MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

ABSTRAK
MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH
DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION
(RFID) PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

Oleh :
Allen Kelana

Pemilihan umum (pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sistem
demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak
asasi warga negara di bidang politik yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saat ini pemilu
adalah sarana untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan wakilnya,
Gubernur dan wakilnya, serta Bupati / Wali Kota dan wakilya. Saat ini pemerintah sedang
mengembangkan pemilu secara elektronik yang disebut e-voting.
Model pemilu elektronik yang dibuat menggunakan Radio Frequency Identification
(RFID) tag pasif yang terdapat pada Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP Elektronik)
untuk identifikasi. Dengan menggunakan NFC Shield sebagai sensor pembaca Unique
Identification (UID) RFID dan ditambah mikrokontroler Arduino Mega 2560 sebagai
pengendalinya. Visual Basic 6.0 Enterprise untuk membuat Graphical User Interface

dan MS. Access untuk manajemen database.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semua bagian dari sistem berjalan dengan baik.
NFC Shield dapat membaca UID tag RFID KTP Elektronik yang kemudian diteruskan ke
database pada komputer untuk diidentifikasi dengan membandingkan UID yang diterima
terhadap database tabel pemilih dan tabel absensi memastikan hak suaranya masih dapat
digunakan. Setelah sistem memutuskan UID tersebut diterima, akan berlanjut pada proses
pengambilan suara. Sistem mengirimkan surat suara dan penduduk memberikan
pilihannya. Pada waktu yang ditentukan dimana ditandainya pengambilan suara usai,
maka admin dapat melakukan rekapitulasi. Namun ada beberapa KTP Elektronik yang
tidak terbaca oleh sistem yang berarti telah rusak karena patah, pecah, atau meleleh.
Dapat disimpulkan bahwa Model Pemilu Elektronik dengan pembacaan RFID pada KTP
Elektronik dapat menjadi model alternative e-voting.
Kata Kunci: Model, RFID, Database, NFC Shield, UID, Mikrokontroler, KTP Elektronik,
Pemilu Elektronik.

ABSTRACT
ELECTRONIC ELECTION MODEL OF REGIONAL HEAD READING
ON RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION IN ELECTRONIC
RESIDENCE IDENTIFICATION CARD


By :
Allen Kelana

Elections is a means of implementing the sovereignty of the people in a democratic
system to elect representatives of the people, as well as one of the fulfillment of
human rights of citizens in the political field are held directly, general, free,
confidential, honest and fair in the Unitary Republic of Indonesia based on
Pancasila and the Constitution of the Republic of Indonesia 1945. This time the
election is a means to elect members of Indonesian Legislative Assembly,
Parliament, Council, the President and the vice, the Governor and the vice, as well
as the Regent / Mayor and the vice.
Electronic election model are made using passive Radio Frequency Identificarion
(RFID) tags contained in the Electronic Residen Identification Card (KTP
electronic) for identification. By using NFC Shield as the Unique Identify (UID)
reader sensor and microcontroller Arduino Mega 2560 as controller. Visual Basic
6.0 Enterprise to create a graphical user interface (GUI) and MS. Access as database
management.
From the test results showed that all parts of the system is running properly. NFC
Shield can be read KTP electronic’s UID tag which are then forwarded to the
database on computer to be identified by comparing the received UID against voter

database table and absentee table to make sure the right voice can still be used. After
deciding UID system is accepted, will continue in the voting process. The system
sends the ballot and give residents the choice. At the appointed time which indicated
they were voting over, the admin can do recapitulation. However there are some
KTP electronic are not readable by the system which means it has been damaged
duo to a broken, cracked, oe melt. It can be concluded that the model of electronic
elections reading on RFID in KTP electronic RFID can be an alternative model of
e-voting.
Keyword: Model, RFID, Database, NFC Shield, UID, Mikrokontroller, KTP
electronic, election.

MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH
DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)
PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

Oleh
ALLEN KELANA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah seorang pria yang dilahirkan di desa terpencil di
Lampung Utara (sekarang telah memekarkan diri menjadi
Kabupaten Way Kanan) pada tanggal 22 Desember 1991,
dengan nama Allen Kelana sebagai anak pertama dari dua
bersaudara buah hati pasangan Bapak Sugiarto dan Ibu
Jaminem.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak Aisyah Bustanul Anfal diselesaikan tahun 1998.
Masuk Sekolah Dasar Negeri 2 Tanjung Rejo Kecamatan Negeri Agung

Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung lalu berpindah ke SDN 2 Sidomulyo
Malang Jawa Timur, berpindah lagi ke SDN 1 Sumber Mulya Kecamatan Nanga
Bulik Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah, dan akhirnya lulus di
SDN 1 Arga Mulya Kecamatan Nanga Bulik tahun 2004. Melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Bulik yang diselesaikan pada tahun 2007. Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bulik namun berpindah lagi ke SMAN 2 Kotabumi
Lampung Utara serta lulus pada tahun 2010.
Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusa Teknik Elektro Fakultas
Teknik universitas Lampung melalui Jalur Undangan. Selama menjadi
mahasiswa, penulis adalah anggota aktif Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro
(HIMATRO), Menejer Engineering Unit Kegiatan Mahasiswa Radio Kampus
Universitas Lampung (UKM RAKANILA), dan anggota TIM PLC
(Programmable Logic Controll). Pada tahun 2011 Tim penulis lulus dalam seleksi
Pekan Kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMP) dengan membawa
inovasi light rechargerable battery dari abu batubara. Pada 2012 TIM penulis
menjadi juara 2 Region 2 Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Indonesia
bidang Scince Project (OSNPTI-SP). Pada 2013 penulis melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Gunung Madu Plantations dengan bahasan Pengandalian
Masscuite Vacuum Pan dengan PLC Omron C200HX. Pada 2014 penulis menjadi
penyaji tingkat Nasional pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 27 di Semarang

bidang teknologi dengan judul Dual Stage Clean Drainage Inovasi Pengolah
Limbah Cair Berbasis Mechanical Barscree, Elektrokoagulasi, dan turbin air.

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Ananda persembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda
Sugiarto dan Jaminem
orang tua tercinta yang selalu mendoakan kesuksesan
dalam sujud, memberikan dukungan moril maupun material,
Adinda Shinta Nada
tercinta yang memberikan spirit batiniah dan motivasi,
serta
Adetia Fatmawati
yang selalu hadir memberikan rasa nyaman saat dunia tak
lagi selamanya nyaman.

viii


MOTTO

“Kesempatan hanya akan datang pada seorang yang siap
menyambutnya”

“Kesempatan tidak hanya untuk ditunggu, tapi perlu dijemput”

“Jika kesempatan tak kunjung dating, ciptakanlah”
… Allen Kelana …

ix

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin,

segala


puji

bagi

Allah

SWT

yang

telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya berupa kesehatan akal, jasmani,
maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
dengan judul “Model Pemilihan Umum Elektronik Kepala Daerah dengan
Pembacaan Radio Frequency Identification (RFID) pada Kartu Tanda
Penduduk Elektronik”. Laporan Tugas Akhir ini dipersembahkan sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Lampung.


Laporan Tugas Akhir ini tidak akan ada tanpa adanya dukungan, motivasi, dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.

Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.

2.

Bapak Agus Trisanto, S.T., M.T., Ph.D., sebagai Ketua Jurusan Teknik
Elektro.

3.

Ibu Herlinawati, S.T., M.T., sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Elektro
sekaligus pembimbing Pembantu yang telah memberikan ilmu, dukungan,
selama Tugas Akhir berlangsung.

4.


Bapak Emir Nasrullah, S.T., M.Eng sebagai dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, saran serta kritikan yang bersifat membangun dalam
Tugas Akhir ini.

x

5.

Bapak Syaiful Alam, S.T., M.T. sebagai dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan ilmu, dukungan, dan motivasi selama Tugas Akhir
berlangsung.

6.

Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, atas
pengajaran dan bimbingan yang telah diberikan selama penulis menjadi
mahasiswa Teknik Elektro.

7.


Mbak Ning dan Mas Daryono sebagai Staff Administrasi Jurusan Teknik
Elektro yang membantu dalam proses administrasi Tugas Akhir.

8.

Ayah, Ibu, dan Adik penulis yang tercinta yang selalu memberikan doa dan
dukungan untuk terus maju sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas
Akhir ini.

9.

Teman-teman Teknik Elektro yang sama-sama berjuang hingga akhir.

10.

Teman-teman UKM RAKANILA yang menjadi penghibur dikala jenuhnya
kuliah.

11.

Teman-teman komunitas sosial Berbagi Nasi dan Rumah Baca Asma Nadia
yang menjadi penyeimbang kesibukan.

Penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam
penulisan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kebaikan dan kemajuan di masa mendatang. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.

Bandar Lampung, 28 April 2015
Penulis,

Allen Kelana

xi

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... . i
ABSTRACT .................................................................................................... . ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... . iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... . v
PERNYATAAN .............................................................................................. . vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ . vii
SANWACANA ............................................................................................... . x
DAFTAR ISI ................................................................................................... . xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... . xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... . xv
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
C. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Batasan Masalah ................................................................................... 4
F. Hipotesis ............................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Radio Frequency Identification (RFID) ............................................... 6
1. Teknologi Identifikasi RFID ............................................. 6
2. RFID Reader ..................................................................... 7
3. RFID Tag .......................................................................... 7
xii

4. Frekuensi RFID ................................................................. 9
5. NFC Shield v2.0 Seedstudio .............................................. 11
B. Sistem Kendali ..................................................................................... 12
C. Mikrokontroler ..................................................................................... 13
1. Definisi dan Fungsi Mikrokontroler ................................. 13
2. Mikrokontroler AVR ......................................................... 14
3. Mikrokontroler Arduino .................................................... 16
4. Arduino Moga 2560 R3 .................................................... 17
D. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) ....................................... 19
E. Pemilihan Umum (Pemilu) .................................................................. 23
F. Visual Basic ......................................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 32
B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 32
C. Prosedur Penelitian .............................................................................. 33
1. Perancangan Alat dan Sistem ............................................ 33
2. Pengujian Alat dan Sistem ................................................ 40
D. Analisa, Pembahasan, Simpulan dan Pembuatan Laoran .................... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja ....................................................................................... 44
B. Desain Sistem ..................................................................................... 46
C. Pengujian ............................................................................................. 49
1. Pengujian Tunggal ........................................................... 49
2. Pengujian Bagian ............................................................. 51
3. Pengujian Keseluruhan .................................................... 53
D. Pembahasan ......................................................................................... 61
1. Analisa Respon Time ....................................................... 62
2. Analisa Bug / Error (Kesalahan) ...................................... 63
3. Analisa Efisiensi ............................................................... 65
4. Analisa Efisiensi ............................................................... 66
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 69
B. Saran .................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
LAMPIRAN ................................................................................................... 72

