ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR DI KABUPATEN SUKOHARJO

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh : SARI DEWI PRATAMA F0108115 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

MOTTO

“BAPAmu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepada-Nya ” ( Matius 6 : 8 )

“Apa yang telah terjadi pada hari ini harus lebih baik dari hari yang kemaren.... ”

“ Jangan mudah menyerah karena apa yang kita dapatkan diakhir terkadang merupakan awal dari perjuangan untuk mendapatkan yang terbaik... ”

“Jika kita punya 100 masalah Ingatlah!!! Bahwa TUHAN mempunyai 101 cara untuk menyelasaikan nya.. ”

“Aku percaya janji Tuhan,,Disetiap Rencana-Nya itu yang terbaik bagiku,,,dan akan Indah pada waktu-Nya... ”

“Apa yang telah terjadi dengan hidup kita maka belajarlah untuk mengikhlaskannya.....Tetaplah semangat menatap indahnya kehidupan “Apa yang telah terjadi dengan hidup kita maka belajarlah untuk mengikhlaskannya.....Tetaplah semangat menatap indahnya kehidupan

“Berusahalah untuk tidak mengecewakan orang lain karena Kata maaf tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah... ”

SPECIAL THANKS TO :

Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasih dan kupersembahkan secuil karyaku ini kepada :

1. Tuhan Yesus Kritus, Raja Semesta Alam, Juru Selamatku, dan Gembala yang baik.

2. Ayah dan Ibu tercinta....terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan perhatiannya yang telah tercurah selama ini. Smoga Bapa di Surga memberikan yang terbaik dalam hidup.....amien.

3. My Brother.... Daniel Aditya P ....yang sangat – sangat aku sayangi..dan..selalu menghadirkan berjuta tawa dan canda dalam hari –

hariQ.............

4. My Sister..... Komang Ayu S.A.... terima kasih udah banyak memberikan aku semangat dalam penulisan skripsi ini, terima kasih sudah mau menjadi tempat keluh kesahku memberikan banyak pencerahan disaat aku 4. My Sister..... Komang Ayu S.A.... terima kasih udah banyak memberikan aku semangat dalam penulisan skripsi ini, terima kasih sudah mau menjadi tempat keluh kesahku memberikan banyak pencerahan disaat aku

5. Irfan Liestya A..............Orang yang selalu mengisi hari – hariku selama ini. Orang yang bisa menjadi berbagai macam pribadi dalam dirinya, bisa

menjadi pacar, kakak, sahabat yang selalu setia menemani, sabar, dan mendukung satu sama lain... Terima kasih buat semua semangat, perhatian, cinta, dan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya buat aku.....I Know There aren’t a Perfect Boy,,,but You Make My Life Very Perfect...

6. Seluruh keluarga besar yang aku sayangi yang banyak memberikan dukungan dan doa – doanya selama penulisan skripsi ini......

7. Intan,,,Fitri,,,,Ningrum,,,,Mega,,,,,,,,Sahabat”ku dari awal perkuliahan semester 1,,,,,,terima kasih sudah memberikan berjuta kenangan selama ini,,, selalu menemaniku dalam suka maupun duka,,selalu memberiku semangat dalam segala hal,,,,,,,selalu menghadirkan tawa dan canda.... kalian adalah sahabat terbaikku.......

8. Teman – Teman Almamater UNS 2008 maupun semua teman perkuliahan yuang memberikan pengalaman hidup baru yang sulit dilupakan baik suka maupun duka.....

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar di Kabupaten

Sukoharjo “. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, dukungan, doa, serta motivasi maka kesulitan ini dapat teratasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bp. DR. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bp. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu. Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, dan memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si dan Bp. Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen penguji pada saat sidang skripsi.

6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Keluarga Tercinta, Ayah, Ibu dan Adikku yang selalu memberi semangat, perhatian, dan tak henti – hentinya memanjatkan doa demi kelancaran menyusunan skripsi ini.

8. My Sister Komang Ayu dan Dika yang telah banyak membantu dan memberikan banyak semangat dalam penyusunan skripsi ini.

9. The Special One Irfan L. A terima kasih untuk semua semangat, perhatian, dan selalu setia menemanku selama ini. Terima Kasih untuk hari – hari yang penuh warna ini.

