LANDASAN TEORI
1. Deskripsi Teoretik
Proses Belajar Mengajar
Menurut Goetting 1942: 3, kata belajar. Seperti yang dipakai saat ini, harus dilihat dari dua sudut pandang. Satu sudut pandang menganggap belajar sebagai suatu proses atau aktifitas.
Kemudian,   sudut   pandang   yang   lain   menekankan   belajar   sebagai   suatu   hasil   atau   produk. Sedangkan mengajar adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk  menghasilkan perubahan
pada   peserta   didik   siswa   untuk   memberikan   dorongan,   bantuan,   dan   pengarahan   untuk perubahan   tertentu.   Sedangkan   ahli   lain,   nunan   1989:   84   menyatakan   bahwa   tujuan
pendidikan   yang   utama   adalah   menentukan   proses   belajar   mengajar,   merencanakan pembelajaran, dan menggunakan strategi yang sesuai. Menurut Edgarstones 1979: 9, secara
ideal   pengajaran   meliputipenyusunan   lingkungan   belajar   secara   sistematis   dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang relevan dan disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan perubahan seefektif dan seekonomis mungkin.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat dua istilah:   belajar   mengacu   pada   peserta   didik   siswa   dan   mengajar   mengacu   pada   pengajar
guru. Ada tiga hal utama dalam proses belajar mengajar, yaitu pembentukan dan perumusan strategi, proses penerapan strategi, dan penilaian hasil yang diperoleh evaluasi. Proses belajar
mengajar bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada peserta didik. Karena subjek yang
akan dikenai perubahan adalah peserta didik, maka proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Proses Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa melatih siswa untuk memperhatikan nilai-nilai dalam komunikasi sehingga mereka   dapat   menggunakan   bahasa   dengan   tepat.   Littlewood   1984   menyatakan   bahwa
pembelajaran   bahasa   adalah   respon   alami   terhadap   kebutuhan   komunikasi   baik   produktif maupun reseptif. Oleh karena itu, kita harus berusaha meyakinkan peserta didik agar selalu
memperhatikan   nilai-nilai   komunikasi   dari   apa   yang   mereka   pelajari.   Littlewood   juga menyatakan bahwa di dalam kelas, kegelisahan dapat menjadi penghalang dalam belajar dan
membuat  siswa  malas  untuk  mengekspresikan  diri pada pembelajaran  bahasa  kedua.   Oleh karena   itu   kita   harus   menghindari   kritik   yang   berlebihan   terhadap   penampilan   mereka,
berusaha memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan diri, dan menciptakan suasana kelas yang santai.
Harmer   1983   menyatakan   bahwa   komponen   dalam   pendekatan   aktifitas   yang   seimbang adalah   kemampuan   guru   untuk   bisa   beradaptasi   dan   bersikap   fleksibel.   Kemampuan
beradaptasi mengacu pada kemampuan guru untuk memilih dan mengadaptasi programnya dalam   mengajar.   Sedangkan   fleksibilitas   mengacu   pada   tingkah   laku   guru   dalam   kelas   dan
kemampuannya   untuk   bersikap   sensitif   terhadap   perubahan   yang   dibutuhkan   untuk peningkatan hasil pembelajaran. Fleksibilitas artinya kemampuan untuk menggunakan berbagai
macam teknik dan tidak hanya terpaku pada satu metodologi saja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk memberikan   kemampuan  kepada  peserta  didik  untuk  berkomunikasi  dalam  bahasa Inggris.
Untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, harus ada kerja sama antara guru dan peserta   didik.   Guru   harus   bisa   mengadaptasi   kondisi   kelas   dan   bersikap   fleksibel   dalam
menggunkan teknik yang sesuai.
Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Efisien
Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk 1992, proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi
siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
proses belajar mengajar.
Sedangkan   Alatis   dan   Altman   1981:   44   mengusulkan   bahwa   untuk   memaksimalkan keefektifan,   seorang   guru   perlu   memahami   ketidaksesuaian   antara   apa   yang   dibawa   siswa
dalam situasi pembelajaran bahasa yang formal dan tuntutan yang diminta oleh guru dan teks, tuntutan sistem ujian, dan harapan untuk prospek ke depan.
Ahli   lain,   McWhorter   1992:   3   menyatakan   bahwa   efisiensi   adalah   kemampuan   untuk menunjukkan   sesuatu   dengan   sedikit   usaha,   biaya,   dan   pengeluaran.   Efisiensi   mencakup
penggunaan waktu dan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Sebagai   kesimpulan,   ada   dua   hal   utama   yang   diperlukan   untuk   mencapai   proses   belajar mengajar yang efektif. Pertama, harus ada kegiatan analisis kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa
adalah hubungan antara kemampuan dan harapan siswa dari proses pembelajarannya. Kedua, harus ada gambaran seperti apa sistem ujian yang dipakai. Jadi, harus ada kesesuaian antara
kebutuhan siswa dan sistem ujian.
Pembelajaran Reading
Carrel dkk 1988: 12 menyatakan bahwa reading adalah kemampuan bahasa yabg reseptif. Maksudnyaadalahproses   psikolinguistik   dimana   hal   ini   dimulai   dengan   perwujudan   unsur
kebahasaan   yang   disandikan   oleh   penulis   dan   diakhiri   dengan   makna   yang   dibentuk   oleh pembaca.
Reading membaca yang efektif adalah kemampuan seseorang untuk membentuk makna dari teks   yang   sesuai   dengan   maksud   penulis.   Seseorang   dikatakan   mempunyai   kemampuan
membaca secara efisien jika dia mampu menggunakan waktu yang tersedia dengan efektif untuk membaca dan memahami makna yang terkandung pada bacaan.
Pembelajaran Writing
Menurut   Borowich   1996:   13,   untuk   melakukan   kegiatan   writing   menulis   yang   efektif diperlukan  banyak  waktu,  atau  bahkan  bisa dikatakan   pemborosan  waktu.  Seorang  penulis
membutuhkan waktu yang longgar untuk mengekspresikan gagasan, menyusunnya, dan menulis ulang sehingga menghasilkan tulisan yang baik. Harmer 1983: 48 menuliskan bahwa dalam
mengajarkan   writing,   guru   harus   mempertimbangkan   beberapa   hal,   misalnya   penyusunan kalimat   menjadi   paragraf,   bagaimana   paragraf   digabungkan,   dan   pengelompokan   gagasan
sehingga menjadi tulisan yang koheren.
Dengan mengacu pada teori-teori di atas, seorang penulis akan menghabiskan banyak waktu untuk menghasilkan tulisan yang baik. Penulis melakukan berbagai langkah, mengungkapkan
gagasan,   menyusun   dan   menulis   ulang   gagasan   tersebut.   Efisiensi   dapat   diperoleh   apabila penulis mempunyai konsep yang jelas sebelum memulai kegiatannya. Menulis secara efektif dan
efisien akan menghasilkan tulisan yang baik yaitu tulisan yang koheren.
Pembelajaran Listening
Harmer   1983   menyatakan   bahwa   listening   mendengarkan   sebagai   suatu   keterampilan berbeda   dengan   writing.   Dalam   listening,   pendengar   tidak   dapat   melihat   apa   yang   dia
dengarkan,   tetapi   hanya   bisa   mendengarkannya.   Harmer   juga   menjelaskan   tentang  kriteria materi untuk listening. Menurutnya, dengan melihat kesulitan yang ada dalam materi listening,
kita akan mempunyai gambaran untuk menanganinya. Pertama, kita harus memahami materi seperti apa yang ingin didengarkan oleh siswa. Kedua, jika memungkinkan, guru memberikan
bantuan kepada siswa untuk memahami teks. Yang terakhir dan mungkin yang paling penting, kita harus yakin pada kualitas tape recorder yang kita gunakan untuk kegiatan listening.
Pembelajaran Speaking
Menurut Finnochiaro dan Bonomo 1973: 110, untuk menumbuhkan minat dan mendorong komunikasi, percakapan sederhana harus diikutsertakan pada awal pembelajaran, lagu harus
diajarkan, cerita harus diperkenalkan sehingga siswa dapat meresponnya. Tetapi, pada waktu yang   bersamaan   juga   harus   diajarkan   tentang   unsur-unsur   bahasa   yang   lainnya,   seperti
grammar dan pronunciation.
Sedangkan Robinett 1978 menjelaskan bahwa aktifitas lisan akan lebih bisa dikendalikan, atau dengan kata lain lebih bebas. Dia juga menyatakan bahwa harus diperhatikan juga masalah yang
berkaitan dengan pengucapan pronunciation pada waktu mengajarkan speaking.
Kesimpulannya,   pembelajaran   speaking   berbicara   tidak   dapat   dipisahkan   dari   kehidupan sehari-hari terutama berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan setiap hari. Untuk mencapai
pembelajaran   speaking   yang   efektif,   proses   pembelajaran   harus   berhubungan   dengan percakapan   yang   autentik.   Selain   itu   guru   juga   harus   bisa   mendorong   siswa   untuk
mengekspresikan gagasannya dalam kelas. Dalam pembelajaran speaking, grammar termasuk kosakata dan structure sebaiknya diajarkan selangkah demi selangkah sehingga siswa dapat
mengikuti dengan baik dan akan tercapai hasil sesuai yang diharapkan.
Kerangka Berfikir
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris dapat dicapai jika semua komponen yang   terkait   seperti   guru,   siswa,   kepala   sekolah,   dan   guru   BK   mempunyai   kemauan   untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan kebutuhan untuk meningkatkan proses belajar mengajar Bahasa Inggris, maka   komponen   yang   terkait   tersebut   harus   melakukan   suatu   tindakan   yang   mendorong
pencapaian   keberhasilan   tersebut.   Dalam   mengujicobakan   tindakan   tersebut,   mereka menggunakan  prinsip  scientific  method.  Dalam  hal  ini.  Peneliti  pertama  mengamati  proses
belajar mengajar, kedua, mengidentifikasi masalah, ketiga, bekerja sama dengan guru untuk
menemukan   pemecahan   masalah,   dan   keempat,   mempraktikkan   tindakan   dan mengevaluasinya.
Hal yang penting dalam  penelitian  tindakan  action  research adalah kolaborasi. Kolaborasi artinya seluruh komponen mengetahui dan memahami bentuk tindakan yang akan diterapkan.
Disini tidak ada yang bertindak sebagai pembuat keputusan yang utama, karena semua orang yang terlibat akan saling berbagi gagasan dan pendapat.
Proses belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon, Bantul pada tahun ajaran 20052006 mencakup banyak faktor, diantaranya guru, siswa, materi, aktifitas, dana,
kurikulum,   dan   kebijaksanaan   sekolah.   Untuk   mencapai   tujuan   secara   optimal.   Semua komponen   harus   bisa   mengenali   masalah,   menghubungkan   faktor-faktor   yang   ada   dengan
masalah yang dihadapi, dan menerapkan aktifitas yang dapat meningkatkan motivasi siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris dalam kelas selangkah demi selangkah, mengubah kelas yang pasif
menjadi aktif, dan juga meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian