PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA SISWA SMP.
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA
SISWA SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan.
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
PANDU GRANDY WANGSA P. 0902213
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA
SISWA SMP
Oleh :
Pandu Grandy Wangsa P.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
© Pandu Grandy Wangsa P. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Pandu Grandy Wangsa P.
PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA
SISWA SMP
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,
Dr. Selly Feranie, S.Pd, M.Si NIP. 197411081999032004
Pembimbing II,
Drs. Dedi Sasmita, M.Si NIP. 196506151998031001
Mengetahui, Ketua Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001
(4)
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Tema Mesin Uap Terhadap
Peningkatan Literasi Fisika Siswa SMP Pandu Grandy Wangsa P.
Pembimbing I : Dr. Selly Feranie, S.Pd. M.Si Pembimbing II : Drs. Dedi Sasmita, M.Si
Abstrak
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada salah satu sekolah menengah pertama (SMP) dengan memberikan teks bacaan fisika yang disertai soal pemahaman bacaan, kemampuan berhipotesis dan kemampuan merancang percobaan, didapatkan bahwa pemahaman bacaan, kemampuan berhipotesis dan kemampuan merancang percobaan siswa rendah. Kemampuan tersebut berkaitan dengan literasi fisika siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa memiliki literasi fisika rendah. Hal ini terjadi disebabkan siswa SMP masih belum mengetahui strategi membaca dan menulis dengan baik dan pembelajaran yang kurang melatihkan scientific inquiry sehingga akan mempengaruhi kemempuan berhipotesis dan merancang percobaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian IRWT (Integrated Reading Writing Task) sebelum pembelajaran untuk meningkatkan literasi fisika kepada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan tema ‘Mesin Uap’. Metode penelitian ini menggunakan Quasi Experiment dengan desain penelitiannya Pretest-Postest Control Group Design. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa gain ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,44 dengan kategori sedang, sedangkan gain ternormalisasi kelas kontrol adalah 0,29 dengan kategori rendah dan dengan dilakukannya uji-t didapat bahwa Ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan literasi fisika antara kelas yang diberi IRWT dan kelas yang tidak diberi IRWT pada pembelajaran berbasis masalah dengan tema Mesin uap.
(5)
iii
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Kata kunci : Integrated reading and writing task, literasi fisika, pembelajaran berbasis masalah
Effect ofIntegrated Reading and Writing Taskin Problem Based Learning with themes Steam Engine Physics Students against Increasing Literacy
junior high school Pandu Grandy Wangsa P.
Supervisor I: Dr. Selly Feranie, S.Pd.M.Si Supervisor II: Drs.Dedi Sasmita, M.Si
Abstract
Based on preliminary studies that have been done on one of the junior high school (SMP) with the text reading matter physics with reading comprehension, ability to hypothesize and ability to design experiments, it was found that reading comprehension, ability to hypothesize and low ability students design experiments.Ability is related to the physical literacy of students, so it can be said that the students had low physical literacy.This happens due to junior high school students still do not know the strategies to read and write well and learning aboutscientific inquiry that will affect hypothesize and experiment design.Therefore, this research was conducted to see the effect of IRWT (Integrated Reading Writing Task) before learning to improve literacy physics experiment to the class with the implementation of problem-based learning model with the theme 'Steam Engine'.This research method using a Quasi Experiment with a pretest-posttest research design Control Group Design.Based on the results of data processing was found that the gain normalized experimental class was 0.44 with a medium category, while the normalized gain control class was 0.29 with a low category and by doing t-test found that There is a significant difference in improving literacy among physics classes were given IRWT and class are not given IRWT on problem-based learning with the theme of the steam engine.
Keywords:Integrated reading and writing tasks, physical literacy, problem-based learning
(6)
(7)
iv
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. ... Latar Belakang ... 1
1.2. ... Rumusan Masalah ... 4
1.3. ... Batasan Masalah ... 4
1.4. ... Variabel Penelitian ... 4
1.5. ... Tujuan Penelitian ... 5
1.6. ... Manfaat Penelitian ... 5
1.7. ... Struktur Organisasi ... 5
BAB II LITERASI FISIKA, STRATEGI LITERASI, PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, DAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK ... 7
(8)
2.1. ...
