ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE PERIODE 2011-2013

ABSTRAK

ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013

Oleh
Gilas D Praja

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, untuk memberikan
kenyamanan dalam berinvestasi maka dibutuhkanlah produk-produk investasi yang memenuhi
prinsip-prinsip Islam atau yang sering disebut juga dengan investasi syariah. Masyarakat
Indonesia yang akan menginvestasikan dananya pada reksa dana dihadapi dua pilihan, yaitu
reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Para investor memiliki masalah yang
dibingungkan memilih diantara kedua reksa dana,disatu sisi reksa dana konvensional
memiliki komposisi NAB dan volume transaksi yang lebih baik dibandingkan reksa dana
syariah, di sisi lain reksa dana syariah memberikan kenyamanan kepada investor dalam
berinvestasi karena pemilihan produk produk investasi yang sesuai prinsip Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan risiko dan tingkat
pengembalian antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, pada tahun 2011 dan 2013 reksa dana konvensional memiliki tingkat

pengembalian yang lebih baik dibandingkan reksa dana syariah begitupun dengan kinerjanya
jika diukur dengan metode sharpe. Selain itu pada tahun 2011 dan 2013, reksa dana
konvensional juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana syariah.
Sedangkan pada tahun 2012, reksa dana syariah memiliki tingkat pengembalian dan risiko
yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana konvensional. Jika diukur dengan metode sharpe
maka reksa dana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan syariah.
Kata kunci: reksa dana syariah, reksa dana konvensional, tingkat pengembalian, risiko, sharpe.

ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA
SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL
DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013

Oleh
GILAS D PRAJA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA
SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL
DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013

(Skripsi)

Oleh
GILAS D PRAJA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2015

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ..............................................................................

11

2. Mekanisme Kerja Reksa Dana ...............................................................

32

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................

1

1.2 Permasalahan ........................................................................................

7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................

9

1.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi ...............................................................................................


13

2.2 Sejarah Reksa Dana ..............................................................................

13

2.3 Pengertian dan Fungsi Reksa Dana .......................................................

15

2.4 Jenis-jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifat, Bentuk Hukum
dan Portofolio ........................................................................................

17

2.5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvesional .........

26


2.6 Kelebihan, kekurangan dan Risiko Reksa Dana .....................................

27

2.7 Manajer Investasi, Bank Kustodian , dan Mekanisme Reksa Dana .........

31

2.8 Penelitian-Penelitian Terdahulu .............................................................

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................

35

3.2 Jenis dan Sumber Data ..........................................................................

35


3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................

36

3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan dan Pembahasan .....................................................

47

4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan
Independent T-test return .............................................................. 47
4.1.1.1 Hasil return reka dana syariah dan konvensional ....................

47


4.1.1.2 Hasil Perhitungan Independent T-test return Reksa Dana
Syariah dan Konvensional .......................................................

48

4.1.2 Hasil Perhitungan Risiko Reksa Dana ..........................................

50

4.1.2.1 Hasil Perhitungan Risiko Reksa Dana Syariah dan
Konvensional ............................................................................

50

4.1.2.2 Hasil Perhitungan Independent T-test Terhadap Risiko Reksa
Dana Syariah dan Konvensional ..............................................

51

4.1.3 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar (Return Market) ..


53

4.1.3.1 Hasil Perhitungan Return Pasar dan Perbandingannya dengan
Return Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional .....

53

4.1.3.2 Hasil Perhitungan Independent T-test Return Reksa Dana Syariah
dengan Return Pasar ................................................................ 54
4.1.3.3 Hasil Perhitungan Independent T-test Return Reksa Dana
Konvensional dengan Return Pasar ..........................................

56

4.1.4 Hasil Perhitungan Risiko Pasar .....................................................

58

4.1.4.1 Hasil Perhitungan Risiko Pasar dan Perbandingannya dengan

Risiko Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional ......

58

4.1.4.2 Hasil Perhitungan Independent T-test Risiko Reksa Dana Syariah
dengan Risiko Pasar ................................................................. 59
4.1.4.3 Hasil Perhitungan Independent T-test Risiko Reksa Dana
Konvensional dengan Risiko Pasar ..........................................

61

4.1.5 Hasil Perhitungan Covarian ..........................................................

63

4.1.6 Hasil Perhitungan Beta .................................................................

65

4.1.7 Hasil Perhitungan Metode Sharpe Index .......................................


67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................

71

5.2 Saran ....................................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Ringkasan Hasil Perhitungan Penelitian
1.1 Tabel 1 Hasil Perhitungan Rata-rata return reksa dana syariah dan
Konvensional
1.2 Tabel 2 Hasil Perhitungan Expected return reksa dana syariah dan
Konvensional
1.3 Tabel 3 Hasil Perhitungan Varians reksa dana syariah dan konvensional
1.4 Tabel 4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi/Risiko Reksa Dana Syariah
dan Konvensional
1.5 Tabel 5 Hasil Perhitungan Return pasar dan Expected return
1.6 Tabel 6 Hasil Perhitungan Varians Pasar dan Standar Deviasi
Pasar/Risiko pasar
1.7 Tabel 7 Hasil Perhitungan Covarian Reksa Dana Syariah dan
Konvensional
1.8 Tabel 8 Hasil Perhitungan Rata-rata Beta Reksadana Syariah dan
Konvensional
1.9 Tabel 9 Hasil Perhitungan Metode Sharp Reksa dana Syariah dan
Konvensional
1.10

Tabel 10 Hasil Perhitungan T-Test Independent dengan SPSS.

2. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Jumlah Unit Reksa Dana
Periode 2011-2013.
3. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Periode 2011-2013.

4. Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana
Periode 2011-2013.
5. Hasil Perhitungan Covarian Tahun 2011
6. Hasil Perhitungan Covarian Tahun 2012
7. Hasil Perhitungan Covarian Tahun 2013

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Komposisi NAB Reksa Dana ..................................................................

4

2. Rata-Rata Return Reksa Dana 2011-2013 ...............................................

6

3. Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana Tertutup ......................

19

4. Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvesional ....................................

27

5. Sample Reksa Dana Saham Syariah dan Saham Konvesional ..................

37

6. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana
Tahun 2011-2013 ......................................................................................

49

7. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana
Tahun 2011-2013 .....................................................................................

52

8. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana Syariah
Dengan Return Market Tahun 2011-2013 ................................................

55

9. Hasil Pengujian Independen T-test Return Reksa Dana Konvensional
Dengan Return Market Tahun 2011-2013 ................................................

56

10. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana Syariah
Dengan Risiko Pasar Tahun 2011-2013 ...................................................

60

11. Hasil Pengujian Independen T-test Risiko Reksa Dana Konvensional
Dengan Risiko Pasar Tahun 2011-2013 ...................................................

62

12. Hasil Perhitungan Rata-Rata Covarian .....................................................

64

13. Hasil Perhitungan Beta Tahun 2011-2013 ................................................

66

14. Hasil Perhitungan Rata-Rata Index Sharpe ...............................................

68

MOTO

“Why do we fall ? So we can learn to pick ourselves up”
-Bruce Wayne A.K.A Batman“When people get hurt, they learn to hate”
-Jiraiya-

PERSEMBAHAN

Untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
mendampingi, saat kulemah tak berdaya. Saya persembahkan skripsi ini untuk
keluarga tercinta, orang-orang tersayang, mamah, papah dan adik-adik

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan ,atas sebuah persahabatan, untuk orang yang telah
membantu dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, terutama
sahabat-sahabat ku, terimakasih……….

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang dilahirkan di Jakarta pada tangga 14 Desember
1992 adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan
suami-istri, Dwi Dosoroyo dan Retno Widiarti. Sebagai anak
pertama, penulis dituntut memberikan contoh yang baik
kepada adik-adiknya. Penulis sangat hobi berolahraga dan fotografi, penulis
adalah pribadi yang sangat santai dalam segala hal, dan mudah bersosialisasi
dengan orang lain dan selalu fokus terhadap apa yang ingin dicapainya.
Pendidikan formal yang penulis tempuh dimulai pada saat berusia 6 tahun, yaitu
taman kanak-kanak TK An-nur Bekasi Timur selama 1 tahun, lalu pada umur 7
tahun melanjutkan pendidikan dasar pada SD Negeri Pengasinan VIII Kota
Bekasi. Setelah 6 tahun duduk dibangku sekolah dasar, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 16 Kota Bekasi, lalu 3 tahun kemudin berlanjut ke
SMA Negeri 3 Kota Bekasi.
Pada Tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di jurusan manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila melalui jalur SMPTN. Penulis Sempat aktif
di organisasi kampus UKM Fotografi ZOOM Unila dan menjabat sebagai kepala
divisi Dana dan Usaha. Penulis sempat mengabdi kepada masyarakat melalui
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan selama 40 hari di desa Sukatani,
Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

SANWACANA

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat
Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan

skripsi

Portofolio Reksa

yang

Dana

berjudul

”Analisis

Saham Syariah

dan

Komparasi Kinerja

Reksa

Dana

Saham

Konvensional Periode 2011-2013”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi
pada

jurusan

Manajemen

Keuangan,

Fakultas

Ekonomi

dan

Bisnis,

Universitas Lampung. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak

Prof.

Dr.

H.

Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen.
3. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.S.B.A. selaku Pembimbing
Utama yang telah banyak memberikan bimbingan serta meluangkan waktu
untuk membantu mengarahkan penulis selama mengerjakan skripsi.

4. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M. selaku pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu dan dengan sangat baik telah mengarahkan serta
membimbing penulis.
5. Ibu R.A Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan sarannya.
6. Bapak M Syatibi CH, S.E. selaku Penguji utama yang telah meluangkan
waktunya dan sarannya.
7. Keluarga ku, mamah, papah, dan adik ku , terima kasih sekali atas
begitu banyak bentuk dukungan yang sudah diberikan, baik dukungan
moral dan materil.
8. Semua keluarga besarku, om, tante, serta sepupu-sepupuku tersayang.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sepermainan Ahmad Diasworo B.B ,
Vada Erlangga B.O, Ujang Setyawan C.B, Dimas Hendriyanto Cileubet,
Surya Yandwisa Meme, Miranda Poetri, Bianda Thalita, Ari ade Puspita,
Vina Anggraini, Yufita Efie.
10. Teman-teman Manajemen angkatan 2011 semuanya, fisca, yosi, topan,
faris , yulius, gita, sabar, ela, adji, Tiara, tika, aulia, wahyu, ria, novpia,
maruf, ira, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
11. Teman-teman kostan yang kadang selalu mengganggu dan mendukung
untuk menyelesaikan skripsi ini, Yoga, Ribut, Danu, Pipit, Agnes, Mbak
Andri, Ana, Tika, Rizal, Rizky, Oji, Bang Fajar, Bang Reza, Dicky.
12. Teman-teman UKM Fotografi ZOOM UNILA, Ade, Barry, Tata, Elmira,
Irna.

