aktivitas  jasad  renik  dalam  usus  besar  unggas  tetapi  sangat rendah  jika  dibanding  dengan non ruminansia lain.
3.8.  Lignin sebagai Indikator pada Pengukuran Nilai Kecernaan
Lignin  sangat  tahan  terhadap  setiap  degradasi  kimia,  termasuk  degradasi  enzimatik. Kandungan  lignin  tanaman  bertambah  dengan  bertambahnya  umur  tanaman,  sehingga
terdapat  daya  cerna  yang  semakin  rendah  dengan  bertambahnya  proses  lignifikasi. Misalnya,  hay  dan  jerami  tua  mengandung  kadar  lignin  tinggi  dibandingkan  dengan
tanaman muda. Pada tanaman muda, lapisan matriks ini terdiri dari selulosa dan hemiselulosa, tetapi
pada tanaman tua matriks dilapisi kemudian dengan  lignin dan senyawa polisakarida  lain. Lignin  bukan  suatu  karbohidrat  tetapi  karena  zat  ini  berhubungan  erat  dengan  bagian-
bagian  serat kasar dalam satu analisis proksimat, maka dibicarakan  bersama-sama dengan karbohidrat.
Teknik analisis untuk menghitung  jumlah  lignin secara alami empiris  berbeda  nyata dengan  penilaian  kandungan  lignin  tanaman.    Metode  analisis  juga  menghasilkan
perbandingan  daya  cerna  lignin  yang  semu  diantara  pakan  dan bagian  dari  saluran pencernaan.  Lignin digunakan sebagai indikator hanya bila ada bukti bahwa pemulihannya
kembali dalam feses adalah tinggi. Telah  lama  diketahui  bahwa  koefsien  cerna  tidak  dapat  dihitung  dari  total  koleksi
feses  ternak  yang  merumputdigembalakan  atau  ternak  yang  dibatasi  jika  indikator  yang tepat  akan  diidentifikasi.    Kriteria  dari  indikator yang  ideal  adalah  :    1  harus  tidak  dapat
diabsorbsi.  2  harus  tidak  disamarkan  oleh  proses  pencernaan.  3  harus secara  fisik  sama
atau  bergabung  dengan  materi  yang  akan  ditandai  dan  4  metode  estimasi  dalam  sampel digesta harus spesifik dan sensitif Maynard  dkk., 1979.
Indikator internal  adalah yang paling akurat dan tepat khususnya untuk ternak yang merumput.    Lignin  biasanya  dipandang  sebagai  bahan  yang  tidak  dapat  dicerna,  karena
kelihatannya  tidak  diketahui  mikroorganisme  anaerobik  atau  enzim  mamalia  untuk pemecahan  lignin  Van  Soest,  1982.    Rumus  perhitungan  koefisien  cerna  kecernaan
dengan  menggunakan  metode  Schneider  dan  Flatt  1973  dan  Ranjhan  1980  adalah sebagai berikut:
indikator dlm ransum            nutrien dlm feses Koefisien cerna  = 100 -     100                                              X
indikator dlm feses             nutrien dlm ransum
3.9.  Kerangka Pemikiran