ditetapkan menjadi Badan dan berganti nama menjadi “Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan.”
Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009, sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. Dan selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 2011, status pelayanan di
RSUD dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Layanan Umum Daerah. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit pendidikan kelas B
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan
terletak di Jalan Prof. Haji Mohammad Yamin, SH No. 47, Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur. Kepegawaian RSUD dr. Pirngadi Kota
Medan meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non medis.
3.2 Visi dan Misi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
Visi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di Sumatera bagian Utara tahun 2015. Misi RSUD dr.
Pirngadi Kota Medan adalah: a.
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu kedokteran
serta tenaga kesehatan lainnya. c.
Mengembangkan manajemen rumah sakit yang profesional.
Universitas Sumatera Utara
3.3Struktur Organisasi
RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang wakil direktur yaitu:
a. Wakil direktur bidang administrasi umum.
b. Wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan.
c. Wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.
Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh kelompok pejabat fungsional yang terdiri dari staf medik fungsional dan instalasi yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah instalasi farmasi yang bertugas mengatur dan
menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1,
halaman 66.
3.4 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah: Obat yang bermutu dan terjangkau adalah yang
utama. Struktur instalasi farmasi dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 67. Instalasi farmasi dibagi menjadi tiga bagian subinstalasi, yaitu subinstalasi
kesekretariatan, subinstalasi perlengkapan, dan subinstalasi distribusi.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Subinstalasi Kesekretariatan
Merupakan bagian dari instalasi farmasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan kefarmasian di instalasi farmasi. Kesekretariatan dipimpin
oleh seorang Apoteker yang disebut dengan sekretaris instalasi farmasi. Subinstalasi kesekretariatan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
a. administrasi dan keuangan
b. farmasi klinis Pelayanan Informasi Obat PIO, Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Rumah Sakit PKMRS, konseling obat serta c.
pelayanan dan evaluasi.
3.4.1.1 Administrasi dan keuangan
a. Administrasi
Dalam melaksanakan tugasnya bagian administrasi dibagi dua bagian, yaitu: i.
Umum, kepegawaian dan rumah tangga, tugasnya adalah: a
Mencatat surat-surat yang masuk ke instalasi farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi.
b Mencatat surat-surat yang keluar dari instalasi farmasi dan
menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban yang jelas dan mengarsipkannya.
c Mengarsipkan data-data pegawai di instalasi farmasi.
d Membalas surat yang masuk ke instalasi farmasi.
e Mengatur mutasi pegawai di lingkungan instalasi farmasi.
f Mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep.
g Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di instalasi farmasi
misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
ii. Akuntansi, laporan dan statistik, tugasnya adalah:
a Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan, dan
alat kesehatan b
Melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan subinstalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan kartu
administrasi persediaan farmasi c
Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan
d Membuat laporan pengeluaran obat-obatan, dan alat kesehatan yang
dikeluarkan instalasi farmasi dalam bentuk laporan tahunan e
Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke bagian keuangan setiap hari
f Membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian instalasi
farmasi rumah sakit setiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan
setiap tahun. b.
Keuangan Bagian keuangan bertugas membuat, mengatur, dan mengevaluasi
perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan
medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain.
Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Universitas Sumatera Utara
i. Pasien rawat jalan
bulan setiap
berkunjung pasien
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya.
ii. Pasien rawat inap
bulan setiap
rawatan hari
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Biaya unit cost untuk pasien JKN, Medan sehat, Pemprovsu dan umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini diproses menggunakan sistem
komputerisasi, dihitung jumlahnya oleh petugas instalasi farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh instalasi farmasi ke keuangan
rumah sakit. Contoh rekapitulasi perhitungan unit cost dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 81.
Setiap bulan dibuat neraca rugilaba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat
perubahan yang signifikan.
3.4.1.2 Farmasi klinis
Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a.
Pelayanan Informasi Obat PIO Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil
obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek
samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan di ruang konseling farmasi rawat jalan Medan Sehatpemprovsu.
Adapun PIO yang diberikan meliputi: i.
pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya,
ii. memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi
obat, dan iii.
memberikan informasi tentang cara penggunaan obat. b.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti
tuberkulosis, hipertensi, cara penggunaan obat khusus sepeti tetes hidung dan inhaler, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan
Medan Sehat dan Pemprovsu. c.
Konseling Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi
dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat- obatan pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Konseling bertujuan
memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara
menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi: i.
Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. ii.
Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions.
iii. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat. iv.
Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat.
v. Mengedukasi pasien tentang gaya hidup life style yang sehat.
vi. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.
vii. Dokumentasi.
d. Pelayanan kemoterapi Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai
penanggung jawab. Pencampuran obat sitostatika dilaksanakan oleh Asisten Apoteker dibawah pengawasan Apoteker.
Prosedur kerja di ruang pencampuran sitostatika, yaitu: i.
Sebelum memasuki ruang steril, matikan lampu UV, nyalakan exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan.
ii. Lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada
tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih. iii.
Petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, sarung tangan,
masker, sarung tangan, sepatu khusus.
Universitas Sumatera Utara
iv. Gunakan desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol
70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut, kemudian nyalakan Laminar Air Flow LAF.
v. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker,
pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai mencampur, matikan LAF, lalu alas kemoterapi bekas dibersihkan dengan
menyemprot alkohol 70. vi.
Tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampur pada etiket. vii.
Lepaskan alat pelindung diri, sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk tempat
pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya seperti plastik kemasan
obat. viii.
Matikan exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV.
ix. Tutup pintu antar obat yang telah dicampur keruangan pasien dan antar
sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk proses dalam incenerator.
Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi pasien umum dan JKN.Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut:
i. dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas
resep, untuk pasien JKN pemilihan jenis obat berdasarkan standar formularium nasional dan daftar obat E-catalogue.
Universitas Sumatera Utara
ii. perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh
apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker, iii.
apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostatika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat
sitostatika di ruang pecampuran obat kemoterapi Lantai 6 iv.
setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien,
v. untuk pasien bukan peserta JKN perawat ruangan menyerahkan kuitansi
asli langsung kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien JKN tidak dipungut biaya
karena penagihan akan dilakukan pada penyelenggara jaminan kesehatan. Pengelolaan limbah sitostatika:
Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitostatika seperti: bekas ampul, vial, spuit, needle, dan lain-lain harus dilakukan
sedemikian rupa. Hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
i. Gunakan Alat Pelindung Diri APD.
ii. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-benda
tajam seperti spuit, vial, ampul, tempatkan dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna
standar internasional warna ungu dan berlogo sitostatika. iii.
Beri label peringatan pada bagian luar wadah. iv.
Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup. v.
Masukkan limbah dengan incenerator 1000°C dan cuci tangan.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.3 Perencanaan dan evaluasi
Merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit dan melaksanakan evaluasi
terhadap hasil pelaksanaan progarm dan anggaran di rumah sakit. Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan guna penyusunan perencanaan dan
pengambilan keputusan. Pelaksanaan dapat dilakukan secara periodik dan berjenjang. Tujuan dari kegiatan perencanaan dan evaluasi iniadalah
meningkatkan produktivitas para pengelola anggaran farmasi di rumah sakit agar dapat ditingkatkan secara optimum.
3.4.2 Subinstalasi perlengkapan
Subinstalasi perlengkapan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
dalam hal pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan produksi perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit.
3.4.2.1 Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan
peran aktif apoteker dalam KFT untuk menetapkan kualitas dan efektifitas serta jaminan purna transaksi pembelian.
3.4.2.2 Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
Universitas Sumatera Utara
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Subinstalasi perlengkapan farmasi dibagi atas dua bagian, yaitu unit perencanaan dan pengadaan dan unit gudang.
Unit perencanaan dan pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut: a.
Merencanakan seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di dalam rumah sakit. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan data pemakaian
periode yang lalu, sisa stok, dan pola penyakit. b.
Memesan dan menyediakan perbekalan farmasi sesuai permintaan untuk kebutuhan rumah sakit.
Bagian perencanaan dan pengadaan melakukan pemesanan bahan-bahan obat dan alat kesehatan habis pakai untuk kebutuhan selama ± 3 bulan
berdasarkan permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh
kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai sesuai dengan formularium yang berlaku di rumah sakit tersebut.
3.4.2.3 Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian secara langsung dari
pabrikdistributorpedagang besar farmasirekanan berdasarkan kebutuhan obat yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Pengadaan dapat dilakukan dengan 2 cara: a.
Cara E- Catalog Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik
yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia BarangJasa Pemerintah. E-Purchasing adalah tata cara
pembelian BarangJasa melalui sistem katalog elektronik yang diselenggarakan oleh LKPP.Penyedia barangjasa tidak perlu lagi datang ke Kantor Kelompok
Kerja Unit Layanan Pengadaan Pokja ULP untuk melihat, mendaftar dan mengikuti proses pelelangan, tetapi cukup melakukannya secara online pada
website pelelangan elektronik Permenkes RI NO. 48 Tahun 2013. b.
Cara Manual Kebutuhan obat di luar E-Catalog Bagian perencanaan dan pengadaan melakukan pemesanan bahan-bahan
obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan selama beberapa bulan 1-3 bulan berdasarkan permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus
yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai
sesuai dengan formularium yang berlaku di rumah sakit tersebut. Proses pengadaan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap
berikut: a.
Subinstalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 daftar permintaan dan pengeluaran farmasi yang dapat dilihat
pada Lampiran 3, halaman 68. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang maka gudang akan membuat permohonan pembelian
barang dengan menggunakan formulir P1 permohonan pembelian barang
Universitas Sumatera Utara
medis, yang dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 74 dan menyerahkannya pada unit pengadaan.
b. Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi melalui dua cara yaitu dengan
cara pemesanan langsung dan pemesanan melalui sistem e-catalogue. Cara pemesanan langsung menggunakan surat pesananorder pembelian kepada
Pedagang Besar Farmasi PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi. Pemesanaan melalui e-catalogue dilakukan secara
online yang terhubung dengan server LKPP. Untuk pemesanan obat-obat harus sesuai dengan formularium nasional. Untuk pasien JKN Jaminan Kesehatan
Nasional pemesanan obat-obat disetujui oleh petugas BPJS. c.
Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti: kodein, pethidin, fentanyl, dan morfin sulfat dilakukan oleh unit pengadaan dengan menggunakan surat
pesanan form N-9 kepada PT. Kimia Farma yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi atau apoteker yang ada di tempat. Contoh formulir
pemesanan obat narkotika dapat dilihat pada Lampiran 13, halaman 78. Sedangkan obat psikotropika seperti diazepam dan luminal dapat dipesan dari
PBF lainnya selain PT. Kimia Farma. Contoh formulir pemesanan obat psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 12, halaman 77.
d. Barang pesanan kemudian diantar oleh PBF ke gudang dengan membawa
faktur penjualan dan diperiksa oleh petugas gudang. Sebelum jatuh tempo pihak PBF akan datang untuk penagihan. Pada saat penagihan PBF membawa
faktur asli beserta kuitansi, surat pesanan. Pembayaran dilakukan apabila berkas penagihan telah disetujui oleh direktur.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.4 Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang telah ditetapkan.
Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh unit pelayanan yang ada di rumah sakit. Apabila
ada perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis, pihak gudang akan mencatat dan memintanya ke unit pengadaan sebulan sekali yang ditulis dalam
lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P1. Permintaan perbekalan farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam
sebulan jika kebutuhan rumah sakit meningkat dibandingkan biasanya. Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan
akan membuat order pembelian dan memesannya ke Pedagang Besar Farmasi PBF.
Perbekalan farmasi yang telah dipesan diantar oleh PBF ke bagian gudang. Petugas unit gudang memeriksa kesesuaian barang dengan faktur dan surat
pesanan yang meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, dan kondisi barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku
barang masuk disertai potongan harganya, lalu dicatat di kartu stok gudang. Kemudian faktur ditandatangani oleh penerima barang di unit gudang. Barang
yang diterima disesuaikan dengan faktur. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan faktur dan surat pesanan maka barang akan dikembalikan.
Perbekalan farmasi yang masuk ke gudang harus dicatat dalam buku barang masuk dan barang yang keluar dicatat dalam kartu stok gudang. Gudang
Universitas Sumatera Utara
mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari subinstalasi distribusi dengan menggunakan formulir B2 daftar permintaan dan pengeluaran farmasi.
Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat
narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Obat- obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin dan
supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan
farmasi dan alat kesehatan di gudang. Unit gudang dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Gudangobat-obatan
Bertugas membuat permohonan pembelian obat, menerima, menyimpan, dan menyalurkan perbekalan farmasi berupa obat-obatan.
b.
Gudang alat kesehatan
Gudang alat kesehatan bertugas membuat permohonan pembelian, menerima, dan menyimpan, alat kesehatan habis pakai. Bahan-bahan cairan
seperti alkohol, formalin, dan hidrogen peroksida juga disimpan dan didistribusikan oleh gudang alat kesehatan habis pakai.
Setiap akhir bulan petugas melakukan stock opname yaitu menghitung jumlah dan kondisi kadaluarsa perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang
dan membuat laporan sisa stok.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.5 Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi
i. Sediaan farmasi dengan formula khusus
ii. Sediaan farmasi dengan harga murah
iii. Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil, cth: H
2
O
2
, alkohol 70, formalin
iv. Sediaan farmasi parenteral, cth: sediaan obat kanker
3.4.3 Subinstalasi Distribusi
Subinstalasi distribusi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi perbekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan
merupakan salah satu fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat
kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap JKN, Medan Sehat, dan Pemprovsu untuk sediaan injeksi
dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD, namun sediaan oral belum dilakukan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak perbekalan
farmasi pada sore dan malam hari emergency dengan sistem floor stock. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi di mana
obat dikemas untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam
Universitas Sumatera Utara
memonitor penyampaian perbekalan farmasi kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang rasional dan efektif.
Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada subinstalasi distribusi adalah sebagai berikut:
a. Subinstalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan
besarnya kebutuhan rumah sakit dengan menggunakan formulir B2 Buku formulir barang masuk dan barang keluar.
b. Subinstalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya
berdasarkan permintaan melalui resep, dan kartu obat. Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang dari dan
ke subinstalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan subinstalasi administrasi setiap bulan.
Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui: a.
Pelayanan farmasi umum pasien rawat inap dan rawat jalan b.
Pelayanan farmasi pasien jaminan kesehatan rawat inap c.
Pelayanan farmasi pasien jaminan kesehatan rawat jalan d.
Apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD dan KBE e.
Apotek satelit Instalasi Bedah Sentral IBS f.
Pelayanan distribusi perbekalan farmasi ruang perawatan dan poliklinik g.
Pelayanan Kemoterapi
3.4.3.1 Pelayanan farmasi umum pasien rawat inap dan rawat jalan dan Instalasi Gawat Darurat IGD
Pelayanan farmasi umum pasien rawat inap dan rawat jalan dan IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pasien umum adalah masyarakat umum yang
Universitas Sumatera Utara
datang untuk berobat ke rumah sakit dan harus membayar pengobatannya sendiri karena tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun. Pasien rawat jalan umum
berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, gigi, mata, neurologi, obstetri dan ginekologi, nefrologi, gastrologi, kardiologi, dan lain-lain. Pasien umum yang
rawat inap berasal dari ruang rawat inap seperti ruang VIP, Plus A, Plus B dan lain-lain.
a. Pelayanan farmasi rawat jalan
Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan: i.
Pasien memberikan resep kepada apotekerasisten apoteker ii.
Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju lalu pasien membayar, maka obat segera disiapkan
iii. Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan
pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek pelayanan farmasi rawat jalan
iv. Resep asli dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan kepada
bagian administrasi untuk diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sama dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan disetorkan ke
bagian keuangan.
b. Pelayanan farmasi rawat inap
Prosedur pelayanan farmasi pasien umum: i.
Perawatkeluarga pasien membawa kartu obatresep ke apotek. ii.
Resep disalin pada blanko copy resep, lalu obat diberi harga dan minta persetujuan pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
iii. Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan
pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek pelayanan farmasi rawat inap.
iv. Lembar copy resep dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan
kepada bagian administrasi untuk diperiksa kembali dan diarsipkan.
c. Pelayanan farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD