Dasar Teori TINJAUAN PUSTAKA

= 3 Dari persamaan diatas 2 dan 3 dapat = 4

2.3 Kolektor

Terdapat tiga jenis kolektor surya yang diklasifikasikan ke dalam Solar Thermal Collector System dan juga memiliki korelasi dengan pengklasifikasian kolektor surya berdasarkan dimensi dan geometri dari receiver yang dimilikinya: 1. Flat-Plate Collectors kolektor plat datar 2. Parabolic Collectors kolektor parabola 3. Evacuated Tube Collectors kolektor plat datar tabung vakum kolektor surya plat datar bisa memanfaatkan paparan radiasi matahari melalui sorotan langsung dan juga sebaran, tidak memerlukan tracking matahari atau perubahan posisi mengikuti matahari dan juga karena desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya pembuatan yang tidak susah. kolektor pelat datar gambar 2.1 dapat menghasilkan suhu antara 70-80 o C. Gambar 2.6 kolekor thermosyphon plat datar Evacuated tube collectors Gambar 2.7 menghasilkan energi panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis kolektor surya sebelumnya. Evacuated Tube Collectors memiliki efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan panasnya yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara absorber dan cover-nya dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu meminimalisasi kehilangan panas yang terjadi secara konveksi dari permukaan luar absorber menuju lingkungan Gambar 2.7 Evacuated Tube Collectors Berdasarkan bentuk komponen absorber-nya, jenis Parabolic collectors dikelompokan menjadi dua jenis yaitu Parabolic trough collectors dan Parabolic dish collectors . Parabolic dish collectors Gambar 2.8.a berguna untuk memfokuskan pantulan radiasi sinar matahari ke satu titik receiver, Sedangkan Parabolic trough collectors Gambar 2.8.b, berguna untuk mamfokuskan pantulan radiasi matahari ke suatu titik memanjang yang berbentuk garis. Agar pemanasan dapat berjalan maksimal kolektor harus di ubah posisinya tiap beberapa waktu mengikuti paparan matahari. Gambar 2.7a Kolektor parabola Gambar 2.7b Kolektor parabola silinder kolektor yang dipilih untuk penelitian ini adalah kolektor Parabolic trough collectors parabola silinder, karena kolektor surya jenis ini yang paling cocok diaplikasikan pada generator yang berbentuk horizontal dan kolektor ini mampu memfokuskan energi radiasi cahaya matahari yang besar pada receivergenerator dibandingkan dengan kedua jenis kolektor yang lain, sehingga dengan itu diharapkan bisa menghasilkan temperatur yang tinggi. Dengan menggunakan sistem pemanasan yang terfokus maka akan dapat meningkatkan kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Berikut ini merupakan keterangan lebih lanjut tentang sifat-sifat adsorber dan ammonia yang digunakan.

2.4 AmoniaNH

3 Amonia NH 3 , adalah gas beracun dan tak bewarna dengan bau mengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan amonia dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia di tahun 1913, amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen. Amonia juga digunakan sebagai refrigeran di lemari pendingin, selain itu dalam pembuatan polimer dan bahan letupan. Sifat-sifat Amonia Selain memiliki bau khas yang menyengat, ada beberapa sifat lain dari amonia, yaitu: 1. Titik beku -77,74C dan titik didih -33,5C. 2. Pada suhu dan tekanan biasa bersifat gas dan tidak berwarna, beratnya lebih ringan daripada udara dan baunya menyengat. 3. Amonia memiliki sifat basa, larutan amonia yang pekat mengandung 28-29 amonia pada suhu 25C. 4. Amonia bersifat korosif pada tembaga dan timah Manfaat dan kegunaan amonia Amonia umum digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan, amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan berbagai perkakas rumah tangga, zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat pupuk untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman, Amonia juga dapat digunakan sebagai refrijeran dalam sistem pendingin. Namun dalam penggunannya, diperlukan kehati-hatian karena konsentrasi tinggi amonia bisa sangat berbahaya bila terhirup. Selain ammonia-air beberapa refijeran yang bisa dipakai dalam penelitian ini antara lain:

2.5 Kalsium klorida

Kalsium klorida CaCl 2 , merupakan salah satu jenis garam yang terdiri dari unsur kalsium Ca dan klorin Cl. Garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam air. Kalsium klorida tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mudah terbakar. Kalsium klorida termasuk dalam tipe ion halida, dan padat pada suhu kamar. Karena sifat higroskopisnya, kalsium klorida harus disimpan dalam kontainer kedap udara rapat tertutup.

2.6 Litium bromida-Air

Sistem air-litium bromida banyak digunakan untuk pengkondisian udara dimana suhu evaporasi berada di atas 0 ºC. Litium Bromida LiBr adalah suatu kristal garam padat, yang dapat menyerap uap air. Larutan cair yang terjadi member tekanan uap yang merupakan fungsi suhu dan konsentrasi larutan. Hubungan antara entalpi dengan persentase litium-bromida dalam larutan LiBr pada berbagai suhu larutan. Proses terjadi kristalisasi larutan LiBr-H 2 O, yaitu pada keadaan yang mana larutan mengalami pemadatan. Proses yang terjadi pada wilayah melewati batas kristalisasi akan mengakibatkan pembentukan lumpur padat dan penyumbatan sehingga mengganggu aliran di dalam pipa.

2.7 Zeolit-Air

Zeolit memiliki beberapa sifat, berikut adalah sifatnya sebagai adsobrsi : Pada keadaan normal, ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang berada disekitar kation. Bila Kristal zeolit dipanaskan pada suhu