Penggunaan Alat Pelindung Diri Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tabel 3.5. Data Kecelakaan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau tahun 2011-2013 KETERANGAN TAHUN JUMLAH KORBAN 2011 2012 2013 Nihil 9 Nihil AKIBAT MATI - - - CACAT TETAP - 2 - SEMENTARA TAK MAMPU KERJA - 1 - CEDERA RINGAN - 6 - Sumber: Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III Persero.

C. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Menurut Fathoni 2006:111, faktor manusia yang mengakibatkan kecelakaan adalah karena: 1. Menggunakan peralatan yang tidak aman. 2. Menjalankan peralatan kerja yang tidak tahu caranya. 3. Menempatkan bahan-bahan yang tidak aman pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan perlawanan arus. 4. Merusak alat-alat keselamatan kerja sehingga berakibat tidak baik. 5. Salah menggunakan alat kerja. 6. Karena pengaruh gangguan dari orang lain. Menurut Suma’mur 2009:81, pakaian pelindung sesuai dengan keperluannya yaitu: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian kerja dan lain-lain biasanya sangat berguna untuk melindungi kesehatan dan Universitas Sumatera Utara keselamatan tenaga kerja serta memungkinkan tenaga kerja dapat dengan aman melakukan pekerjaannya sehingga produktif oleh karena dilindungi oleh alat pelindung diri APD yang dipakainya. Alat-alat perlindungan diri yang digunakan pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau : 1. Sepatu safety 2. Sepatu boot safety 3. Sarung tangan 4. Sarung tangan las 5. Masker bahan kimia 6. Masker debu 7. Ear Plug 8. Kaca mata bubut 9. Oto las 10. Helm Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Pasal 50 mengenai Perlengkapan Keselamatan Kerja yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Perusahaan wajib menyediakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 sebagai inventaris untuk karyawan yang bekerja pada unit kerja yang membahayakan menurut sifat pekerjaannya sesuai dengan undang-undang keselamatan kerja. 2. Perusahaan akan mentaati segala petunjuk dan anjuran dari petugas direktorat usaha perlindungan dan perawatan tenaga kerja mengenai alat-alat pengamanan dan sebagainya. 3. Karyawan wajib memakai dan memelihara dengan baik alat-alat perlengkapan kerjaalat keselamatan kerja yang disediakan perusahaan.

D. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 Pasal 2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk : a. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi. b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerjaburuh, danatau serikat pekerjaserikat buruh serta. c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktivitas. Universitas Sumatera Utara Didalam pernyataan Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada Bab IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Pasal 51 mengenai Pencegahan Keselamatan Kerja dicantumkan bahwa: Perusahaan wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja K3 serta menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 sebagai bagian integral dari manajemen perusahaan. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero meliputi satu KebunUnit yang terdiri dari 34 Kebun, 12 Pabrik Kelapa Sawit, 5 Rumah Sakit dan 1 Kantor Direksi sesuai PP No. 502012 pasal 5 ayat 2. Dari pernyataan diatas, maka Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau termasuk didalamnya. Namun kurang tepat dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik dari pernyataan Undang-Undang Pemerintah. Dan mengenai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Ayat 2 yaitu: Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaannya berlaku bagi perusahaan yang: a. Mempekerjakan pekerjaburuh paling sedikit 100 seratus orang atau b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Universitas Sumatera Utara Dari uraian diatas dan dari pengamatan penulis dapat dikatakan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau belum memenuhi standar, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan pada pabrik, yang jauh dari batas maksimal dalam persyaratan yang ditentukan oleh Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat Kerja yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 13MENX2011, Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405MENKESSKXI2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Namun demikian, Perusahaan bertanggung jawab dan terus berusaha dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi para karyawannya. Hal ini jelas terlihat dari Undang-Undang Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dan Serikat Pekerja PT. Perkebunan Nusantara III Persero sehingga para karyawan yang bekerja pada pabrik merasa terlindungi dan terjamin keselamatan maupun kesehatannya. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan