) saya dalam penulisan thesis ini.
3. Dr.Eko W.Nugrahadi M.Si selaku sekretaris Prodi Ilmu Ekonomi dan sekaligus
sebagai tim Penguji thesis ini.
4. Dr. Muhammad Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 (satu) dalam penulis
an thesis ini.
5. Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA, selaku tim penguji thesis ini
6. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku tim penguji thesis ini
7. Seluruh Dosen yang mengajar di Prodi Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana Unimed,
serta pegawai yang bekerja di lingkugan kerja Pasca Sarjana Unimed.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua

yang sangat sayangi sayangi (J.

Simorangkir/R. Tampubolon) yang telah banyak memberikan doa, kasih

sayang dan dukungan baik moril maupun materil sehingga saya dapat
menyelesaikan thesis ini. Buat seluruh keluargaku yang kukasihi: Kak Imelda,
Kak Ruth, Kak Berta, Kak Melphi, Bang Andren/Kak Dina Yanti yang telah

iii

memberikan dukungan doa, kasih sayang dan motivasi selama dalam
perkuliahan dan penyelesaian thesis ini.
10. Buat sahabat-sahabatku Chriwanti Aritonang, Tanti Ampere Sinamo yang
selalu mendukungku baik dalam penulisan thesis maupun setiap masalah yang
dihadapi dalam penulisan thesis ini. Buat teman-teman dekatku satu angkatan
tahun 2012 khususnya kelas A serta teman-teman M2O yang selalu ada untuk
berbagi suka maupun duka selama penyelesaian studi dan thesis ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga kasih Tuhan Yesus Kristus
selalu menyertai kita dan semoga thesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

September 2011


Penulis

Wilson Simorangkir

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR GRAFIK ................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................
1.2. Perumusan masalah .........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................
1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Ekonomi Regional ...................................
2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................
2.1.2. Teori Pertumbuhan Baru ................................................
2.1.3. Teori Basis Ekonomi .......................................................
2.1.4. Keunggulan Komparatif ..................................................
2.2. Pengembangan Sektor Unggulan ...................................
2.2.1. Analisis LQ .....................................................................
2.2.2. Analisis RCA ..................................................................
2.2.3. Metode Rasio Pertumbuhan ............................................
2.3. Penelitian Terdahulu .......................................................
2.4. Kerangka Pemikiran ........................................................
2.5. Hipotesis..........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian .............................................................
3.2. Jenis dan Sember Data ....................................................
3.3. Definisi Operasional........................................................
3.4. Metode Analisis .............................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...............................................................

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Utara.................
4.1.2. Keadaan Makro Ekonomi ..............................................
4.1.3. Struktur Ekonomi Tapanuli Utara ...................................
4.2. Pembahasan .....................................................................
4.2.1. Analisis LQ .....................................................................
4.2.2. Analisis RCA ..................................................................
4.2.3. Analisis MRP ..................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .....................................................................
5.2. Saran ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................

iv

i
i
ii
iii
iv

v
vi
1
8
8
9
11
11
13
16
24
27
31
32
33
36
39
43
45
45
45
46
51
51
51
55
57
57
65
71
83
84
85
87

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1.1. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha
Atas dasar Harga Berlaku Sub Sektor Pertanian Kabupaten
Tapanuli Utara ..............................................................................
5
Tabel1.2. Pendapatan Beberapa Komoditas Tanaman Bahan Makanan
di Tapanuli Utara 2009- 2013......................................................
6
Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara
2009 – 2013 menurut Lapangan Usaha .......................................
52
Tabel4.2. Laju Pertumbuhan Produk Domsetik Regional Bruto Kabupaten
Tapanuli Utara 2009 - 2012
53
Tabel 4.3. Struktur Ekonomi Tapanuli Utara 2009 - 2013 ............................
56
Tabel 4.4. Tabel Perhitungan LQ ..................................................................
59
Tabel4.5. Tabel Hasil Perhitungan Location Quentient ...............................
60
Tabel 4.6. Tabel Perhitungan RCA Tapanuli Utara 2009 - 2013 ..................
67
Tabel4.7. Hasil Perhitungan RCA ................................................................
68
Tabel 4.8. Pertumbuhan Komoditi Sub Sektor Tanam Bahan Makanan
Pangan tahun 2009 – 2013
73
Tabel4.9. Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan .......................
74

vi

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1. Distribusi Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Tapanuli
Utara 2009-201 ...............................................................
Grafik 1.2. Pendapatan Beberapa Komoditas Bahan Makanan di
Tapanuli Utara 2009- 2013 ............................................

v

4
7

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan
menjalin pola-pola kemitraan antara pemerintah daerah dan pihak swasta guna
penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di
daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan
ekonomi daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu
menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan
efisiensi.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha untuk
meningkatkan

pendapatan

masyarakat,

memperluas

lapangan

pekerjaan,

pemerataan pembagian pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar
daerah atau wilayah dan mengupayakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi
yang semula dari sektor primer kepada sektor sekunder serta sektor tersier .
Dalam hal laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik secara keseluruhan
maupun per sektor dapat dilihat dari data PDRB suatu daerah yang disajikan atas
harga konstan. Pergerakan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
sembilan sektor. Sektor-sektor ekonomi ini saling berkaitan antara satu sama lain
guna memajukan perekonomian pada suatu daerah tertentu.

2

Untuk mempercepat pembangunan daerah pada awal tahun 2000 Indonesia
mulai memasuki sistem pemerintahan yang baru dari sentralistik menjadi
desentralistik yang ditandai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan sistem pemerintahan tersebut dinilai lebih
memberikan keleluasaan kepada kepala daerah dalam mengatur dan mengurus
urusan

pemerintahannya

untuk

mempercepat

terwujudnya

kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 ).
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam
mengembangkan perekonomian, mengoptimalkan Sumber Daya Alam (SDA) dan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki daerah, peranan investasi swasta dan
perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dan dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor
lainnya.
Adanya keanekaragaman kondisi geografi dan fisiknya pada suatu daerah
menyebabkan perbedaan pada potensi antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik masing-masing daerah. Sejak
diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, seharusnya pemerintah daerah

3

harus lebih leluasa untuk meningkatkan pembangunan wilayahnya agar tercapai
pembangunan nasional yang nantinya akan memperkokoh dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional. Pemerintah daerah serta
masyarakatnya harus memiliki niat yang kuat, semangat serta usaha yang keras
agar dapat meningkatkan pembangunan daerahnya yang berlandaskan pada aturan
yang berlaku. Hal itulah yang terlihat dan seharusnya ditingkatkan di daerah
kabupaten Tapanuli Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah dimana terdapat banyak sumber
daya yang seharusnya dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Selain itu, kabupaten Tapanuli Utara
pun terkenal akan pertaniannya dari sub sektor tanaman bahan makanan seperti
Padi Sawah, Kacang Tanah, Jagung, dan Umbi Umbian. Selain itu hasil
perkebunannya juga sangat berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah. Adapun hasil perkebunan di daerah taput adalah kopi, kemenyan dan
perkebunan lainnya. Dengan berbagai potensi yang mereka punya dan letak
daerah yang juga strategis seharusnya sektor ekonomi pertanian yang dimiliki
kabupaten tapanuli utara dapat lebih ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi
kabupaten Tapanuli Utara dapat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya
peranan

sektor-sektor

ekonomi

dalam

memproduksi

barang

dan

jasa.

Pertumbuhan yang dibentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masingmasing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
berproduksi di masing-masing sektor. Tabel 1.1 menunjukkan PDRB kabupaten

4

Tapanuli Utara Menurut lapangan Usaha Atas dasar harga berlaku Sub sektor
Pertanian selama tahun 2009 – 2012
Tabel 1.1. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Atas
dasar Harga Berlaku Sub Sektor Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara
2009 – 2012

Distribusi Persentase Sub Sektor
Pertanian
N
O

Sub Sektor

1

Tanaman
Bahan
Makanan

2

Tanaman
Perkebunan

3

Peternakan
dan hasil
hasilnya

4

5

Perkembangan dalam Angka Absolut
(Jutaan Rupiah )

2009

2010

2011

2012

2009

2010

2011

2012

29,96

29,74

29,22

29,03

1016542

1132608,84

1214976,1

1325038,39

19,64

19,55

19,25

18,53

666205,76

744264,8

800451,14

846101,19

3,52

3,47

3,14

3,27

119396,54

132253,39

130664,66

147417,85

0,94

0,97

0,88

0,79

32057,63

37023,36

36641,62

35998,13

0,67

0,67

0,69

0,72

22762,92

25638,59

28853,94

31919,06

Kehutan

Perikanan

Sumber : BPS Tapanuli Utara 2012

5

Grafik 1.1. Distribusi Pertumbuhan sub sektor pertanian Tapanuli Utara
2009 – 2012
35
30
25

tabama

20

perkebunan
peternakan

15

kehutanan

10
Perikanan

5
0
2009

2010

2011

2012

Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa sub sektor tanaman bahan
makanan merupakan penyumbang terbesar dari sektor pertanian. Dari semua
subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang
kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten Tapanuli Utara, namun
besaran kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Kontribusi sub
sektor

bahan makanan pada tahun 2009 sebesar 29,96 persen dan tahun 2010

sebesar 29,74 persen kemudian pada tahun 2011 menjadi 29,22 persen dan tahun
2012 sebesar 29,03 persen. Adapun yang termasuk dalam sub sektor ini adalah
padi sawah, jagung, kacang – kacangan, sayur sayuran, dan buah buahan.
Komoditas Padi sawah merupakan penyumbang terbesar dari semua komoditas

6

tanaman bahan makanan, apabila terjadi pengurangan produksi atau penurunan
harga padi sawah maka akan sangat berpengaruh terhadap sektor ini.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perkebunan. Sub sektor ini
banyak menyerap tenaga kerja serta penyedia bahan baku industri. Pemerintah
kabupaten Tapanuli Utara sangat aktip dalam pengembangan sektor ini. Hal ini
dibuktikan dengan pembagian bibit tanaman perkebunan pada petani. Dengan
adanya pembagian bibit ini diharapkan produksi sektor perkebunan akan
mengalami peningkatan. Hingga pada tahun 2012 sub sektor perkebunan dalam
pembentukan PDRB sektor pertanian menyumbang sebesar 18,54 persen.
Pada sub sektor peternakan dan hasil hasilnya peranannya mengalami
penurunan dari 3,52 persen tahun 2009 menjadi 3,47 persen pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan 3,47 persen dan pada
tahun 2012 sebesar 3,14 persen. Sektor kehutanan mengalami fluktuatif distribusi
selama periode 2009 – 2012. Pada tahun 2009 sebesar 0,94 persen dan pada tahun
2010 mengalami kenaikan menjadi 0,97 persen. Pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 0,88 persen hingga pada tahun 2012 sebesar 0,79
persen.Untuk sub sektor perikanan cenderung memiliki peranan yang stabil setiap
tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar 0,67 persen pada tahun 2010 tetap sebesar
0,67 persen. Kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen
menjadi

0,69

persen

dan

pada

tahun

2012

sebesar

0,70

persen.

7

Tabel 2.1. Pendapatan Beberapa Komoditas Bahan Pangan di Tapanuli utara 2009 - 2013.

N
PENDAPATAN

o
Komoditas

2010

2011

2012

2013

Rp415,514,880,000

Rp546,472,200,000

Rp 470,434,580,000

Rp514,856,828,000

Rp 592,434,767,400

Jagung

Rp 36,541,400,000

Rp 83,748,000,000

Rp

69,830,706,000

Rp 59,311,952,000

Rp

57,595,671,000

Kacang

Rp 40,306,200,000

Rp 27,901,650,000

Rp

32,342,940,000

Rp 26,204,480,000

Rp

26,966,925,000

Rp 18,355,200,000

Rp

23,253,230,000

Rp 21,602,100,000

Rp

32,477,090,000

Rp

9,237,280,000

Rp

10,434,864,000

Rp

9,125,568,000

Rp

8,807,696,000

Rp 13,659,480,000

Rp

22,194,185,000

Rp 25,186,630,000

Rp

20,997,300,000

1

Padi Sawah

2
3

2009

Tanah

4

Ubi kayu

Rp 11,404,800,000

5

Ubi Jalar

Rp 6,150,375,000

6

Kentang

Rp 22,904,530,000

7

Tomat

Rp 5,560,110,000

Rp

4,370,730,000

Rp

8,861,100,000

Rp

8,124,030,000

Rp

14,683,200,000

8

Bawang Merah

Rp 8,515,000,000

Rp

9,549,900,000

Rp

5,502,000,000

Rp 11,528,000,000

Rp

11,913,605,000

9

Kol

Rp 21,639,000,000

Rp

20,868,000,000

Rp 17,551,000,000

Rp

23,309,220,000

Rp 13,748,000,000

10

Mentimun

Rp 3,022,698,000

Rp

3,373,272,000

Rp

3,272,675,000

Rp

2,992,160,000

Rp

2,243,045,000

11

Alpokat

Rp 1,788,625,000

Rp

2,230,290,000

Rp

2,750,691,000

Rp

2,607,675,000

Rp

3,018,200,000

12

Jeruk

Rp 36,992,880,000

Rp 38,811,840,000

Rp

59,394,120,000

Rp 49,822,300,000

Rp

50,102,400,000

602,449,498,000

Rp779,348,842,000

Rp 729,139,091,000

Rp 748,912,523,000

Rp 844,549,119,400

TOTAL

Sumber: Dinas Pertanian Tapanuli Utara ( diolah )

8
Padi sawah

Jagung

Rp501,000,000,000
Kacang tanah

Ubi kayu

Rp401,000,000,000
Ubi Jalar

Kentang

Rp301,000,000,000

Tomat

Rp201,000,000,000

Bawang Merah

Kol

Rp101,000,000,000
Mentimun

Alpokat

Rp1,000,000,000

2009

2010

2011

2012

2013

Jeruk

Grafik 1.2: Pendapatan Beberapa Komoditas Tanaman Bahan Makanan
Kabupaten Tapanuli Utara 2009 – 2013
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pendapatan dari beberapa
komoditas bahan pangan di Tapanuli utara. Grafik menunjukkan pendapatan yang
berfluktuatif dari semua komoditas. Adapun komoditas yang menyumbang
pendapatan tertinggi adalah komoditas Padi Sawah. Komoditas ini meskipun pada
tahun

2010

mengalami

penurunan

namun

dalam

dua

tahun

terakhir

memperlihatkan kenaikan. Hingga pada tahun 2013 pendapatan dari komoditas ini
sebesar Rp 592,434,767,400.-. Kemudian di ikuti komoditas jagung, pada tahun
2009 pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp36,541,400,000.- yang kemudian
pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp 83,748,000,00.- kemudian
hingga pada tahun 2013 komoditas ini mengalami penerunan masing masing

9

Rp 69,830,706,000,- tahun 2011, Rp 59,331,952,000 tahun 2012 dan Rp
57,595,671,000 tahun 2013.
Penyumbang ketiga pendapatan terbesar dari komoditi tanaman bahan
makanan adalah jeruk, jeruk menjadi penyumbang pendapatan terbesar ketiga
karena harga komoditi ini yang selalu berfluktuatif dan produksinya yang
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi
jeruk sebesar Rp 36,992,880,000,- hingga pada tahun 2013 pendapatan dari
komoditi jeruk sebesar Rp 50,102,400,-. Setelah jeruk, komoditi yang
memberikan kontribusi terbesar ke empat adalah kacang tanah, kacang tanah pada
tahun 2009 berkontribusi terhadap PDRB dari sub sektor tanaman bahan makanan
sebesar Rp 40,306,200,000. Pada tahun 2010 kondisi ini mengalami penurunan
menjadi Rp 27,901,650,000,-, kemudian tahun 2011 naik kembali menjadi Rp
32,342,940,000 dan hingga pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi Rp
26,966,925,000,-.
Adapun komoditas yang menyumbang terkecil adalah alvokat dan
mentimun. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi Alvokat sebesar Rp
1,788,625,000.- kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp
2,750,691,000.- namun pada tahun 2012 menurun kembali menjadi Rp
2,607,675,000.- kemudian pada tahun 2013 kembali naik menjadi Rp
3,018,200,000.-. Adapun komoditi mentimun pada tahun 2009 memberikan
kontribusi sebesar Rp 3,022,698,000.- namun dari tahun 2011 pendapatan dari
komoditi ini cenderung menurun, hingga pada tahun 2013 komoditi ini
berkontribusi sebesar Rp 2,243,045,000,-.

10

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Komoditas apa sajakah yang menjadi

basis sub sektor tanaman bahan

makanan di kabupaten Tapanuli Utara ?
2. Komoditas dari sub sektor tanaman bahan makanan apa sajakah di kabupaten
Tapanuli Utara yang memiliki daya saing yang tinggi?
3. Komoditas dari sub sektor bahan makanan apakah yang menjadi sektor
potensial di kembangkan di Tapanuli Utara?

1.3

Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas maka ditetapkan tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui Basis di sektor Pertanian di kabupaten Tapanuli Utara.
2. Untuk mengetahui daya saing dari komoditas sub sektor bahan makanan di
kabupaten Tapanuli Utara.
3. Untuk mengetahui Komoditas yang potensial untuk di kembangkan di
Tapanuli Utara.
1.4

Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk prioritas perencanaan
pembangunan ekonomi di kabupaten Tapanuli Utara.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan
pembangunan dan perencanaan ekonomi daerah.

