PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh Rakhmawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rahma Diana, anak ke-9 dari 10 bersaudara, dari pasangan Ayahanda bernama Jama Uddin dan Ibunda bernama Jamaiyah, lahir di Way Kepayang, 03 Juli 1984. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri 2 Way Kepayang pada tahun 1998, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kedondong lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan MA Anwar Kedondong. Pada tahun 2008 sampai sekarang penulis mengajar di SDN 2 Way Kepayang. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ibundaku tercinta Jamaiyah dan Ayahandaku tersayang Jama Uddin 2. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima

kasih atas motivasinya.

3. Semua keluarga besar serta teman-temanku 4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


(9)

Moto

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat Kecuali

Bagi orang-orang yang khusuk


(10)

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Dengan Metode Diskusi Pada Sekolah Dasar Negeri 2 Way Kepayang Kedondong Kabupaten Pesawaran TP 2013/2014” diselesaikan.

Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(11)

4. Drs. Riyanto M. Taruna, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembahas, yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung.

7. Rukiyah, S.Pd., selaku Kepala SDN 2 Way Kepayang yang telah memberi ijin penelitian.

8. Semua Dewan Guru SDN 2 Way Kepayang Kabupaten Pesawaran, atas kerja sama dan bantuannya.

Pesawaran, Mei 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL…..……… xv

DAFTAR GAMBAR………. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan……… 1

B. Identifikasi Masalah………. 3

C. Rumusan Masalah ……… 3

D. Tujuan Penelitian……….. 4

E. Manfaat Penelitian………. 4

F. Ruang Lingkup Penelitian………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi……… 6

B. Aktivitas Belajar……….. 9

C. Hasil Belajar……… 10

D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam………..………... 11

E. Hipotesis Tindakan ………. 12

F. Indikator Keberhasilan……… 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ……….. 14

1. Subyek ………. 14

2. Tempat dan Waktu Penelitian………. 14


(13)

Halam an

C. Faktor yang Diteliti……….. 15

D. Teknik Pengumpulan Data……… 15

E. Instrument Penelitian………. 15

F. Analisis Data………. 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian …….………. 17

B. Siklus I………..………. 17

C. Siklus II………. 22

D. Pembahasan ……… 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 29

B. Saran………. 29

DAFTAR PUSTAKA ………. 31 LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP……… 33

2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……… 34

3. Silabus IPA Kelas IV……….. 35

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Ke-1…… 37

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Ke-2…….. 41

6. LKS Siklus I Pertemuan 1……… 45

7. LKS Siklus I Pertemuan 2……… 46

8. LKS Siklus II Pertemuan 1……… 47

9. LKS Siklus II Pertemuan 2……… 48

10. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……….. 49

11. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II……….. 50

12. Lembar Kunci Jawaban Siklus I……… 51


(14)

14. Kunci Jawaban Siklus I dan Siklus II……….. 53

15. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1………. 54

16. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2……… 55

17. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1………. 56

18. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2………. 57

19. Hasil Belajar Siswa Siklus 1………. 58

20. Hasil Belajar Siswa Siklus 2……….. 69

21. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Ke-1……… 60

22. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Ke-2……… 61

23. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Ke-1……… 62


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Aktivitas Siswa……… 16

2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I……….. 20

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 21

4. Kinerja Guru Siklus I ……… 21

5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….… 25

6. Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 26


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Siklus Penelitian………. 14


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Trianto. 2009: 1).

Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif di mana peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang dilakukannya dengan menggunakan otak untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan , mendukung dan menarik hati dalam belajar. Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk perkembangan, potensi kemampuan anak, agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya baik sebagai individu maupun dalam masyarakat. Dalam perkembangan hidup manusia, ada dua hal yang menyebabkan manusia mengalami peningkatan kemampuan, yakni kematangan dan belajar. Keduanya sering terjadi bersama-sama dalam kehidupan manusia. Perubahan yang disebabkan kematangan disebut


(18)

2

pertumbuhan atau growth, sedangkan perubahan disebabkan belajar disebut perkembangan atau development. Aqib (2014: 2).

Masalah utama dalam pembelajaran pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih sangat memprihatinkan. Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar, membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari guru, dan instansi pendidikan yang terkait. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa tidaklah mudah, perlu kecermatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diberikan (diajarkan).

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak begitu tertarik dengan pelajaran IPS karena selama ini pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran menghapal saja, sehingga menyebabkan rendahnya minat siswa untuk belajar IPS. Metode pembelajaran yang digunakan masih konvensonal, hal ini membuat mata pelajaran IPS dianggap pelajaran yang membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar.

Di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu siswa-siswi dibekali ilmu pengetahuan, agar mereka diharapkan mandiri di hari mendatang. Namun kenyataannya hasil pembelajaran IPS yang


(19)

3

dicapai siswa selama ini belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata Nilai Semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yaitu 6,2. Siswa yang mendapat nilai ≥70 hanya 5 orang siswa dari jumlah seluruh siswa 20 orang siswa. Padahal KKM yang ditetapkan 70. Jika dihitung secara klasikal siswa yang tuntas hanya 25% dari seluruh siswa. Data selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Hasil Ulangan IPS Semester Ganjil Siswa Kelas IV No Rentang Nilai Banyaknya

Siswa

Persentase (%)

kreteria

1 ≥70 5 25% Tuntas

2 40-69 15 75% Belum Tuntas

Jumlah 20 orang 100,00 Sumber: Nilai IPS Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, Penyebab rendahnya nilai pada pembelajaran IPS karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang menarik, guru terkesan hanya mentrasper ilmu dari buku, siswa tidak bergairah dalam pembelajaran cenderung pasif, siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

Untuk memperbaiki hasil belajar tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprensif dan dapat mengkaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, atau bekerja dalam kelompok merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik.

Kurniasih (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui model pembelajran kooperatif tipe jigsaw aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.


(20)

4

Trianto (2009: 68) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran kooperatif, dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang menarik, sehingga hasil belajar IPS siswa rendah.

2. Guru terkesan hanya mentrasper ilmu dari buku, sehingga siswa tidak bergairah dalam pembelajaran cenderung pasif.

3. Siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. 4. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada: Aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.


(21)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Negeri Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

2. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

1. Memperluas pengetahuan tentang model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw untuk menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang sudah ada.


(22)

6

2. Dapat dijadikan contoh strategi pembelajaran di lingkungan SD Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

Dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Memberi masukan pada guru tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan dan meningkatkan mutu pendidikkan.


(23)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Winataputra (2007: 2.4) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang belajar). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut

Trianto (2009: 9) belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.


(24)

8

Djamarah (2006: 11) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Memperhatikan penjelasan guru, Bekerjasama dalam tim, berani mengemukakan pendapat, dan bisa menjawab pertanyaan.

Menurut Sriyono (2000: 14) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,


(25)

9

dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Trinandita (dalam Mulyati. 2005: 9) menyatakan bahwa, hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar menurut Abdulrahman (2006: 34) adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Memperhatikan penjelasan guru, Bekerja sama dalam tim, berani mengemukakan pendapat, dan bias menjawab pertanyaan.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,


(26)

10

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya dalam mata pelajaran IPS siswa tidak lagi memperoleh nilai di bawah KKM.

Menurut Djamarah (2000: 45) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah agar siswa dapat menstramper hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.

Hamalik (2001: 34) ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:

1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.


(27)

11

2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik).

3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain.

D. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sistem pengajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran kelompok dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

Menurut Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 1993), pembelajaran kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.


(28)

12

Zamroni (2000: 4) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah kerja sama dalam bentuk interaksi, mencapai tujuan lewat kerja dalam kelompok. Slavin (dalam Trianto. 2009: 60) Konsep utama dari belajar kooperatif adalah sebagai berikut.

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individu semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri, hal ini memastikan bahwa setiap siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Arends (dalam Trianto. 2009: 62) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam: dan


(29)

13

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan.

Fase 3

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agarmelakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber Ibrahim dalam Trianto (2009: 67)

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut.


(30)

14

berkumpul mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka

menjadi “ahli”.

Menurut Rusman (2008: 2005) Jigsaw telah dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aroson dan teman-temannya dari Universitas Texas. Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw, secara umum siswa dikelompokan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut.

Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda

berkumpul mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali kekelompok semula untuk mengajarkan topic yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberi tes pada semua topic yang diberikan.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Stepen, Sikes and Snapp (dalam Rusman. 2008: 5) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:

1. Orientasi

Dalam orientasi guru menyampaikan materi pembelajaran. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam pembelajaran.


(31)

15

2. Pengelompokan

Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, yang kita tahu kemampuannya berbeda. Siswa rangking 1-5 kelompok sangat baik, rangking 6-10 kelompok baik, rangking 11-15 kelompok sedang dan 15-20 kelompok rendah. Selanjutnya kita membagi menjadi 5 grup A-E.

3. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli

Selanjutnya grup dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang diberikan dan dibina supaya ahli berdasarkan indeksnya.

