PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VI SD NEGERI 3 SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VISD NEGERI 3 SUKOHARJO 1KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

Nurmawati

Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi siswa, apabila kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan muridnya, artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan tempat bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran NHT hasil belajar siswa meningkat?, (2) Bagaimanakah Keterampilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran di kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan SukoharjoKabupaten Pringsewu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesiadengan menggunakan model pembelajaran NHT.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan dan terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, penilaian/pengamatan dan refleksi. Untuk pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Model Pembelajaran NHT dapat meningkatkan keterapilan dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1. Pada siklus pertama keterampilan siswa rata-rata kurang terampil (48,00%) dan hasil belajar siswa berkategori kurang dengan persentase 12,00%. Dan pada siklus kedua keterampilan siswa rata-rata cukup terampil (40.00%) dan hasil belajar siswa dari 25 siswa yang tuntas pada siklus I pertemuan I 32 % dan pada pertemuan kedua 36 %, pada siklus kedua pertemuan pertama 40 % dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 83%. Jadi penggunaan model pembelajaran NHT terhadap siswa kelas VI pada siklus III dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar Bahasa Indonesia SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Patoman, Kecamatan Pagelaran pada tanggal, 5 September 1963, merupakan puteri ke 6 dari 8 bersaudara pasangan Dalom Asnawi dan Ibu Saudah

Pendidikan formal pertama diawali dengan pendidikan Sekolah Dasar pada SDN 1 Patoman, Kecamatan Pagelaran yang lulus pada tahun 1975 kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu tahun 1979. Pada tahun 1982 Penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah pendidikan guru Xaverius Pringsewu dan penulis diangkat menjadi guru sekolah dasar SDN 4 Tangkit Serdang Kecamatan Pagelaran. Pada tahun 1990 penulis bertugas di SDN 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu hingga saat ini. Tercatat sebagai mahasiswa S1 PGSD Dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung di Bandar Lampung pada tahun 2011


(7)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada:

1. Ayah dan Bunda tercinta Bapak Dalom Asnawi (Alm) dan Ibu Saudah

(Alm) karena do’a dan cinta kasih Kalianlah aku bisa seperti saat ini. 2. Suami tercinta Yudhi Hantoro, S.Pd yang selalu memberikan motivasi dan

semangat serta kedamaian sehingga aku bisa berhasil seperti saat ini 3. Kedua buah hatiku, Akhmad Nurma’arif dan Iqlima Uswatun Hasanah

yang ku sayangi

4. Rekan-rekan SDN 3 Sukoharjo 1 ,terimakasih atas segala motivasi,dukungan baik moril atau materil yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Study ini.

5. Semua rekan mahasiswa S.1 dalam Jabatan angkatan 2011. 6. Almamater UNILA tercinta.


(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini dengan baik. Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S.1 PGSD dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun tugas akhir ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Penyusun tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan, tuntunan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Dr. M.Thoha.B.S.Jaya,M.S selaku Dosen Pembimbing Penyusunan Laporan Tugas Akhir.

4. Dr. Riswandi, M.Pd. sebagai Dosen PembahasLaporan Tugas Akhir. 5. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas


(10)

6. Dosen Pengajar Program S.1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Dra. Nelawati selaku Kepala Sekolah sebagai tempat penelitian.

Dalam penelitian tindakan kelas ini banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan dangkalnya pengetahuan penulis dan keterbatasan waktu, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan tugas akhir ini senantiasa penulis harapkan.

Semoga tugas akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, dan demi kemajuan Program Studi S.1 dalam jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Sukoharjo 1, 30 November 2014 Penulis

NURMAWATI


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar... 8

2.1.1 Teori Belajar Behaviorisme ... 9

2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme ... 9

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme ... 10

2.2. Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ... 11

2.3.Keterampilan Belajar ... 15

2.4.Hasil Belajar ... 20

2.5.Kajian Yang Relevan ... 25

2.6.Kerangka Pikir ... 26


(12)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian ... 28

3.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.1.2 Subjek Penelitian ... 32

3.1.3 Sumber Data ... 32

3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 33

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.2.2 Alat Pengumpulan Data ... 36

3.3. Teknik Analisis Data ... 36

3.4. Indikator Keberhasilan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 41

4.1.1 Sejarah Berdirinya SDN 3 Sukoharjo ... 41

4.2 Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 43

4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 78

4.3.1 Uji Hipotesis Kesatu Keterampilan Belajar ... 78

4.4 Uji Hipotesis Kedua Hasil Belajar ... 79

4.5 Pembahas ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.2 Simpulan ... 85

5.3 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA


(13)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1. Nilai Ulangan MID Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia ... 3

1.2. Persentase Keterampilan Belajar Siswa Bidang Studi Bahasa Indonesia kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu TA 2013 / 2014 ... 4

3.2. Lembar Pengamatan Keterampilan Belajar Siswa ... 34

3.3. Lembar Observasi Keterampilan Belajar Siswa ... 37

3.4. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa ... 39

4.1 Data Keadaan Guru dan Staf SD Negeri 3 Sukoharjo 1 ... 42

4.2 Data Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Sukoharjo 1 ... 43

4.3 Presentase hasil keterampiln belajar siswa dalam pembelajaran menulis titimangsa surat, alamat tujuan surat undangan ... 47

4.4 Presentase Hasil Belajar Siswa dalam menulis titimangsa surat, alamat tujuan surat undangan, menulis bagian pembuka surat dan kalimat efektif siklus I Pertemuan I ... 47

4.5 Presentase keterampilan belajar siswa dalam embelajaran menuliskan bagian-bagian surat dan tanda baca yang terdapat dalam surat, alamat surat, dan salam pembuka Siklus 1 Pertemuan kedua ... 52

4.6 Presentase hasil belajar siswa dalam embelajaran menuliskan bagian-bagian surat dan tanda baca yang terdapat dalam surat, alamat surat, dan salam pembuka Siklus 1 Pertemuan kedua ... 53

4.7 Presentase keterampilan belajar siswa dalam pembelajaran jenis-jenis surat undangan dan bagian-bagian surat undangan Siklus II Pertemuan kesatu ... 57

4.8 Presentase hasil belajar siswa dalam pembelajaran jenis-jenis surat undangan dan bagian-bagian surat undangan Siklus II Pertemuan kesatu ... 58

4.9 Presentase keterampilan belajar siswa pembelajaran perbedaan antara surat undangan resmi dan tidak resmi dan menulis surat undangan siklus II Pertemuan kedua ... 63


(14)

ii

4.10 Presentase hasil belajar siswa pembelajaran perbedaan antara surat undangan resmi dan tidak resmi dan menulis surat undangan siklus II Pertemuan kedua ... 64 4.11 Presentase keterampilan belajar siswa dalam pembelajaran menulis

surat undangan, membuat surat undangan untuk ulang tahun sendiri dengan kalimat efektif dan menggunakan ejaan yang benar Siklus III Pertemuan kesatu ... 69 4.12 Presentase Hasil keterampilan belajar siswa dalam pembelajaran

menulis surat undangan, membuat surat undangan untuk ulang tahun sendiri dengan kalimat efektif dan menggunakan ejaan yang benar Siklus III Pertemuan kesatu ... 70 4.13 Presentase Keterampila belajar dalam pembelajaran mnulis surat

undangan resmi dan tak resmi dengan kalimat efektif dan menggunakan ejaan yang benar Siklus III Pertemuan kedua ... 75 4.14 Presentase hasil belajar dalam pembelajaran mnulis surat undangan

resmi dan tak resmi dengan kalimat efektif dan menggunakan ejaan yang benar Siklus III Pertemuan kedua ... 76 4.15 Nilai uji hipotesi kesatu keterampilan belajar ... 78 4.16 Nilai rata-rata hasil keterampilan belajar ketiga siklus berdasarkan

kategori ... 79 4.17 Nilai rata-rata hasil belajar ketiga siklus berdasarkan kategori ... 79 4.18 Nilai rata-rata keterampilan belajar dan Hasil belajar setia siswa pada

ketiga siklus ... 80 4.19 Hubungan antara keterampilan belajar dengan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu ... 81 4.20 Tabel kerja untuk mencari korelasi serial ... 81


(15)

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pikir ……….. 26 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas ……….. 28 1. Spiral Tindakan Kelas Mode Hopkins ... 31


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satunya yaitu pendidikan, karena pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk meningkatkan kemampuan diri dengan membina potensi-potensi pribadi yang dimilikinya yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa, serta cipta) dan jasmani (panca indera berikut keterampilan-keterampilannya). Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Begitu pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka mutu pendidikan harus terus diperbaiki agar pendidikan yang diterima calon sumber daya manusia dapat diserap dengan baik sehingga


(17)

2

sumber daya manusia yang tercipta memiliki kualitas yang baik. Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas semua pihak khususnya kepada guru sebagai tenaga pendidik. Guru sangat berperan penting dalam perbaikan mutu pendidikan karena guru akan menciptakan anak didik yang berkualitas melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi edukatif, yakni interaksi yang bernilai pendidikan dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya yang biasanya terjadi pada proses belajar di sekolah.

Proses belajar di sekolah merupakan wahana pendidikan untuk membina dan membentuk siswa ke arah kedewasaan dan dalam pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan :

”Standar proses unuk satuan pendidikan mencakup perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran ”. Hal ini berkaitan

dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional yang di dalamnya terdapat sejumlah mata pelajaran pokok dan pendukung. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa salah satu di antara mata pelajaran pokok yang diajarkan kepada siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(18)

3

Belajar Bahasa Indonesia dapat membentuk siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan rasional, karena Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang terstruktur, terorganisasi, dan sifatnya berjenjang, artinya antara materi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Agar siswa dapat memiliki pemahaman konsep yang baik maka guru harus pintar dalam memilih model pembelajaran yang akan mendukung terjadinya pemahaman konsep pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan keterampilan belajar bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi atau kerja kelompok karena pada saat itulah berlangsung kerja sama sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Penyediaan kondisi yang mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memeroleh pengetahuan dan keterampilan belajar

Tabel 1.1: Nilai Ulangan Mid semester Bidang Studi Bahasa indonesia Kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu TA 2013/2014

NO Rentang Nilai Jumlah

Siswa Presentase Katregori KKM

1

0 – 64 20 80 % Tidak

Tuntas 65

2 65 – 100 5 20 % Tuntas

25 100 %

Sumber : Guru Kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 2013/2014

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai bidang studi Bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar siswa tidak tuntas, karena dari 20 siswa yang termasuk nilai kategori tuntas adalah 5 siswa (20 %) dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 20 siswa (80 %) dengan KKM= 65


(19)

4

Tabel 1.2: Persentase Keterampilan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menuliskan Bagian – Bagian Surat dan Tanda Baca yang Terdapat Dalam Sura,T, Alamat Surat, dan Salam Pembuka Bidang Studi Bahasa indonesia Kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu TA 2013/2014

No Kategori Jumlah Siswa Presentase

1 Kurang Terampil 15 60 %

2 Cukup Terampil 6 24 %

3 Terampil 4 16 %

Jumlah 25 100 %

Sumber : Guru Kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1

Berdasarkan Tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai keterampilan Bidang Studi Bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar siswa kurang terampil, karena dari 25 siswa yang termasuk kategori terampil hanya 4 orang siswa (16 %), sedangkan siswa yang termasuk kategori cukup terampil berjumlah 6 orang siswa (24 %), dan siswa yang termasuk kategori kurang terampil berjumlah 15 orang siswa (60 %)

Dari uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan belajar siswa melalui model pembelajaran

Numbered heads together terhadap hasil belajar Bahasa indonesia.

1.2Identifikasi Masalah

Dari Latar Belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut :


(20)

5

1. Keterampilan belajar rendah disebabkan model pembelajaran yang dilaksanakan lebih dominan guru, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk diskusi saat belajar.

2. Guru kurang membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran yang monoton mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

4. Guru dalam proses pembelajaran kurang menguasai terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan di kelas.

1.3Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan Latar Belakang, identifikasi tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Atas dasar rumusan masalah diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan menggunakan model Numbered heads Together dapat meningkatkan keterampilan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu?

2. Apakah dengan menggunakan model Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu?


(21)

6

3. Bagaimanakah hubungan antara keterampilan dan hasil belajar kelas VI dengan menggunakan model Numbered Heads Together pada pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu?

Dengan demikian judul Penitian Tindakan Kelas ini adalah :

“Peningkatan Keterampilan Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia D`i Kelas VI SD Negeri 3 Sukahorjo 1 Kabupaten Pringsewu ”.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan model Numbered heads Together Dalam meningkatkan keterampilan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1.

2. Untuk mengetahui penggunaan model Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

3. Untuk menganalisis hubungan antara keterampilan dengan hasil belajar siswa kelas VI dengan menggunakan model Numbered Heads Together

pada pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.


(22)

7

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat; Bagi Siswa

a. Keterampilan belajar dan hasil belajar siswa dala pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukohao Kabupaten Pringsewu

b. Memberikan pengalaman belajar siswa sehingga menjadikan siswa lebih efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Guru

a) Mengembangkan strategi dalam motivasi belajar siswa;

b) Mengetahui salah satu pemecahan masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga terjadi perbaikan, dan peningkatan efektifitas pembelajaran di kelas.

Bagi Sekolah

Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.

Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor penunjang seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang

mendukung serta proses belajar mengajar yang tepat.

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

Teori belajar menurut (Slavin, 2000:143), adalah meningkatkan kemampuan daya-daya melalui latihan-latihan


(24)

9

2.1.1 Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh (Gage, Berliner, 1984) tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan


(25)

10

atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.\

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan

memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Berdasarkan pengertian teroti-teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha dari individu dan perubahan tersebut berlangsung lama maka di usahakan faktor penunjang seperti kondisi peserta didik yang baik,


(26)

11

fasilitas dan lingkungan yang mendukung serta proses belajar mengajar yang tepat.

(

http://visiuniversal.blogspot.com/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html#sthash.uLWvuWi0.dpuf)

2.2 Model Pembelajaran NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER)

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :


(27)

12

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan yang dimaksud antara lain menuntut kesadaran yang tinggi menggungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :

a. Persiapan

b. Pembentukan Kelompok

c. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan d. Diskusi masalah

e. Memanggil nomor anggota atau pemerian jawaban f. Memberikan kesimpulan

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :


(28)

13

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

Langkah 4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.


(29)

14

Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi

Dari langkah-langkah model pembalajaran NHT dapat disimpulkan bahwa setelah siswa di bagai kedalam beberapa kelompok yang beranggotakan tiga sampai lima orang kemudian guru memberi nomer kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda mereka bekerja sama dengan kelompoknya untuk brpikir dan menyelesaiakan dari setiap pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan matrei yang disajikan.


(30)

15

2.3 Keterampilan Belajar

1. Pengertian Keterampilan Belajar

Definisi tentang keterampilan belajar seringkali didasarkan pada daftar keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas membaca (Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan untuk menjelaskan keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987) Surya Mohammad (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.

Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshak & Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.


(31)

16

2. Hakikat Keterampilan

Hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu: a. Transformasi Persepsi Belajar

Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills

(membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.

b. Keterampilan Manajemen Pribadi

Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.

c. Interpersonal Dan Keterampilan Kerjasama Tim

Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.

d. Kesempatan Eksplorasi

Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.


(32)

17

Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).

2. Tujuan Penerapan Keterampilan Belajar

Tujuan penerapan keterampilan belajar adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. 2) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

3) Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar. 4) Karakteristik Siswa yang Memiliki Keterampilan Belajar

Beberapa karakteristik siswa yang memiliki keterampilan belajar, antara lain : a. Percaya diri (Self-Esteem)

b. Tidak menyandarkan diri pada orang lain (independence)

c. Mampu merekonstruksi belajar sesuai dengan dirinya (mengorganisasi belajar)

d. Mampu berinisiatif sendiri

e. Bertanggung jawab (responsibility)

f. Mampu berpikir logis dalam mengarahkan tujuan belajar

g. Mempunyai kemampuan fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi terhadap lingkungan


(33)

18

(Aanuzululhuda.blogspot.com/2013/05/keterampilan-belajar.html). (Diunduh Tanggal 17 Mei 2014)

Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan

karakteristik belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya

belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang).

Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang pendidikan selanjutnya.

Merujuk pada pengertian keterampilan belajar itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Transformasi persepsi belajar.

Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills

(membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja


(34)

19

akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.

2. Keterampilan manajemen pribadi.

Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.

3. Interpersonal dan keterampilan kerjasama tim.

Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.

4. Kesempatan Eksplorasi.

Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri,penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.

Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).


(35)

20

Tujuan pembelajaran keterampilan belajar adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

2. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

3. Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar

Dari pengertian keterampilkan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah keahlian yang didapatkan oleh seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi dalam belajar. Aspek keterampilan belajar meliputi 4 unsur:

1. Percaya diri.

2. Tidak menyadarkan diri pada orang lain 3. Mampu berinisiatif sendiri

4. Bertanggung Jawab

5. Selalu mempunyai gagasan baru

2.4 Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh


(36)

21

strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar,

(Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum


(37)

22

berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut. 2. Indikator Hasil Belajar Siswa

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang disampaikan. Peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali untuk diketahui, artinya dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang seoptimal mungkin.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kamampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa yang dicapai.


(38)

23

Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapainya.

Sungguh pun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan, artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan pelajaran yang dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau pun efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.

4. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:

a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa


(39)

24

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

( http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html#sthash.dvuNCWlK.dpuf)

2.5 Kajian Yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah : Suci intansari (2007) dalam sebuah penelitian yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam upaya meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar Bahasa Indonesia. Suatu penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas X – B SMA Negeri 1 Lembang). Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan model Numbered Heads Together dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa.

Model Numbered Heads Together adalah suatu model pengajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian diacak. Guru sambil memanggil salah satu nomor


(40)

25

dari siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Guru menunjuk siswa lain untuk memberikan tanggapan, kemudian guru memberikan kesimpulan. Model ini dikembangkan untuk membangun kelas sebagai komunikasi belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Melalui model Numbered Heads Together

diharapkan siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kelompoknya sehingga tidak mudah merasa bosan dan mudah tetap berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung.


(41)

26

2.6 Kerangka Pikir

Bahasa Indonesia mata pelajaran yang sulit dipahami siswa, pembelajaran yang menggunakan Numbered Heads Together sangat cocok untuk siswa memahami materi yang telah diberikan. Pembelajaran menggunakan model NHT diharapkan dapat memberikan pemahaman yang menarik bagi siswa.

Untuk jelasnya Kerangka pikir penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian KONDISI AWAL TINDAK AN DI KELAS Memanfaatkan model pembelajaran Numbered Heads Together

SIKLUS I guru menggunakan model pembelajaran NHT siswa melihat dan diskusi kelompok

SIKLUS II guru menggunakan model pembelajran NHT siswa mengikuti, diskusi dan mencoba dalam kelompok

Siklus III guru mengunakan model pembelajaran NHT siswa mengikuti, mencoba, dan menyajikan hasil diskusinya didepan kelas Diduga melalui pembelajaran Paikem dengan meggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together dapat

meningkatkan

keterampilan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia KONDISI AKHIR GURU/PENELITI: Belum memanfaatkan pembelajaran paikem dengan menggunakan model Numbered Heads

Together (x)

SISWA/YANG DITELITI:

Keterampilan dan ahasil belajar Bahasa Indonesia (x) rendah


(42)

27

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1) Apabila menerapkan model Numbered Heads Together dengan benar dapat meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu; 2) Apabila menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan benar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu;

3) Ada hubungan yang positif antara keterampilan belajar dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai tempat peneliti bertugas. Selain itu, peneliti telah memahami situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini dan sebagai upaya perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) mengabdosi model Hopkins dalam Aqib (2007: 93) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas ini menurut Hopkins terdiri dari empat tahap, sebagai berikut:


(44)

29

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas, diadopsi oleh peneliti dari Aqib (2007: 93)

1. Perencanaan

1) Tahap pra penelitian

Tahap ini dilakukan dengan memberikan tes awal pada materi sebelum dilakukan penelitian. Kemudian dilakukan pembentukan kelompok berdasarkan skor yang diperoleh.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:

a.Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b.Menyusun scenario pembelajaran menggunakan pembelajaran kerja kelompok sesuai dengan materi yang akan diberikan.

c.Membuat laporan kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar dalam kelompok.

d.Mempersiapkan lembar observasi keterampilan belajar siswa.

2. Pelaksanaan

Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu: a. Penyajian materi

Penyajian materi secara garis besar.

b. Belajar kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.


(45)

30

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu. Tes dalam bentuk hasil belajar.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung di kelas dengan menggunakan lembar observasi keterampilan guru diamati oleh guru mitra.

4. Refleksi

Meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Hasil refleksi dapat dijadikan catatan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.


(46)

31

Gambar 3. Spiral Tindakan Kelas Mode Hopkins (1993:48)

Keterampilan dan hasil belajar meningkat lebih tinggi Refleksi

Perencanaan

Siklus III Tindakan

Observasi

Refleksi Keterampilan dan hasil belajar siswa sudah ada peningkatan namun belum memuaskan

Perencanaan

Siklus II

Tindakan

Observasi

Refleksi Hasil sudah ada peningkatan namun baru sedikit

Perencanaan

Siklus I Tindakan

Observasi

Guru/peneliti belum memanfaatkan model pembelajaran


(47)

32

3.1.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksankaan pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara 1 peneliti dan satu guru mitra sebagai observer untuk menilai dan mengamati Keterampilan belajar siswa dan membantu peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran.

3.1.3 Sumber Data

Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif yang terdiri atas:

a) Data keterampilan siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kerja kelompok.

b) Data hasil observasi pengamatan guru mitra dalam mengamati tindakan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus I sampai III.

2. Data kuantitatif yang terdiri dari hasil tes belajar siswa berupa nilai tes pada akhir setiap siklus I sampai III, nilai lembar kerja siswa, dan nilai kerja kelompok pada siklus pertama sampai tiga setiap siklus dilakukan 2 (dua) kali pertemuan.


(48)

33

3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.2.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: 1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik, gejala-gejala yang diselidiki (Sanjaya, 2006: 18). Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis pada lembar observasi yang telah disiapkan peneliti, sehingga peneliti dapat mengetahui kesesuaian suatu perencanaan dan pelaksanaan.

a. Data Keterampilan Siswa

Data Keterampilan siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati Keterampilan yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini, lembar observasi Keterampilan siswa diamati oleh observer.


(49)

34

Tabel 3.2. Lembar pengamatan Keterampilan belajar siswa Siklus 1 Pertemuan 1

No Nama Kelompok

Nama Siswa

Aspek Keterampilan Belajar yang Diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Kelompok 1 2 3 4 5 1 Kelompok 2 2 3 4 5 1 Kelompok 3 2 3 4 5 1 Kelompok 4 2 3 4 5 1 Kelompok 5 2 3 4 5 Keterangan: A. Percaya Diri

B. Tidak menyadarkan dir pada orang lain C. Mampu berinisiatif sendiri

D. Bertanggung jawab


(50)

35

Kriteria Penilaian

 Sangat terampil apabla nilai siswa > 4

 Terampil apabila 3 < nilai siswa > 4

 Kurang terampil apabila nilai siswa < 3

Aspek dan indikator penilaian kegiatan belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah:

a. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran dengan indikator melaksanakan instruksi/perintah guru, dan mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

b. Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran dengan indikator mensharing informasi kepada rekan mereka, dan mensharing hasil kerjanya dalam kelompok.

c. Keterampilan belajar siswa dengan indikator Kesesuaian dalam mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang sedang dibahas, dalam melakukan percobaan sesuai atau tidak dengan perintah guru, dan hasil karya yang dihasilkan.

2. Tes

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Teknik tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan/kompetensi pada siswa. Tes ini diberikan setelah selesai proses pembelajaran dan diberikan secara tertulis/lisan.


(51)

36

a. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh melalui ranah kognitif berupa soal-soal evaluasi yang mewakili tiap-tiap indikator atau kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.

3.2.2 Alat Pengumpulan Data

1) Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa lembar observasi karena teknik yang digunakan yaitu Bentuk chek list untuk mengatahui hasil Keterampilan belajar.

2) Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa Insturmen Test karena teknik yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar.

3.3 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil penelitian, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui Keterampilan belajar dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Kecamatan Sukoharjo kabupaten Pringsewu. Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Keterampilan belajar

Dalam pengumpulan data siswa Keterampilan selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi Keterampilan siswa. Data Keterampilan diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Data nilai Keterampilan siswa dari setiap siklus akan dianalisis sebagai berikut:


(52)

37

Tabel 3.3. : Lembar Observasi Keterampilan Belajar Siswa

No Nama Kelompok

Nama Siswa

Aspek Keterampilan Belajar yang Diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Kelompok 1 P erc aya di ri Tidak menya da rka n diri pa da ora ng l ain Mampu be rinisi ati f se ndiri B erta nggung Ja w ab S elalu mempunya i gaga sa n ba ru 2 3 4 5 1 Kelompok 2 2 3 4 5 1 Kelompok 3 2 3 4 5 1 Kelompok 4 2 3 4 5 1 Kelompok 5 2 3 4 5 Keterangan: A. Percaya Diri

B. Tidak menyadarkan diri pada orang lain C. Mampu berinisiatif sendiri

D. Bertanggung jawab


(53)

38

Kriteria Penilaian

 Sangat terampil apabila nilai siswa > 4  Terampil apabila 3 < nilai siswa > 4  Kurang terampil apabila nilai siswa < 3

Proses analisis untuk data Keterampilan belajar siswa:

(1) Hitung skor yang diperoleh dari masing - masing siswa yaitu jumlah skor dari setiap aspek Keterampilan belajar pada setiap pertemuan. (2) Hitung rata – rata skor Keterampilan belajar siswa pada setiap siklus. (3) Hitung rata – rata skor Keterampilan belajar untuk setiap siswa pada

setiap siklus dengan rumus sebagai berikut: i =

Keterangan: i = interval NT = Nilai Tinggi NR = Nilai Rendah K = Kategori

(4) Buatlah hasil pada poin tiga antara siklus I, II, dan III. (5) Kriteria Penilaian

a) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus I ke siklus II, jika skor rata - rata Keterampilan belajar siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I.

b) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus II ke siklus III, jika skor rata - rata Keterampilan belajar siswa pada siklus III lebih tinggi dibandingkan dengan siklus II.


(54)

39

b) Nilai Hasil Belajar Siswa

Nilai siswa =

Tabel 3.4. Lembar data perolehan hasil belajar siswa

No Nama Soal Skor Kategori

1 2 3 4 5

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2011: 245) untuk kategori rata-rata pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut:

Bila nilai siswa > 81 maka dikategoorikan baik sekali, bila 66 < nilai siswa < 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 < nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup. Bila 41 < nilai siswa < 56 maka dikategorikan kurang. Bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan sangat kurang.

c) Untuk menguji hubungan antara Keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI

Digunakan uji non-parametrik yaitu korelasi serial sebagai berikut :

Dalam hal ini:


(55)

40

ot = Ordinat yang lebih tinggi pada kurve normal m = Mean (pada masing-masing kelompok) SDtot = Standar deviasi dari variable yang diselidiki

P = Proporsi segmen dalam sampel

O = Tinggi ordinat yang memisahkan segmen yang satu dengan segmen yang lain.

3.4 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus I ke siklus II b) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II

c) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus II ke III d) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus II ke III


(56)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan keterampilan belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa pada saat pembahasan LKK, siswa sudah memiliki keterlibatan yang tinggi dalam diskusi kelompok, rasa ingin tahu siswa sudah tinggi, sudah memiliki ketekunan yang tinggi, sudah memiliki rasa tidak puas terhadap kemapanan serta setiap siswa sudah memiliki percaya diri yang tinggi. 2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa yang sudah berhasil mencapai taraf ketuntasan dalam kategori baik, karena terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam setiap pertemuannya.

3. Ada hubungan yangerat dan positif antara keterampilan belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.


(57)

86

5.2Saran

Untuk meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa di kelas VI, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran di kelas, guru dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together hendaknya memahami dan melaksanakan pembelajaran ini dengan pengelolaan yang baik serta mampu memberi arahan dan bimbingan kepada siswa dalam menghubungkan materi terhadap masalah yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari – hari sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

2. Pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran sangat efektif dilaksanakan karena dapat mendorong siswa untuk terampil dalam memahami dan menguasai materi yang sedang diberikan.

3. Pembahasan hasil latihan siswa perlu dilakukan, hal ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta. ______ . 2006. Standar Isi Satuan Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. ______ . 2007. Standar Proses Satuan Pendidikan. Depdiknas Jakarta. Aqib. 2007. Penlitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekoomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainya. Kencana. Jakarta

Gage, Berliner, 1984. Educatinal Psychology. Rand Mc. Nally. Chicago. Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Unesa Press. Surabaya.

Maher dan Zins, 1997. Skill and Learned Technical. A. Viacom Company. Manhattan. Salinger, 2014. Keterampilan Belajar. Bukukatta. Solo.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana. Jakarta

Slavin. 2000. Model Pembelajaran Modern. Gramedia. Jakarta.

Suci Intansari. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Terhadap Siswa Kelas X-B SMA Negeri 1 Lembang. [Skripsi] FKIP UNS.

Semarang

Surya, Mohammad. 1992. Psikologi Pendidikan. Wacana Prima. Bandung.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta


(59)

W. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Pustaka Arafah. Solo

http://visiuniversal.blogspot.com/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html

l#sthashuLWvuWi0.dpuf (Diunduh: 27 Agusus 2014)

http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/ (diunduh tanggal 17 Mei 2014)


(1)

b) Nilai Hasil Belajar Siswa Nilai siswa =

Tabel 3.4. Lembar data perolehan hasil belajar siswa

No Nama Soal Skor Kategori

1 2 3 4 5

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2011: 245) untuk kategori rata-rata pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut:

Bila nilai siswa > 81 maka dikategoorikan baik sekali, bila 66 < nilai siswa < 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 < nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup. Bila 41 < nilai siswa < 56 maka dikategorikan kurang. Bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan sangat kurang.

c) Untuk menguji hubungan antara Keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI

Digunakan uji non-parametrik yaitu korelasi serial sebagai berikut :

Dalam hal ini:


(2)

40

ot = Ordinat yang lebih tinggi pada kurve normal m = Mean (pada masing-masing kelompok) SDtot = Standar deviasi dari variable yang diselidiki P = Proporsi segmen dalam sampel

O = Tinggi ordinat yang memisahkan segmen yang satu dengan segmen yang lain.

3.4 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus I ke siklus II b) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II

c) Terjadi peningkatan Keterampilan belajar siswa dari siklus II ke III d) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus II ke III


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan keterampilan belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kabupaten Pringsewu. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa pada saat pembahasan LKK, siswa sudah memiliki keterlibatan yang tinggi dalam diskusi kelompok, rasa ingin tahu siswa sudah tinggi, sudah memiliki ketekunan yang tinggi, sudah memiliki rasa tidak puas terhadap kemapanan serta setiap siswa sudah memiliki percaya diri yang tinggi. 2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa yang sudah berhasil mencapai taraf ketuntasan dalam kategori baik, karena terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam setiap pertemuannya.

3. Ada hubungan yangerat dan positif antara keterampilan belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.


(4)

86

5.2Saran

Untuk meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa di kelas VI, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran di kelas, guru dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together hendaknya memahami dan melaksanakan

pembelajaran ini dengan pengelolaan yang baik serta mampu memberi arahan dan bimbingan kepada siswa dalam menghubungkan materi terhadap masalah yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari – hari sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

2. Pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran sangat efektif dilaksanakan karena dapat mendorong siswa untuk terampil dalam memahami dan menguasai materi yang sedang diberikan.

3. Pembahasan hasil latihan siswa perlu dilakukan, hal ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta. ______ . 2006. Standar Isi Satuan Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. ______ . 2007. Standar Proses Satuan Pendidikan. Depdiknas Jakarta. Aqib. 2007. Penlitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekoomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainya. Kencana. Jakarta

Gage, Berliner, 1984. Educatinal Psychology. Rand Mc. Nally. Chicago. Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Unesa Press. Surabaya.

Maher dan Zins, 1997. Skill and Learned Technical. A. Viacom Company. Manhattan. Salinger, 2014. Keterampilan Belajar. Bukukatta. Solo.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana. Jakarta

Slavin. 2000. Model Pembelajaran Modern. Gramedia. Jakarta.

Suci Intansari. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia

Terhadap Siswa Kelas X-B SMA Negeri 1 Lembang. [Skripsi] FKIP UNS.

Semarang

Surya, Mohammad. 1992. Psikologi Pendidikan. Wacana Prima. Bandung.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta


(6)

W. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Pustaka Arafah. Solo

http://visiuniversal.blogspot.com/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html

l#sthashuLWvuWi0.dpuf (Diunduh: 27 Agusus 2014)

http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/ (diunduh

tanggal 17 Mei 2014)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kayumas Jatinom Klaten Tahun Pelajaran

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

2 14 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V DI SD 3 PANJUNAN KUDUS

0 0 18

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD 1 NGEMBAL KULON KUDUS SKRIPSI

0 2 22