xiii

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Spesifikasi Dasar Arduino Mega 2560 R3 .......................................... 18
2. Perbedaan KTP-el dan KTP Nasional .................................................. 21
3. Toolbox VB.......................................................................................... 28
4. Tabel Pemilih Penduduk ...................................................................... 39
5. Tabel Pilihan ........................................................................................ 40
6. Tabel Grafik ......................................................................................... 40
7. Tabel Port ............................................................................................. 40
8. Tabel User Admin ................................................................................ 40
9. Konfigurasi PIN ................................................................................... 52
10. Hasil Identifikasi RFID ........................................................................ 53
11. Hasil Respon Time Alat (identifikasi) ................................................. 62
12. Esisiensi Waktu ................................................................................... 65
13. Efisiensi Biaya ..................................................................................... 65

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Label RFID .......................................................................................... 6
2. RFID tag pasif ...................................................................................... 8
3. RFID tag aktif ...................................................................................... 9
4. Antena NFC Shield v2.0 Seedstudio.................................................... 11
5. Antarmuka NFC Shield v2.0 Seedstudio ............................................. 12
6. Sistem Kendali Kalang Terbuka .......................................................... 13
7. Sistem Kendali Kalang Tertutup ......................................................... 13
8. Arsitektur AVR ................................................................................... 14
9. .. Arduino Mega 2560 R3 ........................................................................ 19
10. Logo Pemilu ........................................................................................ 22
11. Tampilan VB ........................................................................................ 28
12. Diagram Alir ........................................................................................ 34
13. Rancangan Model Alat ......................................................................... 35
14. KTP-el .................................................................................................. 36
15. Data Context Diagram.......................................................................... 37
16. Data Flow Diagram .............................................................................. 38
17. Diagram Alir Pemilih Penduduk .......................................................... 42
18. Diagram Alir User Admin ................................................................... 43

xv

19. Perangkat Keras .................................................................................. 46
20. Reader .................................................................................................. 48
21. Desain KTP-el ..................................................................................... 48
22. Perangkat Lunak e-Pemilu ................................................................... 49
23. Program LED Blink Arduino ............................................................... 50
24. Uji Example RFID ............................................................................... 51
25. Diagram Alir Admin User .................................................................... 54
26. Tombol Rekapitulasi dan Setting ......................................................... 55
27. Form Login .......................................................................................... 55
28. Menu Setting Port ................................................................................ 55
29. Prosedur Edit Data ............................................................................... 56
30. Diagram Alir Pemilih Penduduk .......................................................... 57
31. Pembacaan UID .................................................................................. 58
32. Notifikasi tidak Diijinkan Melakukan Pengambilan Suara ................. 59
33. Informasi Pemilih dan Kandidat .......................................................... 59
34. Notifikasi Keseriusan Memilih ........................................................... 59
35. Rekapitulasi Pemilu ............................................................................. 60
36. Daftar Hadir Pemilu ............................................................................ 61

xvi

11

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pemilihan Umum (Pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di
bidang politik yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil serta menjamin prinsip-prinsip keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saat ini Pemilu adalah
sarana untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan wakilnya,
Gubernur dan wakilnya, serta Bupati / Wali Kota dan wakilnya.

Proses pemilu rawan akan kecurangan baik dalam proses pengambilan suara,
perhitungan suara, maupun pengiriman hasilnya. Hal tersebut dibuktikan dengan
maraknya pemberitaan media massa akan indikasi kecurangan seperti Daftar
Pemilih Tetap (DPT) ganda, suara utuh, hadirnya suara siluman, perbedaan data
hasil Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan tingkatan atasnya, dan lainnya.
Kondisi ini diperburuk dengan adanya banyak Lembaga Hitung Cepat / Quick
Count hasil pemilu yang merilis hasil berbeda. Kerap kali hasil yang dirilis

2

Lembaga Hitung Cepat tersebut benar-benar berbeda jauh antara satu dengan
lainnya. Hasil tersebut dapat menimbulkan opini publik atas hasil yang belum
pasti. Sedangkan hasil perhitungan manual baru akan selesai minimal satu bulan
berikutnya.

Pemerintah berupaya mengurangi masalah yang terjadi saat pemilu dengan
menggagas pemilu secara elektronik yang disebut E-voting. E-voting diharapkan
dapat mempercepat perhitungan dan meminimalkan kecurangan pada proses
pengambilan suara. Saat ini E-voting baru dalam tahap pengembangan dan uji
coba yang sedikit sekali informasi terhadapnya. E-voting akan menggunakan basis
data KTP elektronik sehingga harus menunggu selesainya program KTP
elektronik.

Pada bulan Februari 2011 Kartu Tanda Penduduk biasa di Indonesia digantikan
oleh Kartu Tanda Penduduk Elektronik (disingkat KTP-el, dulu E-KTP), dalam
artian baik segi fisik maupun penggunaannya secara komputerisasi dan tidak dapat
dipalsukan. KTP elektronik yang termasuk dalam jenis kartu pintar / smart card
memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). KTP elektronik
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik seperti transportasi,
layanan kesehatan, identitas, ID akses dan lainnya. ID akses ini digunakan untuk
mengakses sistem seperti pembayaran dam kunci elektronik.

RFID merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan sistem kendali
identifikasi terhadap suatu benda dengan memanfaatkan gelombang radio pada

3

frekuensi tertentu. Pada KTP elektronik terdapat t a g y a n g membutuhkan
pembaca standar RFID reader.

Berdasarkan latar belakang penyelenggaraan pemilu yang rawan kecurangan dan
potensi yang ada pada KTP elektronik yang mengandung teknologi RFID maka
peneliti merancang sebuah Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan
Pembacaan RFID pada KTP elektronik, yang mana menggunakan surat suara
digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya. Dalam KTP
Eelektronik terdapat RFID tag pasif dan NFC Shield sebagai pembaca RFID-nya.
Pada 2014 telah ada penelitian milik Tadu Puasandi asal Universitas Brawijaya
dengan judul “Sistem Akses Kontrol Kunci Elektrik Menggunakan Pembacaan EKTP. Tadu mencoba membaca KTP elektronik yang diolah oleh Arduino Uno
untuk membuka Kunci Elektrik, sedangkan peneliti membaca KTP elektronik
yang diolah oleh Arduino Mega 2560 untuk kemudian menjadi masukan Pemilu
Elektronik. Diharapkan dengan adanya rancangan ini dapat membantu dan
menjadi gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang
sedang dikerjakan oleh pemerintah.

B.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan
Pembacaan RFID pada KTP elektronik.
2. Mengetahui kesalahan dan koreksi model yang dibuat.
3. Mengetahui efisiensi model yang dibuat.

4

C.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Memberikan model alternatif E-voting.
2. Dapat dikembangkan lebih lanjut untuk banyak kegunaan lain yang
menerapkan pembacaan KTP elektronik.
3. Memperoleh pengetahuan tentang aplikasi teknologi untuk kepentingan
publik.

D.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan menerapkan suatu Model Pemilu Elektronik
Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik.
2. Bagaimana mengintegrasikan perangkat keras dan perangkat lunak dalam
Model Pemilu Elektronik dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik.
3. Bagaimana koreksi masalah yang timbul dalam model.
4. Bagaimana mengetahui efisiensi model yang dibuat.

E.

Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah dalam penelitian yaitu:
1. RFID tag yang digunakan ialah RFID tag pasif yang telah terintegrasi
dalam KTP elektronik dan Mifare classic card.

5

2. Model yang dirancang akan diterapkan pada simulasi Pemilu Kepala
Daerah dengan empat kandidat.
3. Mikrokontroler Arduino Mega sebagai pengendali sistem identifikasi.

4. Menggunakan NFC Shield v2.0 Seedstudio sebagai RFID reader.
5. Menggunakan komunikasi serial USB A-B antara komputer dan Arduino.
6. Hanya sampai pada tahapan pengambilan suara pada tiap unit TPS tanpa
pengiriman hasil pemilu kepada server (Sistem Informasi Hitung
Nasional).
7. Menggunakan Visual Basic 6 Enterprise untuk membangun Graphical
User Interface (GUI).

F.

Hipotesis

Dengan menciptakan Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan
Pembacaan RFID pada KTP elektronik yang mana menggunakan surat suara
digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya dapat menjadi
gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang sedang
dikerjakan oleh pemerintah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Radio Frequency Identification (RFID)

A.

1.

Teknologi identifikasi RFID

Teknologi identifikasi merupakan teknologi yang digunakan untuk dapat
mengenali objek tertentu [1]. Teknologi identifikasi pada dasarnya bertujuan
untuk membedakan suatu benda / manusia sesuai karakternya masing-masing
atau yang biasa disebut identitas. Teknologi identifikasi sampai saat ini masih
belum diterapkan dengan optimal di lingkungan masyarakat Indonesia.

Gambar 1. Label RFID

Teknologi identifikasi Radio Frequency Identification (RFID) merupakan
teknologi identifikasi yang memanfaatkan label atau tag dengan memori untuk
menyimpan data yang dikirimkan melalui gelombang radio sebagai media
transmisi kepada reader sebagai perangkat yang mampu mendeteksi dan
membaca data identitas dari label / tag. RFID biasanya menggunakan transmisi

7

gelombang radio dengan frekuensi 125 kHz, 13.56 MHz, atau 800-900
MHz.

2.

RFID reader

RFID Reader dapat juga disebut interrogator yaitu alat pembaca RFID tag yang
kompatibel. Ketika RFID tag didekatkan maka tag yang terbaca didekatnya
akan memberikan respon dengan mengirimkan identitas tag. Identitas tag yang
dibaca tersebut dikirimkan ke komputer melalui port serial komputer.

Reader tag ini berkomunikasi dengan tag tanpa penghalang menggunakan
gelombang radio. Menurut bentuknya, reader dibedakan menjadi dua, yaitu
reader bergerak seperti peralatan genggam yang dapat berpindah-pindah dan
stasioner seperti peralatan pendeteksi barang yang berada di super market yaitu
point-of-sale.

Selain itu reader juga dapat dibedakan berdasarkan kapasitas

penyimpanannya, kemampuan pemrosesan serta frekuensi readerannya.

3.

RFID tag

RFID tag

berupa

chip

silikon yang mampu menyimpan

data

dan

mengirimkannya melalui gelombang radio. RFID tag dikenal juga sebagai
transponder.