Literasi Fisika ... 7
2.2. ... Strategi Literasi ... 9
2.3. ... Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11
2.4. ... Integrated Reading and Writing Task ... 14
2.5. ... Penerapan Strategi Literasi ... 15
2.6. ... Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
3.1. Metode dan Desain Penelitian ... 18
3.2. Definisi Operasional ... 19
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
3.4. Langkah-langkah penelitian ... 20
3.5. Instrument Penelitian ... 24
3.6. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 24
3.7. Hasil Uji Instrumen ... 28
3.8. Teknik Pengolahan Data ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1. Implementasi Pembelajaran ... 36
4.2. Perbandingan Peningkatan Literasi Fisika Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 38
(9)
vi
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
4.3. Perbandingan Profil Setiap Aspek Literasi Antara Kelas Kontrol dengan
Kelas Eksperimen ... 45
4.4. Korelasi Antara IRWT dengan Kemampuan Literasi Fisika ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
5.1. Kesimpulan ... 56
5.2. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest Postest Control Group Design ... 18
Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 25
Tabel 3.3 kriteria Reliabilitas ... 26
Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 26
Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda ... 27
Tabel 3.6. Rekapitulasi Pemilihan Hasil Uji Coba Instrumen ... 28
Tabel 3.7. Kriteria Gain Ternormalisasi ... 31
(10)
Tabel 3.9. Skala Huruf ... 35
Tabel 3.10. Kriteria persentase keterlaksanaan aktivitas pembelajaran ... 35
Tabel 4.1. Hasil Rata-Rata Nilai Tiap IRWT ... 36
Tabel 4.2. Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 37
Tabel 4.3. Hasil Pretest, Postest dan N-gain pada Kelas Kontrol ... 38
Tabel 4.4. Hasil Pretest, Postest dan N-gain pada Kelas eksperimen ... 39
Tabel 4.5. Perbandingan skor rata-rata Pretest, Postest dan N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 40
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 42
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas ... 42
Tabel 4.8. Hasil uji hipotesis dengan uji-t rerata N-gain kedua kelas ... 43
Tabel 4.9. hasil Pretest dan Postest kelas kontrol pada aspek Attitude ... 44
Tabel 4.10. hasil Pretest dan Postest kelas eksperimen pada aspek Attitude ... 44
Tabel 4.11. Hasil Pretest, Postest dan N-gain literasi fisika pada kelas kontrol . 52 Tabel 4.12. Hasil Pretest, Postest dan N-gain literasi fisika pada kelas eksperimen ... 52
(11)
viii
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema Penelitian ... 23
Gambar 4.1. Perbandingan Skor Rata-Rata PretestPostest Dan N-gain ... 41
Gambar 4.2. Literasi Fisika Pada Aspek Knowledge ... 45
Gambar 4.3. Literasi Fisika Pada Aspek Competencies ... 46
Gambar 4.4. Literasi Fisika Pada Aspek Context ... 47
Gambar 4.5. Peningkatan Literasi Fisika Pada Aspek Attitude Kelas Kontrol .... 48
(12)
Gambar 4.7. Literasi Fisika Pada Aspek Competencies ... 50
Gambar 4.8. Literasi Fisika Pada Aspek Context ... 51
Gambar 4.9. Peningkatan Aspek Attitude Pada Kelas Eksperimen ... 52
Gambar 4.10. Peningkatan Literasi Fisika Pada Kelas Kontrol ... 53
Gambar 4.11. Peningkatan Literasi Fisika Pada Kelas Eksperimen ... 53
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 60
1. ... Re ncana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61
2. ... La ngkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 ... 64
3. ... Le mbar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 ... 66
4. ... La ngkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2 ... 72
5. ... Le mbar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 ... 74
(13)
x
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
6. ... La ngkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 ... 76 7. ... Le
mber Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 3 ... 78 LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ... 80 1. ... So
al Literasi Fisika ... 81 2. ... Fo
rmat Observasi ... 88 3. ... Int
egrated Reading and Writing Task Pertemuan 1 ... 90 4. ... Int
egrated Reading and WritingTask Pertemuan 2 ... 94 5. ... Int
egrated Reading and Writing Task Pertemuan 3 ... 98 LAMPIRAN C UJI INSTRUMEN ...101 1. ... Jaw
aban Siswa ...102 2. ... Vali ditas Soal ...104 3. ... Reli abilitas Soal ...117 4. ... Tin
gkat Kesukaran 119
5. ... Day a Pembeda 120
LAMPIRAN D ANALISIS PENELITIAN ...122 1. ... Jaw
aban Soal Pretest Kelas Kontrol ...123 2. ... Jaw
(14)
3. ... Jaw aban Soal Pretest Kelas Eksperimen ...125 4. ... Jaw
aban Soal Postest Kelas Eksperimen ...126 5. ... Has
il Pretest, Postest dan N-gain Kelas Eksperimen pada Aspek Knowledge, Competensies dan Context ...127 6. ... Has
il Pretest, Postest dan N-gain Kelas Kontrol pada Aspek Knowledge, Competensies dan Context ...128 7. ... Has
il Pretest, Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pada aspek
Attitude ...129 8. ... Per
hitungan Skor N-gain Kelas Eksperimen ...130 9. ... Per
hitungan Skor N-gain Kelas Kontrol ...131 10. ... Uji
Normalitas Kelas Eksperimen ...132 11. ... Uji
Normalitas Kelas Kontrol ...133 12. ... Uji
Homogenitas ...134 13. ... Uji
Hipotesis ...135 14. ... Uji
Korelasi ...136 LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN ...137 1. ... Fot
(15)
xii
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
2. ... Sur at-Surat Penelitian ...139
(16)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fisika salah satu ilmu yang menjelaskan teori berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi di alam yang dapat diukur dan diamati. Fisika didefinisikan sebagai suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Permasalahan dasar untuk memecahkan persoalan ialah mengamati gejala-gejala tersebut (Gerthsen : 1958). Dalam pembelajaran fisika sangat erat hubungannya dengan pemahaman konsep, kemampuan berinkuiri dan kemampuan pemahaman membaca. Fisika termasuk salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang dipelajari disekolah. Berdasarkan Pusat Kurikulum, Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 4) menyatakan bahwa :
“Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan Hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.”
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan IPA lebih menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2006). Maka dari itu untuk mencapai kemampuan yang diharapkan pemerintah, siswa mampu memiliki kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar yang didapat dari penggunaan kemampuan literasi sains dalam pembelajaran.
