Etiologi Patofisiologi Hipertensi 2.1 Definisi

4 Referat ini akan membahas tentang patofisiologi hipertensi dikaitkan dengan obesitas pada anak dan penatalaksanaannya.

II. Hipertensi 2.1 Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai nilai rata-rata peningkatan tekanan darah sistolik dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan persentil ke 95 berdasarkan usia dan jenis kelamin. Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai nilai rata-rata tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan persentil ke 90 namun lebih kecil dari persentil ke 95. Hipertensi stadium 1 adalah nilai tekanan darah sistolik dan diastolik berada di antara persentil ke-95 dan 99 ditambah dengan 5 mmHg. Hipertensi stadium 2 adalah nilai tekanan darah sistolik atau diastolik di atas persentil ke-99 ditambah 5 mmHg. 7 Tekanan darah normal pada anak didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik yang kurang dari persentil ke 90 berdasarkan jenis kelamin dan usia. 6

2.2 Etiologi

Berdasarkan etiologi, hipertensi pada anak dapat dibedakan menjadi primer dan sekunder. Pada anak usia pra remaja, hipertensi sekunder lebih sering terjadi, hal ini dikarenakan adanya penyakit dasar yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu kelainan parenkim ginjal merupakan penyebab tersering. Hipertensi primer atau esensial lebih banyak terjadi pada usia remaja dengan angka kejadian sekitar 85 sampai 95 persen. 7,8 Hipertensi primer jarang ditemukan pada anak di bawah usia 10 tahun. Faktor risiko terjadinya hipertensi primer termasuk diantaranya riwayat keluarga dengan hipertensi dan peningkatan IMT indeks masa tubuh, gangguan tidur, anak ras kulit hitam, beberapa sindrom metabolik diantaranya adalah rendahnya kadar plasma high density lipoprotein, peningkatan kadar plasma trigliserida, abdominal obesity, resistensi insulinhiperinsulinemia. 6 Penyakit ginjal merupakan penyebab tersering terjadinya hipertensi sekunder dengan angka kejadian sekitar 78. Penyebab lainnya antara lain adalah kelainan endokrin pheochromocytoma, hipertiroid. 9,10 5

2.3 Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya hipertensi masih belum jelas, namun terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, diantaranya adalah tingginya curah jantung dan resistensi perifer, sistem renin angiotensin dan sistem saraf otonom. 6 Tekanan darah ditentukan oleh keseimbangan antara curah jantung dan resistensi vaskuler. Peningkatan pada salah satu faktor di atas yang tidak disertai dengan menurunnya salah satu faktor lainnya dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Resistensi perifer tidak ditentukan oleh pembuluh darah arteri besar namun ditentukan oleh arteriol yang terdiri dari sel otot polos. Kontraksi sel otot polos yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktural arteriol dan penebalan dinding pembuluh darah arteriol yang diperantarai oleh angiotensin sehingga menyebabkan peningkatan resistensi perifer yang ireversibel. 6,7 Sistem rennin angiotensin mempunyai peranan yang penting dalam pengaturan tekanan darah. Renin berfungsi mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I , selanjutnya oleh angiotensin converting enzyme ACE angiotensin I diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang pelepasan aldosteron dari zona glomerulosa kelenjar adrenal sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara retensi natrium dan air. Sistem saraf simpatis dapat merangsang vasokonstriksi arteriol dan dilatasi arteriol. Oleh karena itu sistem saraf otonom mempunyai peranan penting dalam mempertahankan tekanan darah. Terjadinya hipertensi juga merupakan hasil interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin angiotensin, bersamaan dengan faktor lain termasuk asupan garam, sirkulasi darah, dan beberapa hormon tertentu. 10 Banyak bukti yang mendukung konsep hipertensi primer berawal dari masa kanak-kanak, meskipun hipertensi primer lebih sering terjadi pada remaja dibanding anak. Remaja dengan hipertensi primer kebanyakan tanpa gejala asimtomatik dan sering terdeteksi hanya pada saat pemeriksaan rutin. Obesitas sering dihubungkan dengan hipertensi primer dan dijumpai pada hampir 50 kasus. Riwayat keluarga yang menderita hipertensi, faktor lingkungan juga berperan dalam hipertensi primer seperti konsumsi garam yang tinggi, stress psikogenik, sosial ekonomi, dan faktor predisposisi lainnya seperti ras dan jenis kelamin. Beberapa penelitian tentang tekanan darah menunjukkan bahwa ada hubungan antara genetik dan lingkungan yang mempengaruhi 6 tekanan darah pada anak dan remaja untuk terjadinya hipertensi primer. Oleh karena itu faktor predisposisi hipertensi primer cukup banyak yaitu ras, jenis kelamin, riwayat keluargagenetik dan faktor yang mempengaruhi seperti konsumsi garam, stress dan obesitas. 6,10 Hipotesis yang menjelaskan terjadinya hipertensi pada obesitas adalah suatu interaksi yang kompleks antara retensi sodium, aktivasi sistem saraf simpatis, abnormalitas struktur dan fungsi vaskuler dan resistensi terhadap leptin. 11-13

III. Obesitas dan Tekanan Darah