Sebuah transponder adalah kombinasi dari transmitter dan

receiver yang didesain untuk menerima sinyal gelombang radio tertentu dan
mengirimkan respon secara otomatis. Pada implementasi sederhana, transponder
hanya akan memberikan respon yang sama untuk sinyal yang diterima. Pada
implementasi sistem yang lebih rumit, transponder hanya akan mengirimkan

8

satu huruf atau satu digit saja kepada sumber atau sekaligus mengirimkan
berbagai karakter dan nomor. RFID tag pada dasarnya memiliki sirkuit encoding
/ decoding, memori, antena, sumber energi, dan kendali komunikasi.

Berdasarkan sumber energi pada tag, RFID tag terbagi menjadi dua yaitu tag
pasif dan tag aktif. Tag pasif merupakan tag yang tidak memiliki sumber energi
internal.

Tag pasif mengirimkan data dengan memanfaatkan sumber tenaga

medan elektomagnetis yang berasal dari reader, dengan kata lain tag pasif harus
menunggu sinyal yang berasal dari reader (Gambar 2). Pada tag pasif terdapat
sirkuit resonan (gulungan kawat melingkar) yang memiliki kemampuan meresap
energi yang dihasilkan dari antena reader. Perolehan energi dapat terjadi karena
adanya medan elektromagnetis. Induksi medan magnet yang memungkinkan
terjadinya komunikasi antara tag dan reader ini disebut juga dengan Near Field
Communication (NFC). Tag pasif memiliki bentuk yang lebih kecil dan praktis,
namun jangkauan reader untuk mendeteksi tag ini menjadi lebih terbatas.

Gambar 2. RFID dengan Tag Pasif

Tag aktif merupakan tag yang memiliki sumber energi sendiri, biasanya berupa
baterai internal. Tag aktif mampu dideteksi oleh reader dalam jarak yang jauh

9

karena dapat mengirimkan sinyal secara aktif kepada reader (Gambar 3), namun
bentuk tag menjadi lebih besar karena sumber energi yang dimiliki.

Gambar 3. RFID dengan Tag Aktif

4.

Frekuensi RFID

Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci karakteristik operasi sistem RFID.
Frekuensi sebagian besar ditentukan oleh kecepatan komunikasi dan jarak baca
terhadap tag. Secara umum tingginya frekuensi mengindikasikan jauhnya jarak
baca. Frekuensi yang lebih tinggi mengindikasikan jarak baca yang lebih jauh.

Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID :
a. Band Low Frequency (LF) berkisar dari 125 KHz hingga 134 KHz. Band
ini paling sesuai untuk penggunaan jarak pendek /short-range seperti sistem
anti pencurian, identifikasi hewan dan sistem kunci mobil.
b. Band High Frequency (HF) beroperasi pada 13.56 MHz.

Frekuensi ini

memungkinkan akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki dan karena itu
dapat mereduksi resiko kesalahan pembacaan tag. Sebagai konsekuensinya
band ini lebih cocok untuk p e m b a c a a n pada tingkat item (item-level
reading). Tag pasif dengan frekuensi 13.56 MHz dapat dibaca dengan laju

10

10 to 100 t ag perdetik pada jarak tiga kaki atau kurang. RFID tag HF
digunakan untuk pelacakan barang-barang di perpustakaan, toko buku,
kontrol akses gedung, pelacakan bagasi pesawat terbang, pelacakan item
pakaian.
c. Tag dengan band Ultra High Frequency (UHF) beroperasi disekitar 900
MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari Tag HF, berkisar dari 3
hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor- faktor lingkungan
daripada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Band 900 MHz
muncul sebagai band yang lebih disukai untuk aplikasi rantai supply
disebabkan laju dan rentang bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca dengan
laju sekitar 100 hingga 1.000 tag perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada
pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal peti kemas, serta telah diadopsi
oleh peritel besar dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Sebagai

tambahan, di Amerika Serikat, band MHz digunakan untuk mengidentifikasi
isi kontainer dalam area komersial dan industri untuk meningkatkan ketepatan
waktu dan akurasi transmisi data.
d. Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45 dan
5.8 GHz, mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari obyekobyek didekatnya yang dapat mengganggu kemampuan reader untuk
berkomunikasi dengan tag. RFID tag gelombang mikro biasanya digunakan
untuk manajemen rantai supply.

11

5. NFC Shield v2.0 Seedstudio
NFC Shield v2.0 ini merupakan modul elektronika tambahan Arduino dan
sejenisnya untuk berkomunikasi nirkabel (NFC) yang memanfaatkan RFID [2].
Berikut adalah alasan peneliti memilih modul ini untuk sistem;
a. Bekerja pada frekuensi 13,56 MHz sesuai kerja KTP Elektronik.
b. Plug and play untuk modul Arduino Mega 2560.
c. Terdapat built in antenna yang dapat ditingkatkan.
d. Daya jangkau efektif 5 cm.
e. Dapat melakukan komunikasi P2P antar perangkat NFC.
f. Standar ISO1443 type A dan B.
g. Mendukung Mifare (1K, 4K, Ultralight, dan DesFire), ISO/IEC 14443-4
(contoh CD97BX, CD light, Desfire, P5CN072/SMX), Innovision Jewel
(misalnya IRT5001), FeliCa cards seperti RCS/860 dan RCS/854.
h. Bekerja pada 5V 100 mA.

Gambar 4 Antenna NFC Shield v2.0 Seedstudio

12

Gambar 5 Tampak antarmuka NFC Shield v2.0 Seedstudio

B.

Sistem Kendali

Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu [3]. Aspek paling penting pada sebuah sistem adalah hubungan
antara masukan-masukan dengan keluaran-keluaran.

