Gambaran Karakteristik Anak Obesitas di Kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

TRISNA SYAHFITRI

NIM : 1111104000004

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M


(2)

(3)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Bachelor’s Thesis, July 2015

Trisna Syahfitri, NIM : 1111104000004

The characteristic feature of obese children in grades 4-6 SDN III Cirendeu. Xvii + 42 pages + 5 Tables + 2 Chart + 2 attachment

ABSTRACT

Obesity should be addressed early on because of the many adverse effects caused by obesity. A variety of food to a food habit is formed when school age and prior periods and form the basis for forming lifelong habits of food and nutrition. Three factors are known to play a major role increases the risk of overweight and obesity in children, namely genetic factors (heredity), patterns of activity, and diet. This research aimS to know description the characteristics of childhood obesity class III Cirendeu SDN 4-6. This type of research is quantitative descriptive with cross sectional approach. Sample of this study were 35 elementary school children in SDN III Cirendeu with total sampling technique. Respondents who follow this study most male sex (68.6%) the majority of obese parents have as many (71.4%). The pattern of activity of the respondents who do low activity with a percentage of 51.4% and a high activity with the percentage of 48.6%. Poor diet with 48.6% while the percentage of respondents with excessive eating patterns with a percentage of 51.4%.


(4)

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2015

Trisna Syahfitri, NIM : 1111104000004

Gambaran karakteristik anak obesitas di kelas 4-6 SDN III Cirendeu. xviii + 42 halaman + 5 Tabel + 2 Bagan + 2 Lampiran

ABSTRAK

Obesitas harus diatasi sejak dini karena banyaknya dampak buruk yang disebabkan obesitas. Berbagai kebiasaan makanan terhadap suatu makanan dibentuk saat usia sekolah dan periode sebelumnya dan membentuk dasar seumur hidup untuk membentuk kebiasaan makanan dan asupan gizi. Tiga faktor yang diketahui berperan besar meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni faktor genetik (keturunan), pola aktivitas, dan pola makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik obesitas pada anak kelas 4-6 SDN III Cirendeu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini adalah 35 anak SD di SDN III Cirendeu dengan teknik total sampling. Responden yang mengikuti penelitian ini paling banyak berjenis kelamin laki-laki (68,6%) sebagian besar memiliki orang tua gemuk sebanyak (71,4%). Pola aktivitas responden yang melakukan aktivitas rendah dengan persentase 51,4% dan yang melakukan aktivitas tinggi dengan persentase 48,6%. Pola makan yang kurang dengan persentase 48,6% sedangkan responden dengan pola makan berlebih dengan persentase 51,4%.


(5)

(6)

(7)

vii

Nama : TRISNA SYAHFITRI Tempat, tanggal Lahir : Bahorok 30 juni 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan Bahorok Langkat Sumatera Utara

HP : +6287794247999 dan +6281281092532 E-mail : syahfitritrisna@yahoo.co.id

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK AL Husna 1998 – 1999 2. SDN 1 No. 050643 Bahorok Langkat 1999 – 2005 3. Islamic International School Darul Ilmi Murni Medan 2005 – 2008 4. Madrasah Aliyah Negeri Binjai Sumatera Utara 2008 – 2011 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 – sekarang

ORGANISASI

1. Osis 2008 – 2009


(8)

viii

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Gambaran Karakteristik Anak Obesitas di Kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Ke, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(9)

ix

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Karyadi M. Kep. Ph.D dan Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep. selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ayah saya, Syahril Effendi, Ibu saya, Ertika sahari Spd, yang telah mendidik,

mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan

penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku Satria Erdinda, M. Avizal Ramadhan dan Diraz Dwi Syahfira dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

6. Seluruh siswa SD III Cirendeu yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Sahabat tercinta, Andika, Ilyati, Dayang, Audy, dan Dewi yang selalu menyemangati, menghibur, membantu serta memberi referensi terbaik bagi penelitian ini.


(10)

x

bangku kuliah ini dan memotivasi dalam mencapai cita -cita.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Ciputat, Juli 2015


(11)

xi

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Pernyataan Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Singkatan ... xv

Daftar Bagan ...xvi

Daftar Tabel ...xvii

Daftar Lampiran ...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usia Sekolah ... 7

1. Pengertian Anak Usia Sekolah ... 7

2. Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah ... 8

3. Karakteristik tumbuh kembang anak usia sekolah ... 8


(12)

xii

C. Obesitas ... 10

1. Definisi Obesitas ... 10

2. Cara Pengukuran Obesitas ... 11

D. Faktor-Faktor Obesitas Pada Anak...12

1. Faktor Genetik...13

2. Faktor Pola Aktivitas...15

3. Faktor Pola Makan...17

E. Penelitian Terkait... 20

F. Kerangka Teori... 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 22

B. Definisi Operasional...23

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sample ... 24

1. Populasi...24

2. Sampel...25

D. Instrumen Penelitian...25

E. Uji Validitas dan Reabilitas ... 26

F. Langkah – langkah Pengumpulan Data... 27

G. Etika Penelitian ... 28

H. Pengolahan Data... 29

I. Analisis Data ... 30


(13)

xiii

1. Karakteristik Demografi ... 32

2. Pola aktivitas ... 32

3. Pola Makan ... 32

BAB VI PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Univariat ...34

1. Data Demografi responden...34

a. Jenis Kelamin ...34

b. Orang Tua Gemuk... 35

2. Pola Aktivitas... 36

3. Pola Makan...38

B. Keterbatasan Penelitian... 40

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41

Daftar Pustaka ... Lampiran


(14)

xiv

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SGPT : Serum Glutamic PyruvicTransaminase

WHO : World Health Organitation

AKG : Angka Kecukupan Gizi IMT : Indeks Masa Tubuh RMR : Resting Metabolic Rate

PAQ-C : Physical Activity Questionnaire for Children


(15)

xv

Halaman 2.1 Kerangka Teori 21 3.1 Kerangka Konsep 23


(16)

xvi

Halaman

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Anak Usia Sekolah...10 Tabel 3.1 Definisi Operasional...23 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan

Orang Tua Gemuk...31 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Aktivitas ...32 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Makan...32


(17)

xvii

Lampiran 2.

Hasil Olah SPSS


(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan permasalahan gizi berlebih yang sering dijumpai, dan potensial untuk mengakibatkan gangguan kesehatan akibat berbagai komplikasi. Terdapat berbagai macam faktor risiko dan etiologi yang multifaktorial untuk terjadinya obesitas. Faktor risiko dan eiologi tersebut diantaranya asupan makanan, aktifitas fisik yang kompleks dan proses sosial. Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat obesitas mempunyai risiko komorbiditas tinggi yang pada akhirnya akan dapat pula meningkatkan mortalitas (Faiza, 2004). Dengan mengetahui etiologi serta faktor risiko tersebut dapat dilakukan upaya pencegahan maupun pengelolaan terpadu yang melibatkan semua aspek terkait, maka pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas.

Lebih dari 90% anak-anak yang obesitas, mengalami kelebihan berat badan akibat makan berlebihan. Kurangnya aktivitas mempunyai peran penting dalam menyebabkan obesitas (Powell, 2007). Untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, kebanyakan orang cenderung kurang dukungan untuk mendapatkan informasi terkait gizi sehingga berakibat pada berat badan yang berlebih (Lee, 2012).

Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,


(19)

minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya, yang menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengkonsumsi makanan fast food lebih dari 3 kali perminggu berisiko mengalami obesitas sebesar 3,28% (Badjeber, 2012). Padahal, kebutuhan kalori anak usia 10-12 tahun dari porsi makanan normalnya adalah 1.800 kalori ( Soenardi, 2011).

Obesitas harus diatasi sejak dini karena banyaknya dampak buruk yang disebabkan obesitas. Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan sangat berhubungan erat dengan penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes mellitus dan penyakit pernafasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah obesitas yang dapat mengganggu kejiwaan pada anak, yakni sering merasa kurang percaya diri apalagi jika anak nantinya memasuki masa remaja. Biasanya akan menjadi pasif dan depresi karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya (Manuaba, 2004).

Anak juga bisa mengalami gangguan fungsi hati dimana terjadi peningkatan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) serta hati yang membesar. Bisa juga terbentuk penyakit hati, penyakit empedu dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Pada sistem pernafasan dapat terjadi gangguan fungsi paru, mendengkur saat tidur, dan sering mengalami tersumbatnya jalan nafas (obstructive sleep apnea. Gangguan lainnya yang akan dialami oleh anak yaitu berkurangnya konsentrasi karena mengantuk sehingga pelajaran yang diterima di sekolah tidak maksimal akibatnya prestasi sekolah anak


(20)

menjadi terganggu dan nantinya dikhawatirkan bisa mempengaruhi prestasinya disekolah (Palilingan, 2010). Selain itu obesitas pada usia anak akan meningkatkan risiko obesitas pada saat dewasa (Haines, 2007).

Berdasarkan data WHO (2014), obesitas telah mencapai proporsi epidemik global yang mana sedikitnya 2,8 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat dari obesitas. Sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi status gizi gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8% yang terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%, dimana prevalensi tersebut ditemukan di 15 provinsi, salah satunya di provinsi Banten (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai obesitas, menunjukkan bahwa tingginya prevalensi obesitas pada anak usia sekolah disebabkan oleh banyak faktor. Karena itu, penting untuk diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 10-11 tahun, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan agar prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dapat dikendalikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 didapatkan bahwa secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,8 %, terdiri dari gemuk 10,8% dan obesitas 8,8%. Provinsi Banten termasuk salah satu dari 15 Provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi yaitu 20,0%.


(21)

Berdasarkan latar belakang masalah obesitas harus diatasi sejak dini karena banyaknya dampak buruk yang disebabkan obesitas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Gambaran Karakteristik Anak Obesitas di Kelas 4-6 SDN III Cirendeu.

C. Pertanyaan Peneliti

1. Bagaimana gambaran karakteristik demografi (jenis kelamin,) pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu?

2. Bagaimana gambaran obesitas berdasarkan faktor genetik pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu?

3. Bagaimana gambaran obesitas berdasarkan faktor pola aktivitas pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu?

4. Bagaimana gambaran obesitas berdasarkan faktor pola makan pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya Gambaran Karakteristik Anak Obesitas di Kelas 4-6 SDN III Cirendeu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik demografi (jenis kelamin) pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu.


(22)

b. Mengidentifikasi obesitas berdasarkan faktor genetik pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu.

c. Mengidentifikasi obesitas berdasarkan faktor pola makan pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu.

d. Mengidentifikasi obesitas berdasarkan faktor pola aktivitas pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui bagaimana gambaran karakteristik anak obesitas di kelas 4-6 SDN III Cirendeu.

2. Bagi Sekolah

Untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah dan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan tentang gambaran karakteristik obesitas pada anak usia sekolah .

3. Bagi Pendidikan Kesehatan

Untuk lebih mengaplikasikan teori tentang kesehatan anak terutama tentang obesitas pada anak usia sekolah.

4. Bagi Pelayanan Keperawatan

Untuk memberikan pedoman pendidikan kesehatan pada orang tua, kerluarga dan sekolah untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak-anak dan ikut berpartisipasi dalam upaya melakukan pencegahan terjadinya obesitas pada anak kemudian dapat memberikan intervensi pada anak dengan obesitas.


(23)

F. Ruang lingkup

Subjek dari penelitian ini adalah anak kelas 4-6 di sekolah SDN III Cirendeu, waktu dan tempat penelitian yaitu pada bulan maret-mei 2015 di sekolah SDN III Cirendeu. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.


(24)

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usia sekolah

1. Pengertian anak usia sekolah

Anak sekolah menurut definisi WHO ( 2010) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

Batasan anak usia sekolah mengacu kepada anak usia sekolah dasar yaitu anak usia tujuh sampai dua belas tahun. Pada rentang usia ini memiliki tingkat konsistensi pertumbuhan fisik yang relatif lambat setelah melewati periode pertumbuhan cepat pada saat balita. Mereka terus mendapatkan pematangan dalam keterampilan motorik halus dan kasar dan menunjukkan hasil yang signifikan dalam keterampilan kognitif, sosial dan emosional. Berbagai kebiasaan makanan, suka maupun tidak suka terhadap suatu makanan dibentuk saat usia sekolah atau periode sebelumnya, untuk membentuk dasar seumur hidup pada


(25)

kebiasaan makanan dan asupan gizi. Pilihan makanan secara signifikan terutama dipengaruhi oleh teman sebaya selain pengaruh dari keluarga (Wortington & Sue, 2000).

2. Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap berat dan tinggi badan anak akan semakin bertambah yang berkaitan dengan kuantitas fisik individu. Sedangkan perkembangan adalah suatu proses yang menghasilkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu yang dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya. (Supartini, 2004).

Tumbuh kembang anak usia sekolah dimulai dari 6-12 tahun, pada masa ini anak akan mengalami beberapa perubahan baik dari aspek fisik maupun emosional (Hockenbery & Wilson, 2007).

3. Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah a. Mulai bertumbuh sedikitnya 5 cm dalam setahun.

b. Gigi insisi lateral (maksilar) dan kaninus manibular muncul c. Anak mulai selalu terburu-buru melompat dan berlari

d. Mulai suka melakukan sesuatu secara berlebihan, sukar diam setelah istirahat

e. Anak laki-laki tumbuh lambat dalam tinggi dan penambahan berat badan cepat, dapat menjadi kegemukan dalam periode ini.


(26)

f. Anak perempuan perubahan daerah pubis mulai tampak, garis tubuh menghalus dan menonjol (Wong, 2004).

4. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah

Kebutuhan nutrisi setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi yang dibutuhkan anak juga berlainan ( Hidayat, 2008)

Untuk kebutuhan nutrisi anak usia sekolah dimulai dari kebiasaan makan anak bergantung pada kehidupan sosial di sekolah dan di rumah. Kadang-kadang anak malas makan dirumah karena kondisi yang tidak disukai, stres atau sakit, sehingga perlu pemantauan orang tua. Di lain waktu, anak cenderung senang makan bersama-sama dengan teman sekolahnya (Hidayat, 2008).

B. Status Gizi

1. Angka Kecukupan Gizi

Anak membutuhkan makanan yang bervariasi yang dapat mencukupi kebutuhan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal, berikut tabel angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004 untuk anak sekolah. Kebutuhan kalori anak usia 10-12 tahun dari porsi makanan normalnya adalah 1.800 kalori ( Soenardi, 2011).