13. Keluarga besar Desa Sukatani Abah Widodo, ibu Sumi, Mas Aris, Mba
Santi, Azriel,pajri,yuda dll
14. Semua keluarga besar Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung.
15. Kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, Mei 2015
Penulis,

Gilas D Praja

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang.
Saat ini banyak orang-orang yang sudah memahami seberapa pentingnya
investasi. Ada banyak produk-produk investasi yang dapat dipilih oleh
masyarakat sebagai wahana berinvestasi seperti reksa dana, obligasi, saham,
emas dan properti.
Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama
Islam, untuk memberikan kenyamanan dalam berinvestasi maka dibutuhkan
produk-produk investasi yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Investasi
dalam Islam atau disebut juga investasi syariah tidak hanya membicarakan
persoalan duniawi. Ada unsur lain yang sangat menentukan berhasil tidaknya
suatu investasi di masa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah Swt. Islam
memadukan dua unsur yaitu dunia dan akhirat. Maka dari itu, dalam investasi
syariah sangat diperhatikan apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai
prinsip-prinsip syariah atau ketentuan-ketentuan yang diatur agama Islam.

2

Salah satu instrument investasi yang saat ini dikenal di Indonesia selain
deposito, saham, obligasi atau efek lain adalah reksa dana. Reksa dana
dipahami sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk
portofolio efek oleh suatu manajer investasi. Banyak investor, baik investor
individual maupun investor institusional yang mempercayakan pengelolaan
investasinya kepada Manajer Investasi (MI). Penyerahan pengelolaan dana
investor kepada manajer investasi ini dilakukan mungkin karena waktu,
jumlah dana yang relatif terbatas, minimnya keahlian yang dimiliki, maupun
karena alasan lain.
Berdasarkan investasinya, reksa dana memiliki beberapa jenis, yaitu reksa
dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa
dana campuran. Investor dihadapkan oleh dua pilihan investasi reksa dana
yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dua pilihan tersebut adalah
reksa dana syariah dan reksa dana konvesional. Pemilihan instrument dan
mekanisme investasi menjadi pembeda dari kedua jenis reksa dana ini,
dikatakan demikian karena jenis reksa dana syariah pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Instrumen investasinya
yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal.
Reksa dana syariah merupakan reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antar pemodal sebagai
pemilik harta (shahibul maal) dengan manajer investasi sebagai wakil
shahibul maal, maupun antar manajer investasi sebagai wakil pemilik harta

3

dengan pengguna investasi (Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank
Indonesia,2001).
Reksa dana konvesional diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995
berdasarkan UU Nomer 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengizinkan
reksa dana berbentuk tertutup dan terbuka, sedangkan reksa dana syariah
sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1997 dengan dipelopori oleh PT
Danareksa Investmen Management (DIM) yang menerbitkan Danareksa
Syariah.
Reksa dana merupakan investasi yang semakin popular di Indonesia.
Perkembangan ini tampak pada semakin pesatnya perkembangan jumlah
perusahaan investasi yang beroprasi di BEJ serta nilai aktiva yang dikelola.
Reksa dana yang bersifat syariah seiring waktu mulai bermunculan hal ini
terjadi karena kegiatan investasi reksa dana konvesional banyak yang tidak
sesuai dengan syariat Islam. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
penduduk beragama Islam, sebagian dari masyarakat yang ada menginginkan
adanya suatu instrument investasi yang sesuai dengan syariah Islam. Reksa
dana syariah tidak hanya mempertimbangkan aspek return saja, namun juga
mempertimbangkan kehalalan dari instrument yang akan dibelinya, yaitu
bukan merupakan instrument yang menghasilkan riba. Meskipun reksa dana
syariah sudah mulai bermunculan, namun dari segi komposisi Nilai
Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah masih jauh dari reksa dana
konvensional. NAB itu sendiri adalah nilai yang menggambarkan total
kekayaan reksa dana setiap harinya. Nilai ini dipengaruhi oleh pembelian dan
penjualan reksa dana oleh para investor, selain dari harga pasar dari aset reksa

4

dana itu sendiri. Berikut tabel komposisi NAB reksa dana tanggal 30
Oktober 2014:
Tabel 1. Komposisi NAB Reksa Dana
Jenis Reksa Dana
ETF - Fixed Income

Komposisi NAB

Persentase

1,800,131,927,528.00

0.85 %

ETF - Indeks

608,903,868,642.89

0.29 %

ETF - Saham

382,740,482,898.32

0.18 %

Fixed Income

30,987,977,737,058.92

14.71 %

Indeks

517,931,809,994.9

0.25 %

Mixed

18,305,694,785,735.45

8.69 %

Pasar Uang

17,745,046,518,687.94

8.42 %

Saham

89,624,603,199,940.84

42.55 %

Syariah - Fixed Income

414,462,953,357.99

0.20 %

Syariah - Indeks

145,272,703,410.98

0.07 %

Syariah - Mixed

1,666,734,202,015.41

0.79 %

252,239,127,770.82

0.12 %

Syariah - Saham

5,913,579,053,963.39

2.81 %

Syariah - Terproteksi

1,104,549,554,603.49

0.52 %

41,159,564,805,751.73

19.54 %

Syariah - Pasar Uang

Terproteksi
Sumber: www.ojk.go.id

Tabel 1 menunjukan susunan total nilai investasi yang dilakukan manajer
investasi berdasarkan jenis reksa dana yang tercatat di OJK. Dalam hal ini
peneliti hanya fokus pada perbandingan komposisi NAB reksa dana jenis
saham. Reksa dana jenis saham terbagi menjadi dua jenis yaitu syariah dan
konvesional. Data tersebut menunjukan perbandingan yang sangat jauh, reksa
dana saham-syariah hanya mampu menghasilkan total nilai investasi sebesar
2,81 % dari semua reksadana. Dilain pihak reksa dana saham-konvesional
mampu menghasilkan total nilai investasi sebesar 42,55 %. Perbandingan

5

tersebut menunjukan kecendrungan bahwa investor lebih tertarik
menginvestasikan dananya pada reksa dana konvesional dibandingkan reksa
dana syariah. NAB reksa saham relatif lebih besar dari reksa dana Fixed
Income, Indeks, Mixed, dan terproteksi. Reksa dana saham juga memiliki
risiko fluktuasi harga saham yang cukup tinggi karena potensi return yang
ditawarkannya relatif tinggi tetapi reksa dana saham juga memiliki risiko
yang cukup besar. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang reksa dana saham dengan membandingkan
antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional.
Semakin berkembangnya instrument reksa dana syariah dan konvesional di
Indonesia, masalah yang dihadapi dari sudut pandang investor adalah
bagaimana memilih alternatif reksa dana yang ada berdasarkan kinerja
portofolionya. Pertanyaannya tentang apakah manajer investasi reksa dana
dapat memberikan perkiraan pengembalian (expected return) di atas rata-rata
return pasar adalah isu yang relevan bagi investor. Oleh karena itu,
pengukuran kinerja reksa dana merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Hasil rekap return tahunan dari reksa dana konvensional
dan syariah dalam periode tiga tahun terakhir :

6

Tabel 2. Rata-Rata Return Reksa Dana 2011-2013
Jenis Reksa Kategori
Dana
Reksa Dana Konvesional
Saham
Syariah
IHSG

Rata-rata
Return 2011
-0.25 %
-2.59 %
3.20 %

Rata-rata
Return 2012

Rata-rata
Return 2013

11.57 %
13.68 %
14.52 %

12.66 %
14.7 %
12.66%

Sumber: www.bareska.com dan rudiyanto.blog.kontan.co.id

Tabel 2 menggambarkan secara umum kinerja reksa dana saham syariah
selama periode tiga tahun terahir relatif diatas reksa dana saham konvesional.
Pertumbuhan reksa dana saham syariah jauh melebihi pertumbuhan dana
kelolaan reksa dana saham konvesional, hal ini disebabkan jumlah produk
reksa dana syariah yang semakin banyak sehingga memudahkan investor
dalam pemilihan investasi.
Dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk menyusun sebuah
penelitian dengan judul “ANALISIS KOMPARASI KINERJA
PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA
DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE
PERIODE 2011-2013”. Dengan membandingkan dua jenis reksa dana
saham yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional khususnya
pada reksa dana yang masih aktif dan terdaftar di BAPEPAM – LK dan OJK
maka akan diketahui mana yang memiliki risiko dan tingkat pengembalian
yang lebih baik dari kedua jenis reksa dana tersebut. Adapun yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada metode dan penambahan uji beda pada investasi reksa dana syariah dan
reksa dana konvensional, sehingga hal ini bisa menambah keyakinan investor
muslim untuk berinvestasi pada reksa dana saham syariah.

7

1.2 Permasalahan
A. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi bahwa
investor yang akan berinvestasi pada reksa dana dihadapi oleh dua pilihan
reksadana, yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional.
Kedua reksa dana ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar dan
perbedaan ini berkaitan pada hukum agama yang mengatur, yaitu agama
islam yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia.
Investor learning model menyatakan bahwa investor reksa dana cendrung
chase return, artinya mereka akan menyalurkan dananya dalam reksa
dana yang memiliki kinerja yang lebih baik. Reksa dana menjadi wahana
yang tepat bagi pemula yang ingin memulai berinvestasi,khususnya
pemodal kecil dan yang memilikin pengetahuan yang terbatas , sehingga
diperlukannya perhitungan risiko dan return terhadap reksa dana syariah
dan konvensiona.
Dari segi komposisi NAB menunjukan kecendrungan investor untuk
menginvestasikan dananya pada reksa dana saham konvesional.
Kemudian untuk membandingkan kedua reksa dana tersebut maka dapat
dilihat dari kinerja reksa dana. Instrument yang digunakan untuk
mengukur kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan
risiko dan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing
reksa dana.

8

Data volume transaksi menunjukkan adakalanya reksa dana konvensional
memiliki nilai volume transaksi yang lebih rendah dibandingkan syariah,
hal ini menggambarkan bahwa konvensional tidak pasti memilki kinerja
yang lebih baik dibandingkan syariah. Oleh karena itu, untuk
membadingkan kedua reksa dana maka dapat dilihat kinerja dari
reksa dana tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan risiko dan
tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan mengarah pada tujuan dan mempermudah proses
pengolahan data, maka perlu ditetapkan batasan-batasan terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah dalam skripsi ini
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada reksa dana yang berjenis reksadana saham
yang masih aktif di Bapepam.go.id dan ojk.go.id
2. Data yang digunakan untuk dianalisis adalah data Nilai Aktiva Bersih
(NAB) per unit penyertaan dari masing-masing reksa dana dari
Januari 2011 sampai dengan Desember 2013.
3. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
4. Analisis pengukuran pengembalian dan kinerja reksa dana saham
syariah dan reksa dana saham konvesional menggunakan indeks
Sharpe.

9

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah
yang menjadi titik perhatian penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan besarnya risiko dan tingkat pengembalian
antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional ?
2. Manakah yang memiliki kinerja terbaik antara reksa dana saham
syariah dengan reksa dana saham konvesional ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada investor
dalam memilih suatu reksa dana sebagai pilihan investasi dengan
memperhatikan risiko dan tingkat pengembalian yang dimiliki reksa
dana, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya tingkat pengembalian dan risiko reksa
dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional serta untuk
mengetahui reksa dana mana yang terbaik untuk wahana berinvestasi
masyarakat ?
2. Untuk mengukur kinerja reksa dana saham syariah dan reksa dana
saham konvesional sehingga akan diketahui dari kedua reksa dana
tersebut, mana yang akan memperlihatkan kinerja yang lebih baik.

10

B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan untuk mengamalkan dan mengembangkan
keilmuan, khususnya ilmu tentang pasar modal dan instrument pasar
modal berupa reksa dana syariah dan reksa dana konvesional.
2. Bagi Investor dan Calon Investor Reksa Dana
Peneliti memberikan bahan pertimbangan kepada calon investor
dalam mengambil keputusan investasi. Hasil penelitian ini dapat
menjadi acuan dalam menilai kinerja suatu reksa dana baik reksa dana
syariah maupun konvesional.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan ataupun wawasan
bagi pihak lain yang akan memberikan sumbangan pemikiran yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi
peneliti lain.

11

1.4 Kerangka Pemikiran

Reksa Dana

Reksa Dana Saham Syariah

Kinerja Reksa Dana Saham Syariah
1.Tingkat Return
2.Tingkat Risiko

Reksa Dana Saham Konvensional

Kinerja Reksa Dana Saham
Konvesional
1.Tingkat Return
2.Tingkat Risiko

Uji Beda (Independent Sample t-Test)
dan Sharpe Index

Reksa Dana Syariah atau
Reksa Dana Konvensional
yang memiliki kinerja yang
lebih baik

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Gambar 1 diatas adalah gambar kerangka pemikiran peneliti. Penelitian
ini akan meneliti mengenai reksa dana. Dalam penelitian ini akan
dibandingkan dua jenis reksa dana, yaitu reksa dana saham syariah dan
reksa dana saham konvesional. Kedua bentuk reksa dana diatas akan
dibandingkan dengan melihat kinerja yang dihasilkan masing-masing
reksa dana. Kinerja reksa dana itu dapat dilihat dari tingkat risiko yang

12

dihadapi investor dan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan
investor. Selanjutnya, melakukan analisis perbandingannya dengan
benchmark pembandingnya menggunakan uji beda independent sample t-test.
Selain itu, untuk menghitung kinerja reksa dana juga dapat menggunakan
metode Sharpe index. Metode pengukuran Sharpe atau Reward-to
Variability Ratio (RVAR). Metode ini mengukur excess return suatu
portofolio terhadap standar deviasi atau total risikonya (Jones, 2000 dan
Sharpe, 1999). Dalam ukuran kinerja ukuran Sharpe, jika memiliki nilai
Sharpe atau RVAR yang besar dari nilai Sharpe indeks pasar. Semakin
besar nilai Sharpe suatu reksa dana, maka hal itu menunjukkan kinerja
yang lebih baik dari reksa dana tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua : yaitu investasi pada aset-aset finansial
(financial assets) dan investasi pada aset-aset rill (real assets). Investasi pada
aset-aset finansial di lakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi
dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran,
opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset rill dapat berbentuk
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya. (Abdul Halim, 2005)
2.2 Sejarah Reksa Dana
Reksa dana dimulai oleh seorang pedagang asal Belanda bernama Adriaan
Van Ketwich pada tahun 1744 membuat sebuah reksa dana. Reksa dana ini
bernama Eendragt Maakt Magt yang berarti “persatuan menciptakan
kekuatan”. Tahun 1822 raja William I mendirikan perusahaan

14

reksa dana di Belgia dengan nama Societe General de Belgique. Secara
perlahan reksa dana ini berkembang dan menjadi tempat berinvestasi bagi
kalangan kerajaan di Inggris dan Skotlandia pada pertengahan 1880.
Reksa dana mulai dibawa ke benua Amerika Serikat pada tahun 1890. Reksa
dana pertama yang diterbitkan di Amerika Serikat adalah “The Boston
Personal Property Trust” pada tahun 1893. Satu hal yang perlu di catat, pada
masa-masa tersebut reksa dana yang ada bersifat closed-end. Artinya,
penerbitan reksa dana tidak memiliki kewajiban untuk membeli kembali reksa
dana yang telah dijualnya. Pembeli reksa dana hanya dapat menjual reksa
dana yang dimilikinya kepada investor lain.
Reksa dana dikenalkan di Indonesia ketika PT Reksadana berdiri pada tahun
1976 dimana perusahaan ini dapat menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan
nama sertifikat danareksa I dan II. Setiap harinya harga reksa dana
diumumkan. Tahun 1995, PT BDNI Reksa Dana membuat sebuah reksa dana
tertutup (close end) dengan menawarkan 600 juta saham dengan nilai satu
saham Rp. 500,- sehingga terkumpul dana sebesar Rp. 300.000.000.000,Berdirinya reksa dana ini merupakan awal maraknya reksa dana di Indonesia.
Popularitas reksa dana mulai memudar dan seolah-olah hilang dari
peredaran. Reksa dana di Indonesia mulai tumbuh sejak tahun 2000
dan berkembang pesat hingga saat ini. Seiring dengan mulai
bergeliatnya ekonomi Indonesia, reksa dana di Indonesia mulai
menunjukkan hasil-hasil yang positif. Dapat disimpulakan kurang
baiknya kinerja reksa dana Indonesia pada periode sebelumnya lebih

15

banyak disebabkan oleh situasi makroekonomi sendiri yang kurang
kondusif. Namun, seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia,
reksa dana akan menjadi wahana investasi yang jauh lebih menarik dari
instrumen konvensional perbankan seperti halnya yang terjadi di Negaranegara lain.
2.3 Pengertian dan Fungsi Reksa Dana
A. Pegertian Reksa Dana
Manurung (2007) mengatakan istilah mutual fund terkandung dalam kata
fund itu sendiri sebagaimana dinyatakan Giles dkk, “fund is a pool of
money contributed by a range of investors who may be individuals or
companies or other organizations, which is manage and invested as a
whole, on behalf of those investors”. Selain itu, Pozen (1998)
mendifinisikan mutual fund sebagai “an investment company that pools
monay from shareholders and invests in a diversified of securities”.
Manurung (2007) juga mencatat.