Sistem kendali adalah

suatu sistem yang keluarannya dikendalikan pada suatu nilai tertentu atau untuk
mengubah beberapa ketentuan yang telah ditetapkan oleh masukan ke sistem.
Sebagai contoh adalah sebuah kendali suhu pada sistem pusat pemanasan di
sebuah rumah, mempunyai masukan dari thermostat atau panel kendali yang
telah ditentukan suhunya dan menghasilkan keluaran berupa suhu aktual. Suhu
ini diatur dengan sistem kendali sehingga sesuai dengan nilai yang ditentukan
oleh masukan pada sistem.

Bentuk dasar dari sistem kendali dibagi menjadi dua bentuk yaitu sistem kendali
kalang-terbuka dan sistem kendali kalang-tertutup. Pada sistem kalang-terbuka

13

(Gambar 6), masukan sistem berbasis pengalaman untuk memberikan nilai
keluaran yang diinginkan, dalam hal ini keluaran tidak dapat dimodifikasi untuk
mengatasi perubahan kondisi. Sedangkan pada sistem kalang-tertutup (Gambar
7) sebuah isyarat dari keluaran diumpan-balikan ke masukan dan digunakan
untuk mengubah masukan sehingga keluaran dipertahankan pada posisi ajeg
dengan mengabaikan pada beberapa perubahan kondisi (Sulistiyanti, 2006).

Gambar 6. Contoh Sistem Kendali Kalang-Terbuka

Gambar 7. Contoh Sistem Kendali Kalang-Tertutup

C.

Mikrokontroler

1.

Definisi dan fungsi Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu unit mikroprosesor meliputi CPU, ROM, RAM, I/O,
clock, dan peralatan lain yang saling terhubung serta terorganisasi dalam

14

melakukan pengendalian suatu sistem untuk tujuan tertentu [1]. Mikrokontroler
dapat berfungsi sebagai pengendali utama dalam sistem elektronik. Program
dapat diisikan kedalam flash memory dari mikrokontroler tersebut.

Suatu

sistem elektronika canggih dapat terwujud dengan menggunakan chip yang di
dalamnya terdapat semua fitur (memori, ADC, komunikasi serial, ROM, timer,
dan lainnya).

2.

Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang dibuat
oleh Atmel Corp. Mikrokontroler ini merupakan chip atau Integrated Circuit
(IC) yang berisikan mikroprosesor, memori, modul-modul masukan keluaran
yang dapat diprogram untuk melaksanakan fungsi tertentu sesuai dengan
kebutuhan.

Gambar 8. Arsitektur AVR (Atmel, 2008)

15

AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC), yaitu
arsitektur yang meminimalkan jumlah instruksi dengan cara meningkatkan
kerumitan perangkat keras internal. Arsitektur seperti ini disebut juga arsitektur
Harvard karena instruksi dan data dipisah atau diletakkan pada lokasi yang
berbeda. Instruksi diletakkan dibagian PEROM sedangkan data diletakkan di
bagian memori SRAM atau EEPROM.

Instruksi dasar AVR berupa kode

assembly yang berjumlah 130 buah, seperti sbi, cbi, add, adc, adiw, mul, or,
ori, dan sebagainya. Setiap kode assembly memiliki kode heksadesimal yang
tersimpan di bagian Instruction Decoder.

AVR dapat menjalankan instruksi tersebut bila instruksi atau program yang
dibuat telah dituliskan ke dalam PEROM. Setiap instruksi yang tersimpan dalam
PEROM memiliki alamat tersendiri. AVR menggunakan register PC (Program
Counter) untuk menunjukkan alamat tersebut.

Eksekusi instruksi diawali

dengan proses pengambilan instruksi dari PEROM dengan menggunakan
register Instruksi Register (IR) lalu diterjemahkan oleh bagian Instruction
Decoder.

Instruksi kemudian akan diproses secara aritmatika atau logika

menggunakan bagian Arithmetic Logic Unit (ALU). Setelah sebuah instruksi
selesai dikerjakan, register status akan diperbarui dengan kondisi terakhir hasil
eksekusi tersebut.

Arsitektur AVR juga tersusun atas modul-modul internal seperti Interupsi
Eksternal, Serial Peripheral Interface (SPI), Two Wire Interface (TWI), Analog
Comparator dan Analog to Digital Converter (ADC). Modul-modul ini bekerja

16

secara paralel karena merupakan subrangkaian yang juga memiliki sumber clock
sendiri. Setiap modul memiliki register kontrol dan status. Register kontrol
digunakan untuk mengkonfigurasi atau mengatur cara kerja modul, sedangkan
register status digunakan untuk mengetahui kondisi modul tersebut.

3.

Mikrokontroler Arduino

Komponen utama Arduino ialah mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Arduino merupakan suatu platform elektronik yang berbasis
pada perangkat lunak dan perangkat keras yang bersifat fleksibel sehingga
mudah digunakan. Sistem Arduino sangat interaktif pada sistem masukan
keluaran sederhana serta dapat menanggapi situasi dan kondisi di lingkungan
sekitar yang nyata. Arduino tidak hanya untuk papan rangkaian elektroniknya
saja, namun juga digunakan untuk bahasa pemrograman serta perangkat lunak
pemrogramannya.

