PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAM ADCHIEVEMENT DEVISION PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BANYUMAS KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

ABSTRAK
PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT
TEAM ADCHIEVEMENT DEVISION PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI 2 BANYUMAS KECAMATAN
BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

Marta anisa sari
Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi siswa, apabila
kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi dan komunikasi yang
baik antara guru dan muridnya, artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan
merupakan tempat bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri
siswa, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran STAD hasil belajar siswa meningkat?, (2)
Bagaimanakah Kreativitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran STAD di kelas VI SD Negeri 2 Banyumas?.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa
kelas VI SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu,

dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus 2 kali
pertemuan dan terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, penilaian/pengamatan dan refleksi. Untuk pengumpulan data
menggunakan metode observasi dan tes.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran STAD dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Banyumas.
Pada siklus pertama kreativitas siswa rata-rata kurang aktif (51,60%) dan hasil
belajar siswa berkategori kurang dengan persentase 58,63%. Dan pada siklus
kedua kreativitas siswa rata-rata cukup aktif (63.14%) dan hasil belajar siswa dari
30 siswa yang tuntas pada siklus I pertemuan I 40% dan pada pertemuan kedua
57%, pada siklus kedua pertemuan pertama 67% dan pada pertemuan kedua
meningkat menjadi 83%. Jadi penggunaan model pembelajaran STAD terhadap
siswa kelas VI pada siklus III dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPS
SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Kata kunci: Kreativitas dan Hasil belajar, Model Pembelajaran STAD.

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal, 13 Agustus
1988, merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara dari pasangan (Alm)
Isnawati dan Bapak Miswar Hadi
Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 8 Sumberejo,Bandar lampung
masuk 1994 lulus pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Negeri14 Bandar
lampung masuk pada tahun 2000 lulus pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas
Negeri 7 Bandar lampung masuk pada tahun 2003 lulus pada tahun 2006,
kemudian penulis melanjutkan ke D.II PGSD Universitas Lampung di Bandar
lampung pada tahun 2006 dan lulus tahun 2008.

Penulis diangkat sebagai PNS tenaga Guru SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan
Banyumas Kabupaten Pringsewu sejak tahun 2011 sampai sekarang.

Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai mahasiswa PGSD S.1 dalam Jabatan
FKIP UNILA hingga saat ini.

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih dan penyayang, karena atas rahmat dan

karunia-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Peningkatan Kreativitas Belajar dan

Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran
STAD Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu”
Karya Tulis Ilmiah ini ku persembahkan kepada:
1. Umi dan ayahnda atas perjuangan dan do’a restunya
yang tak kenal lelah.
2. M.Al-Farabi Azka putra ku tercinta sebagai motivator
hidupku,penghibur disaat lelah, kaulah semangat ku
dalam menyelesaikan studi ini. Kaulah malaikat kecil
ku
3. Adik-adik ku Irham hadi dinata, Chandra hadi, Andi
irawansyah, Misriyadi
4. Seluruh keluarga besarku tercinta, terima kasih atas
semua doa dan dukungan kalian pelengkap bahagia
hidupku.

5. Ag.


Mari

astuti,

ayunda

ku

tercinta

semoga

persahabatan, kekeluargaan kita dapat terjaga hingga
sampai ahir nanti.
6. Rekan-rekan SDN 2 Banyumas, terimakasih atas segala
motivasi, dukungan baik moril atau materil. Semoga
kebersamaan,

persaudaraan


kita

tak

kan

putus

dimakan waktu.
7. Semua rekan mahasiswa S.1 dalam Jabatan angkatan
2013.
8. Almamater UNILA tercinta.

M0to
Kepercayaan ibarat kertas sekali
diremas seumur tak kan pernah
bisa kembali sempurna
Hidup adalah perjuangan tiada
kesuksesan tanpa perjuangan.


SANWACANA

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWt, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini dengan baik. Tugas Akhir ini sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S.1
PGSD dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun tugas akhir
ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dimasa
mendatang. Penyusun tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan,
tuntunan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. Riswandi, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir.
3. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
4. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas

Lampung.

