KAJIAN TEORITIS ART Dewi Kartika Perilaku Penggunaan Internet fulltext

26 tempat bagi akademisi di Indonesia pada er a 1980-an kar ena kekr itisan par a mahasisw a dan dosennya pada w aktu itu ter hadap Pemer intahan Or de Bar u. Pilihan kelompok umur r emaja, didasar kan pada teor i per kembangan r emaja. Santr ock 2003:31 menyatakan bahw a masa r emaja adalah masa per kembangan tr ansisi antar a masa anak dan dew asa yang mencakup per ubahan biologis, kognitif, dan sosial. Pada kebanyakan budaya, usia r emaja dimulai pada kir a-kir a usia 10-13 tahun dan ber akhir pada kir a-kir a usia 18-22 tahun. Ber kaitan dengan penggunaan Inter net di usia r emaja, ter dapat hasil penelitian yang menunjukkan meningkatnya penggunaan Inter net di kalangan kelompok umur ini. Kementr ian Komunikasi dan Infor matika Kemkominfo pada tahu 2014 mer ilis data yang menyatakan bahw a pengguna Inter net di Indonesia hingga pada tahun 2014 telah mencapai 82 juta or ang. Dengan jumlah ini. Indonesia ber ada di per ingkat ke-8 dunia dalam hal pengguna Inter net. Lebih lanjut Kemkominfo menyatakan bahw a dar i ke-82 jut a pengguna ter sebut, 80 diantar anya adalah r emaja ber usia 15-19 tahun. Dengan data inilah, maka penelitian tentang Per ilaku Penggunaan Inter net Oleh Remaja Di Salatiga Dalam Per spektif Media System Dependency Theor y dilakukan.

2. KAJIAN TEORITIS

Media System Dependency MSD Theor y mer upakan teor i yang dikembangkan oleh Sandr a Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur . MSD sejatinya mer upakan pengembangan dar i pendekatan Uses and Gr atifications. Uses and Gr atifications member ikan penekanan kepada khalayak atau audience yang aktif. Khalayak juga diasumsikan memiliki tujuan ter tentu dalam mengkonsumsi media massa. Dengan demikian, dalam pendekatan ini, khalayak dipandang menger ti benar media yang ia pilih untuk memenuhi 27 kebutuhannya ser ta mengetahui per sis bagaimana kebutuhannya ter sebut dapat ter penuhi Littlejohn Foss, 2005:286. Pendekatan Uses and Gr atifications dengan demikian, masuk dalam kategor i limit ed-effect t heor y atau teor i efek ter batas. Dengan kata lain, pendekatan ter sebut menjamin khalayak memi liki kontr ol yang cukup besar ter hadap media. Kontr ol khalayak ter hadap media i ni juga mer upakan jantung dar i MSD. Hanya saja, menur ut Ball-Rokeach dan DeFleur , bahw a khalayak bukanlah satu-satunya faktor . Ball-Rokeach dan DeFleur ber pendapat bahw a ada hubungan integr al diantar a khalayak, media dan sistem sosial yang lebi h besar . Sejalan dengan teor i Uses and Gr atifications, MSD theor y mempr ediksi bahw a khalayak ber gantung pada media untuk memenuhi kebutuhan ter tentu dan mencapai sesuatu. Namun, dalam MSD theor y, khalayak tidak ber gantung pada semua media dengan kadar yang sama. Ball-Rokeach dan DeFleur selanjutnya menjelaskan setidaknya ada dua faktor yang menentukan keter gantungan khalayak pada media: 1 khalayak akan semakin ber gantung kepada media yang mampu memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak, dar ipada media yang hanya memenuhi beber apa saja dar i kebutuhan khalayak ter sebut ; 2 keber gantungan media dipengar uhi oleh stabilitas sosial. Dengan kata lain, semakin stabil situasi sosial, keber gantungan khalayak ter hadap media akan semakin menur un Littlejohn Foss, 2005:287. Model ini menunjukkan bahw a institusi sosial dan sistem media ber inter aksi dengan khalayak untuk menciptakan kebutuhan, kepentingan dan motivasi. Ketiga hal ter sebut selanjutnya mempengar uhi khalayak untuk memilih ber bagai macam sumber media dan yang bukan media yang selanjutnya akan membaw a khalayak kepada sejumlah keter gantungan. Individu-individu yang ber gantung pada bagian ter tentu dar i media akan ter pengar uh, baik secar a kognitif, afektif, maupun behavior al oleh bagian ter tentu dar i media ter sebut. Sebagai konsekuensinya, khalayak akan 28 dipengar uhi dengan car a yang ber beda-beda oleh der ajad yang ber beda pula dar i media Littlejohn Foss, 2005:288. Lebih lanjut mengenai MSD theor y, bahw a kebutuhan individu tidak semata-mata mer upakan kebutuhannya saja, namun kebutuhan ter sebut dibentuk oleh ber agam kondisi lingkungan budaya atau lingkungan sosialnya. Dengan kata lain bahw a kebutuhan individu, motif individu, dan penggunaan media ber gantung pada faktor lain diluar kendali individu ter sebut. Faktor lain ber tindak sebagai pembatas pada apa dan bagaimana media dapat digunakan ser ta pada pilihan-pilihan non-media. Sebagai contoh, seor ang r emaja akan bisa ber gantung pada video musik kar ena norma-nor ma ter tentu dalam kelompok sosialnya. Atau seor ang gur u yang ber gantung pada sur at kabar kar ena kebutuhannya akan infor masi dan kar ena tuntutan pr ofesinya. Dengan demikian, semakin banyaknya kebutuhan individu dan semakin banyaknya hal yang ia ingin capai, semakin r endah ia akan ber gantung pada satu buah media. Jumlah kebutuhan individu, bukan hanya kar ena pilihan individu atau kar akter psikologis dar i individu namun juga ter batas pada keter sediaan media ter tentu.

3. METODOLOGI PENELITIAN