Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

(1)

TUGAS AKHIR

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PABRIK KELAPA SAWIT SEI SILAU

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) OLEH:

SUCI LESTARI 112103042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa tetap memberikan yang terbaik kapada seluruh umat manusia di dunia. Begitu pula shalawat teriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa tatanan iman dan ajaran selamat-menyelamatkan di dunia yang semu ini.

Rasa syukur yang sangat disampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PABRIK KELAPA SAWIT SEI SILAU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)”.

Tugas Akhir ini merupakan hasil jerih payah penulis sebagai seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.


(3)

Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayah penulis, Ermansyah. yang selama ini telah memberikan nasehat-nasehat terindah serta ibunda penulis, Nur’aidah Harahap yang telah mendidik dan mengayomi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang diberikan tanpa putus. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya baik moril, materil, dan spiritual baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE. MM selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE. M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran arahan dan koreksi kepada penulis.

5. Seluruh Dosen pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis.


(4)

6. Bapak Yasmin, Ibu Nurnaningsih dan Ibu Wita Lestari Vebbianty selaku Pegawai di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang telah memberikan data-data selama penulis melakukan riset.

7. Adik tercinta Yoga Prabowo yang memberikan semangat dan doa kepada penulis.

8. Para Sahabat Indah Lestari KS, Megawati Berutu, Susi Sinaga dan Azizah serta teman-teman satu perumahan kos Ade Masdayani, Aprillia lestari, Novia Larasati, Winda Rizka, Rizki Hasanah dan Kiki Sundari yang telah memberikan semangat dan dukungan selama berjuang semasa kuliah.

9. Buat pujaan hati, Rizki Fadillah Lubis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan yang tak ternilai harganya ini, penulis mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Juli 2014 Penulis

(Suci Lestari) 112103042


(5)

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PROFIL INSTANSI.. ... 7

A. Sejarah Perusahaan ... 7

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 9

C. Logo Perusahaan ... 10

D. Tata Nilai Perusahaan ... 11

E. Strategi Perusahaan ... 12

F. Struktur Organisasi Perusahaan ... 14

G. Uraian Tugas Perusahaan ... 15

BAB III PEMBAHASAN ... 28

A. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ... 29

B. Data Kecelakaan Kerja ... 38


(6)

D. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman Tabel 3.1 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia

Untuk Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ... 30

Tabel 3.2 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia

Getaran... 32

Tabel 3.3 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran

dan Industri Untuk Pengukuran Maksimal Kadar Debu

Di Lingkungan Kerja ... 34

Tabel 3.4 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran

dan Industri Untuk Pengukuran Maksimal Kadar Gas

Di Lingkungan Kerja ... 35

Tabel 3.5 Data Kecelakaan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ... 9


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu bertahan. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin dan material akan bermanfaat apabila telah diolah oleh sumber daya manusia.

Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hal ini berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja maupun lingkungan kerja. Manajemen dan para pengawas harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja, yang merupakan kewenanangan pengawasan para pengawas maupun manajer (Fathoni 2006:106).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Berdasarkan PEMNAKER 05/MEN/1996, perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan


(10)

kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 pasal 1, Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat dengan K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Tujuan dari dibuatnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan.

Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya adalah terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja. Serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha


(11)

perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. PTPN III menerapkan K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar mereka merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat dan dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun usahanya. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas perusahaan juga meningkat. Untuk itulah maka penulis melakukan observasi yang berjudul “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)”.

B. Perumusan Masalah

Atas dasar tersebut rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan K3 pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III

(Persero)?

2. Apakah penyebab terjadinya kecelakaan kerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III (Persero)?

3. Bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan kerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III (Persero)?


(12)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji penerapan K3 pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III (Persero).

2. Mengkaji penyebab kecelakaan kerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III (Persero).

3. Menganalisis data kecelakaan kerja yang terjadi pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PTPN III (Persero).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan peneliti jika dimintai pendapat mengenai penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan bagi rekan-rekan yang mengambil tema mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya.


(13)

E.Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis berusaha menyusun secara sistematis untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan masalah yang dihadapi, maka penulis memberikan gambaran garis besar yang terdapat dalam penulisan ilmiah ini:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : Profil Instansi

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, logo perusahaan, tata nilai perusahaan, strategi perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas pekerjaan perusahaan.

BAB III : Pembahasan

Pada bab ini diuraikan mengenai faktor penyebab kecelakaan kerja, data kecelakaan kerja, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik kelapa sawit Sei Silau.

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), saran penulis untuk pabrik


(14)

kelapa sawit sei silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), serta Daftar Pustaka yang berisi tentang sumber data yang yang digunakan.


(15)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambilan perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh pemerintah RI yang dikenal sebagai proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RcMA) dan NV Cultuur Mij’de Oekust (CMO) merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.

Langkah awal perusahaan dimulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk/status badan hukum sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, pada tahun 1968 PPN tersebut direorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan (Persero).