(27)

Tabel 2.1.Angka Kecukupan Gizi (AKG) Anak Usia Sekolah Kelompok Umur BB

(Kg) TB( Cm) Energi (kkal) Protein (gram) Karbohidrat (gram) Lemak (gram) Laki-laki & Wanita

7 - 9 tahun

25 120 1800 45 225-292 50

Laki-laki 10-12 tahun Wanita 10-12 tahun

35 37 138 145 2050 2050 50 50 256-333 256-333 57 57 Sumber : Almatsier, Sunita. 2001

C. Obesitas

Obesitas pada anak akan meningkatkan risiko obesitas pada saat dewasa. Penyebab obesitas dinilai sebagai „multikausal’ dan sangat multidimensional karena tidak hanya terjadi pada golongan sosio-ekonomi tinggi, tetapi juga sering terjadi pada sosio-ekonomi menengah hingga menengah ke bawah. Obesitas lebih dominan di pengaruhi oleh faktor lingkungan dibandingkan faktor genetik (Haines, Sztainer, Wall, Story, 2007) . Jika obesitas terjadi pada anak sebelum 5-7 tahun, maka kemungkinan risiko obesitas dapat terjadi pada saat dewasa. Anak obesitas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi karena dari keluarga yang mempunyai


(28)

riwayat obesitas juga (Maffeis; Talamini; Tato, 1998 dalam Sartika, 2011).

1. Definisi Obesitas

Obesitas di definisikan sebagai indeks masa tubuh (IMT) > 30 kg/m2 (IMT = berat badan (kg)/[tinggi badan2 (m2)]). Normal = 20-25; berlebih = 25-30; obesitas > 30 (Davey, 2006). Obesitas mengacu kepada keadaan ketika kelebihan lemak disimpan dalam jaringan adiposa (Gibney, 2009). Menurut WHO (2014), Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang dapat merusak atau mengganggu kesehatan.

2. Cara Pengukuran Obesitas

Penggunaan pengukuran antropometrik, khususnya pengukuran berat badan merupakan prinsip dasar pengkajian status gizi secara akurat, beberapa pengukuran ini mencangkup indeks massa tubuh (IMT), serta lingkar perut (Hartono, 2006).

IMT dihitung dengan pembagian berat badan (dalam kilogram) oleh tinggi badan (dalam meter pangkat dua). Kini IMT banyak digunakan di rumah sakit untuk mengukur status gizi pasien karena IMT dapat memperkirakan ukuran lemak tubuh yang sekalipun hanya estimasi tetapi lebih akurat daripada pengukuran berat badan saja. Pengukuran IMT lebih banyak dilakukan saat ini karena orang yang kelebihan berat atau yang gemuk lebih beresiko untuk menderita


(29)

penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, hipertensi, osteoatritis dan beberapa bentuk penyakit kanker. Namun, The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases bahwa orang yang berotot dan bertulang besar dapat memiliki IMT yang tinggi tetapi tetap sehat. Begitu pula, orang berusia lanjut, orang dengan massa otot yang rendah dan pasien malnutrisi bisa memiliki IMT yang nomal tetapi tidak tepat (Hartono, 2006).

Indeks massa tubuh (body mass index):

D. Faktor-Faktor Obesitas pada Anak

Secara umum penyebab kegemukan dan obesitas pada anak belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyebab kegemukan dan obesitas pada anak bersifat multifaktor (Wahyu, 2009). Ada tiga faktor yang diketahui berperan besar meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni (1) genetik (keturunan), (2) pola aktivitas, dan (3) pola makan (Wahyu, 2009). Sedangkan menurut (Nugraha, 2009) faktor yang lebih berhubungan dengan kejadian obesitas adalah faktor perilaku, faktor lingkungan yang lebih dominan dibandingkan Genetik, faktor aktifitas fisik dan Pendidikan bapak maupun ibu.


(30)

1. Genetik (Keturunan)

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. Setiap peptida atau neurotransmiter yang merupakan sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak memiliki sendiri gen yang mengkodenya. Setiap mutasi pada gen-gen tersebut akan menyebabkan kelainan pada produksi neuropeptida atau neurotransmiter yang mempengaruhi otak, sehingga juga akan mempengaruhi respon otak baik akan meninggalkan asupan makanan ataupun menghambat asupan makanan. Setiap neuropeptida tersebut memiliki reseptor diotak, dan setiap reseptor memiliki gen tersendiri pula. Setiap mutasi pada gen tersebut akan menyebabkan kelainan reseptor yang akan mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan makanan (Syarif, 2003).

Kegemukan dan obesitas pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang dibakar pada proses metabolisme di dalam tubuh. Keterlibatan faktor genetik dalam meningkatkan faktor risiko kegemukan dan obesitas diketahui berdasarkan fakta adanya perbedaan kecepatan metabolisme tubuh antara satu individu dan individu lainnya. Individu yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lambat memiliki risiko lebih besar menderita kegemukan dan obesitas. Berbagai penelitian mengungkapkan fakta bahwa beberapa gen terlibat dalam hal ini (Wahyu, 2009).


(31)

Namun, tidak sedikit ahli kesehatan yang menilai bahwa faktor genetik bukanlah hal utama dalam peningkatan risiko kegemukan dan obesitas pada anak. Hal ini mengacu pada fakta bahwa tidak terdapat perubahan genetik yang bermakna pada manusia selama kurun waktu tiga dasawarsa terakhir, sedangkan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas diseluruh dunia menunjukkan fenomena sebaliknya (Wahyu, 2009).

Fakta bahwa genetik bukanlah faktor risiko utama bagi kegemukan dan obesitas pada anak, memberi pesan kuat bagi para orangtua di seluruh dunia untuk tidak bersikap pasif dan cenderung menyalahkan garis keturunan terkait obesitas pada anak. Sebaliknya, para orangtua mesti lebih aktif mencegah obesitas pada anak-anak mereka dengan cara membatasi asupan kalori dalam menu hariannya, serta memotivasi mereka untuk lebih aktif bergerak dan berolahraga (Wahyu, 2009).

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperan besar. Bila kedua orangtua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%. Mekanisme kerentanan genetik terhadap obesitas melalui efek pada resting metabolic rate (RMR), proses pembakaran dalam tubuh di luar kegiatan olah raga (thermogenesis non exercise), kecepatan oksidasi lipid dan kontrol nafsu makan yang jelek. RMR adalah pengukuran yang lebih umum dilakukan untuk mengukur metabolisme tubuh saat istirahat.


(32)

Dengan demikian kerentanan terhadap obesitas ditentukan secara genetik sedang lingkungan menentukan ekspresi fenotip (Hidayati et.al

2006).

2. Pola Aktivitas

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai segala pergerakan tubuh yang dilakukan oleh muskuloskeletal yang membutuhkan pengeluaran

energi. Istilah “aktifias fisik” berbeda dengan “olah raga”. Olah raga

adalah subkategori dari aktifitas fisik yang direncanakan, terstruktur, berulang dan bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga salah satu atau lebih komponen kebugaran fisik. Aktifitas fisik meliputi olah raga serta kegiatan lainnya yang melibatkan gerakan tubuh dan dilakukan sebagai bagian dari bermain, bekerja, berkendaraan aktif, mengerjakan tugas-tugas rumah dan rekreasi (WHO, 2015).

Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5 jam. Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).

Pola aktivitas yang minim berperan besar dalam peningkatan risiko kegemukan dan obesitas pada anak. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, kegemukan dan obesitas lebih mudah


(33)

diderita oleh anak yang kurang beraktivitas fisik maupun olahraga (Wahyu, 2009).

Kegemukan dan obesitas pada anak yang kurang beraktivitas fisik maupun berolahraga disebabkan oleh jumlah kalori yang dibakar lebih sedikit dibandingkan kalori yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehingga berpotensi menimbulkan penimbunan lemak berlebih di dalam tubuh (Wahyu,2009).

Pola aktivitas anak dapat diukur dengan menggunakan kuesioner

Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C). PAQ-C merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengkaji tingkat aktivitas anak usia sekolah atau umur 8-14 tahun selama 7 hari (Richardson D, Cavill N; Ells L; Roberts K, 2011). PAQ-C dapat digunakan dalam situasi ruang kelas. Kuesioner ini terdiri dari 1 item pertanyaan dengan menggunakan skor setiap item adalah skor 1-5.

3. Pola Makan

Pola makan juga berperan besar dalam peningkatan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak. Anak yang obesitas cenderung memiliki kebiasaan pola makan berlebih serta mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak setiap kalinya. Anak yang obesitas sangat menyukai aktivitas makan. Anak makan lebih banyak daripada kebutuhan energi sesungguhnya yang mereka butuhkan. Mengunyah makanan dalam jumlah yang sama dalam sehari dapat menyebabkan


(34)

sistem enzim tubuh untuk menggunakan energi lebih efisien dan akhirnya disimpan menjadi lemak ( Anonymous, 2004).

Makanan yang termasuk makanan yang tidak memiliki nutrisi yang baik seperti makanan siap saji (fast food) yang mengandung lemak tinggi, seperti humburger, pizza, makaroni, spagheti dan cemilan seperti gorengan, kentang goreng, keripik, kue, roti keju, coklat serta minuman bersoda yang memiliki kalori tinggi, sedangkan kebutuhan kalori anak normalnuya 1.800 kalori dari porsi makan (Nurmala. 2011).

Secara umum kandungan energi, kolesterol dan garam pada fast food tinggi namun sangat miskin serat. Dalam 100 gram burger mengandung 261 kkal, kentang goreng 342kkal, pizza yang mengandung keju 268 kkal dan minuman soft drink atau minuman bersoda mengandung 150 kkal (Purwaningsih, 2005).

Para orang tua berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan pola makan anak-anak mereka. Anak sering kali bersikap pasif dan hanya mengonsumsi makanan yang disediakan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, alangkah baiknya bila para orangtua aktif menggali berbagai informasi mengenai bahan-bahan makanan maupun produk olahan makanan yang aman dan sehat bagi anak (Wahyu, 2009).

Peran faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapatkan makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta ke biasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung


(35)

energi tinggi (Syarif, 2003). Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak. Penelitian lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali (Fukuda, 2001).

Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai

energy density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta tidak mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan (Kopelman, 2000).

Selain itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan keseimbangan energi. Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh dalam jumlah erbatas dan metabolisme asam amino di regulasi dengan ketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat dipastikan akan di oksidasi sedangkan karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat diregulasi sangat etat dan cepat, sehingga perubahan oksidasi karbohidrat menyebabkan perubahan asupan karbohidrat. Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemak mempunyai


(36)

kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96% lemak akan disimpan dalam jaringan lemak (WHO 2000).

Badjeber et.all (2012), mengatakan bahwa beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya, yang menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengkonsumsi makanan fast food lebih dari 3 kali perminggu berisiko mengalami obesitas sebesar 3,28%.

Pola makan anak dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner

Modified Child Nutrition Questionnaire (CNQ). CNQ merupakan kuesioner tentang tingkat konsumsi makanan, buah, sayur, yang diisi oleh anak dan didampingi guru sebagai fasilitator. Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui adanya pola diet yang dapat meningkatkan resiko kegemukan dan obesitas (Richardson D; Cavill N; Ells L; Roberts K, 2011). Kuesioner ini mengukur pola makan anak dalam 7 hari terakhir dan digunakan untuk anak usia 10-12 tahun dan terdiri dari 2 item pertanyaan (Magarey, 2008).

4. Penelitian Terkait

1. Hasil penelitian Yamin (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan anatara asupan energi dengan kejadian obesitas yang hasil nilai p sebesar = 0,002, jumlah asupan energi yang tinggi


(37)

maka diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4,058 (95% CI = 1,320-2,417).

2. Hasil penelitian Thasim (2013) menunjukkan bahwa asupan serat sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi adalah sama, walaupun terlihat ada kenaikan asupan serat sebanyak 0,66 gram namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa tida ada pengaruh antara edukasi gizi dengan perubahan asupan serat responden.

3. Menurut penelitian, kecenderungan obesitas terjadi pada anak yang mengemil gorengan dan biskuit. Terdapat 92,9% anak obesitas yang biasa mengemil gorengan. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kebiasaan mengemil gorengan dengan status gizi obesitas anak (P = 0,000). Epidemiologi obesitas anak-anak jelas berkaitan dengan kelebihan energi yang dikonsumsi anak setiap harinya saat mengemil. Terdapat 76,7% anak obesitas yang biasa mengemil biskuit mengalami obesitas hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan mengemil biskuit dengan status gizi obesitas anak (Popkin, 2007).

5. Kerangka teori

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyebab kegemukan dan obesitas pada anak bersifat multifaktor. Ada tiga faktor yang diketahui berperan besar meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas


(38)

pada anak, yaitu faktor genetik, pola aktivitas, dan pola makan (Wahyu, 2009). Menurut (Nugraha, 2009) faktor yang lebih berhubungan dengan kejadian obesitas adalah faktor perilaku, faktor lingkungan yang lebih dominan dibandingkan Genetik, faktor aktifitas fisik dan Pendidikan bapak maupun ibu.

Dari uraian di atas dapat digambarkan model kerangka teori secara sederhana seperti gambar 2.1

Keterangan :

: Faktor yang di teliti : Faktor yang tidak diteliti

Diagram 2.1 kerangka teori Wahyu (2009), Nugraha (2009)

Obesitas

Karakteristik :

-

Genetik

(keturunan)

-

Pola aktivitas

-

Pola makan

-

Perilaku

-

Lingkungan

-

Pendidikan


(39)

(40)

A. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Jenis kelamin Perbedaan antara

perempuan dan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.

Angket Kuesioner 1= laki-laki 2= perempuan

Nominal

Riwayat obesitas keluarga Riwayat dari ayah yang mengalami obesitas dan ibu yang mengalami obesitas

Angket kuesioner 1= Gemuk 0= Tidak Gemuk

Nominal

Pola aktivitas anak Jenis kegiatan fisik anak berdasarkan quesioner PAQ-C

Angket Kuesioner

PAQ-C

< mean (22.20) = rendah > mean (22.20) = tinggi

Nominal

Pola makan anak Jenis makanan yang sering dikonsumsi anak berdasarkan quesiner modifed CNA

Angket Kuesioner

modified CNA

<median(23.00) = kurang >median(24.00) = berlebih

Nominal

Obesitas sebagai akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang dapat merusak atau mengganggu kesehatan

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.

Timbangan dan Meteran

indeks masa tubuh (IMT) > 30 kg/m2 (IMT = berat badan (kg)/[tinggi badan2 (m2)]). Normal = 20-25; berlebih = 25-30; obesitas > 30


(41)

22 BAB III

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Oleh karena itu penelitian ini membuat

kerangka

konsep sebagai berikut:

Gambar 3.1 kerangka konsep gambaran karakteristik obesitas pada anak.

Karakteristik anak obesitas :

-

Genetik (keturunan)

-

Pola aktivitas


(42)

24

METODELOGI PENELITIAN A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Pada desain crosssectional, pengukuran informasi mengenai status penyakit dan faktor-faktor risikonya dilakukan pada waktu yang bersamaan, sehingga kasus penyakit yang teridentifikasi merupakan kasus prevalen karena kita mengetahui bahwa kasus tersebut ada di populasi namun kita tidak mengetahui durasinya. Alasan ini juga yang membuat studi crosssectional sering disebut dengan studi prevalensi (Gordis, 2004). Selain itu, karena studi crosssectional

memotret gambaran populasi dalam satu waktu, maka hubungan yang diteliti bukan merupakan hubungan kausal (sebab-akibat) karena tidak diketahui urutan kejadiannya, pajanan terlebih dahulu atau kasus penyakit terlebih dahulu (Aschengrau dan Seage, 2003).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan Maret-Mei tahun 2015 di sekolah SDN III Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut adalah karena belum terdapat penelitian yang terkait di sekolah tersebut dan adanya responden yang mengalami obesitas.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap (Johar, 2008). Populasi menurut Dharma (2011) adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan, idealnya penelitian dilakukan pada populasi, karena dapat melihat gambaran seluruh


(43)

populasi sebagai unit dimana hasil penelitian dapat diterapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelas 4-6 sebanyak 143 anak di sekolah SDN III Cirendeu dan yang obesitas sebanyak 35 anak .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Johar, 2008). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sample dimana jumlah sample sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan peneliti mengambil teknik total sampling karena hanya mengambil responden yang IMTnya > 3Sd / mengalami obesitas dan karena sedikitnya populasi maka sampel diambil semuanya.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi sebagai berikut : 1. Siswa/siswi SDN III Cirendeu kelas 4-6.

2. Memiliki IMT >3SD

3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Kuesioner penelitian ini terdiri dari: data demografi (no. responden, inisial responden, jenis kelamin, keluarga yang mengalami obesitas). Kuesioner tentang pola aktivitas anak dan kuesioner tentang pola makan anak. Dimensi pola aktivitas anak menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C) for Elementary School, yang terdiri dari 1 item pertanyaan dengan menggunakan skala


(44)

(3), 4 kali (4), dan 5 kali atau lebih (5)). Semua kode pada seluruh item pertanyaan akan dikalkulasikan dan didapatkan nilai rata-rata 1-5, dengan nilai 1 menyatakan aktivitas dalam kategori sangat rendah, dan nilai 5 menyatakan aktivitas sangat tinggi.

Dimensi pola makan anak menggunakan kuesioner Modified Child Nutrition Questionnaire (CNQ). Kuesioner ini terdiri dari 2 item pertanyaan yang diisi oleh anak dengan didampingi guru dalam pengisiannya (Magarey, 2008). Pemberian kode pada kuesioner berbeda-beda pada setiap itemnya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner tentang pola aktivitas (PAQ-C) telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas oleh Richardson D, Cavill N, Ells L, Roberts K (2011) yang menyatakan bahwa kuesioner PAQ-C telah valid dan reliabel untuk digunakan dalam suatu penelitian. Kuesioner pola makan anak yaitu Modified Children Nutrition Questionnaire (CNQ) telah dinyatakan valid dalam mengukur pola makan anak dalam 7 hari. Uji reliabilitas yang digunakan adalah test-retest reliability yang menhasilkan nilai yang baik. Selain itu Cronbach's alpha pada kuesioner ini adalah berkisar 0.50– 0.80. Oleh karena itu, 2 kuesioner ini layak untuk digunakan kembali pada penelitian ini.


(45)

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, peneliti mengajukan permohonan izin akan melakukan penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN III Cirendeu.

3. Setelah izin penelitian di setuju oleh Kepala Sekolah SDN III Cirendeu, peneliti langsung melakukan penelitian, diawali dengan mengukur BB dan TB untuk melihat IMT calon pada responden.

4. Setelah didapatkan data IMT peneliti menentukan 35 orang anak yang termasuk ke dalam kriteria inklusi

5. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent kepada calon responden.

6. Selanjutnya responden diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas.

7. Waktu pengisian kuesioner adalah selama kurang lebih 30 menit untuk masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 15 hari dan disesuaikan dengan kondisi sekolah.

8. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuesioner dan setelah selesai, lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.


(46)

G. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2008) masalah etik yang harus diperhatikan dalam sebuah penelitian antara lain, sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek tersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua


(47)

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

H. Pengolahan data

Hidayat (2008) mengungkapkan bahwa dalam penelitian terdapat langkah-langkah pengolahan data yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pentagumpulan data atau setelah data terkumpul. Kegiatan yang dilakukan dalam editing adalah pengecekan dari sisi kelengkapan relevansi, dan konsistensi jawaban. Kelengkapan data diperiksa dengan cara memastikan bahwa jumlah kuesioner yang terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang ditentukan dan memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam kuisioner sudah terjawab dan jelas. Relevansi dan konsistensi jawaban diperiksa dengan cara melihat apakah ada data yang bertentangan dengan data lain.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code 53 book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam coding, data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Misal, untuk jawaban Tidak Pernah diberi kode 0, jawaban Kadang-kadang diberi kode 1, dan seterusnya.


(48)

3. Entry

Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi

4. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.

I. Analisis Data Univariat

Analisis deskriptif berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Analisis ini merupakan langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih lanjut (Hidayat, 2008). Analisis univariat pada penelitian ini meliputi gambaran faktor genetik, faktor pola aktivitas dan faktor pola makan pada anak kelas 4-6 SD di SDN III Cirendeu.

J. Penyajian Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk tabel dan dijabarkan dalam bentuk tulisan.


(49)

31 BAB V Hasil Penelitian

Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran karakteristik obesitas pada anak SD kelas 4-6 di SDN III Cirendeu. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan april sampai mei 2015. Pembagian kuesioner dilakukan di SDN III Cirendeu. Peneliti menyebarkan 35 kuesioner di SDN III Cirendeu berdasarkan kriteria inklusi yang termasuk ke dalam sample penelitian.

1. Karakteristik Demografi

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Orang Tua Gemuk

Dari tabel 5.1 persentase terbanyak yang mengalami obesitas dari jenis kelamin laki-laki (68,6%). sebanyak (7,1%) anak dengan obesitas memiliki orang tua Gemuk.

No Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) 1 Jenis Kelamin

Laki-laki 24 68,6 Perempuan 11 31,4

2 Bapak/ibu gemuk

Gemuk 25 71,4 Tidak Gemuk 10 28,6


(50)

2. Distribusi Pola Aktivitas Tabel 5.2

Karakteristik frekuensi responden menurut Pola Aktivitas olah raga Karakteristik Frekuensi Persentase(%)

Rendah 18 51,4

Tinggi 17 48,6

Total 35 100

pada tabel 5.2 menggambarkan bahwa karakteristik pola aktivitas responden yang melakukan aktivitas rendah sebanyak 18 orang dengan persentase 51,4% dan yang melakukan aktivitas tinggi sebanyak 17 orang dengan persentase 48,6%.

3. Distribusi Pola Makan

Tabel 5.3

Karakteristik frekuensi responden menurut pola Makan

Karakteristik Frekuensi Persentase(%)

Kurang 17 48,6

Berlebih 18 51,4

Total 35 100

Pada tabel 5.3 menggambarkan bahwa karakteristik responden dengan pola makan yang kurang sebanyak 17 orang dengan persentase 48,6% sedangkan


(51)

responden dengan pola makan berlebih sebanyak 18 orang dengan persentase 51,4%.


(52)

34

PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang gambaran karakteristik anak obesitas di kelas 4-6 SDN III Cirendeu. Pada akhir pembahasan peneliti juga menyertakan keterbatasan dari penelitian.

A. Analisis Univariat

1. Data Demografi Responden a. Jenis kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak sebesar 68,6%, sedangkan perempuan sebesar 31,4%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan. Besarnya persentase anak laki-laki kemungkinan disebabkan oleh populasi yang ada di SDN III Cirendeu proporsi jenis kelamin laki-laki jauh lebih besar daripada perempuan.

Hal ini sejalan dengan laporan Nasional Riskesdas 2007 yang menunjukkan bahwa prevalensi nasional gizi lebih pada penduduk umur 6-14 tahun berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 9,5%, dan perempuan 6,4%. Riskesdas 2010 juga menunjukkan hasil yang sama dimana masalah kegemukan pada anak usia 6-12 tahun untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 10,7% dan perempuan 7,7%. Selain itu berdasarkan penelitian Ariefiyanto` (2004) didapatkan hasil dari 68 anak yang obesitas terdapat 40 anak (29,4%) laki-laki, dan 28 anak (20,5) perempuan.


(53)

b. Orang tua gemuk

Keterlibatan faktor genetik dalam meningkatkan faktor risiko kegemukan dan obesitas diketahui berdasarkan fakta adanya perbedaan kecepatan metabolisme tubuh antara satu individu dan individu lainnya. Individu yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lambat memiliki risiko lebih besar menderita kegemukan dan obesitas (Wahyu, 2009).

Hasil penelitian ini menunjukkan berdasarkan faktor genetik bahwa anak yang memiliki orang tua gemuk lebih banyak sebesar 71,4%, sedangkan anak yang memiliki orang tua tidak gemuk sebesar 28,6%. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Faizah (2004) tentang faktor risiko obesitas pada murid sekolah dasar usia 6-7 tahun di semarang rmemperlihatkan berat badan ayah (p<0,001) tinggi badan ayah (p=0,01) berat badan ibu (p<0,001) dan tinggi badan ibu (p=0,003) yang artinya ada hubungan bermakna dari faktor genetik terhadap obesitas. Sejalan dengan penelitian Sartika (2011) yang meneliti tentang Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia dengan menggunakan uji bivariat menunjukkan bahwa anak yang memiliki ayah obesitas memiliki peluang obesitas sekitar 1,2 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki ayah yang tidak obesitas.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hamel (2013) yang meneliti tentang analisis riwayat orang tua sebagai faktor risiko obesitas pada anak SD di kota Manado yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara riwayat orang tua obesitas dengan kejadian obesitas pada


(54)

anak menggunakan uji chi-square didapatkan prevalensi obesitas pada anak SD di kota Manado tahun 2013 padaorang tua obesitas ayah 27 orang (19,9%) dan Ibu 31 orang (22,8%).

Menurut Hidayati (2006), bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas kejadian obesitas menjadi 40% dan apabila kedua orang tua tidak obesitas prevalensi menjadi 14%. Perubahan lingkungan gizi dalam kandungan menyebabkan gangguan perkembangan organ-organ tubuh terutama kerentanan terhadap pemprograman janin yang nantinya berpengaruh pada diet dan stres, lingkungan merupakan predisposisi timbulnya berbagai penyakit dikemudian hari. Pada faktor genetik kegemukan dapat diturunkan dari generasi ke generasi di dalam sebuah keluarga. Orang tua yang gemuk cenderung memiliki anak yang gemuk pula. Faktor genetik ikut berperan dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran norma yang akan diturunkan kepada bayi selama dalam kandungan.

2. Pola aktivitas

Aktifitas fisik merupakan olah raga serta kegiatan lainnya yang melibatkan gerakan tubuh dan dilakukan sebagai bagian dari bermain, bekerja, berkendaraan aktif, mengerjakan tugas-tugas rumah dan rekreasi (WHO, 2015). Penelitian Nurmalina ( 2011) mengenai aktivitas fisik terbagi menjadi tiga golongan yaitu aktivitas fisik ringan seperti berjalan, duduk, nonton TV, main komputer kemudian aktivitas sedang dimana aktivitas


(55)

sedang disini termasuk aktivitas yang membutuhkan tenaga dan gerakan otot seperti joging, berenang, bersepeda, berlari kecil, dan bermain musik selanjutnya aktifitas berat yang mana aktivitas berat disini biasanya berhubungan dengan kegiatan yang membutuhkan energi tinggi dan kekuatan seperti bermain sepak bola, aerobik, bela diri, badminton, bola basket dan permainan bola lainnya yang membutuhkan kekuatan dan membuat keringat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola aktivitas dengan persentase terbanyak adalah responden yang melakukan aktivitas rendah atau melakukan sedikit gerakan dimana yang hanya memerlukan energi sedikit seperti berjalan, joging, bersepeda sebanyak (51,4%). Berdasarkan penelitian Oktariza (2011) mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada murid SD 2 Palembang yang menunjukkan nilai OR=2,4 dimana aktivitas fisik mempengaruhi kejadian obesitas pada murid sekolah dasar, kelopok murid yang memiliki aktivitas fisik ringan kemungkinan menderita obesitas 2,4 kali dibandingkan kelompok murid yang memiliki aktivitas fisik berat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ruiz, et al (2006) bahwa aktivitas fisik yang lebih berat pada anak usia 9-10 tahun di Eropa memberikan efek dalam mencegah terjadinya kegemukan dibandingkan dengan anak yang beraktivtas lebih ringan. Penelitian Vogels, et al (2006) menjelaskan terkait rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya obesitas selama masa anak-anak usia 7-12 tahun di Belanda.


(56)

Pola aktivitas yang minim berperan besar dalam peningkatan risiko kegemukan dan obesitas pada anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang meneliti tentang faktor faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak TK providensia Manado yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik responden yang mengalami obesitas paling banyak dalam kategori rendah dengan persentase (56,7%) dan hasil uji statistik nilai (p value= 0,04) yang berarti bahwa ada hubungan bermakna antara aktivitas fisik responden dengan obesitas (Rumajar et al, 2015). Obesitas lebih mudah diderita oleh anak yang kurang beraktivitas fisik maupun olahraga yang disebabkan oleh jumlah kalori yang dibakar lebih sedikit dibandingkan kalori yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehingga berpotensi menimbulkan penimbunan lemak berlebih di dalam tubuh (Wahyu, 2009).

