PENGARUH TRAILER FILM INDONESIA TERHADAP MINAT MENONTON FILM (Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TRAILER FILM INDONESIA TERHADAP MINAT MENONTON FILM

(Studi Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Insitut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

Oleh

IVONA HODAYAT

Trailer film merupakan preview dari suatu film yang akan segera ditayangkan. Trailer film yang menjadi fokus penelitian ini adalah trailer film Indonesia dan pengaruhnya terhadap minat menonton film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC. Tipe penelitian ini adalah eksplanatif yang bertujuan untuk menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua variabel. Sementara metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC yang pernah menonton trailer film Indonesia yang berjumlah 60 orang. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi yang berarti menggunakan teknik sampling berupa total sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal. Selain itu juga terdapat uji regresi linier sederhana dan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji T. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada anggota UKM DCFC. Nilai korelasi pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film adalah 0,546 yang berada pada kategori hubungan yang cukup berarti, sedangkan besar pengaruhnya adalah 29,8 %.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INDONESIAN MOVIE TRAILER TOWARDS INTEREST IN WATCHING MOVIE

(Study on College Student Activity Unit Darmajaya Computer and Film Club at Darmajaya Intitute of Business and Informatics in Bandar Lampung)

By

IVONA HODAYAT

Movie trailer is a preview of upcoming movie. The focus of movie trailer in this research was Indonesian movie trailer and its influence towards interest in watching movie. The purpose of this research was to find out how much the influence of Indonesian movie trailer towards interest in watching movie on members of UKM DCFC. Type of this research was explanation in purpose to connect or find causal relation between two variables. Then the method that used in this research was survey by using questionnaire. Population in this research was all the members of UKM DCFC that ever watched Indonesian movie trailer. The total of population was 60 person. All of them were the sample in this research. Sampling technic that used in this research was total sampling. Technic of data analyse in this research was single table analyse. Beside that, there was also simple linier regresion test and hypothesis test. Hypothesis test in this research used T test formula. The result of this research rejected Ho and accepted Ha that meant Indonesia movie trailer influence watching movie interest on UKM DCFC members. Correlation value of this research was 0,546 which is has enough significant relation, whereas the number of its influence was 29,8%.

Key word : trailer, movie, interest, watching


(3)

PENGARUH

TRAILER

FILM INDONESIA TERHADAP

MINAT MENONTON FILM

(Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

Oleh

Ivona Hodayat

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 14 April 1991, sebagai putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ho Tjeng Tong dan Ibu Tong Mi Moy.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh, TK Kuntum Mekar Bukittinggi diselesaikan tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Fransiskus Bukittinggi lulus tahun 2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Xaverius Bukittinggi lulus tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 4 Bukittinggi lulus tahun 2009.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2012-2014 sebagai anggota bidang Jurnalistik. Pada awal tahun 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kutowinangun, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Pada pertengahan tahun 2014, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Radar Lampung Visual (RADAR TV).


(8)

TO

MY LORD JESUS CHRIST

MY PARENT AND SISTERS


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Trailer Film Indonesia Terhadap Minat

Menonton Film (Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan Penguji skripsi penulis atas bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP., M.Si., selaku Pembimbing Akademik

dan Pembimbing skripsi penulis atas bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini dan selama menjalani perkuliahan.


(10)

Venta, Anggi, Okta, Vio, dan Riski yang selalu menemani dan membantu penulis. Love you guys .

7. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2011 (Komsebelas) : Tere, Dian Ertha, Prita, Mifta, Rizka, Shaela, Yessy, Ambar, Issa, Wahyu, Jaya, Rizal, Isa Dede, Arya, Eko, Nanang, Boby, Novian, Irwin, Hana, Hamham, Alif, Imel, Amoy, Devi, Wiwin, Marlia, Afifah, Nita, Cita, Ayutia, Dhila, Fajriati, Hesti, Sigit, Yoga, Diki, Ady, Gigih, Satya, Lidya, Herdiani, Fitri, Arta dan teman-teman Komsebelas lainnya yang selama ini telah banyak membantu penulis.

8. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak berbagi ilmu dan membantu penulis.

9. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi.

10. UKM Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) yang telah memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN Kutowinangun (Cah KKN) : Intan, Grace, Fisca, Heidi, Gusti, Heru, Angga, Onky, Gilang, dan Indra.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xiv

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Kegunaan Penelitian ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ...8

B. Kerangka Konseptual ...21

C. Kerangka Pemikiran ...30

D. Hipotesis Penelitian ...32

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ...33

B. Metode ...34

C. Variabel Penelitian ...34


(12)

G. Sampel dan Teknik Sampling ...38

1. Sampel ...38

2. Teknik Sampling ...39

H. Sumber Data ...39

I. Teknik Pengumpulan Data ...40

J. Teknik Pengolahan Data ...41

K. Teknik Pemberian Skor ...42

L. Teknik Pengujian Instrumen ...42

M. Teknik Analisis Data ...44

N. Pengujian Hipotesis ...46

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) 1. Sejarah Singkat UKM DCFC ...48

2. Visi dan Misi UKM DCFC ...49

3. Divisi-Divisi di UKM DCFC ...50

4. Kepengurusan UKM DCFC ...53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden...54

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...58


(13)