(16)

Dalam rangka meningkatan efisiensi dan efektivitas terhadap kegiatan usaha BUMN, pemerintah telah mencanangkan program restrukturisasi BUMN sub sektor perkebunan melalui penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi.

Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor: 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Propinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang beralamat di Jalan Sei Batang Hari No. 2 Medan, Sumatera Utara.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akta Notaris Harun Kamil, SH. Nomor: 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C28333.HT.01.01TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor: 81 tahun 1996 dan tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996.


(17)

B. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Visi

Menjadi perusahaan agrobisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun-tahun berikutnya.

Misi

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan. 2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal.

4. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.


(18)

C. Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Gambar 2.1. Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Makna Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

1. 12 (dua belas) helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan 7 (tujuh) pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma baru dan 7 (tujuh) strategi bisnis, yang saling mendukung tercapainya tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan perkebunan terbaik dalam team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green

bussines dan ramah lingkungan.

2. 5 (lima) garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari bola dunia. Melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki 5 tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

3. Gambar meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka 3 (tiga) melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan


(19)

semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan turunannya sedangkan yang berwarna orange adalah produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personil PT. Perkebunan Nusantara III yang telah direncanakan bersama, dan tunjangan dengan 5 (lima) tata nilai, 12 (dua belas) paradigma baru dan 7 (tujuh) strategi bisnis yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

D. Tata Nilai Perusahaan 1. Proaktif

Selalu bersikap protektif, penuh inisiatif dan sadar akan resiko yang mungkin akan terjadi.

2. Kesempurnaan

Selalu memperhatikan keunggulan berbisnis dan bekerja keras dalam mencapai hasil maksimal sesuai kompetensi perusahaan.

3. Kerja Sama Tim

Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Inovasi

Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode maupun produk baru.


(20)

5. Bertanggung Jawab

Selalu bertanggung jawab untuk setiap keputusan yang diambil maupun tindakan yang dilakukan.

E. Strategi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar, dan mencermati pesaing.

3. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampu labaan serta pendapatan arus kas.

4. Mematuhi aturan-aturan SHE-Safety, Health and Environment keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

5. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi “Cost-Effective”.

6. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan Tata-Nilai dan Paradigma Baru.

7. Membangun dan mengimplementasikan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

F. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Struktur organisasi perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dibuat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor. SK-21/MBU/2013 Tanggal 17 Januari 2013.


(21)

Susunan Keanggotaan Komisaris Perusahaan Perseroan adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Achmad Mangga Baran Wakil Komisaris Utama : A. Pandu Djajanto

Komisaris : Deddy Suardy

Komisaris : Sardan Marbun

Komisaris : S. Herry Sucipto

Komisaris : Heri Sebayang, SH

Komisaris : Subur Budhisantoso

Dan untuk keanggotaan Direksi, sesuai dengan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III diluar Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III Nomor: SK-88/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 . Mengangkat nama-nama tersebut dibawah ini sebagai anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III sebagai berikut:

Direktur Utama : Drs. Melananda Daryono, MBA

Wakil Direktur Utama : Ir. Kusuma Andaru N.S, MBA Direktur Pemasaran : Ir. H. Bagas Angkasa

Direktur Produksi : Ir. Balagian Tarigan, MM

Direktur Keuangan : Erwan Pelawi, SE, MM

Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Ir. Nurhidayat, MM


(22)

SE, MM

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Gambar 2.2 Struktur Organisasi.


(23)

G. Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara III

Didalam Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber wewenang berasal dari RUPS dan kemudian didelegasikan kepada Dewan Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu: Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM. Berikut ini adalah uraian tugas direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur, serta setingkat dibawahnya.

Tugas dan wewenang RUPS adalah :

a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari 1 Komisaris utama dan 4 Komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama.

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.

b. Membantu pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan. c. Mengawasi jalannya perusahaan.


(24)

Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

3. Direktur Utama

Berfungsi untuk mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah dan terpadu. Tugas dan wewenang Direktur Utama :

a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri Pertanian selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

c. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan.

d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan pemerintah.

4. Direktur Produksi

Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, produksi, teknik, pengolahan dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas.


(25)

Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan direksi.

b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencakup tanaman.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijaksanaan direksi.

d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

5. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan khusus mengelola bagian keuangan perusahaan. Tugas dan wewenang Direktur Keuangan :

a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.

b. Menetapkan administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.

c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.

d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.

Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.


(26)

6. Direktur Sumber Daya Manusia

Berfungsi dalam mengelola bidang ketenaga kerjaan dan umum serta pembinaan usaha kecil dan operasi.

Tugas dan wewenang Direktur Sumber Daya Manusia :

a. Menyusun perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya. c. Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum.

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang dikelolanya.

Direktur Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

7. Direktur Pemasaran

Berfungsi dalam mengelola bidang pemasaran perusahaan yang mencakup pengadaan dan penjualan barang.

Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran : a. Menyusun perencanaan dibidang pemasaran.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang tersebut diatas. Direktur Pemasaran bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.


(27)

8. Biro Direksi

Tugas dan wewenang Biro Direksi :

a. Melaksanakan/menyelenggarakan pelaksanaan direksi dalam tata usaha surat menyurat (administrasi) sirkulasi/pengiriman atau penyimpanan surat-surat dan dokumentasi perusahaan.

b. Melaksanakan urusan kerumah tanggaan kantor direksi yang meliputi pemeliharaan bangunan perusahaan.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi sipil maupun ABRI.

d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan acara-acara protokoler yang dibutuhkan.

Biro Direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

Selain itu, bagian-bagian yang mendukung berjalannya perusahaan antara lain :

9. Bagian Tanaman

Tugas dan wewenang Bagian Tanaman adalah :

a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman. Bagian Tanaman bertanggung jawab kepada Direktur Utama.


(28)

10. Bagian Keuangan

Tugas dan wewenang Bagian Keuangan adalah :

a. Membuat laporan kepada direksi mengenai realisasi keuangan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan masyarakat.

b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.

c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan pengendalian /pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.

Bagian keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

11. Bagian Akuntansi

Tugas dan wewenang Bagian Akuntansi adalah :

a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya serta membuat laporan keuangan.

b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, penyusunan laporan keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.

Bagian Akuntansi bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

12. Bagian Teknik

Tugas dan wewenang Bagian Teknik adalah :

a. Membantu direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin, sipil/bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun dikebun pelasura (pir) dan daerah pengembangan.


(29)

b. Membuat rencana perawatan /perawatan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil.

13. Bagian Pengadaan

Tugas dan wewenang Bagian Pengadaan adalah :

a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaannya harus melalui kantor direksi serta merumuskan kebijakan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang pengadaan barang dan jasa.

Bagian Pengadaan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

14. Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan wewenang Bagian Sekretariat Perusahaan adalah :

a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat direksi serta menerbitkan notulen rapat baik untuk kepentingan dokumentasi.

b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas mess, kantor direksi, transformasi kantor direksi.

15. Bagian Urusan Humas (Public Relation)

Tugas Kepala Urusan adalah :

1. Menyusun dan mengevaluasi RKAP/RKO Urusan Humas (Public Relation).

2. Menyusun RKAP/RKO Urusan Humas (Public Relation).


(30)

4. Melaksanakan prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

5. Mengidentifikasi pemasaran perusahaan dan member masukan kepada manajemen.

6. Melakukan koordinasi dengan agent of communication dalam melaksanakan program komunikasi internal dan eksternal atas kebijakan, kegiatan dan citra perusahaan.

7. Mewakili perusahaan dan membangun Networking dalam pertemuan-pertemuan asosiasi, baik asosiasi profesi maupun asosiasi industri.

8. Mengelola, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan komunikasi perusahaan serta memberi pengarahan kepada setiap fungsi yang dibawahi dalam menjalankan program kerja sehingga tercapai sasaran.

9. Menciptakan sistem koordinasi kerja antar fungsi dan membantu jadwal kegiatan harian.

10. Mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan pameran dan kegiatan yang diadakan oleh perusahaan maupun anak perusahaan atau mitra binaan baik lokal, nasional maupun internasional.

11. Menyusun, mengkoordinir dan mengevaluasi pembuatan leaflet, brosur, agenda, kalender dan majalah media nusatiga.

12. Mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan protokoler, ticketing, upacara bendera, senam kesegaran jasmani.

13. Menyusun dan mengkoordinir pelayanan kepada DPR dan DPRD serta tamu-tamu perusahaan.


(31)

14. Dan mengkoordinir laporan manajemen tiap bulan. Wewenang

a. Menjalankan program kerja dalam rangka kewenangan organisasi dilingkup urusan Humas (Public Relation).

b. Memberikan penilaian dan pembinaan karyawan dilingkup urusan Humas

(Public Relation).

c. Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Tanggung Jawab

Kepala Urusan Humas (Public Relations) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bagian (Corporate Secretary). Kepala Umum Humas (Public Relations) dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Asisten Urusan yaitu :

a. Asisten Kehumasan Tugas:

1. Menyusun RKAP/RKO Urusan Humas (Public Relations).

2. Melaksanakan SMK3 dan ISO 9000/14000.

3. Melaksanakan Prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

4. Membangun terbentuknya citra positif perusahaan (Corporate Image) dan terjalinnya hubungan baik dengan stakeholders.

5. Menyusun rencana isi dalam media komunikasi internal seperti majalah, dan menyiapkan Pers Release, Pers Conference dan Pers Gathering.


(32)

6. Mengkoordinir penyaluran surat kabar, majalah, buletin dan majalah media nusatiga kebagian/unit/kebun dan stakeholders terkait.

7. Mengkoordinir pemberian permohonan bantuan dari pihak eksternal perusahaan.

8. Melaksanakan sistem koordinasi, konfirmasi dan hak tanggung jawab perusahaan kepada pihak massa, LSM dan masyarakat.

9. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pameran perusahaan, anak perusahaan dan mitra binaan yang bekerja sama dengan bagian/kebun/unit dan pihak terkait lainnya.

10. Mengkoordinir pembuatan laporan bulanan analisis kepentingan stakeholders

dan analisis berita media cetak.

11. Mengkoordinir pembuatan kliping berita harian dan mendistribusikan ke direksi dan bagian.

12. Mengkoordinir pelaksanaan pengumuman stop pers.

b. Asisten Sistem dan Prosedur Tugas:

1. Menyusun RKAP/RKO Urusan Humas (Public Relations).

2. Melaksanakan SMK3 dan ISO 9000/14000.

3. Melaksanakan prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

4. Membangun terbentuknya citra positif perusahaan (Corporate Image) dan terjadinya hubungan baik dengan stakeholders.


(33)

5. Menyiapkan data-data untuk kegiatan Pers Conference, website, Pers

Release, majalah media nusatiga, laporan manajemen (LM) Humas.

6. Menyusun dan membangun database kehumasan dan data informasi untuk kepentingan stakeholders.

7. Membuat Company Profile, Annual Report, kalender, leaflet, agenda, brosur

dan advertorial/iklan.

8. Menyusun dan mengkompilasi laporan analisis masalah dari kebun/unit/distrik.

9. Menyusun dan mengkoordinir proses penilaian karyawan.

10. Melaksanakan dan menyusun kegiatan upacara bendera dan senam kesegaran jasmani (SKJ).

16. Bagian Umum

Tugas dan wewenang Bagian Umum adalah :

a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan staf dan non staf.

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi pendokumentasian.

c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja.

d. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan/pemerintah.


(34)

17. Bagian Sumber Daya Manusia

Tugas dan wewenang Bagian Sumber Daya Manusia adalah :

a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek pendidikan keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.

b. Merumuskan kebijakan program pengembangan sumber daya manusia (pendidikan dan pelatihan).

Bagian Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

18. Bagian Pemasaran

Tugas dan wewenang Bagian Pemasaran adalah :

a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku. b. Menentukan monitoring persediaan komoditi dan produk baik digudang/kebun,

pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun atau instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai kebutuhan.

19. Bagian Teknologi Informasi (TI)

Tugas dan wewenang Bagian Teknologi Informasi adalah :

a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi perusahaan. b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam berbentuk

basis internet sesuai tugas pokok manajemen produk, operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

c. Memberi masukan kepada direksi dalam bentuk kerangka sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan.


(35)

d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro ditingkat kebun/unit dan rumah sakit dalam rangka membangun jaringan komunikasi data berbasis komputer.

Bagian Teknologi Informasi bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

20. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)

Tugas dan wewenang bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) adalah:

a. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial

pengusaha kecil dan koperasi yang berada disekitar lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

21. Bagian Sistem Pengendalian Intern

Tugas dan wewenang Bagian Sistem Pengendalian Intern adalah :

a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu direktur utama dalam pengawasan intern serta memberikan saran dan tindak lanjut mencapai sasaran perusahaan secara efisien, efektif dan ekonomis.

b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan. c. Dalam melaksanakan tugasnya kepada BPI memperhatikan pedoman BPI

BUMN dan ketentuan lainnya serta dibantu oleh kepala seksi bawahan. Bagian Sistem Pengendalian Intern bertanggung jawab kepada Direktur Utama.


(36)

BAB III PEMBAHASAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaan. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran dan pertimbangan dikeluarkannya Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yaitu bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan, dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya serta setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien, sehingga proses produksi berjalan lancar. Hak atas jaminan keselamatan ini membutuhkan prasyarat adanya lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitarnya.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses industri dapat menimbulkan resiko kecelakaan, peledakan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Pengalaman menunjukkan bahwa setiap kecelakaan selalu mengakibatkan kerugian yang bersifat ekonomi, penderitaan korban dan keluarganya serta masyarakat umum.

Berdasarkan keterangan pada Bab 1 dan 2, penulis akan membahas mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, data kecelakaan kerja, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), dan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau.


(37)

A. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Fathoni (2006:101), ada 5 sistem kerja yang merupakan faktor penyebab suatu kecelakaan adalah karena:

a. Tempat yang tidak baik.

b. Alat atau mesin-mesin yang tidak punya sistem pengamanan yang tidak sempurna.

c. Pembuatan alat atau mesin yang tidak aman, tempat kerja dan proses kerja.

d. Kerusakan tempat kerja (pabrik/kantor), bahan-bahan atau kondisi kerja yang kurang tepat.

e. Kondisi kebersihan yang kurang baik, kemacetan dan pengaturan pembuangan kotoran yang kurang lancar, fasilitas penyimpanan yang kurang baik, dan tempat kerja yang sangat kotor.

f. Kondisi penerangan yang kurang mendukung gelap atau silau.

g. Saluran udara atau pembuangan asap yang kurang baik dan kondisi ruangan yang sangat pengap.

h. Fasilitas pengamanan pakaian atau peralatan lainnya yang kurang mendukung terhadap pengamanan kerja.

Dalam pembahasan mengenai faktor penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, penulis memaparkan mengenai hasil pengujian dan pemeriksaan kesehatan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau yaitu:


(38)

1. Kebisingan

Menurut Suma’mur (2009:116), kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak dikehendaki. Umumnya berasal dari mesin kerja, genset serta berbagai peralatan yang bergerak dan kontrak dengan logam, kompresor dan sebagainya. Satuan kebisingan adalah decibel A (dBA).

Hasil Pengukuran Kebisingan :

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia, NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA.

Pengukuran kebisingan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dilakukan pada 14 (empat belas) titik, 3 (tiga) titik yang diukur 65,9 dBA masih dibawah Nilai Ambang Batas kebisingan, yaitu masih dibawah 85 dBA.

Dan selebihnya 11 (sebelas) titik yang diukur melebihi Nilai Ambang Batas kebisingan, dengan nilai berkisar antara 85 dBA sampai dengan 104,7 dBA.

2. Iklim Kerja

Penggunaan teknologi, mesin, peralatan dalam proses produksi dapat menimbulkan suatu lingkungan kerja mempunyai iklim/cuaca kerja tertentu, seperti lingkungan kerja panas atau lingkungan kerja dingin. Tempat kerja yang memiliki iklim panas misalnya bagian pengeringan/pemanasan, tempat kerja dengan pentilasi udara yang kurang baik.


(39)

Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang selanjutnya disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola. Nilai Ambang Batas iklim kerja menggunakan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola).

Hasil Pengukuran Iklim Kerja :

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia, iklim kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan yaitu:

Tabel 3.1. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia untuk iklim kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) .

Pengaruran waktu kerja setiap jam

ISBB (℃) Beban Kerja

Ringan Sedang Berat

75% - 100% 31,0 28,0 -

50% - 75% 31,0 29,0 27,5

25% - 50% 32,0 30,0 29,0

0% - 25% 32,2 31,1 30,5

Sumber: Peraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011

Pengukuran Iklim Kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau yang dilakukan pada 10 (sepuluh) titik berkisar antara 21,4℃ sampai dengan 26,9℃, dan pada pengaturan waktu kerja setiap jam, beban kerja pabrik termasuk dalam


(40)

kategori beban kerja ringan. Dimana Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dalam kategori beban kerja ringan yaitu mencapai 31℃.

Hal ini berarti Pengukuran Iklim Kerja pada Pabrik masih dibawah Nilai Ambang Batas yang ditentukan olehPeraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011.

3. Penerangan

Kegunaan pencahayaan di tempat kerja adalah agar dapat melihat dengan mudah objek kerja sehingga pekerjaan yang bersifat visual dan membutuhkan ketelitian tinggi dapat dilakukan dengan mudah, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja. Pencahayaan yang baik akan mengurangi kekeliruan/resiko kecelakaan.

Pencahayaan yang kurang memadai dapat menyebabkan kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala, bahkan kerusakan organ mata. Satuan intensitas penerangan yaitu Lux.

Hasil Pengukuran Penerangan

Hasil pengukuran intensitas pengukuran intensitas penerangan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dilakukan pada 13 (tiga belas) titik berkisar antara 98 sampai dengan 894 Lux.

Sesuai Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, dari pengukuran tersebut 11 (sebelas) titik yang diukur sudah memenuhi syarat. Dan selebihnya 2 (dua) diantaranya belum memenuhi syarat.


(41)

4. Getaran

Getaran mekanis dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu getaran seluruh badan

(whole body vibration) dan getaran alat-lengan (tool-hand vibration). Maka dari

itu ada 3 (tiga) tingkat efek dari getaran mekanis yaitu:

a. Gangguan kenikmatan, pengaruh getarannya hanya terbatas pada terganggunya nikmat kerja.

b. Terganggunya tugas yang terjadi bersamaan dengan cepatnya kelelahan. c. Bahaya terhadap kesehatan.

Hasil Pengukuran Getaran

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Getaran yaitu:

Tabel 3.2. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Getaran.

Jumlah waktu pemaparan per hari kerja

Nilai percepatan pada frekuensi dominan Meter per detik

kuadrat (m/det2) Gravitasi

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22


(42)

No. PER 13/MEN/X/2011

Hasil pengukuran getaran pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dilakukan pada 5 (lima) titik berkisar antara 0,527 m/det2 sampai dengan 3,572 m/det2 dan jumlah waktu pemaparan per jam hari kerjanya yaitu 4 jam, atau kurang dari 8 jam.

Hal ini berarti semua titik masih di bawah Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Getaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011 yang ditetapkan sebesar 4 m/det2 untuk 4 jam kerja dan kurang dari 8 jam kerja.

5. Debu dan Gas

Menurut Suma’mur (2009:184), debu adalah partikel zat kimia padat yang disebabkan oleh kekuatan alami atau mekanis. Seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan, dan lain-lain dari benda. Baik organis maupun anorganis misalnya, batu, kayu, logam, batu bara, butir-butir zat dan sebagainya.

Logam-logam yang mengalami korosif oleh gas pencemar adalah baja, aluminium, tembaga, seng maupun besi. Korosif yaitu kerusakan logam akibat reaksi antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Selain unsur zat pencemar juga dapat terjadi pada bahan-bahan bangunan, bahan-bahan tekstil dan bahan-bahan karet.


(43)

Hasil Pengukuran Kadar Debu Lingkungan Kerja

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri untuk pengukuran maksimal kadar debu di lingkungan kerja rata-rata 8 jam per hari yaitu:

Tabel 3.3. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri untuk pengukuran maksimal kadar debu di lingkungan kerja.

No. Jenis Debu Konsentrasi Maksimal

1. Debu total 0,15 mg/m3

2. Asbes bebas 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5μ (mikron)

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002

Hasil pengukuran kadar debu lingkungan kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dilakukan pada 3 (tiga) titik berkisar antara 0,498 mg/m3 sampai dengan 3,55 mg/m3. Hal ini tidak sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Hasil Pengukuran Kadar Gas Lingkungan Kerja

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja


(44)

Perkantoran dan Industri untuk pengukuran maksimal kadar gas di lingkungan kerja rata-rata 8 jam per hari yaitu :

Tabel 3.4. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri untuk pengukuran maksimal kadar gas di lingkungan kerja.

No. Parameter Konsentrasi Maksimal

(mg/m3) Ppm

1. Asam Sulfida (H2S) 1 -

2. Amonia (NH3) 17 25

3. Karbon monoksida (CO) 29 25

4. Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60 3,0

5. Sulfur Dioksida (SO2)) 5,2 2

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002

Hasil pengukuran kadar gas pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau Dilakukan pada 2 (dua) titik dengan menggunakan parameter Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Oksida Nitrogen (NO2). Hal ini tidak sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, dikarenakan hanya menggunakan 3 (tiga) parameter saja tidak 5 (lima) parameter.


(45)

Audiometri adalah alat yang digunakan untuk mengukur fungsi pendengaran seseorang sehingga dapat diketahui adanya gangguan fungsi pendengaran.

Hasil Pemeriksaan Audiometri

Hasil pemeriksaan audiometri pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau terhadap 10 (sepuluh) orang tenaga kerja didapatkan 6 (enam) orang mengalami penurunan daya dengar

7. Spirometri

Untuk mengetahui kondisi fungsi paru seorang tenaga kerja digunakan spirometer untuk mengukur beberapa parameter yang digunakan untuk mendiagnosa adanya gangguan fungsi paru.

Hasil Pemeriksaan Spirometri

Hasil pemeriksaan spirometri pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau terhadap 10 (sepuluh) tenaga kerja didapatkan 1 (satu) orang ristriksi sedang.

8. Virus Mata dan Buta Warna

Mata mempunyai peranan sangat penting pada pekerjaan. Fungsi mata yang terpenting adalah ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan persepsi warna.

Untuk memenuhi ketiga fungsi tersebut maka kemampuan penyesuaian mata terhadap fungsinya perlu berada dalam keadaan yang tepat sesuai dengan


(46)

kepekaan. Ketajaman penglihatan ialah ukuran ketajaman yang membedakan atau menghilangkan perincian, perbandingan antara ukuran bagian terkecil yang sedang diamati dengan jarak obyek tersebut dari mata. Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya umur.


(47)

Hasil Pemeriksaan Virus Mata dan Buta Warna

Hasil pemeriksaan virus mata dan buta warna Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau terhadap 10 (sepuluh) tenaga kerja didapatkan 2 (dua) orang tenaga kerja mengalami penurunan penglihatan.

B . Data Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (2009:81), kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Untuk dapat melakukan pencegahan terhadap kecelakaan adalah menetapkan sumber potensi penyebab utama terjadinya kecelakaan.

Berikut ini data kecelakaan kerja yang terjadi pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau dari tahun 2011-2013 :


(48)

Tabel 3.5. Data Kecelakaan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau tahun 2011-2013

KETERANGAN TAHUN

JUMLAH

KORBAN

2011 2012 2013 Nihil 9 Nihil

AKIBAT

MATI - - -

CACAT TETAP - 2 -

SEMENTARA TAK MAMPU

KERJA - 1 -

CEDERA RINGAN - 6 -

Sumber: Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

C.Penggunaan Alat Pelindung Diri

Menurut Fathoni (2006:111), faktor manusia yang mengakibatkan kecelakaan adalah karena:

1. Menggunakan peralatan yang tidak aman.

2. Menjalankan peralatan kerja yang tidak tahu caranya.

3. Menempatkan bahan-bahan yang tidak aman pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan perlawanan arus.

4. Merusak alat-alat keselamatan kerja sehingga berakibat tidak baik. 5. Salah menggunakan alat kerja.

6. Karena pengaruh gangguan dari orang lain.

Menurut Suma’mur (2009:81), pakaian pelindung sesuai dengan keperluannya yaitu: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian kerja dan lain-lain biasanya sangat berguna untuk melindungi kesehatan dan


(49)

keselamatan tenaga kerja serta memungkinkan tenaga kerja dapat dengan aman melakukan pekerjaannya sehingga produktif oleh karena dilindungi oleh alat pelindung diri (APD) yang dipakainya.

Alat-alat perlindungan diri yang digunakan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau : 1. Sepatu safety

2. Sepatu boot safety

3. Sarung tangan

4. Sarung tangan las

5. Masker bahan kimia

6. Masker debu

7. Ear Plug

8. Kaca mata bubut

9. Oto las

10. Helm

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 50 mengenai Perlengkapan Keselamatan Kerja yaitu :


(50)

1. Perusahaan wajib menyediakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai inventaris untuk karyawan yang bekerja pada unit kerja yang membahayakan menurut sifat pekerjaannya sesuai dengan undang-undang keselamatan kerja.

2. Perusahaan akan mentaati segala petunjuk dan anjuran dari petugas direktorat usaha perlindungan dan perawatan tenaga kerja mengenai alat-alat pengamanan dan sebagainya.

3. Karyawan wajib memakai dan memelihara dengan baik alat-alat perlengkapan kerja/alat keselamatan kerja yang disediakan perusahaan.

D. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 Pasal 2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk :

a. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi.

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh serta.

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktivitas.


(51)

Didalam pernyataan Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 51 mengenai Pencegahan Keselamatan Kerja dicantumkan bahwa:

Perusahaan wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sebagai bagian integral dari manajemen perusahaan.

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) meliputi satu Kebun/Unit yang terdiri dari 34 Kebun, 12 Pabrik Kelapa Sawit, 5 Rumah Sakit dan 1 Kantor Direksi sesuai PP No. 50/2012 pasal 5 ayat 2.

Dari pernyataan diatas, maka Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau termasuk didalamnya. Namun kurang tepat dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik dari pernyataan Undang-Undang Pemerintah.

Dan mengenai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Ayat 2 yaitu: Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaannya) berlaku bagi perusahaan yang:

a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau


(52)

Dari uraian diatas dan dari pengamatan penulis dapat dikatakan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau belum memenuhi standar, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan pada pabrik, yang jauh dari batas maksimal dalam persyaratan yang ditentukan oleh Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat Kerja yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011, Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Namun demikian, Perusahaan bertanggung jawab dan terus berusaha dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi para karyawannya. Hal ini jelas terlihat dari Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dan Serikat Pekerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sehingga para karyawan yang bekerja pada pabrik merasa terlindungi dan terjamin keselamatan maupun kesehatannya.


(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, pengolahan serta pemasaran kelapa sawit dan karet. 2. Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah

berbentuk struktur lini dan staf, dimana Direktur Utama sebagai pimpinan utama, dan dibantu oleh 5 (lima) direktur lainnya yaitu: Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum. Direktur Utama langsung bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia.

3. Faktor penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi dimana saja termasuk pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau, dimulai dari Hasil Pengujian Lingkungan Kerja untuk tingkat kebisingan sebagian besar titik melebihi Nilai Ambang Batas dan 3 (tiga) titik dibawah Nilai Ambang Batas. Pada pengukuran insentitas penerangan terlihat sebagian besar titik memenuhi syarat kelayakan, 2 (dua) titik tidak memenuhi syarat kelayakan intensitas penerangan. Pada hasil pengukuran kadar debu lingkungan kerja semua titik tidak sesuai dengan


(54)

standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pada hasil pengukuran kadar gas semua titik hanya diukur dengan 3 parameter, tidak sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pada hasil pengukuran iklim kerja dan getaran semua hasil pengujian masih dibawah Nilai Ambang Batas.

4. Pada Pemeriksaan Kesehatan, hasil pemeriksaan audiometri 6 orang pekerja mengalami penurunan daya dengar, pemeriksaan spirometri didapatkan 1 orang pekerja mengalami ristriksi sedang, dan pemeriksaan virus mata didapatkan 2 orang pekerja mengalami penurunan penglihatan.

5. Perusahaan menerapkan dan mewajibkan kepada karyawan Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau untuk menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja seperti: sepatu safety, sepatu boot safety, masker debu, masker bahan kimia, helm, kaca mata bubut, sarung tangan las, sarung tangan, ear plug dan oto las.

6. Data kecelakaan kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 data kecelakaan nihil, tahun 2012 data kecelakaan berjumlah 9 orang, dan tahun 2013 data kecelakaan nihil.

7. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sangat bertanggung jawab dalam melindungi para karyawannya. Hal ini dengan jelas dinyatakan pada Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 50 mengenai Perlengkapan Keselamatan dan Pasal 51 mengenai Pencegahan Keselamatan Kerja.


(55)

8. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50/2012 pasal 5 ayat 2.

B.Saran

1. Perusahaan sebaiknya memastikan dan memelihara alat pelindung diri dalam bekerja dan memberikan ilmu pengetahuan kepada karyawan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja.

2. Perusahaan hendaknya memenuhi syarat-syarat kelayakan yang telah ditentukan oleh pemerintah, dimana dari Hasil Pengujian Lingkungan Kerja masih banyak yang melebihi dari Nilai Ambang Batas dan dari Hasil Pemeriksaan Kesehatan masih banyak karyawan yang mengalami kecelakaan sewaktu bekerja.

3. Melaksanakan program diklat keselamatan dan kesehatan kerja untuk menghindari dan kemungkinan yang dihadapi kecelakaan.

4. Melakukan pengawasan yang teratur kepada para karyawan disekitar lingkungan kerja.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Candra Yoga, Tri Hastuti. 2002. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS

Persahabatan Tahun 2000 & 2001. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). 2013. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2012-2013 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PT. Perkebunan Nusantara III.

Medan: Pemerintah Provinsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).


(1)

Didalam pernyataan Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 51 mengenai Pencegahan Keselamatan Kerja dicantumkan bahwa:

Perusahaan wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sebagai bagian integral dari manajemen perusahaan.

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) meliputi satu Kebun/Unit yang terdiri dari 34 Kebun, 12 Pabrik Kelapa Sawit, 5 Rumah Sakit dan 1 Kantor Direksi sesuai PP No. 50/2012 pasal 5 ayat 2.

Dari pernyataan diatas, maka Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau termasuk didalamnya. Namun kurang tepat dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik dari pernyataan Undang-Undang Pemerintah.

Dan mengenai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Ayat 2 yaitu: Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaannya) berlaku bagi perusahaan yang:

a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau


(2)

Dari uraian diatas dan dari pengamatan penulis dapat dikatakan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau belum memenuhi standar, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan pada pabrik, yang jauh dari batas maksimal dalam persyaratan yang ditentukan oleh Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat Kerja yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13/MEN/X/2011, Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Namun demikian, Perusahaan bertanggung jawab dan terus berusaha dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi para karyawannya. Hal ini jelas terlihat dari Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dan Serikat Pekerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sehingga para karyawan yang bekerja pada pabrik merasa terlindungi dan terjamin keselamatan maupun kesehatannya.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, pengolahan serta pemasaran kelapa sawit dan karet. 2. Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah

berbentuk struktur lini dan staf, dimana Direktur Utama sebagai pimpinan utama, dan dibantu oleh 5 (lima) direktur lainnya yaitu: Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum. Direktur Utama langsung bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia.

3. Faktor penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi dimana saja termasuk pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau, dimulai dari Hasil Pengujian Lingkungan Kerja untuk tingkat kebisingan sebagian besar titik melebihi Nilai Ambang Batas dan 3 (tiga) titik dibawah Nilai Ambang Batas. Pada pengukuran insentitas penerangan terlihat sebagian besar titik memenuhi syarat kelayakan, 2 (dua)


(4)

standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pada hasil pengukuran kadar gas semua titik hanya diukur dengan 3 parameter, tidak sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pada hasil pengukuran iklim kerja dan getaran semua hasil pengujian masih dibawah Nilai Ambang Batas.

4. Pada Pemeriksaan Kesehatan, hasil pemeriksaan audiometri 6 orang pekerja mengalami penurunan daya dengar, pemeriksaan spirometri didapatkan 1 orang pekerja mengalami ristriksi sedang, dan pemeriksaan virus mata didapatkan 2 orang pekerja mengalami penurunan penglihatan.

5. Perusahaan menerapkan dan mewajibkan kepada karyawan Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau untuk menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja seperti: sepatu safety, sepatu boot safety, masker debu, masker bahan kimia, helm, kaca mata bubut, sarung tangan las, sarung tangan, ear plug dan oto las.

6. Data kecelakaan kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 data kecelakaan nihil, tahun 2012 data kecelakaan berjumlah 9 orang, dan tahun 2013 data kecelakaan nihil.

7. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sangat bertanggung jawab dalam melindungi para karyawannya. Hal ini dengan jelas dinyatakan pada Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 50 mengenai Perlengkapan Keselamatan dan Pasal 51 mengenai Pencegahan Keselamatan Kerja.


(5)

8. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50/2012 pasal 5 ayat 2.

B.Saran

1. Perusahaan sebaiknya memastikan dan memelihara alat pelindung diri dalam bekerja dan memberikan ilmu pengetahuan kepada karyawan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja.

2. Perusahaan hendaknya memenuhi syarat-syarat kelayakan yang telah ditentukan oleh pemerintah, dimana dari Hasil Pengujian Lingkungan Kerja masih banyak yang melebihi dari Nilai Ambang Batas dan dari Hasil Pemeriksaan Kesehatan masih banyak karyawan yang mengalami kecelakaan sewaktu bekerja.

3. Melaksanakan program diklat keselamatan dan kesehatan kerja untuk menghindari dan kemungkinan yang dihadapi kecelakaan.

4. Melakukan pengawasan yang teratur kepada para karyawan disekitar lingkungan kerja.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Candra Yoga, Tri Hastuti. 2002. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan Tahun 2000 & 2001. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). 2013. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2012-2013 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PT. Perkebunan Nusantara III. Medan: Pemerintah Provinsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto.