i. Pasien rawat jalan
bulan setiap
berkunjung pasien
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya.
ii. Pasien rawat inap
bulan setiap
rawatan hari
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Biaya unit cost untuk pasien JKN, Medan sehat, Pemprovsu dan umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini diproses menggunakan sistem
komputerisasi, dihitung jumlahnya oleh petugas instalasi farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh instalasi farmasi ke keuangan
rumah sakit. Contoh rekapitulasi perhitungan unit cost dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 81.
Setiap bulan dibuat neraca rugilaba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat
perubahan yang signifikan.
3.4.1.2 Farmasi klinis
Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a.
Pelayanan Informasi Obat PIO Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil
obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek
samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan di ruang konseling farmasi rawat jalan Medan Sehatpemprovsu.
Adapun PIO yang diberikan meliputi: i.
pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya,
ii. memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi
obat, dan iii.
memberikan informasi tentang cara penggunaan obat. b.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti
tuberkulosis, hipertensi, cara penggunaan obat khusus sepeti tetes hidung dan inhaler, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan
Medan Sehat dan Pemprovsu. c.
Konseling Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi
dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat- obatan pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Konseling bertujuan
memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara
menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi: i.
Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. ii.
Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions.
iii. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat. iv.
Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat.
v. Mengedukasi pasien tentang gaya hidup life style yang sehat.
vi. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.
vii. Dokumentasi.
d. Pelayanan kemoterapi Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai
penanggung jawab. Pencampuran obat sitostatika dilaksanakan oleh Asisten Apoteker dibawah pengawasan Apoteker.
Prosedur kerja di ruang pencampuran sitostatika, yaitu: i.
Sebelum memasuki ruang steril, matikan lampu UV, nyalakan exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan.
ii. Lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada
tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih. iii.
Petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, sarung tangan,
masker, sarung tangan, sepatu khusus.
Universitas Sumatera Utara
iv. Gunakan desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol
70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut, kemudian nyalakan Laminar Air Flow LAF.
v. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker,
pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai mencampur, matikan LAF, lalu alas kemoterapi bekas dibersihkan dengan
menyemprot alkohol 70. vi.
Tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampur pada etiket. vii.
Lepaskan alat pelindung diri, sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk tempat
pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya seperti plastik kemasan
obat. viii.
Matikan exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV.
ix. Tutup pintu antar obat yang telah dicampur keruangan pasien dan antar
sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk proses dalam incenerator.
Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi pasien umum dan JKN.Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut:
i. dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas
resep, untuk pasien JKN pemilihan jenis obat berdasarkan standar formularium nasional dan daftar obat E-catalogue.
Universitas Sumatera Utara
ii. perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh
apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker, iii.
apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostatika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat
sitostatika di ruang pecampuran obat kemoterapi Lantai 6 iv.
setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien,
v. untuk pasien bukan peserta JKN perawat ruangan menyerahkan kuitansi
asli langsung kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien JKN tidak dipungut biaya
karena penagihan akan dilakukan pada penyelenggara jaminan kesehatan. Pengelolaan limbah sitostatika:
Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitostatika seperti: bekas ampul, vial, spuit, needle, dan lain-lain harus dilakukan
sedemikian rupa. Hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
i. Gunakan Alat Pelindung Diri APD.
ii. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-benda
tajam seperti spuit, vial, ampul, tempatkan dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna
standar internasional warna ungu dan berlogo sitostatika. iii.
Beri label peringatan pada bagian luar wadah. iv.
Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup. v.
Masukkan limbah dengan incenerator 1000°C dan cuci tangan.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.3 Perencanaan dan evaluasi