5. Dr. M.Thoha.B.S.Jaya,M.S selaku Dosen Pembahas Penyusunan Laporan
Tugas Akhir.
6. Dosen Pengajar Program

S.1 PGSD dalam Jabatan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Sudar,S.Pd.SD.selaku Kepala Sekolah sebagai tempat penelitian.

Dalam penelitian tindakan kelas ini banyak kekurangan dan kelemahan yang
disebabkan dangkalnya pengetahuan penulis dan keterbatasan waktu, untuk itu
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan tugas
akhir ini senantiasa penulis harapkan.
Semoga tugas akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca
umumnya, dan demi kemajuan Program Studi S.1 dalam jabatan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


Banyumas, 5 desember 2014
Penulis

MARTA ANISA SARI
NPM. 1313093069

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….

xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………….

xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….

Xiii


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................

1

1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................

5

1.3. Rumusan Masalah dan permasalahan ........................................

5

1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................

6

1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................

7


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Belajar Behaviorisme ......................................................

9

2.1.1 Teori Belajar Kognitif…………………………………..

11

2.2. Teori Belajar Kognitifistik dan penerapannya dalam
pembelajaran IPS ....................................................................

12

2.3 Pengertian Kreativitas Belajar...................................................

13

2.4. Hasil Belajar ..............................................................................


15

2.5. Pembelajaran tipe STAD...........................................................

18

2.6. Karakteristik Materi IPS di SD .................................................

22

2.7. Penelitian yang Relevan ...........................................................

22

2.8. Kerangka Pikir ..........................................................................

23

2.9. Hipotesis Tindakan………………………………………….

25

III. METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian .....................................................................

26

3.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................

26

3.2. Subjek Penelitian ......................................................................

28

3.3. Sumber Data ............................................................................

28

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................

29

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ..............................................

29

3.4.2. Alat Pengumpulan Data .................................................

32

3.5. Teknik Analisis Data .................................................................

32

3.6. Indikator Keberhasilan ..............................................................

36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Umum Penelitian ........................................................

38

4.2 Hasil Penelitian Tindakan Kelas .............................................

40

1. Siklus I ................................................................................

41

2. Siklus II ...............................................................................

50

3. Siklus III .............................................................................

61

4.3 Pembahasan .............................................................................

78

V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................

82

5.2. Saran ........................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
Tabel

Hal

1.1.Nilai Ulangan Harian Bidang Studi IPS Kelas VI SD Negeri 2
Banyumas Kecamatan Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............

4

3.2. Lembar Pengamatan Krativitas Belajar Siswa .................................

30

3.3. Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa .....................................

33

3.4. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa .....................................

35

4.1

Data Keadaan Guru dan Staf SDN 2 Bayumas Kecamatan
Banyumas Kabupaten Pringsewu ......................................................

4.2

Data Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan
Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 .........

4.3

39

Presentase

Kreativitas

Belajar

Sisaw

dalam

40

pembelajaran

kenampakan alam dan sosial yang ada di Negara Malaysia dan
Singapura Siklus I Pertemuan Kesatu ...............................................
4.4

43

Presentase Hasil Belajar Siswa dam Pembelajaran Kenampakan
alam dan sosial yang ada di Negara Malaysia dan Singapura Siklus
I Pertemuan Kesatu ...........................................................................

4.5

Presentase

Kreativitas

Belajar

Siswa

dan

44

Pembelajaran

Kenampakan alam dan sosial yang ada di negara Filipina dan
Thailand Siklus I Pertemuan Kedua .................................................

48

4.6

Presentase Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran Kenampakan
alam dan sosial yang ada di negara Filipina dan Thailand Siklus I
Pertemuan Kedua ..............................................................................

4.7

Presentase

Kreartivitas

Belajar

Siwa

dalam

49

Pembelajaran

Kenampakan alam dan Sosial Indonesia serta negara – negara
tetangga khususnya negara Brunei Darussalam dan Myanmar siklus
II Pertemuan Kesatu .........................................................................
4.8

53

Presentase Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran kenampakan
alam dan sosial Indonesia serta negara – negara tetangga
Khususnya negara Brunei Darussala dan Myanmar Siklus II
Pertemuan Kesatu .............................................................................

