1 2 sma10eko Ekonomi1 Chumidatus

62 Ekonomi Kelas X SMA dan MA Lalu, apakah contoh kegiatan konsumsi yang bisa menghabiskan guna jasa? Contohnya adalah meminta penjelasan guru, meminta nasihat dokter, mengikuti kursus, memakai sopir pribadi, menyaksikan pertunjukan musik, dan lain-lain. Tahukah kalian ada kegiatan manusia yang menghabiskan atau mengurangi guna benda tetapi tidak digolongkan sebagai konsumsi? Bahan baku dan bahan bakar, walaupun habis digunakan dalam proses produksi tidak boleh disebut sebagai konsumsi. Karena, bahan baku dan bahan bakar tersebut habis untuk memproduksi barang lain dan tidak digunakan langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Demikian juga dengan pemakaian mesin, cangkul, palu, dan bangunan pabrik, walaupun benda-benda tersebut gunanya berkurang, pemakaiannya tidak boleh digolongkan sebagai konsumsi. Karena seperti dijelaskan dalam pengertian konsumsi, salah satu ciri konsumsi adalah ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia, tidak ditujukan untuk memproduksi barang baru. K E G I A T A N

3. 1

Pak Burhan seorang pengusaha tempe, hari ini telah menghabiskan 20 kg kedelai untuk membuat tempe. Apakah pemakaian kedelai oleh Pak Burhan termasuk kegiatan konsumsi? Jelaskan jawaban kalian Gambar 3.1 Gambar 3.1 Gambar 3.1 Gambar 3.1 Gambar 3.1 Masyarakat umumnya menganggap konsumsi hanya berkaitan dengan makanan dan minuman. Betulkah demikian? Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Dok. RR Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 63 2. Tujuan Konsumsi Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa tujuan konsumsi di antaranya adalah: a. memenuhi kebutuhan jasmanifisik, contoh: makan, minum, disuntik, dan lain-lain; b. memenuhi kebutuhan rohani, contoh: menyaksikan hiburan, meminta petunjuk ulama, dan lain-lain; c. mendapat penghargaan dari orang lain. Kadang kala orang mengonsumsi barang atau jasa bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga ingin mendapat penghargaanpujian dari orang lain. Contoh, orang memakai mobil mewah selain untuk memenuhi kebutuhan akan mobil, juga ingin mendapat penghargaan dari orang lain. K E G I A T A N

3. 2

Menurut kalian, adakah tujuan konsumsi yang lain selain yang sudah disebutkan sebelumnya? Cobalah kalian tuliskan pada buku tulis, lalu diskusikan dengan teman sebangku. 3. Pola Konsumsi Pola konsumsi adalah susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya. Pola konsumsi tiap orang berbeda-beda. Orang yang berpendapatan tinggi berbeda pola konsumsinya dengan orang yang berpendapatan menengah, berbeda pula dengan orang yang berpendapatan rendah. Pola konsumsi direktur berbeda dengan konsumsi karyawan. Pola konsumsi guru berbeda dengan pola konsumsi petani. Perbedaan pola konsumsi tiap orang tidak hanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan, tapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. tingkat pendidikanpengetahuan; b. kondisi tempat tinggal iklim; c. jenis pekerjaan; d. tingkat peradaban bangsa; e. kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat; f. tinggi rendahnya harga barang dan jasa; g. selera yang sedang berkembang di masyarakat. Di unduh dari : Bukupaket.com 64 Ekonomi Kelas X SMA dan MA Pola konsumsi orang berbeda-beda, tetapi secara umum dalam berkonsumsi orang akan mendahulukan kebutuhan pokok, baru kemudian memenuhi kebutuhan lainnya. 