Model Pembelajaran Belajar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Pengertian model pembalajaran dapat dipahami dengan menjelaskan dua kata yang membentuknya, yaitu model dan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: 1 suatu tipe atau desain, 2 suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat langsung diamati, 3 suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa, 4 suatu desain yang disederhanakan, 5 suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajinier, 6 penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya. 1 Model pembelajaran dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Selain itu model pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para guru dalam merancang aktvitas belajar mengajar. 1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar , Bandung: Alfabeta, 2011, hal. 175

2. Kriteria Model Pembelajaran Yang Baik

Ada bermacam-macam model pembelajarn. Diharapkan guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang baik. Kriteria model pembelajaran yang baik menurut Nieveenn dalam Ahmadi sebagai berikut: 2 1 Valid, 2 Praktis, 3 Efektif. Diharapkan dengan memilih dan menggunakan model pembelajaran yang baik dapat meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.

B. Model Pembelajaran Guided Discovery

1. Pengertian

Discovery Discovery merupakan metode belajar berbasis pencarian , penyelidikan. Gagasan awal diambil dari Rousseau, Dewey, Piaget, dan Bruner. Menurut Bruner pembelajaran Discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran dimana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Jadi, dalam Discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip – prinsip atau jawaban lewat suatu percobaan. 3 Peran guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat, dan mencari sendiri. Guru hanya memberikan arahan. Menurut Suryobroto, metode penemuan adalah metode dimana dalam proses belajar siswa diperkenankan menemukan sendiri informasinya, maka keaktifan sangat penting. 2 Ibid., hal. 87 3 Paul Suparno, metodologi . . . , h. 72 Trowbridge Bybee menjelaskan sebagai proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Unsur penting dari proses ini adalah siswa dengan menggunakan pikirannya sendiri mencoba menemukan sesuatu pengertian dari yang digeluti. Jadi siswa sungguh terlibat aktif. Proses Discovery itu meliputi: 1 Mengamati, 2 Menggolongkan, 3 Memprediksi, 4 Mengukur, 5 Menguraikan atau menjelaskan, 6 Menyimpulkan. 4

2. Macam – macam

Discovery Weimer mengidentifikasi adanya 6 tipe Discovery , yaitu: a Discovery Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan suatu hukum, prinsip, atau pengertian sendiri b Discovery teaching Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu seperti yang telah dibicarakan pada nomor 1 dan 2. Ini lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan. c Induktive Discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap sperti metode ilmiah. d Semi-induktive Discovery Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidaklengkapan dapat pada data yang diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll. e Unguided or pure Discovery atau Discovery murni. Siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk guru. f Guided Discovery Siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru menyediakan hint petunjuk, dan arahan bagaimana memecahkan persolalan itu. 5 Berdasarkan macam-macam discovery dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran guided discovery. 4 Ibid., h.73 5 Ibid., h.74

3. Pengertian

Guided Discovery penemuan terbimbing Model pembelajaran penemuan yang dipandu oleh guru ini pertama dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering disebut juga dengan metoda Socratic. model ini melibatkan suatu dialoginteraksi antara siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmetika oleh Warren Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic upon the Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang isinya menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam mengembangkan konsep dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di mana Socrates dengan pertolongan pertanyaan yang ia tanyakan dimungkinkan siswa untuk menjawab 0 ini menerangkan contoh strategi untuk membimbing siswa dalam menyimpulkan bahwa a = 1. Interaksi dalam model ini menekankan pada adanya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Interaksi tersebut dapat juga terjadi antara siswa dengan siswa S – S, siswa dengan bahan ajar S – B, siswa dengan guru S – G, siswa dengan bahan ajar dan siswa S – B – S dan siswa dengan bahan ajar dan guru S – B – G. Interaksi yang mungkin terjadi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Bahan Ajar Guru Siswa B Siswa A Gambar 2.1. gambar bagan interaksi pembelajaran guided discovery Interaksi dapat terjadi antar guru dengan siswa tertentu, dengan beberapa siswa, atau serentak dengan semua siswa dalam kelas. Tujuannya untuk saling mempengaruhi berpikir masing-masing, guru memancing berpikir siswa yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan terfokus sehingga dapat memungkinkan siswa untuk memahami dan mengkontruksikan konsep-konsep tertentu, membangun aturan-aturan dan belajar menemukan sesuatu untuk memecahkan masalah. 6

4. Langkah–langkah dalam

Guided Discovery penemuan terbimbing Agar pelaksanaan model penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut. a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. c. Siswa menyusun konjektur prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya. d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100 kebenaran konjektur. f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 6 Markaban, Model pembelajaran. . ., h. 10-11. Memperhatikan Model Penemuan Terbimbing tersebut diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Kelebihan dari Model Penemuan Terbimbing adalah sebagai berikut: 1 Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2 Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry mencari- temukan 3 Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4 Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5 Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya. Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut : 1 Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2 Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. 3 Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan Terbimbing . 7

C. Belajar

Belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. 8 Belajar dapat dilakukan setiap saat tanpa memandang waktu dan batas usia seseorang yang akan melakukan pendidikan. Oemar Hamalik berpendapat bahwa Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman Learning is difined as the 7 Markaban,Model penemuan terbimbing pada pembelajaran ma tematika SMK, Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008, h. 17-19 8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 , hal. 59 modification or strengthening of behavior through experiencing. 9 Pada dasarnya dalam belajar banyak hal-hal yang sudah pernah dialami dan diketahui, dari hal-hal sebelumnya itu seseorang dapat mengambil pelajaran serta menjadikan bekal pengalaman dikehidupan yang akan mendatang. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan dan bisamelaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain. 10 Ketika belajar seseorang akan sedikit banyak mengalami tingkah laku perubahan yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti, tidak tahu menjadi tahu, dan sebagainya.

D. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII di MTs AL-MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII Di Smp Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII Di Smp Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 90

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII Di Smp Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19