4.9

54

Presentase Kreativitas Belajar Siswa Pembelajaran Kenampakan
Alam dan sosial Indonesia serta negara – negara tetangga
khususnya negara Kampuchea dan Laos Siklus II Pertemuan
Kedua .................................................................................................

59

4.10 Presentase Hasil Belajar Siswa kenampakan alam dan sosial
Indonesia serta negara – negara tetangga khususnya negara
Kampuchea dan Laos Siklus II Pertemuan Kedua ...........................

60

4.11 Presentase Kreativitas Belajar dalam pembelajaran kenampakan
alam dan sosial Indonesia serta negara – negara tetangga khususnya
negara Vietnam dan Timor Leste siklus III Pertemuan Kesatu ........

65

4.12 Presentase Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran kenampakan
alam dan sosial Indonesia serta negara – negara tetangga khususnya
negara Vietnam dan Timor Leste Siklus III Pertemuan Kesatu .......

66

4.13 Presentase Kreativitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Dampak
Keadaan Sosial Bagi Indonesia Siklus III Pertemuan Kedua ...........

70

4.14 Presentase Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Dampak
Keadaan Sosial bagi Indonesia Siklus III Pertemuan Kedua ............

71

4.15 Hasil Rata-rata Akhir untuk Kreativitas Belajar dan Hasil Belajar
Ketiga Siklus Berdasarkan Katergori ...............................................

73

4.16 Nilai Rata-rata Hasil Kreativitas Belajar Ketiga Siklus Berdasarkan
Kategori ............................................................................................

74

4.17 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Ketiga Siklus berdasarkan kategori.....

75

4.18 Nilai Rata-rata Kreativitas Belajar dan Hasil Belajar setiap siswa
pada ketiga siklus …………………………………………………...

76

4.19 Hubungan antara Kreativitas Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI SD Negara 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu ..................................

77

4.20 Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Serial .....................................

77

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Hal.

1. Silabus IPS Kelas VI ......................................................................... 86
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 89
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 97
2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III........................... 107

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Diagram Kerangka Pikir ..........................................................................

24

2. Alur Penelitian Tindakan Kelas ..............................................................

26

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui
berbagai cara salah satunya yaitu pendidikan, karena pendidikan merupakan
usaha sadar manusia untuk meningkatkan kemampuan diri dengan membina
potensi-potensi pribadi yang dimilikinya yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa,
serta

cipta)

dan

keterampilannya).

jasmani

(panca

indera

berikut

keterampilan-

Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat 1 yang menjelaskan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Begitu pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka mutu pendidikan harus terus diperbaiki agar pendidikan yang
diterima calon sumber daya manusia dapat diserap dengan baik sehingga
sumber daya manusia yang tercipta memiliki kualitas yang baik. Perbaikan
mutu pendidikan adalah tugas semua pihak khususnya kepada guru sebagai

2

tenaga pendidik.

Guru sangat berperan penting dalam perbaikan mutu

pendidikan karena guru akan menciptakan anak didik yang berkualitas
melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk
interaksi edukatif,yakni interaksi yang bernilai pendidikan dengan sadar
meletakkan

tujuan

untuk

mengubah

tingkah

laku

dan

perbuatan

seseorang.Interaksi edukatifharus menggambarkan hubungan aktif dua arah
antara guru dan anak didik dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya
yang biasanya terjadi pada proses belajar di sekolah.

Proses belajar di sekolah merupakan wahana pendidikan untuk membina dan
membentuk siswa ke arah kedewasaan dan dalam pelaksanaannya
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan :
”Standar proses untuk satuan pendidikan mencakup perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran ”.

Hal ini berkaitan dengan

pencapaian tujuan pendidikan nasional yang di dalamnya terdapat sejumlah
mata pelajaran pokok dan pendukung. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan pasal 1
ayat 1 disebutkan bahwa salah satu di antara mata pelajaran pokok yang
diajarkan kepada siswa adalah mata pelajaran IPS.

Belajar IPS dapat membentuk siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan
rasional, karena IPS adalah mata pelajaran yang terstruktur, terorganisasi, dan
sifatnya berjenjang, artinya antara materi yang satu dengan yang lainnya

3

saling berkaitan. Untuk menguasai materi pelajaran IPS pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi, diperlukan penguasaan materi tertentu sebagai
pengetahuan prasyarat salah satunya yaitu dengan memiliki pemahaman
konsep yang baik sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi
selanjutnya. Agar siswa dapat memiliki pemahaman konsep yang baik maka
guru harus pintar dalam memilih model pembelajaran yang akan mendukung
terjadinya pemahaman konsep pada siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Pemahaman konsep yang lebih baik terjadi pada saat siswa
menemukan sendiri konsep dari materi pembelajaran dibandingkan dengan
siswa yang menerima langsung konsep dari guru.

Saat ini banyak model pembelajaran yang dilaksanakan atau yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu model pembelajaran
konvensional. Seperti yang terjadi pada beberapa sekolah di Pringsewu yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang
berlangsung biasanya guru mengajar dengan berpedoman pada buku teks
atau LKS, dengan memberi materi melalui ceramah atau memberikan
langsung materi kepada siswa dan memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa, latihan soal kemudian pemberian tugas. Guru mendominasi kegiatan
pembelajaran atau dengan kata lain proses pembelajaran ini berpusat pada
guru. Selama proses pembelajaran ini siswa hanya mendengarkan atau
mencatat apa yang disampaikan guru, sehingga selama proses pembelajaran
berlangsung siswa menjadi pasif dan mengalami kesulitan dalam memahami
konsep IPS karena tidak menemukan sendiri konsep dari materi
pembelajaran. Hal ini diduga karena perencanaan dan implementasi

4

pembelajaran yang dilakukan oleh

guru IPS masih didominasi dengan

metode ceramah. Meskipun banyak siswa yang belum memahami konsep
yang dipelajari namun guru terus melanjutkan materi tanpa memperhatikan
kondisi siswa, guru hanya berpikir pemenuhan tagret kurikulum. Akibatnya
pelajaran IPS menjadi tidak menarik, tidak disenangi, dan dengan sendirinya
pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh siswa.
Sebagai konsekuensinya, pencapaian hasil belajar belum sesuai dengan
harapan. Permasalahan ini perlu adanya solusi yaitu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS, salah satunya adalah model
pembelajaran.
Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian Bidang Studi IPS Kelas VI SD Negeri 2
Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu TA 2013/2014
No
Rentang
Jumlah
Persentase
Kategori
KKM

1

Nilai

Siswa

(%)

0 - 64

23

76,67

Tidak

65

Tuntas
2

65 - 100

7

23,33

30

100,00

Tuntas

Sumber : Guru Kelas VI IPS SD Negeri 2 Banyumas 2013/2014
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai bidang
studi IPS tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar siswa tidak tuntas, karena
dari 30 siswa yang termasuk nilai kategori tuntas adalah 7 siswa (23,33 %)
dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 23 siswa (76,67 %)
dengan KKM= 65

5

Dari uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
peningkatan kreativitas belajar dan hasil belajar IPS melalui model
pembelajaran STAD.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran IPS di
kelas VI SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu, diperoleh data bahwa hasil belajar IPS siswa sangat rendah, maka
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kreativitas belajar rendah disebabkan model pembelajaran

yang

dilaksanakan lebih dominan guru, sehingga kurang memberi kesempatan
siswa untuk diskusi saat belajar.
2. Guru kurang membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
3. Hasil belajar rendah dikarnakan guru tidak mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran yang lainnya
4. Kurangnya alat peraga yang disajikan guru sehingga kurang mengerti
tentang materi pelajaran.