4. Pengertian Kegunaan dan Macam-Macam Kegunaan Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengonsumsi bermacam-macam bendabarang dan jasa. Benda yang dikonsumsi manusia di antaranya beras, kedelai, meja, kursi, payung, mobil, dan lain-lain. Benda-benda tersebut dikonsumsi dan diperlukan manusia karena benda-benda tersebut memiliki kegunaan utilitas. Beras diperlukan manusia karena beras dapat ditanak menjadi nasi untuk dimakan. Kedelai diperlukan manusia karena dapat diubah menjadi tempe atau menjadi susu untuk dikonsumsi manusia. Jadi, yang dimaksud dengan kegunaan adalah kemampuan benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegunaan benda ada bermacam-macam. a. Kegunaan dasar element utility, yaitu benda memiliki kegunaan karena dapat dipakai untuk membuat barang lain. Contoh: 1. Tebu sebagai bahan pembuat gula. 2. Kapas sebagai bahan pembuat benang. 3. Kedelai sebagai bahan pembuat tahu dan tempe. b. Kegunaan bentuk form utility, yaitu benda memiliki kegunaan bila diubah menjadi bentuk lain. Contoh: 1. Kayu diubah menjadi kursi. 2. Kain diubah menjadi baju. 3. Kulit sapi diubah menjadi sepatu. c. Kegunaan tempat place utility, yaitu benda memiliki kegunaan bila dipindah ke tempat lain. Contoh: 1. Batu di gunung diangkut ke kota sebagai bahan bangunan. 2. Pasir di desa diangkut ke kota sebagai bahan bangunan. 3. Sayur di kebun diangkut ke pasar untuk dijual. d. Kegunaan waktu time utility, yaitu benda memiliki kegunaan bila terjadi perubahan waktu. Contoh: 1. Payung dan jas hujan menjadi berguna pada saat turun hujan. 2. Obat menjadi berguna pada saat jatuh sakit. 3. Baju hangat menjadi berguna pada saat musim dingin. Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 65 e. Kegunaan milik ownership utility, yaitu benda memiliki kegunaan bila terjadi perubahan hak milik. Contoh: 1. Ikan di laut menjadi berguna setelah ditangkap dimiliki. 2. Buku di toko menjadi berguna setelah dibeli dimiliki. f. Kegunaan pelayanan service utility, yaitu barang memiliki kegunaan bila ada pelayanan yang diberikan. Contoh: 1. Televisi menjadi berguna bila ada siaran. 2. Angkutan umum menjadi berguna bila dijalankan. Cimol, Kenapa Tidak? Cimol adalah cemilan baru yang tengah naik daun di Bandung. Makanan berbahan dasar aci atau tepung tapioka yang digoreng ini sedang booming. Bentuknya bulat-bulat kecil rasanya kenyal dan enak. Tidak ada yang tahu yang pasti mengapa dinamakan “cimol”. Mungkin juga “cimol” singkatan dari aci small karena ukuran aci itu kecil-kecil atau small baca: smol. Ada-ada saja Di sekolah-sekolah, di pelataran mall, depan kampus-kampus, dan di pinggir-pinggir jalan, orang ramai-ramai menjual “cimol”. Pembelinya tak pernah sepi, walau yang menjualnya terhitung banyak. Bila cimol terbuat dari tapioka, betulkah tapioka memiliki element utility? Dikutip dengan perubahan dari PR. 5. Pengertian Nilai dan Macam-Macam Nilai Setelah mempelajari kegunaan utilitas, berikut kita akan membahas apa yang dimaksud dengan nilai. Bila kegunaan memiliki arti kemampuan benda untuk memenuhi kebutuhan manusia maka yang dimaksud dengan nilai adalah arti yang diberikan manusia terhadap benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia atau dapat ditukarkan dengan benda lain. Dari pengertian tersebut, diketahui ada dua macam nilai, yaitu nilai pakai dan nilai tukar. Pemahaman terhadap nilai pakai dan nilai tukar sudah dikenal sejak zaman Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani. Aristoteles memberi contoh, bahwa sepasang sepatu memiliki nilai pakai dan nilai tukar. Sepatu memiliki I N F O Di unduh dari : Bukupaket.com 66 Ekonomi Kelas X SMA dan MA nilai pakai, karena sepatu dapat dipakai untuk melindungi kaki. Sepatu pun memiliki nilai tukar karena sepatu dapat ditukar dengan sejumlah gandum. Jadi, yang dimaksud dengan nilai pakai adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Adapun yang dimaksud dengan nilai tukar adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Nilai pakai terdiri atas nilai pakai objektif dan nilai pakai subjektif. a. Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia secara umum. Catatan: nilai pakai objektif = kegunaanutilitas. Contoh: 1 Payung dapat dipakai untuk melindungi badan dari hujan. 2 Lemari dapat dipakai untuk menyimpan baju. b. Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus. Contoh: 1 Raket mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi pemain bulutangkis daripada bagi petani. 2 Jala mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi nelayan daripada bagi dokter. Nilai tukar terdiri atas nilai tukar objektif dan nilai tukar subjektif. a. Nilai tukar objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain yang berlaku secara umum. Contoh: 1 Beras dapat ditukar dengan sejumlah jagung. 2 Uang dapat ditukar dengan gula atau dengan barang lain. b. Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain. Contoh: 1 Menurut pemain bulu tangkis raket dapat ditukarkan dengan Rp400.000,- Tapi menurut petani, raket hanya dapat ditukar dengan uang Rp20.000,-. 2 Menurut kolektor barang antik, sebuah meja kuno Belanda dapat ditukar dengan uang Rp10.000.000,-, tapi menurut seorang nelayan meja tersebut hanya dapat ditukar dengan uang Rp100.000,-. Agar lebih jelas, berikut disajikan bagan pembagian nilai. Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 67 Kuda Mempunyai Nilai Subjektif bagi Joki Gambar 3.2 Gambar 3.2 Gambar 3.2 Gambar 3.2 Gambar 3.2 Bagan Pembagian Nilai Bacalah cuplikan info berikut. Pacuan kuda di Takengon lebih menyerupai pacuan kuda ala koboi yang biasa terlihat dalam film-film laga. Sama-sama liar, keahlian joki didapat alami, dan tanpa aturan detail. Hanya saja, jika para koboi masih memakai pelana dan seragam keren, joki pacuan kuda di Takengon lebih berani lagi. Para joki di Takengon bertanding tanpa pelana, cukup kaus dan celana pendek kumal yang biasa dipakai sehari-hari, serta tanpa pelindung tubuh lainnya. Betul-betul alami. Para joki biasanya anak- anak seusia sekolah dasar. Mereka biasanya bertanding tanpa “kontrak” dengan pemilik kuda. Bahkan dalam banyak kasus, para joki hanya dicomot mendadak saat akan bertanding. Memang ada juga sejumlah joki yang berlatih sebulan sebelum bertanding, namun jumlahnya sangat terbatas. Jangan dipertanyakan berapa bayaran joki yang diperoleh dari pemilik kuda ketika bertanding. “Ya seikhlasnya saja, kalau mau ngasih boleh, kalau tidak juga tidak apa-apa,” kata Zuhrupan Daman, pemilik kuda pacuan sekaligus Wakil Ketua Ikatan Penggemar Pencinta Kuda Pacu IKPPKP Aceh Tenggara. I N F O Sumber : Pikiran Rakyat Di unduh dari : Bukupaket.com 68 Ekonomi Kelas X SMA dan MA B. Teori Perilaku Konsumen Bila kita perhatikan di kehidupan nyata konsumen dalam membeli barang dan jasa, ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya, bila harga barang dan jasa sedang naik, konsumen cenderung mengurangi pembelian. Dan bila harga barang dan jasa turun, konsumen cenderung menambah pembelian. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena untuk membeli barang dan jasa tersebut, konsumen sangat bergantung pada pendapatan yang dimiliki. Bila pendapatan tetap, lalu terjadi kenaikan harga, umumnya konsumen akan mengurangi pembelian terutama pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak pokok. Sebaliknya bila harga turun, konsumen akan cenderung menambah pembeliannya. Lalu, bagaimana perilaku konsumen bila pendapatannya semakin bertambah? Apakah konsumen akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk berkonsumsi? Apakah tidak terpikirkan oleh konsumen untuk menabung? Dan bagaimana pula bila terjadi penurunan pendapatan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut teori-teori ekonomi yang membahas serba-serbi perilaku konsumen. 1. Menurut Engel Engel, seorang sarjana ekonomi Jerman menyatakan: “Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk tabungan.” Oleh karena itu, tidak heran bila orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin menjadi semakin miskin. Karena orang kaya semakin besar tabungannya, sedangkan orang miskin tidak punya kesempatan menabung, bahkan mereka harus berutang untuk memenuhi konsumsinya. Selain itu, menurut pengalaman di sejumlah negara maju, jumlah tabungan orang kaya selalu bertambah tidak hanya dalam bentuk jumlah uang, tapi juga bertambah dalam bentuk persentase dari total pendapatan. Untuk lebih jelasnya, hubungan antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan akan dijelaskan dengan tabel berikut. Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 69 Tabel 3.1 Hubungan pendapatan, konsumsi, dan tabungan dalam ribuan rupiah No. Pendapatan Konsumsi Tabungan Bagian Bagian Y C S Konsumsi Tabungan C Y SY 1. 300 300 100 2. 350 350 100 3. 400 370 30 93 7 4. 450 400 50 89 11 5. 500 425 75 85 15 6. 550 455 95 83 17 7. 600 485 115 81 19 8. 1050 520 530 50 50 9. 1200 580 620 48 52 10. 1450 600 850 41 59 11. 2600 750 1850 29 71 12. 4850 1050 3800 22 78 Dari tabel di atas diketahui suatu keluarga dengan pendapatan Rp300.000 akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Ketika pendapatan naik menjadi Rp350.000, keluarga tersebut juga menghabiskannya untuk konsumsi. Saat pendapatan menjadi Rp400.000 barulah keluarga tersebut mampu menabung sebesar Rp30.000. Demikian seterusnya, semakin bertambah pendapatan, bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi akan semakin berkurang. Adapun bagian Gambar 3.3: Gambar 3.3: Gambar 3.3: Gambar 3.3: Gambar 3.3: Pendapatan yang berlebih mendorong orang untuk membeli mobil dengan harga yang relatif mahal pendapatan yang digunakan untuk tabungan menjadi semakin bertam- bah. Dan bila kalian perhatikan secara teliti, tampak bahwa bagian pendapatan yang digunakan untuk tabungan tidak hanya bertambah dalam bentuk kuantitas atau jumlah dari Rp0,- sampai dengan Rp3.800.000,- tapi juga bertambah dalam bentuk persentase dari 0 sampai dengan 78. Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Tempo Di unduh dari : Bukupaket.com 70 Ekonomi Kelas X SMA dan MA 2. Menurut Keynes Bila dikatakan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Adapun tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan. Bisa ditulis Y = C + S keterangan Y = pendapatan C = konsumsi S = tabungan Keynes seorang ahli ekonomi, mengemukakan bahwa “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”. Bisa ditulis Y = C + S Keterangan Y = pertambahan pendapatan C = pertambahan konsumsi S = pertambahan tabungan Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan contoh berikut. CONTOH SOAL 1. Andini memiliki pendapatan Rp1.000.000,- Dibelanjakan untuk konsumsi Rp700.000,- Berapakah tabungan Andini? Jawab: Tabungan Andini = S = Y = C + S Rp1.000.000,- = Rp700.000,- + S S = Rp1.000.000,- – Rp700.000,- S = Rp300.000,- Jadi, tabungan Andini adalah Rp300.000,- 2. Ketika pendapatan Dani Rp600.000,-, jumlah konsumsinya Rp400.000,- dan tabungannya Rp200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi Rp1.000.000,-, jumlah konsumsinya Rp700.000,- dan tabungan Rp300.000,-. a. Berapakah pertambahan pendapatan Y? b. Berapakah pertambahan konsumsi C? Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 71 c. Berapakah pertambahan tabungan S? d. Buktikanlah bahwa DY = DC + DS Jawab: a. Y = Rp1.000.000,- – Rp600.000,- = Rp400.000,- b. C = Rp700.000,- – Rp400.000,- = Rp300.000,- c. S = Rp300.000,- – Rp200.000,- = Rp100.000,- d. Y = C + DS Rp400.000,- = Rp300.000,- + Rp100.000,- Jadi, terbukti bahwa DY = DC + DS 3. Menurut Gossen Umumnya konsumen akan berusaha memenuhi atau memuaskan semua kebutuhannya sebaik mungkin, baik secara vertikal maupun horizontal. Pemuasan kebutuhan secara vertikal adalah pemuasan kebutuhan terhadap satu jenis barang, sedangkan pemuasan horizontal adalah pemuasan kebutuhan pada berbagai jenis barang. Sikap manusia dalam mengonsumsi barang diterangkan oleh Herman Heinrich Gossen, seorang ahli ekonomi Jerman dengan hukumnya sebagai berikut. Hukum Gossen I yang disebut Hukum Guna Marginal yang Te ru s Menurun: “Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu terus ditambah, maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna total akan menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan di bawah nol.” Hukum tersebut bisa dijelaskan dengan tabel dan keterangan berikut. Jumlah gelas Guna Guna marginal yang diminum total total utility total utility total utility total utility total utility Mar Mar Mar Mar Marginal Utility ginal Utility ginal Utility ginal Utility ginal Utility 1 30

30 2

50 20 3 65 15 4 65 5 55 –10 6 55 –20 Keterangan: a. Guna total total utility adalah seluruh guna yang diperoleh saat mengonsumsi sejumlah barang b. Guna marginal marginal utility adalah tambahan guna yang disebabkan adanya tambahan barang yang dikonsumsi. c. Utility di sini diartikan sebagai guna. Di unduh dari : Bukupaket.com 72 Ekonomi Kelas X SMA dan MA Berdasar tabel di atas, diceritakan seseorang sedang menikmati es jus pada siang yang panas. Saat minum jus gelas pertama orang tersebut merasakan guna yang amat besar. Karena merasa nikmat, dia minum jus gelas kedua, ketiga, dan seterusnya. a. Minum jus gelas pertama memberikan guna total 30 dan guna marginal 30 30-0. b. Minum jus gelas kedua memberikan guna total 50 dan guna marginal 20 50-30. c. Minum jus gelas ketiga memberikan guna total 65 dan guna marginal 15 65-50. d. Minum jus gelas keempat memberikan guna total 65 dan guna marginal 0 65–65. e. Minum jus gelas kelima memberikan guna total 55 dan guna marginal – 10 55–65. f. Minum jus gelas keenam memberikan guna total 35 dan guna marginal –20 35–55. Jadi, memang betul bila kebutuhan pada barang dipuaskan secara terus- menerus, awalnya akan memberikan guna total yang semakin bertambah mulai 30, naik menjadi 50, naik lagi menjadi 65, tetapi guna marginal yang didapat akan semakin menurun dari 30 turun menjadi 20, turun lagi menjadi 15. Kemudian mulai titik tertentu, guna total yang didapat juga mulai berkurang yaitu mulai titik 65 sehingga guna marginal yang diperoleh juga semakin berkurang menjadi 0, lalu turun lagi menjadi –10, dan seterusnya. Apabila tabel itu dilukiskan dalam bentuk kurva, akan tampak sebagai berikut: Kurva Guna Total Kurva Guna