Mikrokontroler Arduino memiliki kelebihan dibandingkan mikrokontroler lain,
yakni sebagai berikut:
a. Mikrokontroler Arduino bersifat open source, dengan kata lain perangkat
lunak dan gambar rangkaian dapat diunduh secara gratis.
b. Mikrokontroler Arduino tidak perlu lagi menggunakan kabel penghubung
serial karena memiliki kabel penghubung komunikasi port USB yang seiring
perkembangannya lebih sering digunakan daripada port serial pada perangkat
keras komputer masa kini.
c. Mikrokontroler Arduino mampu dijalankan pada berbagai sistem operasi
(Windows, Linux, dan Macintosh).

17

d. Mikrokontroler Arduino sudah memiliki bootloader di dalamnya yang
dapat melakukan upload program dari komputer.
e. Mikrokontroler Arduino dapat diprogram dengan bahasa pemrograman
yang relatif mudah karena perangkat lunak Arduino dilengkapi dengan
kumpulan library yang cukup lengkap.
f. Mikrokontroler Arduino dapat dikombinasikan dengan modul siap pakai
(shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya Arduino
Ethernet Shield, Arduino GSM Shield, Arduino SD Card, dan lain-lain.

Bahasa pemrograman Arduino memiliki tiga bagian utama, yakni struktur,
variabel, dan fungsi. Struktur merupakan bagian dari bahasa pemrograman yang
meliputi kerangka program, sintaks program, kontrol aliran program, dan
operator.

Variabel berfungsi untuk menyimpan sebuah nilai, yang akan

berfungsi apabila sudah dideklarasikan terlebih dahulu.

Deklarasi variabel

mencakup penentuan tipe data variabel dan pemberian nilai awal (opsional) pada
variabel.

Berdasarkan tempat deklarasi variabel, variabel terbagi menjadi

variabel global dan variabel lokal.

Fungsi adalah bagian dari bahasa

pemrograman yang meliputi fungsi matematika, fungsi komunikasi, fungsi
masukan keluaran digital, masukan keluaran analog, advanced I/O, dan fungsi
waktu.

4. Arduino Mega 2560
Arduino Mega 2560 adalah board Arduino yang merupakan chip ATmega2560
untuk chip utama dan menggunakan chip ATmega16u2 untuk fungsi USB to

18

Serial Converter [4]. Arduino Mega 2560 digunakan untuk mengendalikan
banyak alat / sensor / aktuator. atau apabila menggunakan lebih dari satu modul
serial bersamaan seperti modul GSM, GPS, SD card, RFID karena memiliki 4
(empat) serial port. Berikut spesifikasi Arduino Mega 2560 R3 (revisi ketiga),

Tabel 1. Spesifikasi dasar Arduino Mega 2560.
Parameter

Keterangan

Operating Voltage

5V

Input Voltage (recommended)

7-12V

Input Voltage (limits)

6-20V

Digital I/O Pins

54 (of which 15 provide PWM output)

Analog Input Pins

16

DC Current per I/O Pin

40 mA

DC Current for 3.3V Pin

50 mA

Flash Memory

256 KB of which 8 KB used by bootloader

SRAM

8 KB

EEPROM

4 KB

Clock Speed

16 MHz

Gambar 9. Tampilan belakang Arduino Mega 2560 – R3

19

D.

Kartu Tanda Penduduk Elektronik

Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun
penggunaannya berfungsi secara komputerisasi [5].

Program KTP Elektronik

diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan
Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama
dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta
penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten / kota. Sedangkan tahap kedua
mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten / kota lainnya di
Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta
penduduk

sudah

memiliki KTP

Elektronik.

KTP

elektronik

adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian
baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis
data kependudukan nasional.

Program KTP

Elektronik

dilatarbelakangi

oleh

sistem

pembuatan

KTP

konvensional / biasa di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki
lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang
menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia.

Fakta tersebut memberi

peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan
manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk menghindari pajak,
mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya, menyembunyikan

20

identitas (seperti teroris), dan memalsukan identitas. Oleh karena itu, didorong
oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia menerapkan suatu sistem informasi kependudukan yang
berbasiskan teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk elektronik atau KTP-el.

Struktur KTP Elektronik terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan
pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam diantara plastik putih dan
transparan pada dua layer teratas. Chip ini memiliki antena didalamnya yang
akan mengeluarkan gelombang jika di radiasi.

Gelombang inilah yang akan

dikenali oleh alat pendeteksi KTP Elektronik sehingga dapat diketahui apakah
KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. KTP Elektronik
dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter
image, invisible ink dan warna yang berpendar dibawah sinar ultra violet serta
anti copy design.

Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan standar

internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO
9303 serta EU Passport Specification 2006.

Bentuk KTP Elektronik sesuai

dengan ISO 7810 dengan format seukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x
85,60 mm.

KTP

Elektronik

mempunyai

keunggulan

dibandingkan

Konvensional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:
a. Identitas jati diri tunggal

dengan

KTP

21

b. Unik, tidak dapat dipalsukan, digandakan.
c. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting)
d. Merekam ID biometric.

Tabel 2. Perbedaan KTP Elektronik dan KTP Konvensional
No.

Parameter

KTP Konvensional

KTP Elektronik

1

Karakteristik

 Foto dicetak pada kartu
 Tanda
tangan/ cap

 Foto dicetak pada kartu
 Data tercetak dengan komputer
 Berlaku nasional
 Mampu menyimpan data
 Data dibaca/ditulis dengan reader

jempol
 Data

2.