3. Pola Makan

Pola makan berperan besar dalam peningkatan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak (Anonymous, 2004). Hasil penelitian ini menunjukkan pola makan yang kurang dengan persentase 48,6% sedangkan responden dengan pola makan berlebih atau banyak mengkonsumsi makanan

jung food maupun fast food dengan persentase 51,4%.

Penelitian Badjeber et.all (2012), meneliti tentang konsumsi fast food

sebagai faktor risiko terjadinya gizi lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado mengatakan bahwa beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih mengandung kalori tinggi yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan seperti fast food minuman soft drink, dan


(57)

mengkonsumsi makanan manis seperti permen dan dari hasil penelitian dengan menggunakan uji odds ratio menunjukkan terdapat hubungan bermakna bahwa siswa-siswi yang mengkonsumsi fast food lebih dari 3 kali per minggu mempunyai risiko 3,28 kali lebih besar menjadi gizi lebih dibandingkan dengan siswa-siswi yang jarang mengkonsumsi fast food atau kurang dari 3 kali per minggu. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi et al (2010), mengenai Pola makan dan aktivitas fisik pada siswa gizi lebih di SDK kuta bali yang menunjukkan hasil sebagian besar siswa (74,3%) memiliki kebiasaan makan dengan menu tidak seimbang. Selain makan- makanan utama, siswa juga memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, cemilan, minuman manis dalam kaleng (bersoda) dan mengkonsumsi fast food.

Paramitha (2013) dalam penelitian mengenai hubungan pola makan anak, aktivitas fisik anak, dan status ekonomi orang tua dengan obesitas anak di sekolah dasar kecamatan pontianak selatan. yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan obesitas pada anak sekolah dasar di pontianak selatan yang dilihat dari nilai p=0.000. Menurut Misnadiarly (2007), makan makanan siap saji dan minuman kaleng (bersoda) menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan minuman seperti ini biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau garam yang tinggi apalagi memiliki kebiasaan mengkonsumsi fast food, jenis fast food

yang paling disukai dan sering dikonsumsi selama satu bulan terakhir adalah


(58)

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengarui hasil penelitian . keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu: 1. Kurang kondusifnya peneliti mengambil data terhadap responden karena

responden masih anak-anak dan agak sulit di kondusifkan. 2. Peneliti tidak meneliti tentang asupan kalori anak.


(59)

41

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden yang mengikuti penelitian ini paling banyak berjenis kelamin laki-laki (68,6%).

2. Sebagian besar responden memiliki orang tua gemuk sebanyak (71,4%).

3. Responden yang melakukan aktivitas rendah sebanyak 18 orang dengan persentase 51,4% dan yang melakukan aktivitas tinggi sebanyak 17 orang dengan persentase 48,6%.

4. Karakteristik responden dengan pola makan yang kurang sebanyak 17 orang dengan persentase 48,6% sedangkan responden dengan pola makan berlebih sebanyak 18 orang dengan persentase 51,4%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan demi meningkatkan status kesehatan masyarakat, terutama mencegah terjadinya obesitas pada anak, antara lain adalah:


(60)

1. SDN III Cirendeu Pisangan Ciputat

Pihak sekolah dapat memantau status gizi anak dan memberikan pembelajaran dalam lingkup masalah gizi dan berbagai makanan yang dikonsumsi di area sekitar sekolah agar anak memahami tentang makanan sehat dan baik dikonsumsi.

2. Profesi Keperawatan

Bagi profesi keperawatan bisa melakukan intervensi dalam penanganan obesitas pada anak dan dapat melakukan penyuluhan dalam lingkup masalah obesitas.

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang lebih lengkap yang belum di teliti oleh peneliti sebelumnya agar lebih menyempurnakan dan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk hasil penelitian selanjutnya.


(61)

Almatsier, Sunita. 2009.

Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi

. Jakarta:

Gramedia.

Ariefiyanto, Emil. 2004

. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Obesitas

pada Anak

. Universitas Brawijaya, Malang.

Anonymous.

2004.

Obesitas

Mengancam

Anak-anak

.

[terhubungberkala]. www.kompas.com. [14 Mei 2008].

Aschengrau A. George R Seage. 2003.

Essentials of Epidemiologi in

Public Health

. London.: John and Bartlett Publishers.

Badjeber Fauzul, Kapantouw H. Nova, Punuh Maureen. 2012.

Konsumsi

Fast Food

Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Gizi

Lebih pada Siswa SD Negeri 11 Manado:

Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Budiarto Eko.2004.

Metodologi Penelitian Kedokteran

. Jakarta: EGC.

Biro FM, Wien M. 2010. Chilhood obesity and adult morbidities. The

American Journal of Clinical Nutrition.

Danim Sudarwan.2003.

Riset Keperawatan dan Metodologi

. Jakarta:

EGC.

Davey, Patrick. 2006.

At a Glance Medicine

. Jakarta : Erlangga.

Departemen Kesehatan. 2004.

Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan

Masyarakat

. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2010.

Laporan Nasional Riset Kesehatan

Dasar

. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik.

Dharma, Kelana Kusuma.2011.

Metodologi Penelitian Keperawatan:

Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian

.

Jakarta: Trans info media.


(62)

Asian Med.J.;44; 97-102.

Gibney, Michael J. 2009

. Gizi Kesehatan masyarakat

.Jakarta : EGC.

Gordis, L.2004.

Epidemiologi 3

rd

Edition

. Philadelphia: Elsevier

Sounders.

Griwijoyo,S. 2005.

Manusia dan Olahraga

. Bandung: Penerbit ITB.

Haines J, Sztainer DM, Wall M, Strory M. 2007. Personal Behavior,

and Environmental risk and Protective Faktor for Adolescent

Overweight.

Int.J.Obes.

2007; 15:2748-2760.

Hartono, Andry.2006

. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit

, Ed.2.

jakarta: EGC.

Heir, W.C. Parental Feeding Behavior and Children’s Fat Mass. Am J

Clin Nutr, 2002; 75: 451-452.

Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan

Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A Aziz Alimul. 2008.

Pengantar Ilmu Kesehatan Anak

Untuk Pendidikan Kebidanan

. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayati, Siti N, Irawan R dan Hidayat B. 2006. Obesitas pada Anak.

Hungu. 2007.

Demografi kesehatan indonesia

. Jakarta: Grasindo.

Johar arifin. 2008.

Statistik Bisnis Terapan

. Jakarta.

Kementrian

Kesehatan

RI.

2013.

Riset

Kesehatan

Dasar

(RISKESDAS)

2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Khomsan,

Ali,

2010.Pangan

dan

Gizi

untuk

Kesehatan.

Kompas.Rajawali Sport. Jakarta.

Kliegman R.M., Jenson H.B., Marcdante, K.J., & Behrman. R.E.

2006.

Essentials of pediatrics

. Philadelphia: Elseiver

Saunder.


(63)

Manuaba, I.A. 2004.

Dampak Buruk Obesitas

. Online. Available at

http://www.balipost.co.id/balipost/2004/3/7/cez.htm.

[accessed 4/1/2015].

Misnadiarly. 2007.

Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa

Penyakit

. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Mustelin L

et al.

2009.

Physical a activity reduces the in influence of

genetic effects on MBI and waist circumference

: a study in

young adult twins. Int J Obes. 33:29-36.

Notoatmodjo, S. 2007.

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

. Jakarta

: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010.

