Pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013
PERIODE 2007 – 2013
The Influence of Dow Jones Effect to Inflation Joint Stock Price Index At Indonesia Stock Exchange Period 2007 – 2013
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) pada ProgramStudi Manajemen
Oleh : Deby Daswita NIM. 21210080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
ix
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
(3)
x
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Konsep Indeks Dow Jones ... 11
2.1.1.1Trend Pasar ... 13
2.1.2 Inflasi ... 13
2.1.2.1 Pengertian Inflasi ... 13
2.1.2.2 Macam-macam Inflasi ... 16
2.1.2.3 Penyebab Inflasi ... 18
2.1.2.4 Cara Pengukuran Tingkat Inflasi ... 19
2.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 20
2.1.3.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 20
2.1.3.2 Faktor-faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 22
2.1.3.3 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 23
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 24
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
2.2.1 Keterkaitan Antar Variable ... 39
2.2.1.1 Hubungan Indeks Dow Jones Dengan Indeks Harga Saham . 39 2.2.1.2 Hubungan Inflasi DenganIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 39
(4)
xi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metodologi Penelitian ... 43
3.2.1 Metode Penelitian ... 43
3.2.2 Desain Penelitian ... 44
3.2.3 Operasionalisasi Variabel ... 48
3.2.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 51
3.2.4.1 Sumber Data ... 51
3.2.4.2 TeknikPenentuanData ... 51
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 54
3.2.6.1 RancanganAnalisis ... 54
3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 65
3.2.6.3 Penarikan Kesimpulan ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 69
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 69
4.1.2 Aspek Kegiatan pada PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 72
4.2 Analisis Deskriptif ... 77
(5)
xii
4.3 Analisis Kuantitatif ... 91
4.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 102
4.4.1 Pengujian Hipotesis Indeks Dow Jones Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan ... 103
4.4.2 Pengujian Hipotesis Inflasi Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan ... 105
4.4.3 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 109
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN
(6)
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdullateef, Usman ;Waheed, Ibrahim. (2010). Internal Reserve Holding In Nigeria: Implication for Invesment, Inflation and Exchange Rate. Journal of Economics and International Finance, Vol. 2, No. 9, PP. 183-189, September 2010
Budi Sutanto,.Erner R. Murhadi, dan Endang Ernawati (2013). Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI periode 2007-2011. Jurnal ekonomi dan bisnis volume 2, nomor1,2013.
F, Brigham ; Joel F, Houston. (2010). Dasar-Dasar ManajemenKeuangan.Jakarta :Salemba Empat
Harjum, Zuraedah, (2008). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Saham Dow Jones Industrial Average Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ.Jurnal Maksi, Vol,. 8 No. 1 Januari2008 : 24-42
I Wayan, Wardita .(2008).Pengaruh SelisihSukuBunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas Terhadap Kurs US Dollar.Forum manajemen, vol. 6, No. 2, tahun 2008
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :GrahaIlmu.
Kenny Novisa. (2009). Pengaruh Kurs Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013). Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah
Atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal ekonomi insentif Kopwil4 volume 7, nomor 2. Lucky Bayu Purnomo, (2012). Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham. PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Moch, Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Mohamad Samsul, (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.Jakarta :Erlangga.
Muhammad Zuhdi Amin. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai Kurs Dollar. Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga
(7)
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal manajemen volume 6, nomor 2, tahun (2012).
Muhmmadinah (2011). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Saham Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ. Jurnal ekonomi maksi volume 8, nomor 1, januari 2008.
Sadono Sukirno. (2004). Makroekonomi Teori Pengantar .Jakarta :Grafindo. Samuelson & Nordhaus. (2004). Ilmu makroekonomi. Jakarta : Media Global
Edukasi.
Sri Martini. (2009). Pengaruh Tingkat Inflasi, NilaiTukar, SukuBunga, dan Produk Donestik Bruto Terhadap IHSG. Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.3 No. 1.
Suad Husnan, (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UMP AMP YKPN.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung :Alfabeta.
Sunariyah.(2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Suramaya Suci Kewal (2012). Pengaruh inflasi, suku bunga, kurs dan produk domestic bruto terhadap IHSG. Jurnal ekonomi volume 8, nomor 1, april (2012), hal. 53-64.
Tandelilin Eduardus, (2010). Portofolio dan Investasi.Yogyakarta : KANISIUS. Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina (2013). Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat
Suku Bunga dan inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) volume 4, nomor 1.
Sumber lain :
- www.yahoo.finance.com
(8)
vi
Assalammualaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji dan syukur kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul : “PENGARUH INDEKS DOW JONES DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA PEIODE JANUARI 2007 – DESEMBER 2013”.
Sholawat serta salam khusus untuk sang pujaan hati, Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, saudara, dan sahabat-sahabatku selama hidup ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi.
4. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan sekaligus penguji.
(9)
vii
membimbing penulis kearah yang lebih baik dalam penyusunan Usulan
Penelitian sekaligus dosen wali.
6. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku dosen pebimbing dan penguji yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
7. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, selaku Koordinator Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen terima kasih
untuk pengabdian serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, semoga
ilmu yang di ajarkan bisa bermanfaat untuk kehidupan penulis dan
lingkungan sekitar penulis.
9. Orang tua (Marnitayanti, Daswin dan Sumiati), adikku (Buyung, Juniati,
Lola, Riski, Dani) yang senantiasa memberikan dukungan moral, materil
dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.
10.Untuk Panji Triantoro, Tryan Permana dan a Yudi yang selalu
memberikan dukungan dan semangat tanpa pamrih. Terima kasih banyak.
11.Untuk Sahabat-sahabat (Gita Lestari, Visi, Witri, Intan, Tessa, Ell, Renita)
Teman-teman MN-2 dan MN Keuangan angkatan 2010 terima kasih atas
masukan, diskusi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, serta
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah membantu
(10)
viii
dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk
perbaikan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, September 2014
Penulis,
(11)
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua
kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,
yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana
jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah
tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan
atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah
perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Pasar
modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang
(emerging market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro ekonomi secara umum.
Setiap perusahaan membutuhkan dana yang bersumber baik dari luar
maupun dalam perusahaan. Kebutuhan sumber dana tersebut dapat dipenuhi
dengan melakukan go public atau menjual saham nya kepada masyarakat melalui pasar modal berupa saham, portofolio dan lain-lain. Alternatif ini merupakan
alternatif yang lebih mudah dan murah jika dibandingkan sumber pendanaan lain
misalnya melakukan peminjaman atau utang pada pihak lain.
Selain di Indonesia, negara-negara maju lainnya juga memiliki indikator
(12)
indeks yang di gunakan adalah indeks yang mewakili bursa Amerika yaitu Dow Jones Industrial Average (DJIA), indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur perfoma komponen industri di pasar saham Amerika dan juga merupakan indeks
pasar Amerika Serikat tertua yang masih berjalan. Sekarang ini pemilihan daftar
perusahaan yang berhak tercatat dalam indeks dow jones dilakukan oleh editor
dari wall street journal. Penurunan indeks dow jones tentunya berdampak buruk bagi di dunia, karena indeks dow jones yang merupakan aturan kondisi
perekonomian Amerika serikat secara tidak langsung menjadi acuan bagi kondisi
perekonomian global. Dampak negatif penurunan perekonomian Amerika tersebut
berpengaruh terhadap negara besar lain yang ditandai dengan penurunan indeks
pasar saham (www.finance.yahoo.com). Pemilihan ini didasarkan pada
kemampuan perusahaan, aktivitas ekonomi dan lain-lain.
Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi
operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan
meramalkan kondisi ekonomi makro dimasa datang akan sangat berguna dalam
pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor
harus memepertimbangkan beberapa indikator makro ekonomi yang bisa
membantu dalam membuat keputusan investasinya. Salah satu indikator makro
yang diambil oleh penulis adalah tingkat inflasi.
Inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga-harga barang secara
keseluruhan meningkat secara umum dan berlangsung terus menerus. Salah satu
(13)
hal ini akan menyebab kelebihan penawaran uang, sehingga permintaan uang
asing (dollar AS) meningkat. (Agus Budi Santosa, 2008:39-53)
Peningkatan inflasi mendorong terjadinya peningkatan biaya produksi.
Dimana perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi sangat tergantung sekali
pada input yang diperoleh. Apabila harga input mengalami peningkatan, maka
akan menyebabkan terjadinya peningkatan biaya produksi perusahaan sehingga
akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Turunnya profitabilitas ini akan
mempengaruhi kinerja perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal. Sehingga
hal tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan permintaan saham dan akan
menyebabkan penurunan indeks harga saham.
Perkembangan harga saham dapat dilihat pada indeks harga saham
gabungan (IHSG) yang menggunakan seluruh emiten yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Indeks harga saham yang mengalami peningkatan bisa
mengindikasikan adanya perbaikan kinerja perekonomian sedangkan indeks harga
saham uang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian
dinegara tersebut yang sedang mengalami permasalahan.
Penulis memilih Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bahan kajian dalam
penelitian ini. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda
dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC
Perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
(14)
sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Di Indonesia terdapat dua bursa sebagai tempat investasi yaitu Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek ini akan memfasilitasi
perdagangan saham (equity), surat hutang (fixed income), maupun perdagangan derivative (derivative instruments). Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah
daya tarik untuk berinvestasi.
Tabel 1.1
Rata-rata perkembangan Index Dow Jones, Inflasi dan IHSG Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2013 Tahun Dows Jones inflasi IHSG
2007 13197,98 6,40% 2087,59
2008 11224,27 10,31% 2210,98
2009 7568,41 4,90% 2014,07
2010 10594,93 5,13% 3.095,13
2011 12093,41 5,38% 3579,40
2012 13003,92 4,28% 4120,48
2013 13841,44 6,97% 4606,25
Sumber :www.yahoo.financedanwww.bi.go.id
Berdasarkan tabel 1.1, perkembangan Indeks Dow Jones, Inflasi dan IHSG
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2013 mengalami nilai yang
(15)
IHSG. Selain itu, peningkatan inflasi di dalam negeri disebabkan oleh kenaikan
harga bahan pangan seiring perubahan cuaca dan gangguan pada beberapa jalur
distribusi. Sedangkan inflasi di luar negeri disebabkan oleh naiknya harga
beberapa komoditas di pasar global serta krisis geopolitik di Semenanjung Korea
dan Yunani. Akan tetapi, meningkatnya inflasi justru meningkatkan IHSG.
Perubahan terjadi pada tahun 2013 dimana inflasi naik signifikan. Tekanan
inflasi tersebut bersumber dari kenaikan harga barang yang di import dari luar
negeri, seperti bahan-bahan kimia serta kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM). Hal ini mengakibatkan kenaikan biaya operasional perusahaan.Segala
efisiensi telah dibuat dan jika belum bisa memenuhi anggaran tahunan, maka jalan
terakhir adalah dengan menaikkan harga jual produk di pasaran.Disisi pemegang
saham, kenaikan tingkat inflasi justru menaikan IHSG. Pada tahun yang sama
Dow Jones Industrial Average (DJIA), indikator pasar modal Amerika Serikat
mengalami kenaikan yang sangat cepat dan menutup 2013 pada tingkat rekor
tertinggi sepanjang sejarah, jauh melampaui perkiraan sebelumnya. Sementara
indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak hampir sepenuhnya ke arah
berlawanan. Sektor pertambangan yang di industri riil merupakan penyumbang
utama devisa ekspor, selama 2013 mengalami penurunan lebih dari 23%.Gejala
tersebut membuktikan betapa sensitifnya pasar modal Indonesia terhadap gerak
investor asing, dan betapa kebijakan stimulus ekonomi The Fed menjadi
(16)
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Indeks Dow Jones, Inflasi dan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), dengan judul:
“Pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2013. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil fenomena yang telah dibahas sebelumnya masalah
dalam penelitian ini adalah:
Masalah yang terjadi pada bursa efek Indonesia disebabkan oleh varibel
mikro dan makro ekonomi dalam suatu negara, salah satunya mengenai Indeks
Dow Jones dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 yang cenderung berfluktuasi. Kondisi yang
cukup signifikan terjadi di tahun 2010 dan 2013. Ditahun 2010 terjadi kenaikan
tingkat inflasi dibandingkan dengan tahun 2007 dan menyebabkan indeks harga
saham gabungan ikut naik, seharusnya dengan kenaikan inflasi, indeks harga
saham gabungan mengalami penurunan.
Pada tahun 2013, dimana harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan.
Akibatnya perusahaan menaikan harga jual produknya. Hal ini berimbas pada
penurunan harga saham karena pada saat itu investor lebih memilih untuk
mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan dalam saham. Hal ini
mengakibatkan investasi dipasar modal akan semakin turun dan pada akhirnya
(17)
kenyataanya tidak seperti itu, ketika inflasi naik cenderung menaikan indeks harga
saham gabungan (IHSG).
Sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar, Pengaruh Amerika (AS)
sangat besar bagi negara-negara lain, hal ini juga termasuk pengaruh dari
perusahaan - perusahaan dan investornya. Sehingga pergerakan DJIA, yang
merupakan salah satu index dalam NYSE (New York Stock Exchange) akan
berpengaruh pada pergerakan indeks Negara - negara lain. Salah satu contoh pada
tahun 2008 dimana saat itu krisis Mortgage di AS yang akhirnya juga menyeret IHSG hingga turun 50%, padahal impact krisis itu terhadap perekonomian
Indonesia relatif kecil. Namun ternyata penurunan IHSG terjadi karena banyak
Fund Manager dari Eropa dan US yang mengalami krisis likuiditas (ditarik besar-besaran oleh investornya sehingga harus menjual portfolionya).