5. Analisis Data Berdasarkan Variabel ...76

B. Uji Regresi Linier Sederhana...80

C. Uji Hipotesis ...81

D. Pembahasan ...84

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...89

B. Saran ...90 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kajian Penelitian Terdahulu ...18

2. Model Hierarki Tanggapan (Response Hierarchy Model) ...28

3. Definisi Operasional Penelitian ...37

4. Daftar Nama Pengurus UKM DCFC ...53

5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...54

6. Identitas Responden Berdasarkan Usia ...55

7. Identitas Responden Berdasarkan Lama Bergabung di UKM DCFC ...56

8. Frekuensi Menonton Film Indonesia dalam Satu Bulan ...56

9. Kesukaan Terhadap Genre Film Indonesia ...57

10. Uji Validitas Variabel Trailer Film Indonesia ...59

11. Uji Validitas Minat Menonton Film ...59

12. Uji Reliabilitas ...60

13. Respon Pernyataan Narasi yang Terdapat dalam Trailer Film Indonesia Disampaikan dengan Jelas ...61

14. Respon Pernyataan Pesan yang Terdapat dalam Narasi Trailer Film Indonesia Mudah Dipahami ...62

15. Respon Pernyataan Karakter Suara yang Digunakan dalam Menyampaikan Narasi Trailer Film Indonesia Sudah Sesuai (Enak Didengar)...63

16. Respon Pernyataan Adegan-Adegan Pilihan yang Ditampilkan dalam Trailer Film Indonesia Menarik Perhatian ...64


(15)

18. Respon Pernyataan Terdapat Montase atau Shot Singkat yang Menyingkat Ruang, Waktu, dan Informasi dengan Efek Khusus (Memudar, Larut, Permainan Eksposur, dan lain-lain) pada

Trailer Film Indonesia yang Saya Tonton ...66 19. Respon Pernyataan Terdapat Tampilan Nama Pemeran pada

Trailer Film Indonesia yang Saya Tonton ...67 20. Respon Pernyataan Nama Pemeran Film yang Ditampilkan

dalam Trailer Film Indonesia Menjadi Suatu Daya Tarik...68 21. Respon Pernyataan Musik yang Terdapat dalam Trailer Film

Indonesia Sudah Sesuai (Enak Didengar)...69 22. Respon Pernyataan Musik yang Terdapat dalam Trailer Film

Indonesia Menjadi Suatu Daya Tarik ...70 23. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia,

Anda Memperoleh Informasi yang Cukup Mengenai Suatu

Film Indonesia ...71 24. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia,

Pengetahuan Anda Bertambah Mengenai Film Indonesia ...72 25. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Merasa Puas dengan Informasi yang Disampaikan ...73 26. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Menyukai Film–Film Indonesia ...74 27. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Tertarik dengan Film-Film Indonesia ...75 28. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Berkeinginan untuk Menonton Film-Film Indonesia...75 29. Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Trailer

Film Indonesia ...77 30. Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Minat

Menonton Film ...79 31. Hasil Perhitungan...80


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang unik. Film mampu memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda kepada para penontonnya melalui tayangan cerita yang ditampilkan dalam film tersebut. Cerita yang ada dalam suatu film dapat mewakili satu atau lebih dari satu tema film (genre) yang ada. Seperti film yang bertema drama, tetapi ada juga film yang bertemakan drama komedi. Melalui film, penonton dapat memperoleh informasi, pengetahuan, dan hiburan. Hal ini dikarenakan film sebagai suatu bentuk media massa menjalankan fungsinya sebagai bagian dari komunikasi massa.

Seiring perkembangan waktu, film kini telah berkembang pesat. Tidak hanya di lingkup internasional, tetapi juga telah merambah di lingkup nasional. Perfilman nasional atau perfilman Indonesia kini telah mengalami peningkatan. Berdasarkan salah satu situs berita online yang ada di Indonesia, yaitu Republika.co.id terdapat artikelnya yang berjudul Produksi Film Nasional Meningkat Signifikan. Artikel tersebut diterbitkan pada 2 Mei 2014. Pada artikel itu diungkapkan bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memastikan produksi film nasional meningkat signifikan atau sekitar 18,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Tercatat pula


(18)

bahwa pada April 2014 ada sebanyak 45 judul film yang telah lulus sensor. 45 judul film Indonesia yang dihasilkan hingga April 2014 di antaranya dinyatakan berkualitas dan sukses tayang di bioskop. Film-film itu antara lain 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2, Sepatu Dahlan, Princess, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Comic 8, serta The Killers (http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/14 /05/02/n4y7pz-produksi-film-nasional-meningkat-signifikan). Adanya pemberita-an mengenai produksi film nasional ypemberita-ang meningkat pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perfilman Indonesia mengalami kemajuan, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga segi kualitasnya.

Kondisi perfilman Indonesia yang mengalami peningkatan dengan banyaknya film yang diproduksi dapat memicu terjadinya persaingan antar pihak produksi film yang satu dan lainnya dalam menarik perhatian masyarakat. Apabila ditinjau dari segi masyarakat itu sendiri, setidaknya ada lima faktor utama yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilih film. Kelima faktor utama ini dapat menjadi acuan bagi pihak produksi film Indonesia dalam mencapai tujuannya. Faktor–faktor itu antara lain komunikasi pemasaran, sumber informasi netral, karakteristik film, konten, dan kemudahan (Herlina, 2012: 3).

Masing-masing dari kelima faktor tersebut terdiri pula atas faktor-faktor pendukung. Komunikasi pemasaran terdiri dari iklan dan publisitas. Sumber-sumber informasi netral terdiri dari ulasan film dan komunikasi dari mulut ke mulut. Karakteristik film terdiri dari tema film (genre), sutradara, remake, asal negara, pemain, karya saduran, dan rumah produksi. Faktor konten terdiri dari


(19)

cerita, objectionable content, dan teknologi. Faktor kemudahan terdiri dari waktu pemutaran dan judul (Herlina, 2012: 3).

Pada faktor pendukung tersebut faktor iklan dapat menjadi salah satu faktor yang efektif dalam mempengaruhi masyarakat memilih film yang akan ditontonnya. Hal ini dikarenakan iklan sebagai suatu bentuk komunikasi yang kompleks beroperasi untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen (Moriarty dkk, 2009: 6). Berkaca pada penggunaan iklan film dalam menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk menonton film-film Indonesia dapat dikatakan belum dimanfaatkan secara maksimal. Terbukti dengan masih sedikitnya iklan-iklan film Indonesia di media massa yang ada. Padahal jika ditinjau dari tujuan iklan itu sendiri, penggunaan iklan film akan dapat membantu pihak produksi film dalam mengejar tujuannya.

Berdasarkan media iklan film yang digunakan, terbagi atas dua, yaitu melalui media elektronik dan melalui media cetak. Media elektronik berupa trailer film, sedangkan media cetak berupa sinopsis film beserta para pemainnya dan poster-poster film yang biasanya ditampilkan atau diperkenalkan di bioskop-bioskop (www.anneahira.com/iklan-film.htm). Iklan film yang ditampilkan melalui media elektronik berupa trailer film lebih memiliki daya tarik karena trailer film mampu menampilkan cerita yang terdapat dalam suatu film secara lebih nyata melalui cuplikan adegan-adegan film. Masyarakat dapat mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut. Sebaliknya, iklan film yang ditampilkan melalui media cetak hanya menggunakan kekuatan kata-kata dan gambar.


(20)

Sehubungan dengan trailer film atau dikenal juga dengan movie trailer, Natigor dan Rini (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh penayangan movie trailer dan store environment terhadap recall audience pada bioskop 21 Medan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa movie trailer berpengaruh dominan terhadap recall audience. Selain itu, penelitian mengenai trailer film tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat, tepatnya di Universitas Wisconsin. Terdapat peneliti yang menggunakan trailer film sebagai obyek dari penelitiannya. Jerrick (2013) meneliti tentang The Effectiveness of Film Trailers : Evidence from The College Student Market. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jerrick mengungkapkan bahwa trailer film secara efektif mendorong dan mempengaruhi mahasiswa untuk membayar dan menonton film yang diiklankan tersebut di bioskop.

Persamaan dari kedua penelitian terdahulu tersebut adalah tidak terdapat spesifikasi trailer film yang dimaksud, seperti film Indonesia atau film Hollywood, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka inilah yang membedakannya dengan penelitian ini, yaitu penelitian ini lebih berfokus pada trailer film Indonesia.

Adanya trailer film maka akan dapat mempengaruhi masyarakat untuk menonton film yang ada pada trailer film tersebut. Namun, sebelum masyarakat menonton film tentu saja ada tahapan pada dirinya yang telah ia lalui sehingga ia memutuskan untuk menonton film. Tahapan itu dijelaskan melalui Model Hierarki Efek (Rice dan Atkin, 1989) dalam Baran (2010: 325) bahwasannya pada diri


(21)

seseorang akan diawali dari pembuatan kesadaran kemudian menanamkan kesan atau memancing minat dan pencarian informasi, mendorong pemahaman informasi, membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, serta mengaktifkan orang-orang tersebut. Tahapan itulah yang akan dialami oleh seseorang ketika ia menonton trailer film. Pada awalnya ia menyadari akan adanya suatu film, kemudian timbul minat pada dirinya, ia berusaha mencari informasi dan memahami informasi mengenai film itu, lalu ia akan membuat keputusan untuk menonton atau tidak menonton.

Pada penelitian ini, tahapan yang diteliti hanya sebatas minat. Minat menurut Stiggins (1994: 310) merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif merupakan aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa minat berperan penting dalam menentukan tindakan seseorang. Minat karena berhubungan dengan dimensi– dimensi perasaan maka akan dapat menentukan hal apa yang akan dilakukan oleh seseorang.

Penelitian mengenai minat, khususnya minat menonton film juga telah banyak dijadikan sebagai obyek penelitian. Beberapa di antaranya seperti yang dilakukan oleh Putra (2008) yang meneliti pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara tayangan Bioskop Trans TV dengan minat


(22)

menonton film. Selain itu, Dimasningtias (2012) juga melakukan penelitian mengenai minat menonton film tepatnya pengaruh citra terhadap minat menonton film. Adanya beberapa penelitian mengenai minat menandakan bahwa minat merupakan tahapan yang penting yang ada pada diri seseorang yang perlu untuk diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk mengetahui seberapa besar trailer film mempengaruhi minat menonton film pada masyarakat. Sehubungan dengan lingkup perfilman Indonesia maka trailer film yang diteliti adalah trailer film Indonesia dalam mempengaruhi minat menonton film Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC).

Peneliti memilih UKM DCFC sebagai obyek dari penelitian karena UKM DCFC merupakan suatu wadah tempat berkumpulnya mahasiswa yang suka menonton film dan melakukan kegiatan diskusi film. UKM DCFC juga mengadakan kegiatan-kegiatan seperti workshop seputar film, festival film, screening, dan coaching clinic. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC sangat tertarik pada dunia perfilman dan juga memiliki pengetahuan yang luas tentang film. Adapun dipilihnya UKM DCFC yang terdiri dari mahasiswa dikarenakan mahasiswa merupakan sebagian besar dari target konsumen film.


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini terbagi atas dua, yaitu sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi pemasaran dan juga bidang perfilman.

b. Kegunaan praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi pihak produser film Indonesia dalam menaruh perhatian yang lebih terhadap penggunaan trailer sebagai cara untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menonton film Indonesia.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa. Film adalah gambar hidup yang dikenal juga dengan sebutan movie. Film secara kolektif disebut sinema. Istilah sinema bersumber dari kata sinematik atau gerak (Kristanto dan Rahmadhani, 2011: 1). Mengenai pengertiannya, film menurut Effendy (1986: 239) diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Adapun mengenai tumbuh kembangnya film sangat bergantung pada teknologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas (McQuail, 1997: 110). Pada sebuah film terdapat beberapa unsur, seperti judul, tema, alur, serta pemeran utama yang merupakan faktor penarik dalam sebuah karya film.