3.

tercetak dengan
komputer
 Berlaku nasional
 Tahan lebih lama (tidak
mudah lecek)
 Bahan
terbuat dari
plastik
 Nomor serial khusus
 Gulloche Pattrens pada
kartu
 Hanya untuk keperluan
ID
 Pemindaian foto dan
tanda tangan/cap jempol

Teknologi

Validitas
Verifikasi

/

Pengawasan
dan
verifikasi pengesahan
dari tingkat terendah
RT/RW dan seterusnya

kartu (card reader)
 Bahan terbuat dari PVC/PC
 Nomor serial khusus
 Gulloche Patterns pada kartu
 Pemindaian foto dan tanda

tangan/cap jempol
 Terdapat
mikrochip sebagai
media penyimpan data
 Menyimpan data sidik jari
biometrik
sebagai
satu
identifikasi unik personal
 Mampu menampung seluruh data
personal yang diperlukan dalam
multi aplikasi.
 Pengawasan
dan
verifikasi
pengesahan dari tingkat terendah
RT/RW dan seterusnya
 Multi aplikasi
 Diterima secara internasional
 Tidak bisa dipalsukan/digandakan
 Hanya satu kartu untuk satu
orang
 Satu
orang
satu
kartu
(menggantikan kartu lain)
 Tingkat kepercayaan terhadap
keabsahan kartu sangat tinggi.

22

4.

E.

Gambar

Pemilihan Umum

Pada September 2013, Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat
yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk
pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta menjamin prinsip-prinsip
keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi.dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 [6,7]. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Gubernur dan wakilnya, Bupati /
walikota dan wakilnya, serta Presiden dan wakilnya. Rakyat tidak mungkin
memerintah secara langsung, sehingga diperlukan cara untuk memilih wakil
rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu.

Gambar 10. Logo pemilu

23

Pemilihan umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai:


Sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan),



Sarana pertanggung-jawaban pejabat publik, dan



Sarana pendidikan politik rakyat.

Menurut Austin Ranney, pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria
sebgai berikut:


Penyelenggaraan secara periodik (regular election),



Pilihan yang bermakna (meaningful choices),



Kebebasan untuk mengusulkan calon (freedom to put forth candidate),



Hak pilih umum bagi kaum dewasa (universal adult suffrage),



Kesetaraan bobot suara (equal weighting votes),



Kebebasan untuk memilih (free registration oh choice),



Kejujuran dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil (accurate counting
of choices and reporting of results)

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:


Cara langsung, dimana rakyat secara langsung memilih wakil-wakilnya
yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat, contohnya pemilu di
Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.



Cara bertingkat, dimana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat),
kemudian senat tersebut akan memilih wakil rakyat yang akan duduk di
badan-badan perwakilan rakyat.

24

Dalam suatu pemilu, setidaknya ada tiga sistem utama yang sering berlaku, yaitu:


Sistem Distrik, merupakan sistem yang paling tua yang didasarkan kepada
kesatuan geografis. Dalam sistem distrik satu kesatuan geografis
mempunyai satu wakil di parlemen. Sistem ini sering dipakai di negara
yang menganut sistem dwipartai, seperti Inggris dan Amerika.



Sistem perwakilan proporsional: Dalam sistem perwakilan proporsional,
jumlah kursi di DPR dibagi kepada tiap-tiap partai politik, sesuai dengan
perolehan jumlah suara dalam pemilihan umum. khusus di daerah
pemilihan. Untuk keperluan itu, maka ditentukan suatu pertimbangan,
misalnya 1 orang wakil di DPR mewakili 500 ribu penduduk.



Sistem campuran: Sistem ini merupakan campuran antara sistem distrik
dengan proporsional. Sistem ini membagi wilayah negara kedalam
beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilih tidak hilang, melainkan
diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem ini
diterapkan di Indonesia sejak pemilu tahun 1977 dalam memilih anggota
DPR dan DPRD. Sistem ini disebut juga proporsional berdasarkan stelsel
daftar.

Asas Pemilu


Jujur, Penyelenggara / pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta
Pemilu, pengawas, dan pemantau Pemilu dan pemilih bersikap dan
bertindak jujur.

25



Adil, Penyelenggaraan Pemilu setiap pemilih dan Parpol peserta Pemilu
mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak
manapun.



Langsung, Rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa
perantara.



Umum, Semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam
usia, yaitu sudah berumur 17 tahun atau telah pernah kawin, berhak ikut
memilih dalam Pemilu.



Bebas, Setiap warga negara yang memilih menentukan pilihannya tanpa
tekanan dan paksaan dari siapapun.



Rahasia, Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya
tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun.

Untuk menuju perubahan atau pembaharuan tata kelola pemilu (electoral
governance reform) di Indonesia, BPPT tengah merancang sistem pemilihan
umum secara elektronik yang merupakan sebuah keniscayaan untuk direalisasikan
pada Pemilu 2019. Dalam penyampaian Annual Report BPPT kepada Presiden,
Kepala BPPT Marzan A Iskandar, mengatakan sistem Pemilu elektronik
merupakan hasil rekayasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, atau pemilihan kepala
daerah. "Sistem Pemilu elektronik memiliki beberapa keunggulan, seperti lebih
cepat, akuntabel, akurat, dan dapat diaudit ditiap tahapannya. Dan, dalam

26

pelaksanaannya tidak mengganggu azas langsung, umum, bebas rahasia jujur dan
adil (LUBER-Jurdil)," kata Marzan, dilansir situs Sekretariat Kabinet, (14/4).
BPPT terus mempromos