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disajikan, maka permasalahan yang akan
dibahas adalah:
1. Bagaimana kondisi Indeks dow Jones pada perusahaan Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2013
2. Bagaimana kondisi Inflasi pada perusahaan Bursa Efek Indonesia pada
periode 2007-2013
3. Bagaimana kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)pada
(18)
4. Seberapa besar pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Indonesia pada perusahaan Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2013, baik secara simultan maupun parsial.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data dan informasi
terkait dengan objek mengenai Pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan pada perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi
kepentingan penelitian yang berfungsi sebagai bahan analisis yang akan dipakai
dalam kegiatan penelitian penulis, untuk menentukan hasil akhir dari pemecah
masalah.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi Indeks Dow Jones pada perusahaan Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2007-2013
2. Untuk mengetahui kondisi Inflasi pada perusahaan Bursa Efek Indonesia
(BEI)periode 2007-2013
3. Untuk mengetahui kondisi Indeks Harga Saham pada perusahaan Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2013
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi secara
simultan dan parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
(19)
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Dari hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi dan
bahan pertimabangan terhadap pengambilan keputusan dengan mengetahui
kinerja perusahaan di masalalu maka akan dapat dijadikan salah satu
pedoman bagi perusahaan khususnya bagi pemimpin perusahaan sebagai
pengambil keputusan agar tidak salah mengambil keputusan masa yang
akan datang sekaligus memberikan informasi mengenai return saham pada
pemilik saham. Dan memberikan informasi kepada para investor yang
akan menginvestasikan modal disuatu perusahaan.
2. Pihak Lain
Dengan penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi
penting bagi calon investor tentunya untuk melihat kinerja keuangaan
perusahaan tersebut.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Peneliti/Penulis
Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata
Satu sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan
pengalaman serta mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan.
2. Peneliti Lain
Penelitian ini juga berguna untuk memberikan wawasan kepada para
peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
(20)
Harga Saham Gabungan pada perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2007-2013.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Waktu yang
digunakan oleh peneliti sampai penyusunan dari bulan Maret 2014 sampai dengan
Agustus 2014.
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Mar 2014 Apr 2014 Mei 2014 Jun 2014 Jul 2014 Ags 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra Survei :
a. Persiapan Judul b. Persiapan teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan
2
Usulan Penelitian:
a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Seminar UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data
5
Penyusunan Skripsi:
a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan draf
(21)
11
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Konsep Indeks Dow Jones
Indeks Dow Jones merupakan indeks pasar saham tertua di Amerika selain
dari Indeks transportasi Dow Jones. Indeks Dow Jones dikeluarkan pertama kali
pada tanggal 26 Mei 1896 oleh editor Wall Street Journal dan Dow Jones &
company.
Pada tahun 1882 Charles Dow dan partner-nya Edward Jones mendirikan
„Dow Jones & Company. Pada 3 Juli 1882 Dow menerbitkan rata-rata harga saham gabungan yang terdiri atas sebelas saham (sembilan perusahaan kereta api
dan dua perusahaan manufaktur) karena pada saat itu ia merasa bahwa sebelas
perusahaan ini bisa memberikan indikasi mengenai kondisi ekonomi AS.
Kemudian pada tahun 1897 Dow merasa ingin menyempurnakan indikasi
indeks tersebut, maka di buatlah Industrial Index yang terdiri atas 12 (dua belas)
saham dan Railroad Index yang terdiri atas 20 (dua puluh) saham, dan hingga kini
di kenal dengan sebutan Dow Jones Industrial Average. (Lucky Bayu Purnomo 2012:5)
Perusahaan yang tercatat di Indeks Dow Jones pada umumnya merupakan
perusahaan multinasional.Kegiatan operasi mereka tersebar di seluruh dunia.
Perusahaan seperti Coca-Cola, ExxonMobil, Citigroup, Procter & Gamble adalah
(22)
Indonesia (www.kompas.com). Perusahaan-perusahaan tersebut pada umumnya
beroperasi secara langsung di Indonesia. Indeks Dow Jones yang bergerak naik,
menandakan kinerja perekonomian Amerika Serikat secara umum berada pada
posisi yang baik.
Berdasarkan pendapat Sunariyah (2006: 165)menyatakan bahwa:
“Dengan kondisi perekonomian yang baik,akan menggerakkan perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk
baik investasi langsung maupun melalui pasar modal. Aliran modal yang masuk
melalui pasar modaltentu akan memiliki pengaruh terhadap perubahan IHSG.” Berdasakan pendapat Tandelilin (2010: 115) menyatakan bahwa:
Indeks dow jones merupakan rata-rata indeks saham terbesar didunia oleh karena itu pergerakan indeks dow jones dapat mempengaruhi hampeir seluruh indeks saham dunia termasuk IHSG. Pengaruh indeks dow jones terhadap IHSG diperkirakan positif dalam arti kenaikan indeks dow jones akan mengakibatkan naiknya IHSG di Bursa Efek Indonesia hal ini disebabkan oleh adanya sentiment positif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dunia.
Lucky Bayu Purnomo (2012:270) “mengatakan bahwa indeks berpotensi koreksi atau melakukan perubahan dengan tetap menunjukkan sensitivitasnya
terhadap kondisi luar negeri. Indeks merespon pergerakan Dow Jones serta
regional pada pagi harinya. Jadi apabila indeks Dow Jones mengalami penguatan
(23)
Pemilihan perusahaan ini didasarkan pada kemampuan perusahaan,
aktivitas ekonomi, pertumbuhan laba, dan lain-lain.Perusahaan yang dipilih pada
umumnya adalah perusahaan Amerika yang kegiatan ekonominya telah mendunia.
2.1.1.1Trend Pasar
Dow membagi trend menjadi 3 (tiga) bagian, yakni: primer, sekunder, dan minor.
Trend Primer, Dow melihat trend primer punya jangka waktu lebih dari
satu tahun, dan bahkan mungkin saja bertahan hingga beberapa tahun.
Trend sekunder atau intermediate merupakan koreksi atas trend primer
dan biasanya berakhir selama tiga minggu hingga tiga bulan.
Trend Minor, menurut Dow, minor (trend jangka pendek) biasanya
mempunyai jangka waktu kurang dari tiga minggu.
2.1.2 Inflasi
2.1.2.1 Pengertian Inflasi
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga-harga barang adalah peristiwa
moneter yang penting dan biasa di jumpai di hampir semua negara. Inflasi dapat
menimbulkan keresahan masyarakat apalagi jika hal itu terjadi secara
terus-menerus (berkepanjangan). Kenaikan harga akan menyulitkan masyarakat
terutama mereka yang berpenghasilan rendah dan yang berpenghasilan tetap.
Adapun beberapa definisi inflasi menurut para ahli makroekonomi adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan pendapat Boediono (2001:155) definisi dari inflasi yaitu
(24)
Perlu diingat, bahwa kenaikan yang dimaksud di sini bukan dari satu atau dua
barang saja. Kenaikan yang dimaksud adalah kenaikan dari sebagian besar
barang-barang yang lain.”
Inflasi merupakan indikator ekonomi makro yang dapat diartikan sebagai
gejala kenaikan harga barang dan jasa di masyarakat yang bersifat umum dan
terus-menerus. Secara teori inflasi pada dasarnya berkaitan dengan fenomena
interaksi antara permintaan dan penawaran. Namun pada kenyataannya, inflasi
tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya seperti tata niaga dan kelancaran dalam
berlalu lintas barang (distribusi) dan jasa serta peranan kebijakan pemerintah.
Target atau sasaran inflasi berdasarkan Undang-undang merupakan tingkat
inflasi yang harus dicapai oleh Bank Indonesia yang berkoordinasi dengan
pemerintah. Dalam nota kesepahaman antara pemerintah dan Bank Indonesia,
sasaran inflasi ditetapkan untuk tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri
Keuangan (PMK).
Berdasarkan situs Bank Indonesia (bi.go.id), Inflasi diartikan sebagai meningkatnyaharga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Sedangkan Harsono (2000:2) berpendapat, ”inflasi adalah kenaikan harga tingkat barang-barang yang sama sekali tidak mempengaruhi pendapatan
(25)
Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang
hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan
berjalannya waktu mengalami erosi.
Samuelson dan Nordhaus (2004:381-382) menyatakan bahwa :
Inflasi terjadi ketika tingkat harga umum naik. Saat ini kita menghitung inflasi dengan menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk individual. Indeks Harga Konsumen (IHK) mengukur biaya sekeranjang pasar dari barang dan jasa konsumen yang dikaitkan dengan biaya sekeranjang pasar dari barang dan jasa tersebut pada tahun dasar tertentu.
Menurut Rahardja dan Manurung (2004:155) mengatakan bahwa :
“Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus menerus.”
Menurut Khalwati (2000:5) menerangkan bahwa :
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik mata uang suatu negara).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan
masuknya uang terlalu banyak ke masyarakat sehingga masyarakat ingin
membelanjakan uangnya lebih banyak. Namun jumlah barang yang tidak
seimbang dengan permintaan pasar menyebabkan harga barang naik.
Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang
sama. Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan, yang
penting kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode
(26)
persentase yang cukup besar, bukanlah merupakan inflasi. Atau dapat dikatakan,
kenaikan harga barang yang hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan
akan menyebabkan inflasi.
2.1.2.2 Macam-macam Inflasi
Menurut Khalwati (2000:31)terdapat macam-macam inflasi berdasarkan sudut pandang sebagai berikut :
1. Asal Inflasi
Ditinjau dari asal terjadinya, inflasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Domestic Inflation
Domestic Inflation (inflasi domestik) adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik). Kenaikan harga disebabkan karena adanya
perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam
mengeluarkan kebijakan-kebijakan. Kenaikan harga-harga tejadi
secara absolut yang berdampak terjadinya inflasi atau semakin
meningkatnya angka (laju) inflasi.
b. Imported Inflation
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga di
dalam negeri terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan harga dari luar
negeri terutama barang-barang impor atau kenaikan bahan baku
industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri.
Kenaikan Indeks Harga Luar Negeri (IHLN) akan mengakibatkan
(27)
Negeri (IHDN) yang secara otomatis ikut mempengaruhi laju
pertumbuhan inflasi di dalam negeri.
2. Intensitas Inflasi
Apabila ditinjau dari intensitasnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
a. Creeping Inflation
Creeping inflation atau mild inflation atau inflasi merayap adalah inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat
(merayap). Creeping inflation yang juga biasa disebut dengan istilah inflasi sedang (mild inflation) terjadi karena kenaikan harga-harga berlangsung secara perlahan-lahan.
Creeping inflation umumnya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, karena inflasi ini berhubungan erat dengan
pembangunan suatu negara.
b. Hyper Inflation
Hyper inflation atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga yang umum
yang berlangsung sangat cepat. Hyper inflation sangat berbahaya karena dapat merusak struktur perekonomian negara.
3. BobotKeparahan Inflasi
Jika ditinjau dari sudut bobot keparahan, inflasi dapat dibedakan menjadi
(28)
a. Inflasi Ringan
Inflasi ringan disebut juga creeping inflation. Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan
dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10 % pertahun.
b. Inflasi Sedang
Inflasi sedang (moderat) adalah inflasi dengan tingkat laju
pertumbuhan berada di antara 10-30 % pertahun atau melebihi dua
digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara.
c. Inflasi Berat
Inflasi berta merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada
diantara 30-100 % per tahun. Pada kondisi demikian, sektor-sektor
produksi hampir lumpuh total kecuali yang dikuasai oleh negara.
d. Inflasi Sangat Berat
Inflasi sangat berat yang juga disebut Hyper Inflation adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100 % pertahun.
2.1.2.3 Penyebab Inflasi
Menurut Bank Indonesia penyebab inflasi terbagi ke dalam tiga macam,
yakni :
1. Tarikan Permintaan (demand full inflation)
Inflasi ini timbul apabila perintaan agregat meningkat lebih cepat
(29)
2. Dorongan Biaya (Cost-push inflation)
Inflasi ini timbul karena adanya depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar
negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga – harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shock akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
3. Ekspektasi Inflasi (Inflation Expectation)
Inflasi ini dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi
apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukkan harga di tingkat produsen dan
pedagang terutama pada saat menjelang hari – hari besar keagamaan dan penentuan upah minimum regional.
Sedangkan penyebab inflasi yang diungkapkan Sukirno (2004:333), menyatakan bahwa :
Penyebab inflasi dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu inflasi tarikan permintaan yang biasanya terjadi ketika perekonomian sedang berkembang pesat, inflasi desakan biaya yang terjadi ketika perekonomian sedang berkembang pesat dan tingkat pengangguran sangat rendah dan inflasi diimpor yang terjadi apabila barang-barang yang diimpor mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan.
2.1.2.4 Cara Pengukuran Tingkat Inflasi
Terdapat banyak cara yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi pada
periode waktu tertentu, diantaranya adalah dengan menggunakan General Price, IHK (Indeks Harga Konsumen), Angka Deflator Produk Nasional Bruto, Atas
Harga Yang diharapkan dan Indeks Harga Dalam Negeri dan Luar Negeri (Dwi Eko Waluyo, 2003:120). Namun pendekatan yang paling banyak digunakan
(30)
adalah dengan menghitung tingkat inflasi berdasarkan IHK, karena data Indeks
Harga Konsumen dapat diperolah dalam bentuk bulanan, triwulanan ataupun
tahunan. Berikut rumus perhitungan tingkat inflasi berdasarkan IHK :
Keterangan :
LIt = Laju Inflasi periode t
IHKt = IHK Periode t
IHKt-1 = IHK periode t-1
2.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2.1.3.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan
statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap saat terhadap
tahun dasar.Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran
investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terefleksi dari
indeks harga sahamnya.Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali
dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek
(Lubis, 2006:157).
IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek
Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau
beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG.Dasar pertimbangannya
antara lain, jika jumlah saham Perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh
publik (Free Float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
LIt =
(31)
sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi
mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia.Bursa Efek Indonesia tidak
bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggungjawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang
dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan
(benchmark).1
Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu
rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh
saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut
disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari
tersebut.Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini
mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham
gabungan di bursa efek.
Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang
digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu
bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang
dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut
(Sunariyah, 2011:140)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks
pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), dahulu Bursa Efek
1
(32)
Jakarta. IHSG merupakan indikator penggerakan harga saham di BEI, Indeks ini
mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat
di BEI. Investor dapat melihat dari trent yang terjadi dari IHSG sebagai pengambil
keputusan. (Wikipedia.com)
Sedangkan menurut Jogianto (2006:57), IHSG adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan suatu saham, berfungsi sebagai indikator trend di
pasar.Artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar
sedang aktif atau lesu.