Kamus keuangan, reksa dana didefinisikan sebagai portofolio aset
keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi
terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga
penawaran dan penarikan pada harga nilai aktiva bersihnya (diversified
portofolio of securities, registered as an open-end investment company,
which sells shares to the public at an offering price and redeems them on
demand at net asset value). Sedangkan pengertian reksa dana yang

16

termaktub dalam UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah
“wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”.
Berdasarkan penjelasan diatas, reksa dana memiliki karakteristik, yaitu :
1. Kumpulan dana pemilik
2. Dinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrument
investasi.
3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi
4. Resa dana merupakan instrument investasi jangka menengah dan
panjang
5. Reksa dana merupakan produk investasi yang berisiko
6. Investor yang berinvestasi dalam reksa dna akan mendapatkan
penyertaan.

B. Fungsi Reksa Dana
Fungsi reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif investasi
bagi masyarakat pemodal dan distribusi kepemilikan saham akan sangat
luas didalam masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani
menghadapi risiko tinggi. Keberagaman jenis reksa dana yang
dibedakan dari komposisi investasinya yang dapat memberikan
pilihan yang fleksibel bagi pemodal, karena masing-masing
mempunyai risiko yang berbeda-beda dan tingkat keuntungan yang
berbeda-beda pula. Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi

17

secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan
kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan.
Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen
efek, baik di pasar uang maupun di pasar modal.

2.4 Jenis –Jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifat , Bentuk Hukum dan
Portofolio
A. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya
Reksa dana dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reksa dana tertutup
(close-end fund) dan reksa dana terbuka (open-end fund).

1. Reksa Dana Tertutup (close-end fund)
Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat di jual
kembali saham-sahamnya kepada pemodal atau perusahaan manajer
investasi yang menerbitkannya. Artinya, pemegang saham tidak
dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila
pemilik saham hendak menjual sahamnya maka harus melalui bursa
efek tempat saham reksa dana tersebut dicatat. Saham reksa dana
tidak dapat dibeli atau dijual kepada perusahaan reksa dana yang
mengeluarkan saham tersebut, sehingga disebut Closed.
Saham yang tidak dibeli oleh investor publik, biasanya dibeli oleh
pengelola reksa dana tersebut, atau pihak lain yang terkait dalam
penawaran tersebut. Setelah penawaran umum tidak ada lagi saham
yang diterbitkan oleh reksa dana tersebut. Setelah ditawarkan, saham

18

reksa dana akan dicatat di bursa efek. Selanjutnya, investor yang
ingin memiliki saham tersebut harus membeli dari investor lain.
Pengelolaan reksa dana boleh membeli saham tersebut tetapi tidak
wajib membeli dari investor. Harga reksa dana tertutup lebih banyak
ditentukan oleh penawaran dan permintaan, bukan semata-mata
karena nilai aktiva bersihnya.
Reksa dana Close-end fund bentuknya bias berupa hedge fund, reksa
dana ETF (exchange traded fund), reksa dana indeks (index fund),
tracker fund, dan semacamnya yang bias diperjual belikan di pasar
sekunder lantai bursa.

2. Reksa Dana Terbuka (open-end fund)
Reksa dana terbuka adalah jual beli saham setelah penawaran umum
perdana yang dilakukan melalui bursa antara investor dengan
investor lainnya. Reksa dana yang menawarkan dan membeli sahamsaham dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan.
Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit
penyertaan setiap saat apabila diinginkan dan manajer investasi
wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit penyertaan
pada saat tersebut. Reksa dana terbuka membuka pintu bagi investor
untuk membeli atau menjual kembali unit penyertaan (UP). Sebagian
besar reksa dana yang ada di Indonesia saat ini adalah reksa
dana terbuka.

19

Perbedaan antara reksa dana terbuka dan tertutup dapat dilihat pada
table 3.
Tabel 3. Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana
Tertutup
Reksa Dana Terbuka
Menjual sahamnya secara terus –
menerus sepanjang ada pemodal
yang membeli dan sampai batas
yang diizinkan

Reksa Dana Tertutup
Menjual sahamnya pada penwaran
umum perdana sampai batas pasar
modal

Saham reksa dana tidak perlu dicatat

Saham reksa dana dicatat di bursa

di bursa

efek

Investor dapat menjual kembali
saham yang dimiliki kepada reksa
dana

Investor tidak dapat menjual kembali
saham yang dimilikinya kepada
reksa dana, tetapi dapat menjual
kepada investor lain di lantai bursa

Harga jual atau beli saham antara
reksa dana dan investor didasarkan

Harga jual atau beli ditentukan oleh

atas Nilai Aktifa Bersih (NAB) per

penawaran dan permintaan antar

saham yang di hitung oleh Bank

investor di lantai bursa

Kustodian
Sumber : Kiki dan Pratomo (2003)

B. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Bentuk Hukum
Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1
menyatakan bahwa, bentuk hukum reksa dana di Indonesia dibagi
menjadi dua bentuk, yakni reksa dana berbentuk perseroan terbatas (PT
Reksadana) dan reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK).