Marginal Guna Guna Gambar 3.4 Gambar 3.4 Gambar 3.4 Gambar 3.4 Gambar 3.4: Kurva guna todal dan guna marginal Gelas Gelas Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 73 Dari kurva guna total terlihat bahwa guna total akan naik terus sampai pada titik tertentu, kemudian menurun. Dari kurva guna marginal tampak bahwa guna marginal semakin lama menurun sampai titik nol dan bahkan di bawah nol. Hukum Gossen I disebut pula Hukum Guna Vertikal karena hanya membahas pemuasan terhadap satu barang saja. Setelah membahas hukum Gossen I, berikut kita bahas Hukum Gossen II yang berbunyi: “Manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama.” Contohnya: bila kita memiliki sejumlah uang, kita cenderung menggunakan uang tersebut untuk membeli bermacam-macam barang dan jasa, sehingga semua kebutuhan kita dapat terpenuhi secara seimbang. Hukum Gossen II disebut pula Hukum Guna Horizontal karena membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang. C. Menerapkan Pola Hidup Efisien dalam Berkonsumsi Pernahkah kalian perhatikan bagaimana cara orang tua kalian membelanjakan pendapatannya? Cukupkah pendapatan mereka untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga? Apakah setiap bulan mereka dapat menabung? Atau sebaliknya, mereka sering berutang karena pendapatan kurang? Sebenarnya berapa pun besar pendapatan, kita harus membelanjakannya seefisiensehemat mungkin. Jangan sampai terjadi “besar pasak daripada tiang” lebih besar pengeluaran dibanding pendapatan. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menerapkan pola hidup efisien dalam berkonsumsi? Yaitu dengan cara membuat anggaran rumah tangga setiap bulan. Untuk membuat anggaran rumah tangga, kita bisa mengikuti langkah- langkah berikut. 1. Hitunglah semua pendapatan yang bisa kita peroleh dalam satu bulan. 2. Hitunglah semua pengeluaran yang harus dibiayai dalam bulan tersebut. Jangan lupa urutkan pengeluaran menurut skala prioritas dari yang paling penting ke pengeluaran yang tidak penting. 3. Bila setelah dihitung ternyata total pengeluaran lebih besar dari total pendapatan maka kita harus memperbaiki daftar pengeluaran dengan cara mengurangi atau bahkan menunda beberapa pengeluaran yang kurang penting. Di unduh dari : Bukupaket.com 74 Ekonomi Kelas X SMA dan MA Berikut ini disajikan salah satu contoh anggaran rumah tangga dari satu keluarga. Tabel 3.2 Contoh Anggaran rumah tangga bulan Mei 2003 No. Pendapatan Jumlah Pengeluaran Jumlah 1. Gaji tetap Rp950.000,- 1. Dapur Rp50.000,- pangan 2. Menyewakan toko Rp250.000,- 2. Keperluan Rp75.000,- sekolah 3 anak 3. Lain-lain Rp100.000,- 3. Transpor Rp100.000,- 4. Asuransi Rp50.000,- 5. Kesehatan Rp75.000,- 6. Rekreasi Rp100.000,- 7. Tabungan Rp50.000,- Total Rp1.300.000,- Total Rp1.300.000,- Gambar 3.5 Gambar 3.5 Gambar 3.5 Gambar 3.5 Gambar 3.5 Tawaran diskon sering dijumpai oleh konsumen. Konsumen yang baik akan selektif terhadap berbagai tawaran. 4. Usahakan ada bagian pendapat-an untuk ditabung. Kita sangat perlu untuk menabung dengan berbagai alasan, seperti meng-antisipasi kebutuhan yang mendadak, cadangan pendidikan, cadangan hari tua, dan lain-lain. Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Sumber: Tempo, 2005 5. Bila anggaran rumah tangga yang kita susun sudah bagus, patuhilah anggaran tersebut dan jangan sekali-kali berbelanja yang tidak sesuai dengan rencana anggaran. Oleh karena itu, buatlah daftar belanjaan sebelum ke pasar berbelanja. Di unduh dari : Bukupaket.com Perilaku Konsumen 75 K E G I A T A N

3. 3