2.1.3.2 Faktor-faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke
Indonesia.
Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti
inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai
tukar rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh
pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.
Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi dan
semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan
timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang sedang berkembang. Krisis yang mengakibatkan jatuhnya bursa Amerika Serikat
yang terjadi belakangan ini telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997,
(33)
2.1.3.3 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang
tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungan
adalah sebagai berikut (Anoraga dan Pakarti, 2001: 102):
∑ ∑
Keterangan:
IHSG = Indeks harga saham gabungan hari ke-1
Nilai Pasar = Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di
bursa dikali dengan harga pasar per lembarnya) dari saham
umum dan saham preferen pada hari ke-t
Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal
10Agustus 1982.
Menurut Sunariyah (2011:142-143) ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan yaitu:
1) Metode rata-rata (Average Method)
Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam
perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu
(34)
2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)
Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan
di samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli yang
mengemukakan metode ini:
1. Metode Paasche
2. Metode Laspeyres
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013)
Judul Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar AS, Tingkat Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) volume
7, nomor 2, Oktober 2013, 1-13. Penelitian dilakukan oleh Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks harga saham gabungan, data
yang dikeluarkan oleh BEI.Sedangkan variable independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kurs mata uang rupiah atas dollar
AS, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia dan tingkat inflasi.Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Subjek penelitian
dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam kurun waktu 2007 sampai
dengan 2012.Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa kurs
mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat
(35)
(IHSG).Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan
kurs mata uang rupiah atas dollar AS terhadap IHSG, tingkat suku bunga
SBI terhadap IHSG terdapat pengaruh negatif dan tidak terdapat pengaruh
signifikan inflasi terhadap IHSG.
2. Penelitian Harjum Muharam dan Zuraedah Nurafni MS (2008)
Judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Saham Dow
Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di
BEJ.volume 8, nomor 1, januari 2008. Penelitian dilakukan oleh Harjum Muharam dan Zuraedah Nurafni MS (2008).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks harga saham gabungan, data
yang dikeluarkan oleh BEJ.Sedangkan variable independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah dan indeks dow
jones industrial average. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dalam kurun waktu 1 januari 2005 sampai dengan 31 Desember
2006 (475 hari transaksi).Hasil penelitian menunjukan secara simultan
bahwa kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan
tingkat inflasi berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan
(IHSG).Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan
kurs mata uang rupiah atas dollar AS terhadap IHSG, tingkat suku bunga
SBI terhadap IHSG terdapat pengaruh negatif dan tidak terdapat pengaruh
(36)
3. PenelitianMuhammadinah (2011)
Judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat
Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika.volume 1,
nomor 2, Mei 2011. Penelitian dilakukan oleh Muhammadinah (2011).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika, data yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia.Sedangkan variable independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat
Inflasi.Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.Subjek penelitian dilakukan pada Bank Indonesia dalam kurun
waktu 2003 sampai dengan 2008.Hasil penelitian menunjukan secara
simultan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Tingkat
Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar
Rupiah Atas Dollar Amerika.Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh
yang signifikan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Nilai
Tukar Rupiah Atas Doallar Amerika dan pengaruh yang signifikan antara
variable Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika.
4. Penelitian Budi Sutanto, Erner R. Murhadi, dan Endang Ernawati (2013)
Judul Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan
Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
BEI periode 2007-2011.Volume 2, nomor1,2013.Penelitian dilakukan oleh
(37)
(2013).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), data yang dikeluarkan oleh Bursa
Efek Indonesia.Sedangkan variable independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks
Nikkei 225.Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda
dengan menggunakan Eviews 4.0 for windows.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2007 sampai dengan 2011.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variable SBI berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap IHSG, Harga minyak dunia berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap IHSG, harga emas dunia berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap IHSG, indeks Nikkei 225 berpengaruh positif
signifikan terhadap IHSG dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif
signifikan terhadap IHSG.
5. Penelitian Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina (2013)
Judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan
inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek
Indonesia (BEI). Volume 4, nomor 1, 2013.Penelitian dilakukan oleh Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina (2013).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks harga saham gabungan, data yang
dikeluarkan oleh BEI.Sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan
inflasi.Alat analisis yang digunakan adalah analisis Ordinary Least Square.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam
(38)
kurun waktu 2007 sampai dengan 2011.Hasil penelitian menunjukan
secara simultan nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).Sedangkan
secara parsial terdapat nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham properti sedangkan tingkat suku bunga dan
inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham properti.
6. Penelitian Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010)
Judul Exernal reserve holding in Nigeria: Implications for investment, inflation and exchange rate.volume 2, nomor 9, September 2010. Penelitian dilakukan oleh Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan eksternal cadangan.Sedangkan variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Interest Rate and Stock Price.Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.Subjek penelitian
dilakukan pada Bank Sentral Nigeri (CBN) dalam kurun waktu 1986
sampai dengan 2006. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa
perubahan eksternal cadangan telah memiliki pengaruh positif terhadap
pertumbuhan PMA dan apresiasi nilai tukar di dalam negeri tetapi tidak
berpengaruh seperti yang diamati pada investasi domestik dan inflasi
tingkat dalam negeri dalam periode tersebut.
7. Penelitian Sri Martini (2009)
Judul Pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk
(39)
dilakukan oleh Sri Martini (2009).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG.Sedangkan variable independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar, suku
bunga dan produk domestik bruto.Alat analisis yang digunakan adalah
Regresi Linier Berganda.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2000 sampai dengan 2008.Hasil
penelitian menunjukan secara simultan bahwa tingkat inflasi, nilai tukar,
suku bunga dan produk domestik bruto mempengaruhi IHSG secara
signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa tingkat inflasi
mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap IHSG sedangkan
kurs dan produk domestic bruto berpengaruh secara signifikan terhadap
IHSG
8. Penelitian Suramaya Suci Kewal (2012)
Judul Pengaruh inflasi, suku bunga, kursdan produk domestik bruto
terhadap IHSG.Volume 8, nomor 1, April 2012.Penelitian dilakukan oleh
Suramaya Suci Kewal (2012).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG.Sedangkan variable independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, suku bunga, kurs dan produk
domestic bruto.Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier
Berganda.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
dalam kurun waktu 2000 sampai dengan 2009.Hasil penelitian
menunjukan secara simultan bahwa inflasi, suku bunga dan produk
(40)
secara parsial terbukti bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan
signifikan secara IHSG.
9. Penelitian I Wayan Wardita (2008)
Judul Pengaruh Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku
Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas Terhadap Kurs US
Dollar.Volume 6, nomor 2, tahun 2008.Penelitian dilakukan oleh I Wayan Wardita (2008).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kurs US Dollar.Sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan
Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas.Alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.Subjek penelitian dilakukan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2005 sampai dengan
2007. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa Selisih Suku
Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan
Cadangan Emas mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan.
Sedangkan secara parsial terbukti bahwa Selisih Suku Bunga Bank
Indonesia dengan Suku Bunga Internasional dan tingkat inflasi mempunyai
hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan
cadangan emas berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS.