10. Para Sahabatku yang Cantik dan Lucu.... Fitri, Intan, Ningrum dan Mega...terima kasih untuk semua semangat kekeluargaannya selama ini, tempat berbagi segala keluh kesahku. Kalian sangat memberikan arti besar bagiku.

11. Teman – teman EP 2008 yang selama perkuliahan berlangsung menjadi teman baru yang baik.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan baik itu sengaja maupun tidak.

C. Gambaran Umum Industri Kecil Pembuatan Gitar di Desa Mancasan............................................................................... 68

D. Deskripsi dari Variabel – Variabel yang diteliti.................... 73

E. Analisis Data dan Pembahasan.............................................. 83

1. Analisis Regresi Linier Berganda.................................... 83

2. Uji Statistik...................................................................... 84

3. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 90

F. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi..................................... 95

1. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan........................ 95

2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan............. 96

3. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan..... 96

4. Pengaruh Promosi Terhadap Keuntungan...................... 97 BAB V

PENUTUP.................................................................................. 99

A. Kesimpulan........................................................................... 99

B. Saran.................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2009 ............................................................... 8

1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, dan Kecil Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010............................................................................ 9

4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Pertumbuhan Penduduk Tahun 1998 – 2010.................................................................................. 59

4.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2009............................................................................................ 60

4.3 Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010......................................... 61

4.4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010......................................................................................................... 63

Konstan Tahun 2006 – 2010.................................................................... 64

4.6 Luas, Jumlah Penduduk, Kecamatan Baki Menurut Desa Tahun 2010... 66

4.7 Distribusi Frekuensi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 76

4.8 Distribusi Frekuensi Modal Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo.................................................................................................. 77

4.9 Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 78

4.10 Distribusi Frekuensi Pengalaman Usaha Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 79

4.11 Distribusi Frekuensi Promosi Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo.................................................................................................. 80

4.12 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisiensi Regresi dan Signifikansinya......................................................................................... 83

4.13 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui F Hitung..................................... 88

4.14 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisien Determinasi ( R 2 )..... 90

4.15 Output Hasil SPSS untuk Uji Heteroskedastisitas................................... 92

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Skema Kerangka Pemikiran................................................................... 36

3.1 Daerah Kritis Uji t.................................................................................. 48

3.2 Daerah Kritis Uji F................................................................................. 50

3.3 Daerah Kritis Uji Autokolerasi............................................................... 54

4.1 Skema Proses Pembuatan Gitar.............................................................. 72

4.2 Uji t......................................................................................................... 85

4.3 Uji F........................................................................................................ 89

4.4 Uji Autokolerasi....................................................................................... 94

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR DI KABUPATEN SUKOHARJO SARI DEWI PRATAMA F0108115

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Desa Mancasan, Kecamatan Baki. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran akibat semakin sulitnya angkatan kerja untuk dapat masuk pada sektor formal sehingga diharapkan keberadaan sektor informal dapat membantu dalam menampung angkatan kerja yang tidak dapat diterima pada sektor formal. Selain itu semakin sempitnya lahan produktif yang ada di Sukoharjo sehingga tidak dapat digunakan untuk mata pencaharian khususnya oleh masyarakat Sukoharjo.

Di Kabupaten Sukoharjo diperoleh data industri untuk jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu pada industri kecil. Industri pembuatan gitar merupakan industri kecil yang berperan dalam perekonomian di Kabupaten Sukoharjo dan menjadi salah satu sektor unggulan. Industri kecil pembuatan gitar yang akan diteliti merupakan salah satu sentra industri pembuatan gitar yang didalamnya terdapat beberapa pengusaha yang berusaha mencari keuntungan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan kuisioner. Penelitian ini mengambil sampel industri kecil pembuatan gitar di Desa Mancasan sejumlah 43 industri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah menggunakan regresi linier berganda dan uji statistik.

Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap besarnya keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan variabel independen pengalaman usaha, dan promosi tidak berpengaruh secara signifikan.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien determinasi R 2 sebesar 0,956. Hal ini

menunjukkan bahwa 95,6% variasi perubahan yang terjadi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar dipengaruhi oleh semua variabel independenya, sedangkan sisanya yaitu 4,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan hasil dari uji F diperoleh F hitung > F tabel sehingga semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%.

Industri kecil pembuatan gitar harus meningkatkan jumlah modal dan tenaga kerja untuk dapat meningkatkan keuntungan dan menunjang keberhasilan usahanya tersebut. Hal ini semua dilakukan guna meningkatkan keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.

Kata Kunci : industri kecil, sektor informal, pembuatan gitar, keuntungan, regresi linier berganda

ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING SMALL INDUSTRY PROFIT MAKING GUITAR IN SUKOHARJO DISTRICT SARI DEWI PRATAMA F0108115

This study aims to analyze how much influence factors of capital, labor, business experience, and promotion of small industry profit-making guitars in Sukoharjo district in the Village Mancasan precisely, Sub Tray. The background of this research was the increasing number of unemployed due to the difficulty of the work force to gain entry to the formal sector so expect the existence of informal sector can assist in accommodating a workforce that is not acceptable in formal sector. Besides the limited productive land in Sukoharjo so can not be used for community livelihoods in particular by Sukoharjo.

In Sukoharjo district industrial data obtained for the largest number of workers in small industries. Guitar-making industry is a small industry that plays

a role in the economy in the district of Sukoharjo and become one of the leading sectors. Small guitar-making industry that will be examined is one of the centers of the guitar making industry in which there are some employers who try to make

a profit. This study is a descriptive study using a questionnaire survey method. This study sampled guitar-making industry in the small village of some 43 industry Mancasan. Data analysis techniques are used to test this hypothesis is to use multiple linear regression and statistical tests.

The results of data analysis using multiple linear regression showed that independent variables, namely capital and labor have a significant effect on the fortunes of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar. While the independent variables of business experience, and no significant

promotion. Based on the analysis of determination coefficient R 2 of 0.956. This

indicates that 95.6% variation in the changes to benefit small-scale industries are affected by all the guitar-making independenya variables, while the remaining 4.4% is influenced by other variables outside the model. Based on the results obtained from the F test F calculated > F table so that all independent variables together - together affect the dependent variable at 5% significance level.

Small guitar-making industry should increase the amount of capital and labor to increase profits and the success of his efforts. This is all done in order to increase profitability of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar.

Key words: small-scale industries, informal sector, the manufacture of guitars,

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu serangkaian proses yang harus semestinya dilakukan oleh negera di dunia, pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara mempunyai tujuan utama untuk mensejahterakan masyarakatnya. Pembangunan selain bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya juga untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain dalam tingkat global. Dalam mewujudkan tujuan – tujuan dari pembangunan setiap negara tidak terlepas dari permasalahan – permasalahan yang terjadi, seperti halnya di dalam negara – negara berkembang permasalahan yang terjadi antara lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan masih banyak lagi.

Pembangunan ekonomi yang diarahkan secara merata pada semua sektor dan bagian dari masyarakat, tetapi untuk mewujudkannya itu tidak mudah dibutuhkan sumber daya yang cukup besar. Perkembangan ekonomi regional merupakan suatu gambaran untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat pada daerah tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat keterkaitan antara perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor dengan tingkat kesejahteraan masyarakat . Jika perkembangan ekonomi suatu daerah tersebut meningkat maka kesejahteraan hidup masyarakat daerah tersebut juga akan meningkat.

dengan pembangunan industri di suatu negara. Pembangunan industri merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun untuk taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak dapat terlepas dari usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal makin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah ( Arsyad, 2010 : 442 ).

Pembangunan struktur industri dalam negeri mendapatkan perhatian yang khusus, dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara komposisi industri besar, menengah, maupun kecil. Beberapa cara ataupun strategi yang secara khusus digunakan pemerintah dalam mempercepat pembangunan ekonomi industrialisasi menimbulkan terjadinya transformasi struktural, perkembangan maupun pertumbuhan secara sektoral mengalami pergeseran. Pergesaran perkembangan industrialisasi didukung pula oleh kebijakan dari pemerintah sehingga juga mempermudah masuknya investasi asing ke Indonesia dan dapat meningkatkan sektor manufaktur.

Sektor industri dianggap mampu untuk mendorong pembangunan secara cepat, bahkan kemajuan dan peran yang besar dari industri ini sendiri dalam perekonomian yang sering dijadikan tolak ukur didalam kemajuan suatu bangsa. Peranan industri sendiri yang bertujuan untuk memperkukuh struktur

antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan kesempatan kerja sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan – kegiatan pembangunan diberbagai sektor lainnya dan juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan perkapita. Pembangunan disektor industri dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi penanaman modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing – masing dan sesuai dengan iklim usaha yang memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional ( Todaro, 2000 : 152 ).

Industrialisasi merupakan suatu keharusan yang semestinya dilakukan oleh suatu negara jika menginginkan kemajuan baik itu perekonomian dari negaranya tersebut. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari bagaimana perkembangan dari industrialisasi negaranya tersebut. Industrialisasi yang efisien dalam perekonomian suatu negara membutuhkan perusahaan – perusahaan baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, maupun perusahaan besar. Industri – industri yang ada tersebut mempunyai asas yang saling melengkapi yaitu bahwa fungsi – fungsi tertentu seperti halnya di bidang pemasokan, produksi, penjualan, pengembangan teknologi dan pemeliharaan serta perbaikan paling baik yang dapat dijalankan oleh perusahaan – perusahaan dengan ukuran yang berbeda – beda.

salah satu diantara bentuk dari sebuah ekonomi kerakyatan yang keberadaan cukup penting dalam pembangunan perekonomian suatu daerah maupun dalam suatu negara. Industri kecil merupakan suatu potensi yang semestinya digali dan dikembangkan karena dari industri tersebut dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dari daerah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tujuan dari pembangunan daerah sehingga keberadaan dari industri – industri tersebut perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah, perbankan, swasta, maupun lembaga – lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam usaha – usaha kecil tersebut.

Sektor industri sendiri yang diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor – sektor lain dalam sebuah perekonomian. Produk – produk industri selalu memiliki “dasar tukar” ( terms of trade ) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dari produk – produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena faktor – faktor industri memiliki variasi yang beragam sehingga mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakaiannya. ( Dumairy, 1997 : 227 )

Industri sendiri bukan hanya sekedar untuk menghasilkan barang semata, melainkan berusaha untuk mampu mengahasilkan sesuatu baik itu barang jadi maupun barang setengah jadi yang selanjutnya akan dijual. Dimana hasil yang dijual haruslah mampu memenuhi keinginan maupun selera dari konsumen itu sendiri, sekaligus berusaha untuk menciptakan harga yang lebih Industri sendiri bukan hanya sekedar untuk menghasilkan barang semata, melainkan berusaha untuk mampu mengahasilkan sesuatu baik itu barang jadi maupun barang setengah jadi yang selanjutnya akan dijual. Dimana hasil yang dijual haruslah mampu memenuhi keinginan maupun selera dari konsumen itu sendiri, sekaligus berusaha untuk menciptakan harga yang lebih

Pengembangan sektor industri ini sendiri melalui industri baik itu hulu maupun industri hilir tetap bertumpu pada prinsip efisiensi maupun pada prinsip efektifitas dalam tahap transisi yang selalu akan menghasilkan suatu keuntungan yang berbeda. Dikarenakan industri hulu merupakan industri yang padat modal dan padat teknologi, sedangkan untuk industri hilir merupakan industri yang lebih padat karya ( Dumairy, 1997 : 227 ).

Industri khususnya industri kecil didalam proses pembangunan ekonomi Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting, dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan dari sektor – sektor lain pula. Selain itu peranan industri khususnya industri kecil sangat mempengaruhi dalam proses pembangunan ekonomi karena kondisi di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah, sumber daya melimpah, modal terbatas maupun distribusi pendapatan yang tidak merata yang erat hubungannya dengan sifat dasar industri kecil.

Pembangunan industri tidak hanya dititik beratkan pada perkembangan industri besar saja akan tetapi perkembangan dari industri kecil maupun kerajinan rumah tangga juga diupayakan untuk mengembangan potensi yang ada yaitu melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang secara optimal seperti adanya pembangunan disektor

mengembangkan industri didaerah atau industri kecil pada pedesaan tersebut. Pengembangan industri tersebut diarahkan untuk lebih meningkatkan khususnya pada industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain melalui menyempurnaan, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan usaha serta untuk meningkatkan produktivitas dan perbaikan mutu produksi dengan tujuan untuk memperluas kesempatan baik itu untuk berusaha dan untuk kesempatan kerja. dengan perkembangan industri kecil akan meningkatkan pola pendapatan pengusaha dan pengrajin kecil, serta kemampuan untuk memasarkan dan mengekspor hasil – hasil produksinya tersebut. Dalam hubungan ini diharapkan sekaligus untuk diusahakan agar peranan industri kecil lebih dapat ditingkatkan.

Industri kecil ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi baik itu dalam skala nasional. Industri kecil ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan, ikut membantu pelayanan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga ikut menjaga stabilitas nasional. Maka industri kecil maupun industri rumah tangga merupakan salah satu sasaran yang memerlukan perhatian khusus, sasaran tersebut sangat sesuai dengan permasalahan yang ada di Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran yang semakin tinggi sehingga tidak dapat ditampung oleh lapangan pekerjaan yang tersedia.

Adapun ciri – ciri dari industri kecil menurut Mubyarto antara lain adalah sebagai berikut : ( Mubyarto, 1995 dalam Deny, 2008 )

2. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari lingkungan atau dekat dengan lokasi industri

3. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana dan lebih banyak menggunakan tenaga tangan

4. Bahan dasar pada umumnya didapat di sekitar Industri kecil ini sendiri bukan hanya menghasilkan nilai output dan nilai tambah yang terbesar jika dibandingkan dengan industri yang berskala besar maupun industri yang berskala sedang, akan tetapi pada dasarnya industri kecil kerajinan dapat menjadi sebuah usaha yang mandiri sehingga dapat berkembang dan dapat memperkokoh struktur perekonomian nasional dalam rangka untuk meningkatkan pembangunan nasional, yang dalam hal ini sektor industri mempunyai peranan yang cukup penting, khususnya dalam hal ini peranan industri dalam penanggulangan tingkat pengangguran yang terjadi.

Sektor industri yang mampu menyediakan lapangan kerja dan menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat , juga dapat memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ). Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 sampai dengan 2009 dapat dilihat dari tabel berikut :

PDRB Menurut Lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo tahun 2006– 2009 ( Jutaan Rupiah )

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 terlihat bahwa untuk PDRB Kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya mengalami kenaikan. Kenaikan PDRB di tahun 2009 sendiri mengalami kenaikan sebesar 4,76% dari tahun 2008. Penyumbang PDRB terbesar yaitu dari sektor industri pengolahan sebesar 29,10% dari total PDRB Kabupaten Sukoharjo, dan untuk penyumbang PDRB terendah sebesar 0,77% yaitu dari sektor pertambangan dan penggalian. Sektor industri pengolahan sendiri mengalami kenaikan sebesar Rp 49.091,04 atau sebesar 3,61 % di tahun 2009.

LAPANGAN USAHA

1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa – Jasa

832.383,23

34.265,69 1.248.116,19

39.245,31 171.472,99 1.148.044,10

178.961,46

137.199,26

330.749,10

876.494,85

34.974,08 1.303.210,93

44.464,42 181.345,44 1.206.521,86

189.071,35

146.162,75

348.747,28

920.118,11 35.355,30 1.359.291,24 46.449,85 190.859,79 1.263.767,82

198.992,58

156.912,96

369.003,89

965.400,22 35.906,84 1.408.382,28 50.074,96 201.611,00 1.326.585,19

209.254,79

166.275,53

394.411,68

PDRB

4.120.437,33 4.330.992,96 4.540.751,53 4.756.902,50

mempunyai peranan yang cukup besar untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terjadi khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Sektor industri kecil ini merupakan suatu usaha yang dapat memperkuat struktur perekonomian nasional. Maka untuk mengetahui peranan industri kecil dalam sektor penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari seberapa besar jumlah kesempatan kerja yang dapat diserap oleh sektor industri kecil tersebut. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan atau penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, Dan Kecil Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Golongan Industri

Kelompok Industri

138.548 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel jumlah tenaga kerja tersebut terlihat jika dari golongan industri yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu dalam industri kecil sebesar 47,17%. Sedangkan untuk industri yang menyerap tenaga kerja terendah yaitu industri menengah yang hanya sebesar 11,63% dari total jumlah 138.548 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel jumlah tenaga kerja tersebut terlihat jika dari golongan industri yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu dalam industri kecil sebesar 47,17%. Sedangkan untuk industri yang menyerap tenaga kerja terendah yaitu industri menengah yang hanya sebesar 11,63% dari total jumlah

Industri gitar merupakan salah satu jenis usaha industri kecil yang mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam mengurangi pengangguran maupun dalam meningkatkan jumlah pendapatan daerah tersebut. Industri gitar ini sendiri dapat memanfaatkan sember daya alam yang ada di Indonesia untuk dibuat sebagai bahan dasar atau bahan mentah serta juga dapat memanfaatkan tenaga kerja yang ada dipedesaan. Usaha gitar ini sendiri keberadaannya sangat penting terutama didalam daerah pedesaan. Hal tersebut disebabkan antara lain karena :

1. Diharapkan dapat mengurangi migrasi kekota, karena letaknya dipedesaan

2. Usaha ini bersifat padat karya sehingga dapat memperluas kesempatan kerja

3. Teknologi yang digunakan sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari ( Arsyad, 2001 dalam Deny, 2008 ) Industri kecil ini sebagian besar berada dipedesaan dan yang masih banyak dikerjakan oleh masyarakat yang ekonominya masih lemah, namun untuk saat ini sudah banyak industri – industri kecil yang sudah mulai berkembang. Sebagian besar industri kecil yang belum dapat mengembangkan usaha karena kekurangan modal, lemahnya pemasaran, dan proses produksi yang masih sederhana.

sempitnya lapangan pekerjaan khususnya di daerah pedesaan. Selain itu semakin sempitnya pula lahan – lahan di pedesaan yang dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari rejeki, seperti hal nya semakin sempitnya lahan pertanian yang dapat diolah dan semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk pada sektor lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya usaha gitar ini diharapkan dapat mampu untuk mengurangi jumlah pengangguran ataupun mampu memperluas kesempatan kerja dan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.

Industri gitar ini sendiri dalam perkembangannya masih banyak permasalahan – permasalahan yang terjadi, baik itu permasalahan yang bersifat internal maupun masalah yang bersifat eksternal. Masalah internal yang terjadi pada industri gitar ini sendiri antara lain meliputi terbatasnya modal yang dimiliki, susahnya mencari tenaga yang, sulitnya promosi maupun jangkauan pemasaran yang luas, dan semakin sulit maupun semakin mahalnya bahan baku yang digunakan untuk produksi.

Masalah ekternal juga terjadi dalam produksi industri kecil pembuatan gitar ini, permasalahan yang terjadi adalah sulitnya mencari tambahan modal melalui kredit dari bank – bank. Yang mendasari bank untuk tidak memberikan kredit kepada industri kecil ini dikarenakan sulitnya memperoleh informasi yang memadai mengenai industri kecil tersebut, selain itu bank juga takut jika

halnya pengusaha tidak dapat mengembalikan kredit tersebut. Pemerintah sendiri sampai saat ini masih terus berusaha untuk membantu para pengusaha untuk keluar dari permasalahan – permasalahan tersebut, terkhusus masalah eksternal yang dihadapi industri kecil pembuatan gitar. Pemerintah membantu para pengusaha untuk memperoleh kemudahan dalam mendapatkan kredit dari bank, karena pemerintah menyadari bahwa untuk sektor industri ini sendiri kini merupakan sektor yang dapat dijadikan sebagai sektor yang paling utama dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

Pemerintah juga membuat kebijakan – kebijakan untuk mengembangan industri baik itu industri kecil ataupun industri rumah tangga. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang banyak terdapat dipedesaan ini berarti semakin menambah luas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dari masyarakat desa. Sektor industri ini juga diharapkan dapat mengurangi arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah sudah terkenal sebagai desa yang memproduksi gitar. Dari dusun yang terdapat di desa Mancasan ini, dusun kembangan merupakan dusun terbesar yang memproduksi gitar di wilayah Desa Mancasan ini. Dusun Kembangan juga merupakan sentra industri pembuatan gitar, bahkan sampai saat ini usaha rumah tangga ini sudah menyebar kebeberapa dusun dan desa sekitar. Data terakhir yang tercatat di kantor dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah sudah terkenal sebagai desa yang memproduksi gitar. Dari dusun yang terdapat di desa Mancasan ini, dusun kembangan merupakan dusun terbesar yang memproduksi gitar di wilayah Desa Mancasan ini. Dusun Kembangan juga merupakan sentra industri pembuatan gitar, bahkan sampai saat ini usaha rumah tangga ini sudah menyebar kebeberapa dusun dan desa sekitar. Data terakhir yang tercatat di kantor dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi

Gitar merupakan salah satu produk yang merupakan produk yang diproduksi dan menjadi produk andalan dari kecamatan Baki, Sukoharjo ini. menurut data yang ada di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi hingga tahun 2010 ini sendiri di kabupaten Sukoharjo tercacat bahwa nilai produksi yang dihasilkan usaha gitar ini sendiri dari desa Mancasan sebesar Rp81.648.000,00 dan usaha ini juga mampu telah menyerap 335 tenaga kerja di lingkungan lokasi pengrajin.

Usaha industri kecil pembuatan gitar ini cukup dapat memberikan jawaban yang baik dan positif terhadap tantangan mengenai penyediaan kesempatan kerja yang semakin lama semakin menyempit khususnya dalam sektor formal yang sudah tidak dapat lagi menampung tenaga kerja. Dengan keberadaan sektor informal ini, seperti industri kecil pembuatan gitar ini dapat membantu membuka kesempatan kerja kepada masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

Sektor usaha ini memang cukup dapat mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi, selain itu sektor ini merupakan usaha industri kecil yang cukup menarik untuk dilihat dari sudut pandang kemandirian dalam menciptakan kesempatan kerja baik itu dalam lingkup usaha yang bertujuan pula untuk mengurangi semakin meningkatkan Sektor usaha ini memang cukup dapat mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi, selain itu sektor ini merupakan usaha industri kecil yang cukup menarik untuk dilihat dari sudut pandang kemandirian dalam menciptakan kesempatan kerja baik itu dalam lingkup usaha yang bertujuan pula untuk mengurangi semakin meningkatkan

Pemerintah daerah sudah saatnya memberikan kontribusi kepada industri kecil pembuatan gitar ini dengan lebih memberikan kesempatan yang lebih besar, karena industri kecil ini dapat berperan dalam perekonomian dan dalam mengatasi masalah pengangguran maupun dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keuntungan dari industri kecil pembuatan gitar ini dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar di

Kabupaten Sukoharjo”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ?

2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ?

3. Bagiamana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ? 3. Bagiamana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :

1. Sebagai kajian untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah daerah sukoharjo dalam mengembangkan industri kecil pembuatan gitar sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk bersaing di era perdagangan bebas.

2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin gitar di Kabupaten Sukoharjo untuk lebih meningkatkan penawaran dan 2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin gitar di Kabupaten Sukoharjo untuk lebih meningkatkan penawaran dan

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah ini.

4. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan terhadap teori ekonomi yang telah diperoleh selama ini dalam bangku kuliah terhadap kondisi yang nyata di lapangan dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pengertian dari industri yaitu suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah bahan baku dengan mesin kima atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang – barang yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.

Industri merupakan sekumpulan usaha yang mengubah barang mentah menjadi barang mentah menjadi barang jadi atau menghasilkan produk yang sejenis. Produk hasil industri ini sendiri merupakan barang maupun jasa yang telah dihasilkan atau ditawarkan oleh suatu usaha.

B. Pengelompokan Industri

1. Menurut BPS 1. Menurut BPS

1) Perusahaaan atau industri besar yang memperkerjakan 100 orang

atau lebih.

2) Perusaahaan atau industri sedang yang memperkerjakan 20 orang

atau sampai 99 orang.

3) Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan 5 orang sampai

19 orang.

4) Perusahaan atau industri kerajinan atau rumah tangga yang memperkerjakan tenaga kerja kurang dari 5 orang tenaga kerja. ( Arsyad, 2010 : 454 )

2. Menurut Departemen Perindustrian, Industri nasional di Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu : ( Arsyad, 2010 : 454 - 455 )

1) Industri dasar

Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam dasar ( IMLD ) maupun kelompok industri kimia dasar ( IKD ). Sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan lain sebagainya.

Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet

2) Industri kecil

Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan tembakau ), industri sandang seperti industri sandang terbuat dari kulit ( tekstil, pakaian jadi serta barang yang berbahan dasar terbuat dari kulit ), industri kimia, dan industri bangunan ( industri kertas, percetakan, penerbitan, dan lain sebagainya ). Selain itu dalam industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam ( seperti mesin – mesin listrik, alat – alat ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya )

Kelompok industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan manfaat pasar dalam negeri dan luar negeri.

3) Industri hilir

Merupakan sekelompok aneka industri ( AI ) yang meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas.

mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan serta memperluas kesempatan kerja.

3. Menurut Ekstensi Dinamisnya Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi menjadi tiga antara lain : ( Shaleh, 1986 : 50 – 54 )

1) Industri lokal

Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang mengguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan yang bersifat subsistem. Dalam terget pemasarannya yang terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada kelompok industi lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan kurang menonjol.

2) Industri Sentra

Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi satuan usahannya tergolong kedalam kecil akan tetapi indutri ini membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi satuan usahannya tergolong kedalam kecil akan tetapi indutri ini membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang

Industri sentra jika ditinjau dari target pemasarannya tergolong kedalam kategori kedua ini umumnya menjangkau pasar yang lebih luas daripada industri lokal, sehingga pada industri ini peran dari pedagang perantara menjadi cukup menonjol.

3) Industri Mandiri

Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi produksi yang tinggi. Dalam pemasarannya relative tidak tergantung pada peranan pedagang perantara.

C. Pengertian Industri Kecil

1. Pengertian Industri Kecil Menurut UU No. 9/1995 Menurut undang – undang tentang pengertian usaha kecil dalam bukunya Suryana ( 2001, 83 – 88 ) disebutkan beberapa kriteria antara lain :

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (Dua Ratus Juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

2) Memiliki hasil

penjualan

tahunan

paling banyak

Rp1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah )

4) Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dengan usaha menengah atau besar baik secara langsung maupun tidak langsung.

5) Berbadan perorangan, tidak berbadan hukum atau berbadan hukum termasuk koperasi.

2. Pengertian Industri kecil menurut Departemen Perindustrian

Menurut Departemen Perindustrian yang menjelaskan mengenai pengertian yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu :

1) Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri.

2) Perusahaan industri kecil yang dapat disebut industri kecil ( IK ) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang industri yang dengan nilai investasi paling banyak Rp200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta rupiah ) tidak temasuk tanah dan bangunan usaha.

3) Perusahaan industri menegah yang dapat disebut industri menengah ( IM ) merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dibidang indsutri dengan nilai investasi lebih 3) Perusahaan industri menegah yang dapat disebut industri menengah ( IM ) merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dibidang indsutri dengan nilai investasi lebih

4) Industri kecil dan menegah ( IKM ) adalah perusahaan industri kecil yang terdiri dari industri kecil ( IK ) dan industri menegah ( IM )

D. Karakteristik Industri kecil

Industri kecil merupakan industri yang pada tahap awal berbentuk industri rumah tangga ( Home Industry ), tempat tinggal maupun tempat untuk bekerja atau berproduksi menjadi satu. Semua pekerjaan dari pimpinan, pelaksanaan produksi maupun penjualan dilakukan oleh para anggota keluarga dari satu keluarga.

Modal yang digunakan dalam kegiatan produksi tercampur dengan uang rumah tangga dalam membiayai kehidupan sehari – hari, untung – rugi sulit dibedakan karena modal untuk barang yang dikonsumsi selalu sama.

Secara umum industri kecil sendiri mempunyai karakteristrik yang hampir sama yaitu : ( Kuncoro, 1997 : 315 – 316 )

1) Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi, pemilik dan pengelola industri, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan teman dekat.

2) Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga – lembaga kredit formal, industri kecil sebagian besar menggantungkan pembiayaan 2) Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga – lembaga kredit formal, industri kecil sebagian besar menggantungkan pembiayaan

3) Sebagian besar industri kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum. Menurut catatan BPS ( 1994 ) dari jumlah industri kecil sebanyak 124.990 ternyata 90,6 persen merupakan perusahaaan perseroangan yang tidak berakta notaris 4,7 persen tergolong perusahaan perseroangan yang berakta notaris dan hanya 1,7 persen yang sudah mempunyai badan hukum ( PT, CV, Firma )

4) Ditinjau menurut penggolongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari seluruh industri bergerak dibidang kelompok industri makanan, minuman, tembakau yang kemudian diikuti oleh kelompok industri bahan galian bukan logam. Adapun yang bergerak pada kelompok usaha industri kertas dan kimia relatif masih sedikit sekali yaitu kurang dari satu persen.

E. Teori Keuntungan

Keberhasilan pengusaha dalam kegiatan produksinya maupun dalam keberhasilan pengusahanya dalam hal ini dapat dilihat melalui laba yang di dapat yaitu keuntungan yang di dapat pengusaha yang diperoleh dari kegiatan sebuah perusahaan tersebut. Keuntungan ( profit ) dalam ilmu ekonomi merupakan balas jasa yang diterima untuk suatu jenis sumber daya manusia yang sangat tertentu, yaitu kegiatan pengusaha yang mengorganisir produksi,