20

1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan
Reksa dana berbentuk perseroan merupakan badan hukum tersendiri
yang berarti beroprasi sebagai Perseroan Terbatas (PT) dengan
kegiatan semata-mata hanya reksa dana. Karena bentuknya
perseroan, maka reksa dana ini mempunyai anggaran dasar , direksi,
kekayaan sendiri, pemegang saham, dan kewajiban-kewajiban.
Reksa dana jenis ini dapat bersifat tebuka maupun tertutup.

2. Reksa Dana Kontrak Investasi kolektif (KIK)
Reksa dana kontrak Investasi kolektif beroprasi berdasarkan kontrak
yang dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian. Investor
secara kolektif mempercayakan dananya untuk dikelola oleh manajer
investasi. Dana itu disimpan dan diadministrasikan oleh bank
kustodian. Kekayaan yang dikelola oleh manajer investasi dalam
bentuk portofolio adalah milik investor bersama-sama proporsional.
Reksa dana KIK adalah produk dari manajer investasi. Reksa dana
ini hanya berbentuk terbuka.

C. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolionya
Reksa dana dibagi menjadi (situs Bapepam LK, 2010):
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)

21

Pada jenis reksa dana ini, dana diinvestasikan pada instrumen yang
bersifat utang dengan jangka waktu jatuh tempo yang pendek,
umumnya kurang dari setahun. Reksa dana jenis ini harus melakukan
alokasi investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk Efek bersifat utang. Contoh instrumen investasinya adalah:
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang akan
jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan tingkat risiko
paling rendah. Dilain pihak, potensi keuntungan reksa dana ini
juga terbatas. Hasil investasi reksa dana pasar uang umumnya
sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito karena hampir
sebagian besar portofolio investasi reksa dana ini terdiri atas
deposito.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Jenis reksa dana ini hampir mirip dengan reksa dana pasar uang,
yaitu dana investor akan diinvestasikan pada efek yang bersifat utang
(debt). Namun dalam reksa dana pendapatan tetap, efek utang yang
diinvestasikan adalah berjangka waktu lebih dari satu tahun dengan
alokasi minimal 80%.
portofolio investasinya sebagian besar adalah obligasi, maka jenis
reksa dana ini mempunya resiko yang sedang atau moderat. Suku
bunga pasar, atau BI rate yang berlaku, sangat menentukan tingkat

22

pengembalian pada jenis reksa dana ini. Reksa dana ini disebut
“pendapatan tetap” karena nilai investasinya relatif tidak fluktuatif
karena sebagian besar portofolio di dalamnya berupa instrument
obligasi/utang.

3. Reksa Dana Campuran (Discretionary Fund)
Dalam reksa dana ini manajer investasi akan mencampur investasi
dalam efek utang, pasar uang, serta saham. Adapun alokasi atau
porsi dari besarnya penempatan dana yang akan diinvestasikan pada
masing-masing instrumen akan ditetapkan oleh manajer investasi.
Porsi alokasi dana tersebut akan dijelaskan dalam prospektus.
Tingkat pengembalian dan resiko pada jenis reksa dana ini akan
berbeda-beda, tergantung porsi alokasi penempatan dananya.
Semakin besar persentase alokasi dalam saham, maka akan semakin
besar peluang mendapatkan return yang tinggi, tentu sejalan juga
dengan resikonya yang semakin besar.

4. Reksa Dana Terproteksi (Protected Fund)
Reksa dana terproteksi saati ni merupakan termasuk salah satu tipe
reksa dana yang cukup populer dalam keadaan pasar yang tidak pasti
seperti saat ini. Para investor kebanyakan memilih reksa dana tipe ini
karena memang relatif lebih aman dibandingkan reksa dana tipe lain.
Reksa dana ini memang menawarkan resiko yang relatif lebih kecil
dengan potensi return yang lebih besar.

23

Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang selain memberikan
potensi tingkat pengembalian, juga bertujuan untuk memberikan
proteksi investasi pada saat jatuh tempo melalui mekanisme investasi
dalam reksa dana tersebut. Proteksi itu timbul bukan karena ada
pihak ketiga yang memberikan proteksi, melainkan karena reksa
dana tersebut berinvestasi pada instrumen tertentu yang bersifat
aman.

5. Reksa Dana Syariah (syaria fund)
Reksa dana jenis ini, dana diinvestasikan pada efek-efek yang
memenuhi ketentuan syariah. Saham yang terkandung dalam reksa
dana akan disaring dan dipilih oleh manajer investasi. Karena tidak
semua saham yang ada di bursa itu memenuhi syarat atau kriteria
syariah. Oleh sebab itu, manajer investasi harus melakukan
screening dan filtering.
Screening adalah memilih saham dari perusahaan yang bergerak
dalam bisnis tertentu. Perusahaan dilarang bergerak dalam bisnis
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, misalnya :


Perusahaan jasa keuangan yang memberikan bunga kepada
nasabah



Perusahaan yang menjual alkohol, daging babi, atau
komoditas haram lainnya



Perusahaan yang bergerak dalam bidang perjudian atau night
club

24

Filtering adalah melihat rasio atas jumlah penggunaan utang yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Filter dilakukan terhadap rasio
dari jumlah total hutang perusahaan terhadap total nilai saham
perusahaan tersebut.
Manajer investasi harus terus memantau kondisi dari perusahaan
yang sahamnya dimasukan dalam portofolio reksa dana syariah
tersebut. Rasio hutang sudah melewati batas yang diperbolehkan,
maka manajer investasi harus segera menjual saham tersebut dan
mengganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

6. Reksa Dana Indeks (index fund)
Indeks merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
suatu efek tertentu yang tercatat di bursa. Bursa Efek Indonesia,
misalnya dikenal ada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45,
dan Jakarta Islamic Index(JII).
Dalam reksa dana indeks, manajer investasi memasukkan dana ke
seluruh saham yang menjadi komponen dari indeks tersebut sesuai
dengan porsinya masing-masing dalam pengukuran indeks. Prinsip
yang dipergunakan disini adalah indexing, yang merupakan bentuk
diversifikasi yang paling sempurna. Secara teori, memang
diversifikasi sempurna mengikuti suatu indeks tertentu itu
memungkinkan. Namun dalam prakteknya, manajer investasi harus
tetap melakukan beberapa penyesuaian terhadap indeks dalam
penempatan portofolionya.