10.Penelitian Muhammad Zuhdi Amin (2012)
Judul Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai Kurs Dollar.Dan
Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di
(41)
dilakukan oleh Muhammad Zuhdi Amin (2012).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham
Gabungan.Sedangkan variable independen yang digunakan dalam
penelitian ini Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai Kurs Dollar.Dan Indeks
Dow Jones.Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
dalam kurun waktu 2008 sampai dengan 2011.Hasil penelitian
menunjukan secara simultan bahwa Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai
Kurs Dollar.Dan Indeks Dow Jones berpengaruh Terhadap Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa
inflasi berpengaruh negative terhadap IHSG, suku bunga menunjukan
pengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG, kurs menunjukan hasil
negative signifikan terhadap IHSG dan indeks dow jones berpengaruh
signifikan positif terhadap IHSG.
11.Penelitian Dewa Ayu Kartika Venska, Suhadak danSiti Ragil Handayani (2011)
Penelitian sebelumnya Dewa ayu kartika venska, Suhadak dan Siti Ragil
Handayani.Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Hang Seng Index,
dan Straits Times Index secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemudian secara parsial hanya
Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, dan Straits Times Index
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
(42)
berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
pada periode tahun 2010-2012.
12.Penelitian Darmawan Achmad dan Ishak Ramli (2013)
Penelitian Darmawan Achmad dan Ishak Ramli.The Changes in World Oil Prices, Monetary Factors, andForeign Index Toward Composite Index Movement Indonesian Case for the Period of 2005-2011. Dow Jones Index sebagian memengaruhi JCI. Ia bisa jadi dilihat bahwa AS adalah salah satu
dari ekspor utama Indonesiatujuan, sehingga perubahan di ekonomi AS,
tercermin dalam Dow Jones, akan memengaruhi ekonomiIndonesia
melalui JCI. Disebabkan oleh krisis keuangan di Amerika Syarikat, ekspor
Indonesia menurun, jadi denganEkonomi Indonesia dan mereka telah
dibayangkan di JCI. Terdapat kebiasaan investor-investor dalam negeri
membuatpenggunaan strategis perilaku investor asing sebagai sebuah
referensi, agar bila investor-investor asing menjual saham,domestik
investor juga pergi sekitar menjual saham-saham tersebut. Sebagai
(43)
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Nama Peneliti Judul Hasil Perbedaan Persamaan
1. Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013) Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
simultan bahwa kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan kurs mata uang rupiah atas dollar AS terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG terdapat pengaruh negatif dan tidak terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap IHSG.
Variabel independen menggunakan Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi
Variabel independen yang digunakan adalah Inflasi (X1)
2. Harjum Muharam dan
Zuraedah Nurafni MS
(2008)
Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Saham Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ
Secara simultan bahwa kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi
berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan kurs mata uang rupiah atas dollar AS terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG terdapat pengaruh negatif dan tidak terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap IHSG.
Variabel
independen yang digunakan adalah nilai tukar rupiah.
Varibel independen yang digunakan adalah Indeks dow jones (X1) dan dependen Indeks harga saham gabungan
3. Muhmmadinah (2011)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika
menunjukan secara simultan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Doallar Amerika.
Variabel dependen nilai tukar rupiah atas dollar Amerika
Menggunakan Tingkat inflasi sebagai independen
4. Budi Sutanto, Dr. Erner R.
Murhadi, S.E.,MM dan Endang EErnawati S.E., M.Si. (2013) Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
variable SBI berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG, Harga minyak dunia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG, harga emas dunia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG, indeks Nikkei 225 berpengaruh positif Variable independen indeks Nikkei 225 Variable makro ekonomi yaitu infalsi, indeks dow jones dan dependen Indeks harga saham gabungan.
(44)
signifikan terhadap IHSG dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.
5. Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina (2013)
Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
secara simultan nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Sedangkan secara parsial terdapat nilai tukar memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap indeks harga saham property sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham properti.
Variable independen nilai tukar, tingkat suku bunga.
Variabel dependen yang digunakan adalah indek harga saham gabungan
6. Usman
Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010) Exernal reserve holding in Nigeria: Implications for investment, inflation and exchange rate
perubahan eksternal cadangan telah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan PMA dan apresiasi nilai tukar di dalam negeri tetapi tidak berpengaruh seperti yang diamati pada investasi domestik dan inflasi tingkat dalam negeri dalam periode tersebut
Peneliti
terdahulu hanya menjelaskan pengaruh atau hubungan di suatu Negara saja.
inflation and exchange rates as independent variables.
7. Sri Martini (2009)
Pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG)
Variabe indevendent tingkat inflasi dan tingkat suku bunga terbukti berpengaruh signifikan dan variable nilai tukar
merupakan variable yang lebih dominan berpengaruh terhadap IHSG Variabel independen yang digunakan nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto
Menggunakan variabel Tingkat Inflasi dan indek harga saham gabungan (IHSG)
8. Suramaya Suci Kewal (2012) Pengaruh inflasi, suku bunga, kursdan produk domestic bruto terhadap IHSG
secara simultan bahwa inflasi, suku bunga dan produk domestic bruto tidak memiliki pengaruh IHSG secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa kurs rupiah berpengaruh negative dan signifikan secara IHSG
Menggunakan suku bunga, kurs dan produk domestic bruto sebagai independen nya. Menggunakan Inflasi sebagai variabel independen dan Indeks harga saham gabungan sebagai depeden nya.
9. I Wayan Wardita (2008))
Pengaruh Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas
secara simultan bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan.
Menggunakan suku bunga bank Indonesia, suku bunga internasional dan cadangan emas sebagai Menggunakan variabel indepeden nya inflasi.
(45)
Terhadap Kurs US Dollar
Sedangkan secara parsial terbukti bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional dan tingkat inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan
cadangan emas
berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS variabel independen. 10 . Muhammad Zuhdi Amin (2012)
Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai Kurs Dollar. Dan Indeks Dow Jones Terhadap
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara simultan bahwa Tingkat Inflasi, Suku bunga, Nilai Kurs Dollar. Dan Indeks Dow Jones berpengaruh Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa inflasi berpengaruh negative terhadap IHSG, suku bunga menunjukan pengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG, kurs menunjukan hasil negative signifikan terhadap IHSG dan indeks dow jones berpengaruh signifikan positif terhadap IHSG.
Menggunakan suku bunga, nilai kurs dollar sebagai variable indepeden
Meneliti Indek Harga Saham Gabungan sebagai variabel dependennya dan menggunakan indeks dow jones sebagai variabel
independennya.
11 Penelitian Dewa Ayu Kartika Venska, Suhadak danSiti Ragil Handayani (2011)
The effect of global stock indexs (dow jones industrial
average, nikkei 225, hang seng, and strait times)
on jakarta
composite indexat indonesian stock exchange (period of 2010- 2012)
Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Hang Seng Index, dan Straits Times Index secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemudian secara parsial hanya Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, dan Straits Times Index memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara itu, Indeks Hang Seng secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tahun 2010-2012.
IHSG dan Dow Jones
Nikkei 225, Hang Seng Index, dan Straits Times Index
(46)
12 Darmawan Achmad dan Ishak Ramli (2013)
The Changes in World Oil Prices, Monetary
Factors,
andForeign Index Toward
Composite Index Movement Indonesian Case for the Period of 2005-2011.