1.3. Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan dirumuskan masalah yang ada yaitu :
“masih rendahnya kreativitas belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas VI SD
Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu”.
Atas dasar hal tersebut, maka permasalahan yang diajukan adalah :

6

1. Apakah model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kreativitas
belajar siswa

mata pelajaran IPS siswa Kelas VI SD Negeri 2

Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu?
2. Apakah model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran IPS Kelas VI SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan
Banyumas Kabupaten Pringsewu?
3. Bagaimana hubungan antara kreativitas belajar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran
STAD kelas VI SD Negei 2 Banyumas Kecamatan Banyumas
Kabupaten Pringsewu?
Dengan demikian, judul penelitian ini adalah ::
“Peningkatan Kreativitas Belajar dan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan
Model Pembelajaran STAD pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu”.
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas yang
ingin dicapai adalah untuk:
1. Untuk Meningkatkan kreativitas belajar IPS dengan menggunakan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Devision pada siswa kelas VI SD
Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
2. Untuk Meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Devision pada siswa kelas VI SD
Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

7

3. Untuk Mengetahui hubungan antara kreativitas belajar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran

IPS kelas VI SD Negeri 2 Banyumas

Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat atau kontribusi sebagai berikut:
1. Bagi Siswa :
1. Meningkatkan kreativitas belajar dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas
Kabupaten Pringsewu.
2. Memberikan pengalaman belajar siswa sehingga menjadikan siswa
lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran IPS.
2. Bagi Guru :
1. Memberikan wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
2. Menjadi informasi baru bagi guru sebagai pertimbangan dalam
menggunakan model pembelajaran dan untuk dapat mengembangkan
kreativitasnya di dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah :
1. Memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Banyumas kecamatan
banyumas kabupaten pringsewu.

8

2. Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini, pihak sekolah mendapat
masukan baru untuk menerapkan model pembelajaran Student Team
Achievement Devision dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar sematamata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan
yang dikuasai individu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan
respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

10

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan

(reinforcement).

Bila

penguatan

ditambahkan

(positive

reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat.

Beberapa prinsip dalam

teori

belajar

behavioristik, meliputi:

(1)

Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus
Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage,
Berliner, 1984).

2.1.1. Teori Belajar Kognitif

Menurut teori belajar kognitif belajar merupakan satu proses terpadu yang
berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman
dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan struktur
kognitif lama (Asra dan Sumiati, 2007: 47). Memperoleh pemahaman berarti
menangkap makna suatu subjek yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif
adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan
sekitarnya.
Menurut Slameto dalam Djamarah (2008: 13) belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dengan lingkungannya.
Dari pendapat tersebut belajar merupakan interaksi pengalaman yang
dapat membawa sikap seseorang ke arah perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa keterampilan belajar di
dalam kelas maupun pengetahuan baru yang didapat

11

siswa.(http://biologilestari.blogspot.com/2013/03/teori-teori-belajar-danpembelajaran.html/). (diunduh tanggal 13 juli 2014)

Belajar merupakan transfer pengetahuan dengan tujuan bahwa siswa setalah
memperoleh pembelajaran yang baru dapat pandangan luas. Mampu
mengembangkan pengetahuan yang telah didapatkan, sehingga belajar yang
dialami siswa bermanfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya. Dalam proses
belajar terdapat unsur penting yang memberikan

pengaruh terhadap

keberhasilan dari belajar, yaitu:
1) Pengalaman belajar yang dimiliki sebelum melakukan proses belajar
2) Situasi lingkungan yang memberi rangsangan untuk terjadinya proses
belajar
3) Respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan tersebut (Asra dan Sumiati,
2007).

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan
tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari
dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir anak.

12

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi, bekerjasa sama, saling mengeluarkan pendapat
dengan
teman-temanya.
(http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Teori_Belajar_Behavioristik&
oldid=8032934).(diunduh tanggal 12 juli 2014).

2.2. Teori Belajar Kognitifistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengedepankan tata cara dalam menghadapi kehidupan sosial. Keberhasilan
dalam menyampaikan sebuah materi di dalam kelas itu tergantung pada guru
yang mengajar mata pelajaran yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru
adalah merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus
tentangilmu keguruan. Kelebihan dan kelemahan konsep ini yaitu belajar
mengajar konsep ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat
kognitif. Kelemahannya adalah memakan waktu yang cukup banyak, dan
kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjerumus kepada hal
kurang baik.

Dalam kegiatan pembelajaran IPS tergantung dari beberapa hal seperti:
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pelajar, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan
berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan

13

rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang
belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak
struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat
dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir
seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau
guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek
pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh
karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur
dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran
yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi
belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati
sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam
proses evaluasi.
Dengan demikian dalam PTK ini, teori belajar yang digunakan cenderung
teori belajar kognitif.

2.3.Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa
dalam belajar memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan
pembelajaran. Menurut Usman (1993: 11) siswa yang memiliki

14

kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan
tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin
memecahkan persolan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit
sekalipun, kadang-kadang destruktif di samping konstruktif, lebih senang
bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri.
Munandar,Utami

(1992:47)

mendefinisikan:

“Kreativitas

adalah

kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas
dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan
“Lebih lanjut Utami Murnandar menekankanbahwa kreativitas sebagai
keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya.
Lingkungán yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat
mendukung

berkembangnya

kreativitas,

tetapi

adajuga

yangjustru

menghambat berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada
pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan
yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai
alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaiandiri secara
kuat.

Dalam kegiatan belajar mengajar anak yang memiliki kreativitas lebih
mampu menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkannya pula.
Oleh karena itu, guru perlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa sehingga kreativias, bakat dan minatnya dapat berkembang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

15

Piers

(dalam

bukunya

Asrori,

2009:72)

mengemukakan

bahwa

karakteristik kreativitas adalah:
1)Memiliki dorongan (drive) yang tinggi, 2) Memiliki keterlibatan
yang tinggi, 3) Memiliki rasa ingin tahu yang besar, 4) Memiliki
ketekunan yang tinggi,5) Cenderung tidak puas terhadap
kemapanan, 6) Penuh percaya diri, 7) Memiliki kemandinian yang
tinggi, 8) Bebas dalam mengambil keputusan, 9) Menerima diri
sendiri, 10) Senang humor, 11) Memiliki intuisi yang tinggi, 12)
Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks, 13) Toleran
terhadap
ambiguita,
15)
Bersifat
sensitif.(https://www.google.co.id/search?q=pengertian+kreativita
s+belajar&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org).(diunduh tanggal 13 juli
2014).
Berdasarkankarakteristik kreativitas belajar menurut Piers (dalam bukunya
Asrori, 2009:72) maka indikator kreativitas belajar yang dapat di ukur
adalah sebagai berikut :
A. Memiliki keterlibatan yang tinggi
B. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
C. Memiliki ketekunan yang tinggi
D. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan
E. Penuh percaya diri

2.4. Hasil Belajar
Belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana,nana
(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Dimyati dan
Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

16

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan
enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,
menggunakan prinsip.
4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan
menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan - kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian
ini adalah hasil belajar.

17

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Agar siswa dapat meraih hasil
belajar yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini Slameto (2010 : 5471) menguraikan faktor-faktor itu sebagai berikut :
a. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang
belajar, meliputi :
1) Faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan)
3) Faktor kelelahan
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, meliputi :
1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan).
2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, tugas rumah).
3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Selain itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 239-253) menyebutkan
bahwa :
”faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal
dan faktor ekternal. Faktor internal meliputi : sikap terhadap
belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan
belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar
yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar,
rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar,
kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Sedangkan faktor eksternal
meliputi : guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan
sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa
di sekolah dan kurikulum sekolah”.

18

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal antara lain
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi, atau tidak adanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan belajar. Sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa
akan rendah.

Untuk itu motivasi belajar siswa perlu diperkuat terus

menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya
diciptakan suasana belajar yang menggembirakan. Sedangkan faktor
eksternal antara lain model pembelajaran yang digunakan oleh guru di
dalam proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar, suatu model
pembelajaran belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan yang ada.
Pemilihan model yang tepat sangatlah penting disesuaikan dengan situasi
dan kondisi siswa, materi pelajaran, lingkungan dan fasilitas yang tersedia.
Adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan siswa
dapat belajar dengan baik dan siswa dapat dengan mudah menerima
informasi yang diberikan oleh guru sehingga hasil belajarnya pun lebih
baik. Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran STAD.