Metodologi Penelitian Kesehatan

. Jakarta :

Rineka Cipta.

Pingkan Palilingan. 2010

. Apakah Anak Anda

Obesitas

?.

Betterhealth

Tahun II / Edisi 3 / Triwulan/September 2010 Online.

Available

at

http://www.ekahospital.com/uploads/bulletins/final/%/20/dra

ft.pdf\ [accessed 4/1/2015].

Popkin B. 2007.

Ubah kebiasaan ngemil anak sekarang juga

.

Powell, L.M., Szczypka, G., Chaloupka, F.J. (2007). Adolescent

Exposure to Food Advertising on Television.

American

Journal of Preventive Medicine

. Vol.33 (4), S251

S256

Reilly, John J, Julie A, Dorosty AR, Emmett PM, Steer C and Sherrif

A. 2005.

The Avon

Longitudinal Study of Parents and

Children Study Team.. Early.

life risk factors for obesity in

childhood: cohort study

. British Medical Journal 2005; 330:

1357

Richardson D, Cavill N, Ells L, Roberts K. 2011.

Physical Activity

Questionnaire for Children

.


(64)

Sartika, R Ayu Dewi. 2011.

Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5

15

Tahun di Indonesia.

Makara, Kesehatan, Vol.15, No.1, Juni

2011: 37,43. Available at www.journal.iu.ac.id. Diakses

tanggal 7 desember 2014.

Sawello Meirlyn Andiny, Malonda S Nancy.2012.

Analisis Aktivitas

Ringan Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas Pada

Remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manado

.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ratulangi

Manado.

Setiadi.2013.

Konsep & praktek penulisan Riset Keperawatan

.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simatupang MR. 2008.

Pengaruh Pola Konsumsi terhadap kejadian

obesitas pada siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan

Medan Baru

. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011.

Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak

.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syarif D.R. Childhood Obesity: Evaluation and Management, Dalam

Naskah Lengkap National Obesity Symposium II, Editor: Adi

S., dkk. Surabaya, 2003; 123-139.

Wahyu, Genisginanjar.2009.

Obesitas Pada Anak.Jakarta

: seri

kesehatan

Wan AMW. 2011. Dietary Practice Among Overweight and Obese

Chinese Children in Kota Bharu. Mal J Nutr 17(1)

World Health Organization (WHO). 2000. Obesity: Preventing and

Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report

Series;894, Geneva.

World Health Organization (WHO). Global Strategy on Diet, Physical


(65)

Wood, G. LoBiondo, Judith Haber. (2006).

Nursing Research:

Method and Critical Appraisal

. Mosby Elsevier

Medica.

Worthington, B.S. dan Sue R.W. 2000.

Nutrition Througout The Life

Cycle 4th Edition.

Singapore: Mc Graw Hill.


(66)

GAMBARAN KARAKTERISTIK ANAK OBESITAS DI KELAS

4-6 SDN III CIRENDEU

No. Responden : Inisial Responden :

Jenis kelamin : L / P

Alamat rumah :

Berat bada ayah :

Berat badan ibu :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015


(67)

1. Kegiatan fisik diwaktu luang anda: Apakah anda melakukan aktivitas olah raga berikut di minggu lalu

Jika iya, berapa kali? ( tandai hanya satu lingkaran perbaris).

1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 atau lebih a skipping

b Jalan sehat c Joging atau lari d berenang e Bola voly f Sepak bola g badminton h bersepeda i Bola basket j Bola kasti

QUESIONER POLA MAKAN dan MINUM

1. Dalam 7 hari terakhir apa yang anda biasa makan di setiap waktu? Kategori 1-3 kali/minggu 4-6 kali/minggu 2 Setiap hari 3 a Snack

b Cokelat c Lolipop d Roti e Kue f Ice cream g Makaroni


(68)

i Burger j Pizza k Sandwich l Spagheti m Keripik buah

2. Dalam 7 hari terakhir apa yang anda biasa minum di setiap waktu? Kategori

1-3 kali/minggu

4-6 kali/minggu

Setiap hari a Jus buah

b Minuman bersoda c Susu


(69)

(70)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total.olh.raga .119 35 .200* .928 35 .024

Pola Makan .085 35 .200* .977 35 .661

a. Lilliefors Significance Correction


(71)

total.olh.raga Mean 22.20 1.393 95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 19.37

Upper Bound 25.03

5% Trimmed Mean 21.70

Median 21.00

Variance 67.871

Std. Deviation 8.238

Minimum 10

Maximum 43

Range 33

Interquartile Range 10

Skewness .881 .398

Kurtosis .903 .778

Pola Makan Mean 23.97 1.197

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 21.54

Upper Bound 26.40

5% Trimmed Mean 23.78

Median 24.00

Variance 50.146

Std. Deviation 7.081

Minimum 11

Maximum 40

Range 29

Interquartile Range 9

Skewness .394 .398


(72)

mean_olhraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 18 51.4 51.4 51.4

tinggi 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

medianmakanminum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 17 48.6 48.6 48.6

berlebih 18 51.4 51.4 100.0


(1)

Quesioner Pola Aktivitas (Sekolah Dasar)

1.

Kegiatan fisik diwaktu luang anda: Apakah anda melakukan aktivitas olah raga

berikut di minggu lalu

Jika iya, berapa kali? ( tandai hanya satu lingkaran perbaris).

1 kali

2 kali

3 kali

4 kali

5 atau

lebih

a

skipping

b

Jalan sehat

c

Joging atau lari

d

berenang

e

Bola voly

f

Sepak bola

g

badminton

h

bersepeda

i

Bola basket

j

Bola kasti

QUESIONER POLA MAKAN dan MINUM

1.

Dalam 7 hari terakhir apa yang anda biasa makan di setiap waktu?

Kategori

1-3

kali/minggu

4-6

kali/minggu

2

Setiap hari

3

a

Snack

b

Cokelat

c

Lolipop

d

Roti

e

Kue

f

Ice cream

g

Makaroni


(2)

h

Kentang goreng

i

Burger

j

Pizza

k

Sandwich

l

Spagheti

m Keripik buah

2.

Dalam 7 hari terakhir apa yang anda biasa minum di setiap waktu?

Kategori

1-3

kali/minggu

4-6

kali/minggu

Setiap hari

a

Jus buah

b Minuman bersoda

c

Susu


(3)

(4)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total.olh.raga .119 35 .200* .928 35 .024

Pola Makan .085 35 .200* .977 35 .661

a. Lilliefors Significance Correction


(5)

Descriptives

Statistic Std. Error

total.olh.raga Mean 22.20 1.393

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 19.37

Upper Bound 25.03

5% Trimmed Mean 21.70

Median 21.00

Variance 67.871

Std. Deviation 8.238

Minimum 10

Maximum 43

Range 33

Interquartile Range 10

Skewness .881 .398

Kurtosis .903 .778

Pola Makan Mean 23.97 1.197

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 21.54

Upper Bound 26.40

5% Trimmed Mean 23.78

Median 24.00

Variance 50.146

Std. Deviation 7.081

Minimum 11

Maximum 40

Range 29

Interquartile Range 9

Skewness .394 .398


(6)

mean_olhraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 18 51.4 51.4 51.4

tinggi 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

medianmakanminum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 17 48.6 48.6 48.6

berlebih 18 51.4 51.4 100.0