Dow Jones Index sebagian memengaruhi JCI. Ia bisa jadi dilihat bahwa AS adalah salah satu dari
ekspor utama
Indonesiatujuan, sehingga perubahan di ekonomi AS, tercermin dalam Dow Jones, akan memengaruhi ekonomiIndonesia melalui JCI. Disebabkan oleh krisis keuangan di Amerika Syarikat, ekspor Indonesia menurun, jadi denganEkonomi Indonesia dan mereka telah dibayangkan di JCI. Terdapat kebiasaan investor-investor dalam negeri
membuatpenggunaan strategis perilaku investor asing sebagai sebuah referensi, agar bila investor-investor asing menjual saham,domestik investor juga pergi sekitar menjual saham-saham tersebut. Sebagai hasilnya, harga-harga saham jatuh secara dramatis.
Dow Jones JCI
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan bursa saham global. Globalisasi telah memungkinkan investor darinegara
lain (asing) untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang
berdekatan lokasinya. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan
ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan
mempengaruhi bursa yang kecil.
Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai
(47)
menyorot perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan
valuasi terbaik, masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas
dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.
Peneliti mengamati perubahan beberapa variabel ekonomi makro seperti
inflasi, Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004:381-382), “Inflasi terjadi
ketika tingkat harga umum naik.Saat ini kita menghitung inflasi dengan
menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk
individual.Indeks Harga Konsumen (IHK) mengukur biaya sekeranjang pasar dari
barang dan jasa konsumen yang dikaitkan dengan biaya sekeranjang pasar dari
barang dan jasa tersebut pada tahun dasar tertentu.
Dimana inflasi terjadi dengan naiknya harga-harga seluruh kebutuhan
yang terus menerus, peneliti meangumpulkan informasi akan ada atau tidaknya
pengaruh inflasi terhadap aktivitas di pasar modal, laju inflasi di indonesia
termasuk signifikan tentunya dengan berbagai faktor, inflasi mengacu pada
kenaikan harga yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Ada banyak
penyebab inflasi, tergantung pada sejumlah faktor. Sebagai contoh, inflasi dapat
terjadi ketika pemerintah mencetak kelebihan uang untuk menangani krisis.
Akibatnya, harga akhirnya meningkat pada kecepatan yang sangat tinggi untuk
bersaing dengan surplus mata uang
Penyebab umum lainnya dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi, yang
menyebabkan kenaikan harga produk akhir. Sebagai contoh, jika bahan baku naik
harganya, ini menyebabkan biaya produksi meningkat, yang pada gilirannya
(48)
biayatenaga kerja/upah juga dapat menyebabkan inflasi. Inflasi juga bisa
disebabkan oleh pemberi pinjaman internasional dan hutang nasional.Negara
meminjamuang, mereka harus berurusan dengan kepentingan, yang pada akhirnya
menyebabkan harga naik. Nilai tukar juga dapat menyebabkan inflasi, karena
pemerintah akan harus berurusan dengan perbedaan dalam impor/tingkat ekspor.
Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian sebelumnya maka penulis
menduga adanya keterkaitan antar masing-masing variabel independen dan
keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan regresi linier berganda akan diuji pengaruh Indeks
Dow Jonesdan inflasi serta dampaknya terhadap IHSG di BEI baik secara
simultan maupun parsial.
Untuk lebih memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka
dapat digambarkan paradigma penelitian yang memperlihatkan hubungan antara
variabel dalam penelitian ini sebagai berikut. Dari keterangan yang telah di
uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran penelitian ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Makro luar negeri
Makro dalam negeri
DJIA
I H
S G Investor dalam negeri
Inflasi
(49)
2.2.1 Keterkaitan Antar Variable
2.2.1.1 Hubungan Indeks Dow Jones Dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Lucky Bayu Purnomo (2012:270) mengatakan bahwa indeks berpotensi koreksi atau melakukan perubahan dengan tetap menunjukkan sensitivitasnya
terhadap kondisi luar negeri.Indeks merespon pergerakan Dow Jones serta
regional pada pagi harinya. Jadi apabila indeks Dow Jones mengalami penguatan
maka IHSG juga berpotensi menguat.
2.2.1.2 Hubungan Inflasi DenganIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sirait dan D. Siagian (2002: 227), mengemukakan bahwa kenaikan inflasidapat menurunkan capital gain yang menyebabkan berkurangnya
keuntungan yang diperoleh investor.Di sisi perusahaan, terjadinya peningkatan
inflasi, dimana peningkatannya tidak dapat dibebankan kepada konsumen, dapat
menurunkan tingkat pendapatan perusahaan. Hal ini berarti resiko yang
akandihadapi perusahaan akan lebih besar untuk tetap berinvestasi dalam
bentuksaham, sehingga permintaan terhadap saham menurun. Inflasi dapat
menurunkan keuntungan suatu perusahaan sehingga sekuritas di pasar modal
menjadi komoditi yang tidak menarik.Hal ini berarti inflasi memiliki hubungan
(50)
2.2.1.3 Hubungan Indeks Dow Jones dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Berdasarkan hasil pengujian dari Muhammad Zuhdi Amin (2012:14)
dikemukakan bahwa tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs dollar AS
(Rp/USD) dan Indeks Dow Jones secara simultan berpengaruh terhadap indeks
harga saham gabungan .
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat
paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Variabel Y IHSG Persentase IHSG berdasarkan harga penutupan di Bursa Efek
Indonesia. Sunariyah (2011: 142)
Indeks Dow Jones Railroad Index
Industrial Index
Lucky Bayu Purnomo (2012:5)
Inflasi
Tingkat Inflasi
Tajul Khalwati (2000:5)
Muhammad Zuhdi Amin(2012:14)
Lucky Bayu Purnomo (2012:270)
(51)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007:93) mengungkapan bahwa:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk pertanyaan.”
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang di
kemukakan di atas,maka hipotesis penulis dalam penelitian ini adalah :
“Indeks Dow Jones dan Inflasi berpengaruh terhadap Indeks harga
saham gabungan baik secara simultan maupun parsial pada Bursa Efek Indonesia Desember 2007- 2013.”
(52)
42
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2005:32) Objek penelitian yaitu:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan.”
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek yang akan diteliti
oleh penulis adalah :
1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Indeks Dow Jones (X1) dan Inflasi (X2)
2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan(Y)
Penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2013.
Untuk terlaksananya penelitian dengan metode diatas, diperlukan data sebagai
bahan penyesuaian antara teori dan harapan dengan kenyataan yang ada. Data
yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada
sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah,
dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari,
(53)
3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Sugiyono (2010:4) menjelaskan pengertian metode penelitian sebagai berikut :
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Menurut Sugiyono (2010:54)metodedeskriptif adalah :
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas.”
Adapun tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus pada penelitian ini
terdapat dalam rumusan masalah nomor 1-3, adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan kondisi Indeks Dow Jones yang terjadi di Amerika periode
2007-2013.
2. Menjelaskan kondisi Inflasiyang terjadi di Indonesia periode periode
2007-2013.
3. Menjelaskan kondisi Indeks Harga Saham Gabunganpada Bursa Efek
Indonesia
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:
Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dikelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.