Kelompok 1 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 2 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 3 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 4 (A1,B2,C3,D4,E5)

4. Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup

Guru meminta anggota grup untuk mempersentasikan keahliannya kepada grup masing-masing, satu persatu. Proses ini diharapkan akan terjadi Shearing pengetahuan antara mereka.

5. Tes (Penilaian)

Guru memberikan tes tertulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada saat tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama. Jika dimungkinkan tempat duduknya agak jauh.


(32)

16

6. Pengakuan Kelompok

Penilaian pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan seberapa jauh skor itu melampau rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa diberi kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam system skor kelompok.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Ibrahim (2000: 34) mengemukakan kelebihan dan kekurangan pembelajaran koopertaif jigsaw.

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya

2. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.

3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.

4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Kegiatan belajar mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain

2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda


(33)

17

E. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mendidik dan membekali kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Hasan dalam Solihatin (2005: 5) IPS merupakan disiplin ilmu. Sedangkan menurut Martorella dalam Sapriya (2008: 9) IPS adalah ilmu yang lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada trasper konsep, karena dalam pelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, keterampilan, berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

Etin Solihatin (2011:14) Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya. Mackenzie dalam Ischak (2007: 1.31) mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.


(34)

18

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki tujuan pendidikan nasional dijabarkan dalam tujuan instruksional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam kurikulum.

Solihatin (2011: 15) Tujuan kurikuler IPS antara lain

1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.

2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis pemecahan masalah.

3. Membekali peserta didik dengan kemampuan komunikasi dengan sesame warga masyarakat.

4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupan yang tak terpisahkan.

5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

F. Penelitian yang Relevan

Muhammad Faiq dalam penelitian yang berjudul: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Jigsaw Siswa Kelas VI SD Negeri I Tulung Agung

Tahun 2009/2010” menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya terjadi peningkatan


(35)

19

G. Kerangka Pikir Penelitian

Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui semester ganjil, ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru hasil belajar

siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperoleh nilai ≥60 hanya 25%.

Rendahnya pencapaian nilai ini menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Dari uraian diatas, dengan demikian gambaran kerangka pikir penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Kondisi Awal Kondisi Akhir Tindakan Dalam Kelas Guru belum menerapkan model pembelajaran Jigsaw Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 6 Wonodadi Gadingrejo dapat meningkat

Guru menerapkan model pembelajaran jigsaw

Siklus I guru

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa aktif melihat dan diskusi dalam kelompok Siswa hasil pembelajaraan IPS mayoritas rendah

Siklus II guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa mengikuti diskusi dan mencoba dalam kelompoknya


(36)

20

H. Hipotesi Tindakan

Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan

adalah: “Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dengan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar


(37)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian sendiri merupakan kegiatan untuk mencermati suatu objek dengan menggunakan metodologi tertentu dan bertujuan untuk memperoleh data yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal. Tindakan adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hopkin (dalam Emzir. 2008: 234).

Dalam konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan guru dalam mengorganisasi pembelajaran matematika dengan menggunakan prosedur perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Arikunto (2010: 139).


(38)

22

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat peneletian ini yang akan penulis laksanakan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap TahunPelajaran 2013/2014 pada bulan Maret-Juni 2014.

C. Subjek Penelitian

Guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 9 putera dan 11 puteri. Dengan tingkat kemampuan daya pikir, suku, ras, jenis kelamin, latar belakang sosial yang berbeda.

D. Prosedur Penelitian

Penerapan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan , pelaksanaan, observasi, refleksi. Adapun siklus penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.


(39)

23

dan seterusnya

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

E. Sumber Data

Mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran IPS subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 9 putera dan 11 puteri. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah mata pelajaran IPS.

Refleksi

Siklus II Perencanaan Pengamatan Siklus I

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Pengamatan Refleksi


(40)

24

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi, catatan di lapangan, dan tes. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian perencanaan. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi siswa diisi dengan skor 1-3, sedangkan lembar kinerja guru yang diisi dengan skor 1-5.

2. Tes

Tes diberikan pada awal dan akhir siklus I dan II. Tes awal diberikan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep yang telah dikuasai oleh siswa, yang hasilnya untuk menentukan keanggotaan kelompok. Tes akhir siklus dilakukan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil pengalaman sikap siswa dan kinerja guru berdasarkan aspek-aspek yang diamati dengan cara memberi skala penilaian rentang 1-3 pada lembar panduan observasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus:


(41)

25

Σ skor yang dicapai

Na= X 100

skor maksimal keterangan:

Na = nilai yang diperoleh siswa

Σ skor yang dicapai = jumlah skor yang diperoleh dari setiap tes Σ skor maksimas = skor ideal yang dicapai siswa

100 = bilangan tetap

Tabel 3.1 Klasifikasi sikap untuk penguasaan keterampilan proses belajar dengan skala 0-100

Rentang Nilai Klasifikasi Sikap

81-100 Bagus

66-80 Cukup

51-65 Latihan Lagi

Sumber: Adaptasi Permendikbud No 81 A Tahun 2013

b. Analisis data kualitatif yang diperoleh dari post tes siswa dilakukan disetiap siklus.post tes yang digunakan tes isian dan uraian. Rumus menghitung nilai post tes siswa sebagai berikut:

∑ skor yang dicapai

Na= X 100

Σ skor maksimal keterangan:

Na = nilai yang diperoleh siswa

Σ skor yang dicapai = jumlah skor yang diperoleh dari setiap tes Σ skor maksimas = skor ideal yang dicapai siswa


(42)

26

Tabel 3.2 Kreteria Predikat Hasil Belajar Siswa Rentang Nilai Predikat

(Pengetahuan dan Keterampilam)

Keterangan

86-100 A+ Sudah mahir

81-85 A Sudah mahir

76-80 B+ Sudah mahir

70-75 B Sudah mahir

66-69 C+ Perlu Bimbingan

61-65 C Perlu Bimbingan

56-60 C- Perlu Bimbingan

51-55 D+ Perlu Bimbingan

46-50 D Perlu Bimbingan

0-45 D- Perlu Bimbingan

Sumber: Adaptasi Permendikbud No 81 A Tahun 2013

Selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata kelas dan menghitung siswa yang mencapai kompetensi yang telah ditentukan yaitu konversi nilai akhir minimal 66-70 predikat (B-). Untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa digunakan rumus:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70

Ketuntasan = x 100

Jumlah siswa Tabel 3.3 Ketuntasan Hasil Belajar

Nilai Kompetensi Keterangan

≥ 70 Tuntas


(43)

27

H. Rencana Tindakan a. Perencanaan

Pembuatan, pemetaan, RPP, alat peraga, lembar evaluasi, intrumen penilaian, skenario model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru membagi siswa kedalam kelompok kooperatif yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. c. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materi.

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif jigsaw, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

c. Membagikan lembar kerja kelompok.


(44)

28

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikan ke depan kelas.

f. Meminta kelompok lain menanggapi demikian seterusnya.

g. Setelah semua kelompok selesai mempersentasikan, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

a. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar kinerja guru, tes formatif menggunakan tes tertulis berupa soal isian singkat.

b. Refleksi

Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.


(45)

29

2. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi: Pembuatan pemetaan, RPP, alat peraga, lembar evaluasi, intrumen penilaian, skenario model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru membagi siswa kedalam kelompok kooperatif yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran. c. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materi.

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif tipe jigsaw tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.


(46)

30

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

f. Kelompok yang lain diminta menanggapi

g. Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

A. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: 1. Tes


(47)

31

2. Lembar observasi siswa dan guru 3. Lembar penilaian

B. Indikator

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika terpenuhi sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa dikatakan berhasil jika memperoleh skor aktivitas 9, aktivitas kelas berhasil bila mencapai 80%.

2. Siswa dikatakan berhasil jika nilai rata-rata kelas serendah-rendahnya 70%, dengan banyaknya siswa yang tuntas 75%.


(48)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalaha sebagai berikut. 1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I dengan kategori baik 10%, kategori cukup 75% dan kategori latihan lagi 15% dan pada siklus II kategori baik 90%, kategori cukup 10% dan kategori latihan lagi 0%.

2. Hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS pada siklus I siswa yang tuntas 11 orang atau 55% dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II siswa yang tuntas 18 orang atau 90% dengan rata-rata 79,47 atau naik 11,97 poin.


(49)

50

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.


(50)

51

DAFTAR PUSTAKA Abdulrahman. 2006. Macam-macam Teori Belajar.

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 10 Februari 2014.

Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Reneka Cipta. Bloom, B, S. Hubungan Antara Aktivitas dan Hasil Belajar

www.majalahpendidikan.com.2013.hubungan-belajar-dengan-aktivitas-belajar

Djamarah S. B. 2000. Pelajar dan Pembelajaran Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah S. B, Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Djamarah S. B, dkk. 2006. Pengertian Hasil Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham

Heighr, Massachussets: All and Bacon. Emzir. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Grafindo.

Etin, Solihatin. 2011. Analisis model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Hasan, S, Hamid. 2005. Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. FIPS. Bandung

Ibrahim. Dkk. 2000. Model Pembelajaran Jigsaw. http:model-model-pembelajaran.com.di download tanggal 10 Januari 2014.

Ischak. 2007. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bumi Aksara. Jakarta

Kurniasih, Nina. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Martorella. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FIPS. Bandung

Mulyati. 2005. Definisi Aktivitas Belajar. http:model-model-pembelajaran.com.di download tanggal 10 Januari 2014.


(51)

52

Muhibbin, Syah. 2010 Untuk Mencapai Hasil Belajar yang Baik Harus Mempunyai Kebiasaan Belajar Yang Baik. Muhibbin Blogspot.com/hasil-belajar-literatur-dan-jenis.html.

Muhammad, Faiq. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Jigsaw. Tulung Agung.

Nuh, Muhammad. 2013. Buku Tematik Terpadu kurikulum 2013. Jakarta. Mendikbud

Rusman. 2008.Pembelajaran kooperatif model jigsaw. Bumi Aksara. Jakarta Salvin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth

Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers. Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bumi Aksara. Jakarta Sriyono, 2000, Aktivitas Belajar

http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar

Stepen, Sikes, and Snapp. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham Heighr, Massachussets: All and Bacon.

Trianto. 2009. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Surabaya Trinandita. 1984. Macam-macam Teori Belajar:

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 10 Desember 2013.

Winataputra, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Universitas Terbuka. Zainal, Aqib. 2014. Model Media Strategi Pembelajaran Kontekstual. Yrama

Widya. Bandung

Zamroni. 2008. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakar


(1)

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

f. Kelompok yang lain diminta menanggapi

g. Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

A. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: 1. Tes


(2)

2. Lembar observasi siswa dan guru 3. Lembar penilaian

B. Indikator

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika terpenuhi sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa dikatakan berhasil jika memperoleh skor aktivitas 9, aktivitas kelas berhasil bila mencapai 80%.

2. Siswa dikatakan berhasil jika nilai rata-rata kelas serendah-rendahnya 70%, dengan banyaknya siswa yang tuntas 75%.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalaha sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I dengan kategori baik 10%, kategori cukup 75% dan kategori latihan lagi 15% dan pada siklus II kategori baik 90%, kategori cukup 10% dan kategori latihan lagi 0%.

2. Hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS pada siklus I siswa yang tuntas 11 orang atau 55% dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II siswa yang tuntas 18 orang atau 90% dengan rata-rata 79,47 atau naik 11,97 poin.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Abdulrahman. 2006. Macam-macam Teori Belajar.

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 10 Februari 2014.

Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Reneka Cipta. Bloom, B, S. Hubungan Antara Aktivitas dan Hasil Belajar

www.majalahpendidikan.com.2013.hubungan-belajar-dengan-aktivitas-belajar

Djamarah S. B. 2000. Pelajar dan Pembelajaran Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah S. B, Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Djamarah S. B, dkk. 2006. Pengertian Hasil Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham

Heighr, Massachussets: All and Bacon. Emzir. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Grafindo.

Etin, Solihatin. 2011. Analisis model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Hasan, S, Hamid. 2005. Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. FIPS. Bandung

Ibrahim. Dkk. 2000. Model Pembelajaran Jigsaw. http:model-model-pembelajaran.com.di download tanggal 10 Januari 2014.

Ischak. 2007. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bumi Aksara. Jakarta

Kurniasih, Nina. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Martorella. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FIPS. Bandung

Mulyati. 2005. Definisi Aktivitas Belajar. http:model-model-pembelajaran.com.di download tanggal 10 Januari 2014.


(6)

Muhibbin, Syah. 2010 Untuk Mencapai Hasil Belajar yang Baik Harus Mempunyai Kebiasaan Belajar Yang Baik. Muhibbin Blogspot.com/hasil-belajar-literatur-dan-jenis.html.

Muhammad, Faiq. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Jigsaw. Tulung Agung.

Nuh, Muhammad. 2013. Buku Tematik Terpadu kurikulum 2013. Jakarta. Mendikbud

Rusman. 2008.Pembelajaran kooperatif model jigsaw. Bumi Aksara. Jakarta Salvin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth

Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers. Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bumi Aksara. Jakarta Sriyono, 2000, Aktivitas Belajar

http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar

Stepen, Sikes, and Snapp. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham Heighr, Massachussets: All and Bacon.

Trianto. 2009. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Surabaya Trinandita. 1984. Macam-macam Teori Belajar:

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 10 Desember 2013.

Winataputra, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Universitas Terbuka. Zainal, Aqib. 2014. Model Media Strategi Pembelajaran Kontekstual. Yrama

Widya. Bandung

Zamroni. 2008. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakar


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD PADA SISWAKELAS IV SD MUHAMMADIYAH WARINGINSARI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 57

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 76

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 49

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU BARAT KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BATU BADAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 53