Literasi sains didefinisikan oleh The National Science Education Standards sebagai :
Literasi sains berarti bahwa seseorang dapat bertanya, menemukan, atau menentukan jawaban atas pertanyaan yang berasal dari rasa ingin tahu
(17)
2
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
tentang pengalaman sehari-hari. Ini berarti bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena alam. Literasi sains memerlukan kemampuan membaca dengan pemahaman artikel tentang ilmu pengetahuan dalam pers populer dan untuk terlibat dalam percakapan sosial tentang validitas kesimpulan. Literasi sains menyiratkan bahwa seseorang dapat mengidentifikasi isu-isu ilmiah yang mendasari keputusan nasional dan lokal dan posisi mengungkapkan yang ilmiah dan teknologi informasi. Seseorang yang literate harus dapat mengevaluasi kualitas informasi ilmiah berdasarkan sumbernya dan metode yang digunakan untuk menghasilkan itu. Literasi sains juga menyiratkan kemampuan untuk mengajukan dan mengevaluasi argumen yang didasarkan pada bukti dan menerapkan kesimpulan dari argumen tersebut dengan tepat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada salah satu sekolah menengah pertama dari 40 siswa dengan memberikan tes diagnostik berupa teks fisika dan disertai 12 pertanyaan yang terdiri dari sembilan pertanyaan pemahaman bacaan, dua pertanyaan hipotesis, dan satu pertanyaan merancang percobaan fisika. Dari hasil tes tersebut diperoleh jawaban rata-rata siswa menjawab empat pertanyaan dengan tepat dari sembilan pertanyaan pemahaman bacaan sedangkan kemampuan berhipotesis dan merancang percobaan siswa didapatkan bahwa seluruh siswa belum mampu menjawab dengan tepat. Selain itu dari hasil studi pendahuluan ditemukan juga bahwa pembelajaran yang dilakukan dikelas lebih berpusat pada guru (teacher center) sehingga pemahaman konsep dan kemampuan inkuiri siswa jarang dilatihkan. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membaca, kemampuan berhipotesis dan merancang percobaan siswa rendah.
Kemampuan-kemampuan tersebut berhubungan dengan literasi siswa, hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan Jon Miller pada jurnal physics literacy energy and the environment : “mendefinisikan literasi sains sebagai (1) pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dasar seperti molekul dan struktur tata surya, (2) pemahaman tentang sifat penyelidikan ilmiah, dan (3) pola konsumsi informasi berkala, seperti membaca dan memahami buku ilmu pengetahuan populer." ( A. Hobson : 2003).
Hasil studi pendahuluan membuktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas akan menentukan kemampuan scientific inquiry. Kemampuan
(18)
3
scintific inquiry ini dapat dilatih melalui pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung pada siswa. Berdasarkan pengertiaan literasi sains oleh Jon Miller maka diperlukanlah strategi pembelajaran untuk meningkatkan literasi sains siswa melatihkan kemampuan membaca, pemahaman konsep dan kemampuan berinkuiri. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi literasi yang diadopsi dari jurnal “Seven Literacy strategies that work” oleh Douglas Fisher, Nacy Frey and Douglas Wiliams menyatakan bahwa ada 7 strategi literasi, yaitu (1) Read-alouds,(2) K-W-L chart (3) graphic organizers, (4) vocabulary instruction, (5) writing to learn,(6) structured note taking, (7) reciprocal teaching. Ke tujuh strategi literasi ini dapat terintegrasi menjadi 3 yaitu (1) strategi membaca, (2) strategi menulis, (3) model pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang dapat menerapkan strategi literasi. Penerapan strategi literasi dalam pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah dipilih karena setiap pembelajaran berbasis masalah dalam setiap sintaknya melatihkan kemampuan berinkuiri siswa serta dapat diterapkan dalam strategi literasi.
Pembentukan pengetahuan awal sangatlah penting untuk bekal siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Pengetahuan awal dapat berupa tugas awal yang berupa bacaan yang menerapkan strategi literasi didalamnya. Pemberian tugas membaca yang disertai strategi membaca dan strategi menulis dipandang sebagai solusi yang tepat meningkatkan literasi siswa.
Penelitian ini memfokuskan literasi siswa pada materi fisika yang bertujuan untuk mengukur literasi fisika siswa dengan pembelajaran bertema yang mengadopsi bentuk soal PISA 2006 yang mengukur 4 aspek (knowledge, context, competencies dan atittude).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang pengaruh diberikannya tugas awal integrated reading writing pada pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesin uap terhadap peningkatan literasi fisika. Maka penelitian ini akan diberi judul “pengaruh pemberian integrated reading and writing task dalam pembelajaran berbasis
(19)
4
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
masalah dengan tema mesin uap terhadap peningkatan literasi fisika siswa SMP.”
1.2.Rumusan Masalah
Masalah yang diuraikan pada pada latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh pemberian tugas integrated reading and writing task dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan literasi fisika siswa SMP?
Masalah umum diatas dapat menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan peningkatan literasi fisika siswa dalam pembelajaran berbasis masalah antara kelas yang diberikan tugas IRWT dengan kelas yang tidak diberikan tugas IRWT?
2. Bagaimana perbandingan profil setiap aspek literasi fisika dalam pembelajaran berbasis masalah antara kelas yang diberikan tugas IRWT dengan kelas yang tidak diberikan tugas IRWT?
3. Bagaimana hubungan antara IRWT dengan peningkatan literasi siswa?
1.3. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini terarah, maka pada kegiatan penelitian ini diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Integrated reading and writing task adalah tugas yang diberikan pada siswa berupa teks bacaan fisika yang terdiri dari part A reading, part B concceptual construction, part C conccept mapping, part D conclusion 2. Literasi fisika diukur menggunakan 4 aspek yang berdasarkan PISA 2006,
yaitu knowledge, competencies, context dan atittude.
1.4.Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1.Variabel Bebas : Pemberian Integrated Reading-Writing Task 2.Variabel terikat : Peningkatan literasi fisika siswa SMP
(20)
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam kegiatan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian Integrated Reading-WritingTask dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan literasi fisika siswa SMP.
1.6. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan alternatif bagi guru mengenai tugas awal dan metoda pengajaran serta alat evaluasi.
1.7. Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Variabel Penelitian 1.5. Tujuan Penelitian 1.6. Manfaat Penelitian 1.7. Struktur Organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Literasi Fisika 2.2. Strategi Literasi
2.3. Pembelajaran Berbasis masalah 2.4. Integrated Reading and Writing Task 2.5. Penerapan Strategi Literasi
2.6. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Desain Penelitian 3.2. Definisi Operasional
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4. Langkah-langkah penelitian
(21)
6
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
3.5. Instrument Penelitian
3.6. Teknik Analisis Instrumen Penelitian 3.7. Hasil Uji Instrumen
3.8. Teknik Pengolahan Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Implementasi Pembelajaran
4.2. Perbandingan Peningkatan Literasi Fisika Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen
4.3. Perbandingan Profil Setiap Aspek Literasi Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen
4.4. Korelasi Antara IRWT dengan Kemampuan Literasi Fisika BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 5.2. Saran
(22)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Quasy experiment dan desain penelitiannya adalah Pretest Postest Control Group Design dengan satu macam treatment. Sebelum diberikannya treatmen pada penelitian ini, kedua kelas (kontrol dan eksperimen) tersebut diberi tes awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pada kelas eksperimen siswa diberikan treatment berupa tugas integrated reading and writing task dan pada kelas kontrol tidak diberikan treatment. setelah selesai treatment diberikan kedua kelas tersebut diberi tes akhir yang berupa (postest) dengan bentuk dan soal yang sama pada saat pretest. Bentuk desainnya seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain penelitian pretest-pstest control group design
Kelas Pretest Treatment Postest
Eksperimen O X2 O
Kontrol O X1 O
Keterangan :
O : Pretest sama dengan postest X1 : Pembelajaran berbasis masalah
X2 : Pembelajaran berbasis masalah dan diberikannyan integrated
Reading and writing task sebelum pembelajaran
Treatmen pada kelas eksperimen dilakukan dalam tiga kali prtemuan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pretest dan postest merupakan instrumen untuk mengukur literasi siswa yang telah di judgment dan di ujicoba terlebih dahulu.
(23)
19
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah 1.2. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini sebagai berikut :
1. Literasi fisika merupakan kemampuan menggunakan konsep-konsep fisika dalam mengidentifikasi pertanyaan, mengaplikasikan konsep fisika dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah untuk membantu memecahkan masalah-masalah fisika yang ada didalam dunia nyata. Untuk mengukur kemampuan literasi fisika, Instrumen literasi fisika mengadopsi bentuk soal yang dibuat oleh PISA 2006 dengan aspek knowledge, competencies, context dan atittude. Untuk melihat peningkatan literasi fisika dilihat dari nilai gain ternormalisasi menggunakan kategori Hake.
2. Integrated Reading-Writing Task merupakan tugas rumah siswa untuk menumbuhkan konsep/pengetahuan awal siswa. Integrated Reading-Writing Task ini terdiri dari 4 bagian yaitu :
Part A Reading merupakan sebuah teks yang berisikan materi/artikel yang ditujukan pada siswa untuk membacanya di rumah.
Part B concceptual construction merupakan pertanyaan yang dapat menumbuhkan maupun membangun pengetahuan siswa berdasarkan teks reading yang dibaca.
Part C conccept mapping merupakan peta konsep yang diberikan pada siswa namun hanya bagannya saja (kosong). Bagian bagan yang kosong dimaksudkan untuk siswa sendiri yang mengisinya berdasarkan reading teks yang di part A.
Part D conclusion merupakan kesimpulan teks pada part A
3. Pembelajaran Berbasis Masalah digunakan pada penelitian ini karena pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang didalamnya siswa diajarkan menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan awal dan pengetahuan yang didapat ketika proses pembelajaran berlangsung. Setiap model pasti memiliki sintak. Sintak yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 5 tahap yaitu : tahap 1 memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk meneliti, tahap 3 membantu investigasi mandiri dan kelompok, tahap 4
(24)
20
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
mengembangkan dan mempersentasikan artefak dan exhibit dan tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi-masalah (Arends, 2008 : 57).
4. Hubungan antara IRWT dengan literasi fisika dapat diketahui menggunakan korelasi spearman rank.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (sugiyono, 2011:61). Sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. (Sudjanan, 2005 : 161).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang. Dengan teknik sampel acak diambil 2 kelas dari 15 kelas yang ada disekolah tersebut sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, dengan jumlah kelas kontrol 30 siswa dan kelas jumlah eksperimen 30 siswa.
3.4. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini menempuh 3 tahapan yaitu : Tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Studi Pendahuluan, ini dimaksudkan untuk bertujuan untuk mencari permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran baik pada siswa maupun guru. Studi pendahuluan ini juga untuk mengetahui pemahaman konsep, kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan berinkuiri siswa. Pada tahap ini juga diteliti mengenai metode yang digunakan oleh guru didalam kelas. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara memberikan soal pada siswa serta mengamati guru mengajar ketika berada di dalam kelas.
(25)
21
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah b. Studi Literatur, bertujuan untuk mendapatkan teori dan konsep yang
berkaitan dengan materi yang dipilih agar dapat sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditentukan. Hasil dari studi literatur ini yang kemudian akan dijadikan acuan untuk mendisain pembelajaran beserta perangkat yang diperlukan dalm penelitian ini.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian
d. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan tempat pnelitian e. Survei ke sekolah untuk melihat kondisi sekolah seperti sarana
prasarana serta kondisi sistem dan pelaksanaan pembelajaran fisika sekolah.
f. Menentukan sampel penelitian g. Membuat proposal penelitian
h. Perancangan instrumen dan RPP, perencangan ini disesuaikan dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan. Instrumen penelitian ini mengacu pada PISA 2006 yang mengukur 4 dimensi. RPP penelitian diranjcang berdasarkan pembelajaran berbasis masalah.
i. Uji Instrumen Penelitian, uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui validatas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen penelitian. Instrumen penelitian diujikan pada sekolah yang berbeda dan materi yang akan diujikan telah diajarkan di kelas ini. setelah hasil uji instrumen diperoleh peneliti memilah instrumen mana yang layak untuk penelitian.
j. Menganalisis hasil uji instrumen, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah ke tahap persiapan diatas dilaksanakan, masuk ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan. Implementasi dari penelitian ini dilakukan di salah satu SMP yang berada di daerah Kabupaten Karawang. Sampelnya yaitu kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai
(26)
22
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
kelas eksperimen. Tahap pelaksanaan ini siswa diberikan 3 kali treatment, pada kelas eksperimen diberikan treatment yang berupa IRWT dalam pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelas kontrol hanya pembelajaran berbasis masalah saja dan tugas membaca pada buku paket.
3. Tahap Penyelesaian
Setelah peneliti mendapatkan data dari implementasi yang dilakukan, data tersebut akan diolah pada tahap penyelesaian ini serta akan diambil kesimpulan oleh peneliti berdasarkan data yang didapat dari implementasi.
(27)
23
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Langkah-langkah penelitian yang dilakuakan dapat dilihat pada skema gambar 3.1
Gambar 3.1. skema penelitian Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah dan solusi
Pembuatan Proposal
IRWT Literasi Fisika
Judgement, Uji Coba dan Revisi Penyusunan Instrumen Penyusunan RPP
dan perangkat pembelajaran
Studi Literatur
Pretest
Analisis Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pembahasan Postest
Pembelajaran Berbasis Masalah
IRWT dan Pembelajaran Berbasis Masalah
(28)
24
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 2 instrnumen yaitu : 1. Istrumen Literasi Fisika
Tes literasi fisika ini seluruhnya berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kemampuan literasi fisika siswa mengadopsi bentuk soal PISA 2006. Siswa mendapatkan tes dua kali yakni ketika pretes dan postest. Dari hasil tes ini akan dihitung nilai gain yang ternormalisasi yang kemudian akan dilakukan analisis uji-t untuk menguji hipotesis.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berjumlah 18 butir soal pilihan ganda, pada dimensi knowledge sebanyak 6 soal, dimensi context ada 6 soal dan dimensi competencies 6 soal dan 3 pernyataan dalam bentuk angket yang termasuk pada dimensi atittude yang menilai tentang seberapa penting pembelajaran dengan tema mesin uap.
2. Integrated Reading Writing Task
Integrated Reading Writing Task ini berupa tugas membaca dan menulis yang terdiri dari beberapa part. Pada istrumen ini siswa harus mengisi judul, subjudul, pertanyaan serta jawabannya, peta konsep dan kesimpulan yang sesuai dengan isi teks IRWT tersebut.
3. Lembar Observasi
lembar observasi bertujuan untuk menilai pembelajaran berbasis masalah ini apakah semua tahapan-tahapan sudah dilakukan ketika treatment diberikan. Lembar observasi ini berisi semua kegiatan yang akan dilakukan dikelas dan apabila kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar observasi diakukan maka observer akan memberikan tanda check list(√).
3.6. Teknik Analisis instrumen penelitian 1. Analisis validitas tes
Uji validitas dalam suatu penelitian bertujuan mengetahui apakah instrumen ini mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui digunakan uji statistik dengan teknik korelasi product moment, yaitu:
(29)
25
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y (dua veriabel yang di korelasikan)
X = skor total tiap butir soal Y = skor total tiap siswa N = jumlah siswa uji coba
Kriteria yang digunakan untuk menginterprestasi besarnya koefisisen korelasi yaitu disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai rxy Kriteria
0,80 - 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
( Arikunto, 2009:75) 2. Analisis Reliabilitas
Suatu tes dapat mempunyai tarap kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009 :86). Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila diujikan untuk mengukur objek kembali akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas soal adalah rumus Spearman-Brown (Arikunto, 2009:93).
(30)
26
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Interprestasi nilai reliabilitas tes yang didapat dari perhitungan berdasarkan rumus Spearman-Brown digunakan reliabilitas tes seperti yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien korelasi Kriteria
0,81 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,61 ≤ r11≤ 0,80 Tinggi
0,41 ≤ r11≤ 0,60 Sedang
0,21 ≤ r11≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat rendah
(Arikunto dalam utami, 2011 : 40) dengan r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuiakan
: Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
3. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui apakah anatar soal yang mudah, sedang dan sukar sudah seimbang atau belum. Besarnya indeks taraf kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus :
keterangan
P : Indeks Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan seperti dalam tabel berikut (Arikunto, 2009:210) :
Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria
(31)
27
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Indeks Kesukaran Kriteria
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009 : 211).
Rumus untuk menentukan indeks diskriminatif yang digunakan yaitu:
Dengan :
D : Daya pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar
JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar PA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2009 : 213-214) Daya pembeda soal sering diklasifikasikan seperti tabel berikut Arikunto (2009:218):
Tabel 3.5. klasifikasi daya pembeda Indeks Diskriminasi Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
(32)
28
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
D = 0, berarti butir soal tidak mempunyai daya pembeda
D = 1, berarti bahwa butir soal hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi D = - .... (negatif) berarti bahwa kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi.
3.7. Hasil Uji instrumen
Hasil uji coba instrumen yang didapat selanjutnya dilakukan analisis soal uji untuk mengetahui layak atau tidaknya soal digunakan dalam penelitian ini. analisis mencakup validitas butir soal, daya pembedaan, tingkat kesukaran dan reliabilitas soal.
1. Validitas, Tingkat kesukaran dan Daya Pembeda
Analisis validitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan pada setiap butiran soal yang menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan analisis soal ada soal yang digunakan untuk penelitian dan ada juga yang tidak digunakan. Berikut adalah rekapitulasi pemilihan soal.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Pemilihan Hasil Uji Coba Instrumen No.
Soal
Validitas Tingkat
kesukaran Daya Pembeda Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,41 Cukup 0,61 Mudah 0,21 cukup Digunakan
2 0,41 Cukup 0,57 Sedang 0,14 rendah Digunakan 3 0,41 Cukup 0,43 Sedang 0,29 cukup Digunakan 4 0,41 Cukup 0,43 Sedang 0,29 cukup Digunakan 5 -0,1 Tidak
valid 0,61 Mudah 0,07 rendah Dbuang 6 0,01 sangat
rendah 0,57 Sedang 0,29 cukup
Revisi dan digunakan 7 -0,14 Tidak
valid 0,64 Mudah -0,14
sangat
(33)
29
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah No.
Soal
Validitas Tingkat
kesukaran Daya Pembeda Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
8 -0,1 Tidak
valid 0,79 Mudah 0,00
sangat
rendah Dibuang
9 0 sangat
rendah 0,57 Sedang 0,00
sangat rendah
Revisi dan digunakan 10 -0,1 Tidak
valid 0,71 Mudah 0,00
sangat
rendah Dibuang 11 0,42 Cukup 0,61 Sedang 0,36 cukup Digunakan
12 0 sangat
rendah 0,54 Sedang 0,21 cukup
Revisi dan digunakan 13 0,41 Cukup 0,57 Mudah 0,29 cukup Digunakan 14 0,41 Cukup 0,43 Sedang 0,29 cukup Digunakan 15 -0,2 Tidak
valid 0,61 Mudah -0,21
sangat
rendah Dibuang 16 0,06 sangat
rendah 0,71 Mudah -0,14
sangat rendah
Revisi dan digunakan
17 0,21 Rendah 0,6 Sedang
-0,07
sangat
rendah Dibuang 18 -0,23 Tidak
valid 0,46 Sedang -0,07
sangat
rendah Dibuang 19 -0,19 Tidak
valid 0,54 Sedang -0,21
sangat
rendah Dibuang 20 0,21 Rendah 0,50 Sedang 0,00 sangat
rendah
Revisi dan digunakan 21 0,19 sangat
rendah 0,46 Sedang 0,21 cukup
Revisi dan digunakan 22 0,21 Rendah 0,43 Sedang 0,14 rendah Revisi dan
(34)
30
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
No. Soal
Validitas Tingkat
kesukaran Daya Pembeda Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
23 0,16 sangat
rendah 0,64 Mudah 0,00
sangat rendah
Revisi dan digunakan 24 0,41 Cukup 0,57 Sedang 0,43 Baik Digunakan 25 0,42 Cukup 0,43 Sedang 0,43 Baik Digunakan 26 0,41 Cukup 0,39 Sukar 0,36 cukup Digunakan
2. Reliabilitas Soal
Berdasarkan perhitungan menggunakan Spearman-Brown, diperoleh reliabilitas 0,59 dengan kriteri sedang. Maka dapat dikaakan bahwa instrumen tersebut reliabel.
3.8. Teknik Pengolahan Data
1. Analisis Data Literasi Fisika (Knowledge, context dan competencies) a.Gain Ternormalisasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penskoran pretest dan postest yang berupa soal pilihan ganda pada kedua kelas yang dijadikan sampel dapat dicari nilai gain ternormalisasi (N-gain). Nilai N-gain dapat dicari dengan memasukkan hasil pretest dan postest kedalam sebuah persamaan yang nantinya akan didapat nilai N-gain untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Hake (1999), rumus yang digunakan adalah:
(Hake, 1999) Keterangan :
<Sf>= rata-rata skor posttest <Si>= rata-rata skor pretest
(35)
31
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Nilai n-gain yang diperoleh dapat diinterprestasikan kedalam kriteria gain ternormalisasi seperti yang yang akan ditunjukkan pada tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7. kriteria gain ternormalisasi <g> Kriteria
<g> 0,7 Tinggi 0,3 <g> < 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah
b. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji kenormalan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah mewakili populasi. Uji normalitas ini dapat dilakukan menggunakan tes kecocokan Chi-kuadrat. Dengan membandingkan harga
2
hitung
dengan
2tabel, Jika
2 2
hitung tabel
, maka data berdistribusinormal, sedangkan jika
2 hitung
2tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Adapun rumus Chi-kuadrat sebagai berikut :Keterangan
= harga chi-kuadrat
= frekuensi yang ada (hasil observasi) =frekuensi yang diharapkan (dari hasil teori)
c. Uji Homogenitas
Setelah dilakukannya uji normalitas, maka akan dilakukan kembali uji Homogenitas yang dimaksudkan unjtuk mengetahui apakah sampel yang dipilih berasal dari populasi yang sama. Ketika dua sampel memiliki variansi
(36)
32
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
yang sama untuk taraf signifikansi α dapat dikatakan sampel berasal dari populasi yang sama. Uji homogenitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan persamaan berikut :
2
2
b k s F
s
keterangan : 2
b
s = Varians yang lebih besar 2
k
s = Varians yang lebih kecil
Setelah nilai F diperoleh melalui perhitungan, kemudian menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat kebebasan sebesar (dk) = n – 1 pada taraf signifikansi α. Dari kedua nilai tersebut dibandingkan dengan interpretasi sebagai berikut:
Jika Fhitung < Ftabel, maka variansi sampel homogen. Jika Fhitung > Ftabel, maka variansi sampel tidak homogen.
d. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat digunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t. Rumus uji-t sebagai berikut :
Untuk mencari simpangan gabungan dapat menggunakan rumus :
keterangan:
= rata-rata skor kelas kontrol. = rata-rata skor kelas eksperimen. = standar deviasi skor kelas kontrol.
(37)
33
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah = standar deviasi skor eksperimen.
= jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = Simpangan baku gabungan
Rumus uji-t diatas akan dipeoleh thitung . Setelah didapat thitung selanjutnya mencari nilai t pada tabel distribusi t untuk tes dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = ) pada taraf signifikansi α.. Kriteria pengujian dapat diperoleh dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. jika thitung< ttabel maka disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak dan jika thitung> ttabel maka disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Adapun hipotesi yang digunakan yaitu :
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan literasi fisika antara kelas yang diberi IRWT dan kelas yang tidak diberi IRWT pada pembelajaran berbasis masalah dengan tema Mesin uap
H1 : Ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan literasi fisika antara kelas yang diberi IRWT dan kelas yang tidak diberi IRWT pada pembelajaran berbasis masalah dengan tema Mesin uap
2. Analisis Data Literasi Fisika (Atittude)
Berbeda dengan analisis literasi fisika pada aspek knowledge, context dan competencies, pada aspek atittude data yang didapat berupa data kualitatif digunakan untuk melihat ketertarikan siswa pada pembelajaran bertema mesin uap.
3. Uji korelasi
Korelasi merupakan hubungan antara dua buah atau lebih variabel, sedangkan ukuran yang dipakai untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut disebut koefisien korelasi (Panggabean,2001:161). Salah satu rumus
(38)
34
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
dalam menguji korelasi adalah menggunakan rumus spearmen seperti dibawah ini :
Keterangan:
koefisien korelasi perbedaan ranking d= perbedaan dua pasang ranking
N= jumlah sampel
Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2001: 148)
4.Analisis Hasil IRWT
Pada penelitian ini skor IRWT didapat menggunakan rubrik yang telah dibuat oleh peneliti. kemudian skor tersebut dimasukkan kedalam suatu persamaan untuk mendapatkan nilai IRWT tersebut. Persamaannya seperti dibawah ini :
Setelah semua siswa mendapatkan nilai barulah dapat mencari nilai rerata IRWT dari tiap pertemuan.
Kriteria yang digunakan pada penilaian IRWT ini dapat dilihat pada tabel 3.9. dibawah ini :
(39)
35
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Tabel 3.9. Skala Huruf
Nilai Huruf Kategori
80-100 A Baik sekali
66-79 B Baik
56-65 C Cukup
40-55 D Kurang
30-39 E Gagal
(Arikunto, 2009:245)
5. Analisis Data hasil Observasi
Lembar Obervasi dilakukan untuk memperoleh data tentang keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Asfarina (2012) menuuliskan bahwa untuk aktivitas guru dan siswa dihitung dengan tafsiran presentasi keterlaksanaan berikut:
Keterlaksanaan aktivitas, dapat diinterpretasikan pada tabel berikut:
Table 3.10. Kriteria persentase keterlaksanaan aktivitas pembelajaran Persentase (%) Kategori
0,00 – 24,90 Sangat kurang 25,00 – 37,50 Kurang 37,60 – 62,50 Sedang 62,60 – 87,50 Baik 87,60 – 100,00 Sangat baik
(40)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang mengenai pengaruh pemberian integrated reading and writing task dalam pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesi uap, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada kelas yang telah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesin uap, didapatkan profil peningkatan kemampuan literasi fisika tiap aspek yaitu competencies 0,37; context 0,27; knowledge 0,25; aspek attitude banyak siswa yang memberikan perubahan respon positif. Sedangkan pada kelas yang telah diterapkan pemberian IRWT dalam pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesin uap, didapatkan peningkatan kemampuan literasi fisika tiap aspek yaitu competencies 0,47; context 0,44; knowledge 0,43; aspek attitude banyak siswa yang memberikan perubahan respon positif.
2. Perbandingan literasi fisika siswa pada aspek context, competencies dan knowledge untuk kelas eksperimen memilki pningkatan kemampuan lebih besar dengan N-gain 0,44 dengan kategori sedang dibandingkan dengan kelas kontrol yang meningkat sebesar 0,29 dengan kategori rendah. sedangkan pada aspek atittude kedua kelas mendapatkan respon yang positif.
3. IRWT ternyata dapat mempengaruhi peningkatan literasi literasi fisika siswa SMP dan hubungan antara IRWT dengan kemampuan literasi fisika pada kelas eksperimen yang dihitung menggunakan rank spearman didapatkan nilai korelasi sebesar ρ = 0,40 dengan kategori korelasi sedang.
(41)
57
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
5.2. Saran
1. Ketika menerapkan pembelajaran berbasis masalah sebaiknya diluar pelajaran perlu dilakukan eksplor alat terlebih dahulu untuk mengefektifkan waktu ketika pembelajaran berlangsung.
2. Pemberian IRWT dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengkonstruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, Richard. (2008). Learning to teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Asfarina.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Prestasi Pelajar Siswa pada Pelajaran Fisika.UPI.Bandung Asriana Hera (2010) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Smp. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Badan Penelitian dan Pengembangan. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA terpadu jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Desi Tri lunggari. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Solving Dengan Reading Infusion Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Kemampuanberfikir Kritis Siswa SMA. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Fang, Zhihui. (2010). “Improving Middle School Student Science Literacy
Through Reading Infusion”. Journal of Education Research.103, 262-273. Fisher Douglas, et.al.(2002). “Seven Literacy Strategies That Work”. 28, (3), 70
-73.
Hakimah A.A. (2012) Efektifitas Pemberian Tugas Awal Berbasis Tik Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hastia, Mega. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(43)
59
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah
Hobson, Art. (2003). “Physics Literacy, Energy and The Environment”. Journal IOP Journal of Physics Education. 38, 109-114.
National Science Education Standards. (1996). Science Education. New York: The National Academies Press.
Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: JICA.
Program for Internasional Student Assessment. (2006). Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy. By the government of Organisation for Economic Co-operation Development.
Rahmawati Dewi. (2012) Analisis literasi sains siswa SMP dalam pembelajaran IPA terpadu pada tema penerapan bioteknologi konvensional. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Sastrawati, Eka, dkk. (2011). Problem-based learning, strategi metakognisi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Tekno-pedagogi. Vol. 1 no.2 Satria. (2008). Pengertian Fisika Menurut Para Ahli. [online]. Tersedia :
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2356604-pengertian-fisika-menurut-para-ahli/. [5 juni 2013].
Strichart dan mangrum. A Strategy for Reading Textbooks [online] :
http://www.how-to-study.com/study-skills/en/a-strategy-for-reading-textbooks.asp.
Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.(2001). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Peneitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Utami, Ridha Try (2011) Efektivitas Pembelajaran dengan Pendekatan CTL Melalui Media Video Based Laboratory untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Mengetahui Profil Motivasi Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Wattimena, Herman S. (2010). Rangkuman Perkembangan Pendidikan IPA. Makalah pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Paska Sarjana UPI, Bandung.
(44)
(1)
35
Tabel 3.9. Skala Huruf
Nilai Huruf Kategori
80-100 A Baik sekali
66-79 B Baik
56-65 C Cukup
40-55 D Kurang
30-39 E Gagal
(Arikunto, 2009:245)
5. Analisis Data hasil Observasi
Lembar Obervasi dilakukan untuk memperoleh data tentang keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Asfarina (2012) menuuliskan bahwa untuk aktivitas guru dan siswa dihitung dengan tafsiran presentasi keterlaksanaan berikut:
Keterlaksanaan aktivitas, dapat diinterpretasikan pada tabel berikut:
Table 3.10. Kriteria persentase keterlaksanaan aktivitas pembelajaran
Persentase (%) Kategori
0,00 – 24,90 Sangat kurang 25,00 – 37,50 Kurang 37,60 – 62,50 Sedang 62,60 – 87,50 Baik 87,60 – 100,00 Sangat baik
(2)
56
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Dengan Tema Mesin Uap Terhadap Peningkatan Literasi Fisika Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang mengenai pengaruh pemberian
integrated reading and writing task dalam pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesi uap, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada kelas yang telah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesin uap, didapatkan profil peningkatan kemampuan literasi fisika tiap aspek yaitu competencies 0,37; context 0,27; knowledge 0,25; aspek attitude banyak siswa yang memberikan perubahan respon positif. Sedangkan pada kelas yang telah diterapkan pemberian IRWT dalam pembelajaran berbasis masalah dengan tema mesin uap, didapatkan peningkatan kemampuan literasi fisika tiap aspek yaitu competencies 0,47;
context 0,44; knowledge 0,43; aspek attitude banyak siswa yang memberikan perubahan respon positif.
2. Perbandingan literasi fisika siswa pada aspek context, competencies dan
knowledge untuk kelas eksperimen memilki pningkatan kemampuan lebih besar dengan N-gain 0,44 dengan kategori sedang dibandingkan dengan kelas kontrol yang meningkat sebesar 0,29 dengan kategori rendah. sedangkan pada aspek atittude kedua kelas mendapatkan respon yang positif.
3. IRWT ternyata dapat mempengaruhi peningkatan literasi literasi fisika siswa SMP dan hubungan antara IRWT dengan kemampuan literasi fisika pada kelas eksperimen yang dihitung menggunakan rank spearman didapatkan nilai korelasi sebesar ρ = 0,40 dengan kategori korelasi sedang.
(3)
57
5.2. Saran
1. Ketika menerapkan pembelajaran berbasis masalah sebaiknya diluar pelajaran perlu dilakukan eksplor alat terlebih dahulu untuk mengefektifkan waktu ketika pembelajaran berlangsung.
2. Pemberian IRWT dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengkonstruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
(4)
58
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Dengan Tema Mesin Uap Terhadap Peningkatan Literasi Fisika Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, Richard. (2008). Learning to teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Asfarina.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Prestasi Pelajar Siswa pada Pelajaran Fisika.UPI.Bandung Asriana Hera (2010) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Smp. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Badan Penelitian dan Pengembangan. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA terpadu jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Desi Tri lunggari. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Solving Dengan Reading Infusion Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Kemampuanberfikir Kritis Siswa SMA. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Fang, Zhihui. (2010). “Improving Middle School Student Science Literacy
Through Reading Infusion”. Journal of Education Research.103, 262-273. Fisher Douglas, et.al.(2002). “Seven Literacy Strategies That Work”. 28, (3), 70
-73.
Hakimah A.A. (2012) Efektifitas Pemberian Tugas Awal Berbasis Tik Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hastia, Mega. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(5)
59
Hobson, Art. (2003). “Physics Literacy, Energy and The Environment”. Journal IOP Journal of Physics Education. 38, 109-114.
National Science Education Standards. (1996). Science Education. New York: The National Academies Press.
Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: JICA.
Program for Internasional Student Assessment. (2006). Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy. By the government of Organisation for Economic Co-operation Development.
Rahmawati Dewi. (2012) Analisis literasi sains siswa SMP dalam pembelajaran IPA terpadu pada tema penerapan bioteknologi konvensional. Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Sastrawati, Eka, dkk. (2011). Problem-based learning, strategi metakognisi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Tekno-pedagogi. Vol. 1 no.2 Satria. (2008). Pengertian Fisika Menurut Para Ahli. [online]. Tersedia :
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2356604-pengertian-fisika-menurut-para-ahli/. [5 juni 2013].
Strichart dan mangrum. A Strategy for Reading Textbooks [online] :
http://www.how-to-study.com/study-skills/en/a-strategy-for-reading-textbooks.asp.
Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.(2001). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Peneitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Utami, Ridha Try (2011) Efektivitas Pembelajaran dengan Pendekatan CTL Melalui Media Video Based Laboratory untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Mengetahui Profil Motivasi Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Wattimena, Herman S. (2010). Rangkuman Perkembangan Pendidikan IPA. Makalah pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Paska Sarjana UPI,
(6)
Pandu Grandi Wangsa P, 2013
Pengaruh Pemberian Integrated Reading And Writing Task Dalam Pembelajran Berbasis Masalah Dengan Tema Mesin Uap Terhadap Peningkatan Literasi Fisika Siswa SMP