11

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 . Kesimpulan
Dalam bab ini akan disampaikan beberapa secara keseluruan dari hasil
analisis data yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Dari kesimpulan
yang ada akan dikemukakan saran – saran yang berhubungan dengan
permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga diharapkan dapat berguna dan
menjadi suatu bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan. Pada serangkaian
studi yang telah dipaparkan khususnya dibagian hasil analisis dan pembahasan
dapat diberikan suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Hasil perhitungan LQ pada sub sektor tanaman bahan makanan
di kabupaten tapanuli utara menunjukkan bahwa yang menjadi komoditas
basis adalah : Padi Sawah, Kacang Tanah, Kentang, Bawang Merah, Kol dan
Alvokat.
2. Dari perhitungan RCA diatas dapat disimpulkan bahwa komoditas sub sektor
bahan makanan yang memiliki daya saing di pasaran Provinsi Sumatera Utara
adalah Jagung, Kacang tanah,Bawang Merah, dan Kol.
3. Berdasarkan hasil analisis MRP diketahui bahwa komoditi yang memiliki
pertumbuhan yang menonjol/ potensial di kembangkan di kabupaten Tapanuli
Utara dibandingkan komoditi yang sama di wilayah propinsi Sumatera Utara
pada sub sektor tanaman bahan makanan meliputi jagung, ubi kayu dan
tomat.
83

84

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diuraikan beberapa saran
terhadap kebijakan pengembangan sektor pertanian yang perlu dilakukan oleh
kabupaten Tapanuli Utara yaitu :
1. Mengadopsi teknologi yang sesuai dalam memproduksi komoditi unggulan
yang berorientasi pada pasar.
2. Melakukan penelitian unsur kandungan yang terdapat pada komoditi kacang
Sihobuk dan mengurus lisensi sertifikasi pada produk ini.
3. Meningkatkan

sistem

kerjasama

dengan

pihak-pihak

terkait

seperti

perbankan, investor, dinas pertanian, dinas koperasi UKM, perindustrian dan
perdagangan atau pemerintah daerah untuk perbaikan mutu/kwalitas,
pendanaan dan pemasaran produk pertanian.S
4. Meningkatan produktivitas tiap komoditi dengan melakukan pelatihan dan
penyuluhan pertanian sehingga keterampilan dan pengetahuan petani
berkembang.
5. Memperkenalkan kabupaten Tapanuli Utara keluar daerah dengan berbagai
keunggulan pertanian yang dimiliki untuk menarik minat investor
berinvestasi di kabupaten Tapanuli Utara.

84

82

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat: STIE YKPN.
BPS Kabupaten Tapanuli Utara. 2012. Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka
2012. Tarutung: BPS Kabupaten Tapanuli Utara.
BPS Provinsi Sumatera Utara. 2012. Beberapa Edisi. PDRB Provinsi Sumatera
Utara Menurut Kabupaten Kota. Medan: BPS Provinsi Sumatera Utara.
Srimeningsih, Eko. 2010. Analisis Komoditi Unggulan Sektor Pertanian
Kabupaten Sukaharjo Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah. Thesis.
Surakarta: Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Fachrurrazy. 2009. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Tesis
Medan: Pasca Sarjana Universtas Sumatera Utara.
Fadillah, Achamad. 2001. Analisis Daya Saing Komoditas Unggulan Perikanan
Tangkap Kabupaten sukabumi. Skripsi. Bogor: Fakustas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Firdaus, A. H. 2011. Kinerja Pedagangan Free Trade Area (FTA) ASEAN PLUS
THREE Terhadap Perekonomian Indonesia. Tesis. Bogor: Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
Glasson, Jhon.1997.Pengantar Perencanaan Regional, Terjemahan Paul Sihotang
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N.Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi.4. Jakarta: Erlangga.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. 2004. Jakarta.
Rizky, M. dan Amalia A. W. 2011. Daya Saing Produk Ekspor Manufaktur
Indonesia Dengan Metode RCA Dinamis. Jurnal Perencanaan
Pembangunan, 01 (XVII), 12-15, (diakses Februari 2014).
Safitri, Dewi. 2008. Analisis Identifikasi Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi
Pulau Sumatera. Thesis. Bogor: Pasca Sarjana IPB.
Siti Badriah, Lilis. 2003. Identifikasi Sektor- Sektor Ekonomi Unggulan di
Propinsi Jawa Tengah. JEBA, Vol. 5, No. 2 : 139 -155.

83

Sitorus. R. H. 2006. Identifikasi Sektor Unggulan untukMendukung Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Kabupaten Toba Samosir. Jakarta: STIS.
Soeparmoko. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pemerintah Daerah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Grafindo
Persada.
Tambunan, T. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional : Teori
PT Bumi Aksara.

dan

Aplikasi. Jakarta:

Todaro, MP. 2004. Perekonomian Pembangunan Untuk Negara Berkembang.
Jakarta: Erlangga.
Yusuf, M. 2012. Ilmu Ekonomi Regional. Medan: Perdana Mulya Sarana.