25

Karena tingkat keuntungannya fluktuatif, reksa dana indeks ini
termasuk jenis reksa dana yang mengandung risiko tinggi. Risikonya
di atas risiko reksa dana campuran, pendapatan tetap, pasar uang,
maupun reksa dana terproteksi. Tetapi, risiko reksa dana indeks
masih sedikit lebih rendah dibanding reksa dana saham. Sebab
umumnya, komposisi portofolio reksa dana indeks lebih menyebar
dibandingkan dengan reksa dana saham. Investasi dalam reksa dana
indeks cocok untuk investor jangka panjang. Sebab, dalam jangka
panjang, suatu indeks saham kemungkinan besar akan naik.

7. Reksa Dana Saham (equity fund)
Reksa dana ini merupakan tipe reksa dana paling agresif diantara
seluruh reksa dana yang ada. Manajer Investasi akan menanamkan
sebagian besar dana ke dalam efek saham. Sisanya biasa
diinvestasikan ke dalam instrumen-instrumen investasi pendapatan
tetap dan pasar uang.Dana tersebut akan mendapatkan dividen dan
capital gainjika harga jual diatas harga pembelian.
Sama seperti reksa dana indeks, reksa dana ini juga mempunyai
potensi resiko yang besar. Hanya saja, fluktuasi harga saham dapat
dihindari dengan bebas keluar dan masuk dari pasar dengan bebas.

8. ETF (Exchange Trade Fund)
ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan
sebagai Reksa Dana yang diperdagangkan di Bursa. Seperti halnya

26

reksa dana, ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
dimana unit penyertaan dicatatkan dan diperdagangkan di bursa
seperti halnya saham. Seperti halnya reksa dana konvensional, dalam
EFT terdapat pula manajer investasi dan bank kustodian.
Salah satu contoh reksa dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga
ETF bisa langsung dapat diketahui saat dibeli dan pembeliannya
dilakukan pada saat bursa (tidak melalui MI) tetapi bukan berarti
ETF itu saham, ETF berbeda dengan saham, ETF ini memiliki
prinsip diversifikasi yang sama dengan reksa dana. Secara profil
resiko, ETF hampir samadengan reksa dana saham karena komponen
pengisi portofolio adalah sama. Namun, ETF mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan reksa dana biasa. Salah satu
kelebihannya adalah masalah likuiditas. ETF dapat dengan mudah
dijual di market melalui bursa efek.

2.5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvesional
Sebagaimana telah diketahui bahwa kemunculan reksa dana syariah
dipicu oleh keinginan untuk melakukan investasi yang sesuai dengan
prinsip syariah. Seperti yang telah di paparkan di atas, pada dasarnya
konsep dan mekanisme antara reksa dana syariah dan reksa dana
konvesional adalah sama, yang membedakannya adalah bahwa reksa dana
syariah tidak melakukan investasi pada hal-hal yang diharamkan oleh
syariah. Secara umum, perbedaan antara reksa dana syariah dengan reksa
dana konvesional dapat dilihat pada table 4 berikut :

27

Tabel 4. Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvesional
Perbedaan Jenis Reksa
Dana
Tujuan Investasi
Operasional

Syariah
Tidak semata-mata return,
tetapi juga SRI (Socially
Responsible Investment)
Proses screening

Konvesional
Return yang tinggi
Tanpa proses screening

Return

Proses Cleansing/Filterisasi
Tidak ada
dari kegiatan haram

Pengawaan

DPS dan Bapepam

Bapepam

Akad

Tidak bertentangan dengan
syariah

Menekankan
kesepakatan tanpa ada
aturan halal atau haram

Transaksi

Tidak boleh berspekulasi
yang mengandung gharar
seperti najsy (penawaran
palsu), ikhtikan, dan riba

Selama transaksinya
memberikan
keuntungan

Sumber : www.idx.co.id dan Huda, Nasution (2007 :117-217)

2.6 Kelebihan, kekurangan dan Risiko Reksa Dana
A. Kelebihan Reksa Dana
1. Dikelola oleh Manajemen Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksa dana dilaksanakan oleh
manajer investasi yang memang mengkhususkan keahliannya
dalam hal pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat
penting mengingat pemodal individu pada umumnya mempunyai
keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke
pasar modal.

28

2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam
portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat
menghilangkan), karena dana atau kekayaan reksa dana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun
juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila
seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara
individu.

3. Transparansi Informasi
Reksa dana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang
unit penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko
setiap saat. Pengelola reksa dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan
laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus
secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin.

4. Likuiditas yang Tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi
harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan
demikian, pemodal dapat mencairkan kembali unit penyertaannya
setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana

29

sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksa dana
terbuka wajib membeli kembali unit penyertaannya sehingga
sifatnya sangat likuid.

5. Biaya Rendah
Karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak
pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan
dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut
akan menghasilkan pula efisiensi biaya tra