(54)
Menurut Sugiyono (2008:16),menerangkan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan.
Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menjawab rumusan yaitu menguji besarnya pengaruh Indeks Dow Jones dan
Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan
simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode yang
dipakai oleh penelitian dalah dengan menggunakan metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Jonathan Sarwono (2006:27), menerangkan bahwa Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses
penentuan instrumen pengambilan data, penelitian, sampel, koleksi data dan
analisis.
Sedangkan menurut Moh. Nazir (2003:84)adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksaan penelitian.
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa desain penelitian adalah langkah-langkah dalam pengambilan
(55)
Adapun desain penelitian yang digunakan penulis mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan,
pengumpulan, dan analisis data. Berikut tabel desain penelitian yang dibuat
penulis :
Tabel 3.1 DesainPenelitian No
DesainPenelitian
TujuanPenelitian Metode yang
digunakan Jenis Data
1. Perkembangan Indeks Dow Jones Deskriptif
Sekunder (Time Series)
2. Perkembangan Inflasi Deskriptif
3 Perkembangan
indekshargasahamgabungan Verifikatif
Dari Pengertian menurut para ahli diatas maka bisa disimpulkan bahwa
desain peneliatian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan
metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.
Menurut (Sugiyono,2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian
(56)
Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Penelitian melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang
terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi Indeks dow Jones pada perusahaan Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2013
2. Bagaimana kondisi Inflasi pada perusahaan Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2013
3. Bagaimana kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2013
4. Besarnya pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Indonesia pada perusahaan Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2013, baik secara simultan maupun parsial.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan
masalah maka diperlukan sumber yang teoritis yang relevan atau dalam
penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam
menjawab pertanyaan sementara.
4. Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
(57)
empiris maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam
penelitian ini adalah Terdapat pengaruh antara Indeks Dow Jones dan Inflasi
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia periode
2007-2013.
5. Metodologi Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode
penelitian yang sesuai. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan teknik analisis data menggunakan metode
verifikatif dengan sumber data diperoleh dengan metode kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada
penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari
Bursa Efek Indonesia.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
(1)
maka H0ditolak, artinya Indeks Dow Jones (X1) dan Inflasi (X2), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan(Y).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Muhammad zuhdi amin (2012) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara indeks dow jones dan inflasi terhadap indeks harga saham gabungan(IHSG).
(2)
109 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Indeks Dow Jones dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, maka menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut:
1. Perkembangan Indeks Dow Jones pada New York Stock Exchange dari tahun 2007-2013 berfluktuatif. Krisis global yang bermula dari permasalahan kredit perumahan menyebabkan beberapa lembaga keuangan raksasa seperti Lehman Brother, Merryl Lynch, dan keuangan lainnya mengalami kerugian hingga mencapai milliaran Dollar Amerika. Hal tersebut mempengaruhi harga saham pada perusahaan-perusahaan di Amerika yang kemudian berimbas pada penurunan Indeks Dow Jones di bursa saham Amerika. Penurunan Indeks Dow Jones di sertai permasalahan perekonomian Global menjadi perhatian oleh para investor terutama investor Asing yang berinvestasi di berbagai negara (termasuk Indonesia). penarikan kembali modal yang telah di investasikan merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar. Penarikan tersebut memberikan dampak yang cukup besar terhadap harga saham perusahaan khususnya perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar. Jika harga saham turun, maka Indeks Harga Saham juga akan mengalami penurunan.
(3)
2. Perkembangan salah satu indikator makro ekonomi yaitu Inflasi (IHK) di indonesia pada periode 2007 sampai dengan 2013 mengalami fluktuatif yang signifikan bahkan cenderung ke arah negatif. Pada tahun 2007 perkembangan Inflasi bergerak positif. Pada tahun 2008 dan tahun 2009 perkembangan inflasi di Indonesia kembali berfluktuasi negatif secara signifikan dan dapat dikatakan bahwa selama periode 2007-2013 pergerakan inflasi menunjukan fluktuasi yang negatif yang disebabkan oleh berbagai macam factor.
3. Perkembangan IHSG pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2013 berfluktuasi. investor terutama investor asing mempertimbangkan setiap pemberitaan mengenai isu-isu yang sedang terjadi untuk menentukan kapan menarik kembali modal dalam mengatasi kerugian yang lebih besar, sedangkan investor lokal mengikuti setiap langkah yang dilakukan investor asing sebagai pertimbangan dalam bernvstasi dipasar modal. Jika terjadi penarikan modal oleh investor asing dan investor lokal mengikutinya, maka akan menyebabkan nilai dan harga saham menurun dan penuruan harga saham pada perusahaan terutama yang memiliki kapitalisasi besar akan berimbas pada penurunan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG).
4. Sedangkan untuk secara parsial, inflasi dan Indeks dow jones berpengaruh signifikan terhadap Indeks harga saham pada busa Efek Indonesia. Hasil signifikan menunjukkan bahwa variabel inflasi dan Indeks Dow Jones secara parsial berpengaruh sangat kuat terhadap indeks harga saham
(4)
gabungan di Bursa Efek Indonesia. Adapun secara simultan inflasi dan indeks dow jones berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia. Inflasi (X1), Indeks Dow Jones (X2) mempengaruhi indeks harga saham gabungan (Y) selama periode Januari 2007 sampai Desember 2013.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas di atas, maka penulis mencoba menyampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya sebagai berikut :
1. Perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar dalam daftar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat mempengaruhi naik dan turunnya indeks. Perusahaan selalu mengutamakan profit untuk menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin dan mengabaikan hak investor. Sehingga disarankan untuk lebih memperhatikan hak investor, Di sisi lain untuk mencegah terjadinya penarikan kembali modal yang telah mereka investasikan, dan jugauntuk menarik investor yang baru.
2. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat meningkatkan return saham dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal dari investor dan dapat mengatasi permasalahan jika terjadi inflasi.
(5)
3. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperhatikan para pemegang saham (lokal maupun asing) supaya tidak berpindah berinvestasi dalam bentuk yang lain dan melakukan beberapa tindakan bagaimana para investor lain tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bergerak positif.
(6)
DaftarRiwayatHidup
(Curiculum Vitae)
Nama : DebyDaswita
Tempat, Tanggallahir : Solok, 28 April 1992
JenisKelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cisitu Lama No.104 Desa. Coblong Banndung (40153)
Phone : +6281220411163
Alamat E-mail : deby_daswita@yahoo.co.id
1998 – 2004 : SDN 33 Kramunting 2004 – 2007 : SMPN 8 Jambi
2007 – 2010 : SMK Budi BaktiCiwidey
2010 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia Program Studi S1 Jurusan Manajeman
2007-2008 : OSIS (OrganisasiSiswa) menjabat sebagai bendahara
Kemampuan di bidang IT : Dapat mengoprasikan aplikasi paket MS Office, Ms. Word,
Ms. Excel, Ms Power Point, dan selain itu saya juga dapat mengoprasikan internet.
Motto dalambekerja : Disiplin, bekerjakerasdanberkomitmen
Karakter : Ramah, mudahberadaptasi, dan dapat bekerjasama
dengan kelompok.
Data Diri
Pendidikan Formal
PengalamanBerorganisasi