2.5.Pembelajaran Tipe STAD

Menurut pendapat Slavin (2005: 143-146), salah satu pembelajaram
kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah STAD. STAD
merupakan salah satu metode pembelajaran yang sederhana, dan merupakan
salah satu model yang baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

19

menggunakan pendekatan kooperatif.

STAD terdiri atas lima komponen

utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi
tim.
1. Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di
dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung atau diskusi pelajaran
yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini sama dengan pengajaran
biasa hanya berbeda pada pemfokusan terhadap STAD. Dengan cara ini,
para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memperhatikan seksama
selama

presentasi

kelas

karena

akan

membantu

mereka

dalam

mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim
mereka.
2. Tim
Tim terdiri dari empat sampai lima anggota kelompok dengan
memperhatikan perbedaan kemampuan dan jenis kelamin. Fungsi utama
dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar,
dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk
bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah komponen yang paling
penting dalam STAD.

Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah

membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun
harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
3. Kuis
Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dalam setiap siklus, siswa
diberikan kuis atau tes individu. Pada saat tes siswa tidak diperbolehkan

20

membantu satu sama lain. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara
individual untuk memahami materinya.

Tes ini dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa.
4. Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka belajar
lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap
siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya
dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya
tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor
“awal“ yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya
dalam mengerjakan kuis. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin
untuk tim mereka berdasar tingkat kenaikan skor kuis mereka
dibandingkan dengan skor awal mereka.
Setiap pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga
pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelebihan dan kekurangan
pembelajaran STAD (Umamik : 2007) adalah sebagai berikut.
Kelebihan:
1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan
kerja sama kelompok.
2. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara peserta
didik yang berasal dari ras yang berbeda.
3. Menerapkan bimbingan oleh teman.
4. Menjelaskan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.

21

Kelemahan:
1. Sejumlah peserta didik mungkin bingung karena belum terbiasa dengan
perlakuan seperti ini.
2. Guru pada permulaaan akan membuat kesalaham-kesalahan dalam
pengelolaan kelas, akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus
menerus akan dapat terampil menerapkan metode ini.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Guru memberikan pengarahan tentang langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STADhanya pada pertemuan pertama, antara
lain peserta didik harus bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka
untuk menguasai materi, peserta didik harus bertanggung jawab agar
setiap individu di dalam kelompok betul-betul memahami konsep yang
dipelajari, jika ada pertanyaan dari peserta didik dianjurkan untuk
menanyakan kepada teman satu timnya sebelum menanyakan pada guru.
2. Dengan tanya jawab guru melakukan apersepsi untuk mengingat kembali
materi sebelumnya.
3. Guru menyampaikan materi singkat yang akan dibahas.
4. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
5. Membagi peserta didik dalam tim yang heterogen, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
6. Peserta didik bergabung dengan anggota timnya masing-masing yang
telah ditentukan.
7. Peserta didik diberi soal/lembar diskusi, tiap tim satu lembar diskusi.
8. Peserta didik melakukan diskusi dengan timnya sampai semua anggota
tim mengerti apa yang didiskusikan.
9. Guru berkeliling di dalam kelas, memperhatikan bagaimana anggota tim
bekerja, dan memberi pengarahan bila ada yang kurang jelas dengan
perintah lembar diskusi.
10. Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dimana salah satu
siswa dari perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi sedangkan
kelompok lain menanggapinya.
11. Peserta didik mengerjakan tes individu/kuis.
12. Guru bersama peserta didik membahas tes individu sambil mengulang
hal-hal yang dianggap sulit oleh peserta didik.
13. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat rangkuman.
14. Guru menghitung skor individu dan skor tim.
15. Setelah diketahui skor tim, ditentukan tim yang mendapat

22

penghargaan.(https://www.google.co.id/search?q=judul+skripsi+yang+me
nggunakan+model+pembelajaran+stad+pada+pelajaran+ips&ie=utf8&oe=utf-8&rls=org).(diunduh tanggal 14 Juli 2014).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan salah
satu metode pembelajaran yang sederhana, dan merupakan salah satu model
yang baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif.

STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu

presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

2.6.Karakteristik Materi IPS di SD

Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan
sosial negara – negara di Asia Tenggara, serta benua – benua, yaitu :


Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara – negara
tetangga.

2.7. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh :
1. Sumarno,Alim (2008) “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Penerapan Model
Kooperatif Tipe STAD Di Kelas IV SDN Kertajaya Surabaya
“Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada prestasi belajar
siswa kelas IV SDN Kertajaya Surabaya pada Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan model pembelajaranSTAD dapat meningkat
dengan baik.

23

2. Subroto, Darto (2010) “Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran STAD Pada Siswa
Kelas IVSD Negeri 1 Pulau Panggung

Kabupaten Tanggamus ”

Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada hasil belajar
siswa kelasIV SD Negeri 1 Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus
dengan model pembelajaran STAD dapat meningkat dengan baik.
3. Irwanto, Yudi(2011) “ Penerapan metode pembelajaran kooperatif model
students teams achievement divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Madiun ”
Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada hasil belajar IPS
siswa kelasVSD Negeri 1 Madiun dengan model pembelajaran
STADdapat

meningkat

denganbaik.(https://www.google.co.id/search?q=teori+belajar+atau+pen
didikan&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org).(diunduh

tanggal

10 Oktober

2014).

2.8.Kerangka Pikir

Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang diterapkan
untuk menghadapi siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Pada
pembelajaran STAD siswa dalam satu kelas di bagi menjadi 5 atau 6
kelompok. Model pembelajaran STAD menuntun agar guru mudah memantau
siswa, selain itu dalam belajar IPS, model pembelajaran STAD dapat
membangun kreativitas belajar dan hasil belajar siswa.

24

Atas dasar teori dan konsep pembelajaran STAD maka dapat disusun
kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Kondisi awal

Guru/PenelitiBelum
memanfaatkan
model pembelajaran

STAD

Tindaka
n

Siswa/yang diteliti
kreativitas dan
hasil belajar IPS
rendah

Memanfaatkan
model pembelajaran

Siklus I Guru
menggunakan model
pembelajaran

STAD

STADsiswa melihat
dan diskusi kelompok

Siklus II
Gurumenggunakan
model pembelajaran

STADsiswa

Kondisi akhir

Diduga melalui
pemanfaatan
modelpembelajaran

STADdapat
meningkatkan
kreativitas belajar
dan hasil belajar
IPS

mengikuti,diskusi dan
mencoba dalam
kelompoknya

Siklus III Guru
menggunakan model
pembelajaran

STADsiswa mengikuti
,mencoba, dan
menyajikan hasil diskusi
didepan kelas

Gambar 2.1.Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

25

2.9.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian, dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut :
(1) Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kreativitas belajar
mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
(2) Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
(3) Ada hubungan antara kreativitas belajar dengan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 2 Banyumas
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

26

III. METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian
3.1.1Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Banyumas Kecamatan Banyumas
Kabupaten Pringsewu semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan
tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai tempat peneliti
bertugas. Selain itu, peneliti telah memahami situasi dan kondisi dalam
proses pembelajaran yang berlangsung selama ini dan sebagai upaya
perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) mengabdosi model Hopkins dalam Aqib
(2007: 93) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas ini menurut Hopkins terdiri dari empat tahap,
sebagai berikut:

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas, diadopsi oleh peneliti dari
Aqib (2007: 93)

27

1. Perencanaan
1) Tahap pra penelitian
Tahap ini dilakukan dengan memberikan tes awal pada materi
sebelum dilakukan penelitian. Kemudian dilakukan pembentukan
kelompok

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

2 12 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VI SD NEGERI 3 SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

KEEFEKTIFAN MODEL GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS

7 56 277

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK PADA SISWA Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Realistik Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

0 1 15

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas VIB SD Negeri 2 Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.

0 1 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI NGLARANG MLATI SLEMAN.

0 6 192