Sehubungan dengan tema film atau genre, menurut Baksin (2003) (dalam Joseph, 2011), film terbagi menjadi lima tema, yaitu :

a. Drama

Tema ini lebih menekankan pada sisi human interest yang bertujuan mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya, sehingga penonton merasa seakan-akan berada di dalam film tersebut.


(25)

b. Aksi (action)

Tema aksi (action) mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran dengan senjata, atau kebut-kebutan kendaraan antara tokoh yang baik (protagonis) dengan tokoh yang jahat (antagonis), sehingga penonton ikut merasakan ketegangan, was-was, takut, bahkan bisa ikut bangga terhadap kemenangan si tokoh.

c. Komedi

Tema film komedi intinya adalah mengetengahkan tontonan yang membuat penonton tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Film komedi berbeda dengan lawakan karena film komedi tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi pemain biasa pun bisa memerankan tokoh yang lucu.

d. Tragedi

Film yang bertemakan tragedi, umumnya mengetengahkan kondisi atau nasib yang dialami oleh tokoh utama pada film tersebut. Nasib yang dialami biasanya membuat penonton merasa kasihan atau prihatin.

e. Horor

Film bertemakan horor selalu menampilkan adegan-adegan yang menyeramkan sehingga membuat penontonnya merinding karena perasaan takutnya. Hal ini karena film horor selalu berkaitan dengan dunia gaib atau magis, yang dibuat dengan special effect, animasi, atau langsung dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.

Kelima tema film tersebut merupakan tema-tema yang paling sering ditampilkan dalam perfilman Indonesia. Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia perfilman


(26)

di Indonesia pasca era reformasi. Pasca era reformasi dianggap sebagai momentum awal kebangkitan perfilman nasional. Momen ini ditandai dengan film musikal anak-anak Petualangan Sherina (1999). Selang beberapa tahun diproduksi dua film fenomenal yang sukses luar biasa, yaitu Jelangkung (2001) dan Ada Apa Dengan Cinta? (2001). Dua film ini dianggap sebagai film pelopor yang nantinya banyak bermunculan puluhan film dengan tema (genre) yang sama, yaitu drama dan horor (http://montase.blogspot.com/2010/05/sekilas-sejarah-filmindonesia. html?m=1).

Film bertema drama dan horor bahkan hingga kini masih membanjir dan laris di pasaran. Selain film roman dan horor, film komedi juga sukses besar di pasaran. Film-film ini rata-rata ditujukan untuk penonton remaja. Film anak-anak diproduksi tidak sebanyak film roman dan horor, namun film bertema ini seringkali sukses besar di pasaran. Film anak yang populer seperti Denias Senandung di Atas Awan, Laskar Pelangi, dan Sang Pemimpi. Tidak jarang pula dipadukan dengan unsur olahraga seperti Garuda di Dadaku, King, dan Tendangan dari Langit. Perfilman Indonesia melakukan terobosan dengan memproduksi film animasi musikal Meraih Mimpi (http://montase.blogspot.com/ 2010/05/sekilas-sejarah-filmindonesia.html?m=1).

Pada era ini juga bermunculan film-film religi seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan Perempuan Berkalung Sorban. Film religi bersegmen anak-anak seperti Negeri 5 Menara dan mengangkat tokoh agama seperti Sang Pencerah dan Soegija. Genre aksi baru mulai populer akhir dekade 90-an dan


(27)

berpadu dengan tema kriminal dan perang. Seperti Serigala Terakhir, Merah Putih, Darah Garuda, dan The Raid (http://montase.blogspot.com/2010/05/ sekilas-sejarah-film indonesia.html?m=1).

Selain itu, terkait perfilman Indonesia juga terdapat suatu bagian dari film yang juga memiliki peran penting, yaitu penontonnya. Film hanya akan dapat menjalankan fungsinya apabila ditonton oleh khalayaknya. Penonton film sebagai pihak yang mengkonsumsi film dapat ditinjau berdasarkan faktor psikografinya. Psikografi menurut Emanuel Denby (dalam Gountas dan Gountas, 2001) adalah pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti manfaat yang diinginkan, konsep diri, gaya hidup untuk menentukan bagaimana pasar dipangsa menurut kecenderungan kelompok dalam pasar yang bersangkutan dan alasan mereka untuk mengambil keputusan tertentu mengenai produk, orang, ideologi, atau kalau tidak, menganut suatu sikap atau menggunakan suatu medium (Putra dan Muhammad, 2011).

Dalam jurnal Analisis Psikografi Penonton Film Indonesia di Surabaya yang dilakukan oleh Putra dan Muhammad (2011) terdapat klasifikasi segmentasi psikografis konsumen menjadi tiga bagian yang dikemukakan oleh Gountas dan Gountas (2001), yaitu segmentasi psikografis berdasarkan gaya hidup, nilai atau value, dan kepribadian. Putra dan Muhammad (2011) berfokus pada segmentasi psikografis berdasarkan kepribadian. Kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler,1996, Sciffman dan Kanuk, 2007). Kepribadian menurut beberapa penelitian ternyata mempengaruhi pemilihan


(28)

media dan genre media (Hall, 2005, Weaver dan James, 1991, Weaver dan James, 1993).

Penelitian Putra dan Muhammad (2011) ini mengemukakan bahwa terdapat empat segmentasi penonton film Indonesia, yaitu sebagai berikut :

a. Penikmat

Penikmat adalah kelompok penonton film yang bertindak seakan diri mereka adalah petualang kuliner dan menganggap film sebagai suatu santapan yang beragam jenisnya. Intensitas menonton satu kali sebulan.

b. Ilmuwan

Ilmuwan adalah kelompok penonton film yang bertindak selayaknya ilmuwan ketika menonton film. Kelompok ini memandang film sebagai sebuah obyek penelitian yang sangat menarik. Penonton dalam kelompok ini datang ke bioskop dengan membawa sejumlah dugaan, memilih film dengan harapan menemukan sesuatu setelah menontonnya. Intensitas menonton sekali dalam seminggu.

c. Seniman

Penonton dalam segmen ini bertindak seakan seniman ketika menonton sebuah film. Mereka mendatangi bioskop dengan harapan menemukan sekumpulan ide untuk diolah menjadi karya. Intensitas menonton dapat satu kali sebulan atau satu kali dalam enam bulan.

d. Detektif

Penonton dalam segmen ini bertindak selayaknya detektif ketika menonton film. Mereka mendatangi bioskop dengan harapan menemukan sebuah kasus


(29)

untuk diselesaikan. Penonton dalam segmen ini pada mulanya menonton film tanpa dugaan apapun. Intensitas menonton dapat satu kali sebulan atau satu kali setahun.

Terkait perfilman, maka terdapat beberapa peneliti yang menjadikannya sebagai obyek penelitian, baik itu hal-hal yang berhubungan dengan film ataupun efek dari hal-hal yang berhubungan dengan film tersebut terhadap khalayak. Salah satu hal yang berhubungan dengan film yang menjadi obyek penelitian adalah iklan. Iklan atau advertising adalah jenis komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu pada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. Iklan adalah pesan yang kebanyakan dikirim melalui media (Moriarty dkk., 2009: 6). Iklan yang dimaksud pada bagian ini adalah iklan film. Pada penelitian ini berfokus pada iklan film yang berupa trailer film. Trailer film merupakan suatu bentuk promosi film yang menggunakan media elektronik (www.anneahira.com /iklan-film.htm).

Peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan trailer film. Terdapat dua penelitian terdahulu. Pertama, penelitian terdahulu berupa skripsi online yang berjudul Analisis Pengaruh Penayangan Movie Trailer dan Store Environment Terhadap Recall Audience pada Bioskop 21 Medan. Penelitian ini dilakukan oleh Ikhsan Natigor dan Endang Sulistya Rini yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Skripsi online ini diterbitkan pada tahun 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa movie


(30)

trailer dan store environment, baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall audience pada bioskop 21 Medan. Variabel movie trailer berpengaruh lebih besar atau dominan terhadap recall audience.

Adanya penelitian terdahulu yang pertama ini menunjukkan bahwa trailer film juga menjadi obyek penelitian di luar lingkup Ilmu Komunikasi. Melalui penelitian terdahulu ini pula dapat diketahui bahwa salah satu fokusnya, yaitu movie trailer atau trailer film dapat menjadi rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tinjauan trailer film yang terdapat dalam penelitian ini dapat membantu peneliti dalam menentukan indikator-indikator dari trailer film yang akan digunakan sebagai dasar penulisan kuesioner.

Kedua, penelitian terdahulu berupa jurnal online yang berjudul The Effectiveness of Film Trailers : Evidence from The College Student Market. Penelitian ini dilakukan oleh David Jerrick seorang mahasiswa di University of Wisconsin. Jurnal online ini diterbitkan pada tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trailer film secara efektif mendorong dan mempengaruhi mahasiswa untuk membayar dan menonton film yang diiklankan tersebut di bioskop.

Penelitian terdahulu ini tidak menyebutkan secara khusus trailer film yang diteliti yang berarti bahwa trailer film dapat mencakup secara umum. Jika melihat pada lingkup penelitian di Wisconsin maka dapat diketahui bahwa trailer film yang diteliti dapat berupa film produksi Hollywood dan bukan Hollywood. Penelitian


(31)

terdahulu ini menggunakan obyek trailer film yang menandakan bahwa trailer film sebagai bagian dari film merupakan sesuatu hal yang penting untuk diteliti.

Kedua penelitian terdahulu tersebut memiliki keterkaitan dengan variabel trailer film yang terdapat dalam penelitian ini. Tinjauan mengenai trailer film yang terdapat di dalam kedua penelitian terdahulu tersebut menjadi sumber rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Sementara itu, mengenai efek dari hal-hal yang berhubungan dengan film terhadap khalayak, beberapa penelitian yang peneliti temukan meneliti tentang minat menonton film hanya saja faktor yang mempengaruhinya cukup beragam. Pertama, penelitian terdahulu berupa skripsi online yang berjudul Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU) yang diteliti oleh Fatwa Gunawan Putra seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Skripsi online ini diterbitkan pada tahun 2008. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan Bioskop Trans TV dengan minat menonton film di kalangan mahasiswa USU. Berdasarkan hasil uji hipotesisnya, dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara tayangan Bioskop Trans TV dengan minat menonton film. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). Penelitian terdahulu ini menggunakan tayangan program acara di suatu stasiun televisi sebagai faktor yang mempengaruhi minat menonton film.


(32)

Penelitian terdahulu tersebut berfokus pada tahap interest atau minat yang menandakan bahwa minat merupakan tahapan yang memiliki peran penting dalam diri seseorang. Minat yang diteliti adalah minat menonton film. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini memberikan arahan bagi peneliti dalam menentukan teori yang digunakan untuk penelitian ini.

Kedua, penelitian terdahulu berupa skripsi online yang berjudul Pengaruh Citra Terhadap Minat Menonton Film (Kasus Citra Julia Perez pada Film Arwah Goyang Karawang) yang diteliti oleh Tri Indah Dimasningtias seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi online ini diterbitkan pada tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terpaan media massa dapat mempengaruhi citra artis. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara terpaan terhadap citra. Semakin negatif citra seorang artis maka minat menontonnya semakin rendah. Teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini adalah teori kultivasi.

Pada penelitian terdahulu ini, menggunakan citra sebagai faktor yang mempengaruhi minat menonton film. Citra yang dimaksudkan adalah citra seorang artis yang ada pada film tersebut. Selain itu, penelitian terdahulu yang kedua ini juga berfokus pada minat menonton film yang menandakan bahwa minat merupakan tahapan yang penting dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah citra.


(33)

Berdasarkan kedua penelitian terdahulu yang berkaitan dengan minat menonton film tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian ini, yaitu terletak pada faktor yang digunakan dalam mempengaruhi minat menonton film. Faktor tersebut dalam penelitian ini adalah trailer film, khususnya trailer film Indonesia.

Secara umum melalui keempat penelitian terdahulu yang peneliti temukan dapat diketahui bahwa trailer film dan minat menonton film telah dijadikan sebagai obyek penelitian oleh beberapa peneliti. Bahkan penelitian ini tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia. Mengenai trailer film belum terdapat penelitian yang secara khusus berfokus pada suatu segmen trailer film tertentu, untuk itu penelitian ini lebih terfokus, yaitu pada trailer film Indonesia. Tinjauan mengenai trailer film yang terdapat pada penelitian terdahulu memberi arahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Sementara mengenai minat, tidak jauh berbeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Masih tetap berfokus pada minat menonton film. Hanya saja faktor yang mempengaruhinya yang berbeda.

Secara lebih jelas mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :


(34)

18 Secara lebih rinci, kajian penelitian terdahulu ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Kajian Penelitian Terdahulu.

No Tinjauan Fatwa Gunawan Putra

Universitas Sumatera Utara /

2008

Tri Indah Dimasningtias Universitas Atma Jaya

/ 2012

Ikhsan Natigor dan Endang Sulistya Rini

FE / USU / 2011

David Jerrick University of Wisconsin / 2013

1. Judul Tayangan Bioskop Trans

TV dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film

Dikalangan Mahasiswa USU)

Pengaruh Citra Terhadap Minat

Menonton Film (Kasus Citra Julia Perez pada Film Arwah Goyang Karawang)

Analisis Pengaruh Penayangan Movie Trailer dan Store Environment Terhadap Recall Audience pada Bioskop 21 Medan

`The Effectiveness of Film Trailers : Evidence from The College Student Market

2. Fokus Suatu program acara film di televisi dalam

mempengaruhi minat menonton film

Citra seorang artis dalam mempengaruhi minat menonton film

Terdapat dua faktor yaitu, movie trailer dan store environment dalam mempengaruhi recall audience

Mengidentifikasi keefektifan trailer film dalam mempengaruhi mahasiswa


(35)

19 4. Hasil Penelitian Terdapat hubungan

antara tayangan Bioskop Trans TV dengan minat menonton film di kalangan mahasiswa USU. Berdasarkan hasil uji hipotesisnya,

dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara tayangan Bioskop Trans TV dengan minat menonton film.

Terpaan media massa dapat mempengaruhi citra artis. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara terpaan terhadap citra. Semakin negatif citra seorang artis maka minat menontonnya semakin rendah.

Movie trailer dan store environment, baik secara simultan maupun secara parsial

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall

audience pada bioskop 21 Medan. Variabel movie trailer

berpengaruh lebih besar atau dominan terhadap recall audience

Trailer film secara efektif mendorong dan mempengaruhi

mahasiswa untuk membayar dan menonton film yang diiklankan tersebut di bioskop.

5. Perbedaan dengan Penelitian

Terdahulu

Penelitian ini

menggunakan program acara televisi berupa Bioskop Trans TV sebagai variabel bebasnya. Sementara penelitian yang peneliti lakukan ini

menggunakan trailer film sebagai variabel bebasnya. Teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini adalah teori AIDDA

Penelitian ini menggunakan citra seorang artis sebagai variabel bebasnya. Sementara penelitian yang peneliti lakukan ini menggunakan trailer film sebagai variabel bebasnya.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh movie trailer dan store environment terhadap recall audience. Sementara penelitian yang peneliti lakukan ini hanya menggunakan faktor trailer film dan pengaruhnya terhadap minat menonton film.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keefektifan trailer film di Amerika. Sementara penelitian yang peneliti lakukan ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh trailer film terhadap minat

menonton film. Trailer film yang ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian ini lebih terfokus, yaitu trailer


(36)

20 sedangkan teori yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Model Hierarki Efek.

film Indonesia.

6. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memberi kontribusi berupa

tinjauan mengenai minat menonton film dan arahan dalam penggunaan teori.

Penelitian ini memberi kontribusi berupa tinjauan mengenai minat menonton film

Penelitian ini memberi kontribusi berupa tinjauan mengenai trailer film.

Penelitian ini memberi kontribusi berupa tinjauan mengenai trailer film.


(37)

B. Kerangka Konseptual

Penelitian mengenai pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film terdiri dari dua konsep, yaitu trailer film Indonesia dan juga minat menonton film. Konsep pertama, yaitu trailer film merupakan suatu preview dari film yang akan segera ditayangkan. Sebagai salah satu bentuk advertising, trailer film memiliki pertumbuhan yang cepat karena didukung oleh adanya kemajuan teknologi digital. Trailer film dibidik ke target tertentu berdasarkan pada sifat film dan rating-nya, seperti G (General) atau PG (Parental Guidance) (Moriarty dkk., 2011: 337).

Trailer film terdiri dari serangkaian adegan pilihan dari sebuah film yang diiklankan. Hal ini dikarenakan tujuan dari trailer film adalah untuk menarik perhatian, maka adegan yang dipilih untuk ditampilkan adalah bagian yang menarik, lucu, atau bagian yang penting dari film. Adegan yang ditampilkan tidak selalu urut seperti yang ada di filmnya. Durasi trailer film harus mencapai waktu kurang dari dua menit tiga puluh detik. Durasi ini adalah durasi maksimal yang diperbolehkan oleh Motion Picture Association of America (MPAA) (http://en. wikipedia.org/wiki/Trailer%28promotion%29).

Melihat komposisinya, kebanyakan trailer film terdiri dari tiga bagian yang hampir sama dengan film. Ketiga bagian itu adalah bagian awal, tengah, dan akhir. Bagian awal menjabarkan premis cerita. Bagian tengah mendorong cerita lebih jauh dan biasanya berakhir dengan klimaks yang dramatis. Bagian akhir merupakan bagian yang menampilkan lagu khas pengiring film atau disebut


(38)

dengan signature music dan juga biasanya menampilkan momen-momen emosional yang ada pada film serta nama pemeran film jika itu untuk menunjang penjualan film. Pada suatu trailer film terdapat judul film, tampilan nama aktor dan aktris yang tampil di film, nama sutradara dan produser jika mereka adalah orang terkenal, logo produksi, serta nama perusahaan produksi dan distribusi film (http://en.wikipedia.org/wiki/Trailer%28promotion%29). Trailer film yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia.

Adapun mengenai trailer film dalam Kernan (2004: 1) disebutkan bahwa, “while trailer are a form of advertising, they are also a unique form of narrative film exhibition, wherein promotional discourse and narrative pleasure are conjoined

(whether happily or not)”. Hal tersebut oleh Natigor dan Rini (2011) dimaksudkan bahwa trailer adalah suatu bentuk iklan, trailer juga merupakan suatu bentuk unik dari narasi film, dimana wacana promosi dan kesenangan berupa narasi disatukan (baik suka ataupun tidak).

Selain itu, juga dinyatakan bahwa “trailer defined as a brief film text that usually

displays images from a specific feature film while asserting its excellence, and

that is created for the purpose of projecting in theaters to promote a film’s

theatrical release” (Kernan, 2004: 1). Artinya bahwa trailer didefinisikan sebagai suatu film singkat yang biasanya menampilkan gambar-gambar dari fitur spesifik film yang menunjukkan keunggulan film tersebut dan diciptakan dengan tujuan untuk ditampilkan dalam bioskop guna mempromosikan rilis film tersebut (Natigor dan Rini, 2011).


(39)

Trailers offer figurations of felicitous spaces so as to make audiences wish to be there or conversely, horrific or suspenseful spaces to create audience desire to

experience the “safe” fear and terror of the movies. The restriction of trailers to a few minutes of carefully selected and edited shots and scene endows what do we see, from faces to car crashes, with a kind of pregnancy or underdeterminancy that allows audiences to create an imaginary (as-yet-unseen) film out of these fragments- we desire not the real film but the film we want to see” (Kernan, 2004: 13).

Hal tersebut dapat diartikan bahwa trailer film menampilkan rupa ruang yang indah untuk membuat penonton berkeinginan berada di sana atau sebaliknya, trailer menampilkan hal mengerikan atau menegangkan untuk menciptakan keinginan penonton untuk mengalami rasa takut yang aman dan teror dari film tersebut. Pembatasan trailer dalam beberapa menit dengan gambar dan adegan yang dipilih dan diedit secara teliti membuat kita melihat apa yang sebaiknya kita lihat, dari wajah hingga tubrukan mobil, dengan semacam perasaan atau keteraturan yang memungkinkan penonton untuk menciptakan film khayalan di luar dari fragmen, yang kita inginkan bukanlah film nyata tetapi film yang ingin kita lihat (Natigor dan Rini, 2011).

Dalam Kernan (2004) there are common features among trailers from all eras as well as historical transformations within the genre. Most trailers have in common a few generic features :


(40)

a. Some sort of introductory or concluding address to the audience about the film either through titles or narration

b. Selected scenes from the film

c. Montages of quick-cut action scenes

d. Identification of significant cast members or characters

(http://utpress.utexas.edu/index.php/books/kercom#sthash.mwLsf9GT.dpuf).

Keempat hal tersebut oleh Natigor dan Rini (2011) diartikan bahwa terdapat fitur umum pada trailer dari semua zaman sebagaimana transformasi historis dalam genre. Kebanyakan trailer memiliki beberapa kesamaan fitur yang umum, antara lain :

a. Semacam perkenalan atau penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi

b. Adegan-adegan pilihan dari film

c. Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain)

d. Identifikasi pemeran atau karakter penting

Tidak hanya itu, dalam trailer film juga terdapat unsur musik. Musik ditujukan untuk melengkapi, mendukung, dan meningkatkan pesan yang terdapat dalam trailer film. Musik yang digunakan dalam trailer film dapat berupa :

a. Musik dari film lain

b. Musik populer atau terkenal c. Musik klasik


(41)

d. Musik yang diciptakan secara khusus e. Lagu yang berupa lagu-lagu yang dikenal

f. Musik perpustakaan yang sebelumnya diciptakan oleh pihak produksi musik (http://en.wikipedia.org/wiki/trailer_music).

Sementara itu, terkait dengan minat menonton film. Minat menurut Stiggins (1994: 310) merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif merupakan aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Semiawan (dalam Paimun dkk, 1998: 48) mengatakan bahwa minat dapat dilihat dan diukur dari respon yang dihasilkan. Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya. Adapun menurut Andi (1982: 62) dalam skripsi Putra (2008), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan–kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Menonton dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melihat suatu pertunjukkan gambar hidup dan sebagainya. Menurut Partowisastro, menonton merupakan perhatian yang spontan dari diri individu dimana individu berada di tengah-tengah layar putih dan apa yang dilihatnya seolah-olah terjadi di depan mata dan bukan bersifat bayangan saja. Jadi, minat menonton dapat diartikan


(42)

sebagai suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu obyek (dalam Pane, 2010).

Penelitian mengenai pengaruh trailer film terhadap minat menonton film dapat dijelaskan melalui Model Hierarki Efek (Rice dan Atkin, 1989) dalam Baran (2010: 325) yang menyatakan bahwa penting untuk membedakan berbagai bentuk efek persuasi. Ada beberapa hal yang mudah untuk dipancing dan yang lain lebih membutuhkan waktu dan usaha. Model ini memungkinkan pengembangan strategi persuasi langkah demi langkah yang usahanya dimulai dengan efek yang mudah dipancing, seperti kesadaran dan mengawasi dengan menggunakan penelitian survei. Upaya ini dimulai dari (1) pembuatan kesadaran khalayak kemudian, (2) menanamkan kesan atau memancing minat dan pencarian informasi, (3) mendorong pemahaman informasi, (4) membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, (5) serta mengaktifkan orang-orang tersebut.

Tahapan-tahapan dalam model hierarki efek tersebut merupakan tahapan yang terdapat pada trailer film Indonesia. Trailer film pertama-tama ditayangkan untuk membuat khalayak sadar akan adanya suatu film yang akan segera ditayangkan. Setelah khalayak menyadarinya maka akan timbul kesan dan minat yang mendorong mereka untuk mencari informasi yang lebih tentang suatu film tersebut. Informasi yang telah mereka miliki nantinya menambah pemahaman mereka mengenai film sehingga akan membantu mereka dalam memutuskan pilihan untuk menonton film itu atau tidak. Terakhir, setelah membuat keputusan maka khayalak akan mengambil tindakan menonton atau tidak menonton film.


(43)

Pada penelitian ini hanya berfokus sampai batas minat menonton film yang ada pada khalayak. Hal ini berarti bahwa setelah khalayak melihat tayangan trailer film Indonesia maka mereka akan menyadari adanya suatu film yang akan segera ditayangkan kemudian akan timbul minat menonton film pada khalayak tersebut.

Teori hierarki efek (Shimp, 2003: 369) menggambarkan respon yang diterima oleh khalayak melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut mencakup area kognitif (cognitive response), area afektif (affective response) dan area konatif (behavioral response). Efek yang ditimbulkan dari adanya iklan, yaitu :

a. Area kognitif (cognitive response)

Area kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran. Khalayak yang semula tidak tahu dan tidak mengerti menjadi tahu dan mengerti. Apabila dihubungkan dengan penelitian ini maka khalayak yang semula tidak tahu informasi mengenai suatu film Indonesia menjadi tahu setelah mendapatkan informasi melalui trailer film Indonesia.

b. Area afektif (affective response)

Area afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari melihat iklan akan timbul perasaan tertentu pada khalayak. Setelah khalayak melihat trailer film Indonesia maka akan timbul perasaan tertentu pada diri mereka.

c. Area konatif (behavioral response)

Area konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya, dan usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Tindakan yang dimaksud berupa menonton film.


(44)

Berdasarkan efek yang ditimbulkan dari adanya iklan tersebut, maka pada penelitian pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film berada pada area kognitif dan area afektif. Pada area kognitif, khalayak yang sebelumnya tidak tahu mengenai film-film Indonesia yang baru menjadi tahu setelah mendapatkan informasi dari adanya trailer film Indonesia. Sementara pada area afektif akan timbul dimensi-dimensi perasaan pada khalayak setelah menonton trailer film Indonesia. Penelitian ini tidak dilakukan sampai pada area konatif dikarenakan pada tahap minat menonton film yang berada pada tataran area afektif, dapat menjadi suatu faktor penentu terhadap tindakan yang akan dilakukan seseorang. Lebih jelasnya mengenai Model Hierarki Efek dan tahapan efek dari iklan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Model Hierarki Tanggapan (Response Hierarchy Model). Tahapan Model AIDA Model

Hierarki Efek Model Inovasi Adopsi Model Komunikasi Tahapan kognitif

Perhatian Kesadaran Pengetahuan

Kesadaran Pemaparan Penerimaan Tanggapan kognitif Tahapan afektif Minat Keinginan Kesukaan Preferensi Keyakinan Minat Evaluasi Sikap Maksud Tahapan perilaku Tindakan Pembelian Pengujian Penggunaan Perilaku Sumber : Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:210)


(45)

Selain model hierarki efek yang menjelaskan tahapan respon yang terjadi pada diri seseorang setelah menonton trailer film Indonesia, penelitian mengenai pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film juga dapat dijelaskan melalui teori Perbedaan Individual (Individual Difference Theory). Dalam jurnal Mulyana (2002) mengenai teori perbedaan individual diungkapkan bahwa perbedaan individual terjadi karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya, orang akan membentuk sikap, nilai-nilai, serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka. Setiap orang dengan sendirinya memiliki persepsi yang berbeda sehubungan dengan kepribadiannya. Setiap individu tidak sama perhatian, kepentingan, kepercayaan, maupun nilai-nilainya maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasi massa juga berbeda (Depari, 1982: 5).

Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu. Akan tetapi, berpegang tetap pada pengaruh variabel kepribadian, yakni menganggap khalayak memiliki ciri kepribadian yang sama, teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu (jika variabel antara bersifat seragam) (Effendy, 2003: 275-276).

Berdasarkan poin terakhir yang terdapat pada teori perbedaan individual di atas maka sehubungan dengan penelitian ini dapat dikaitkan bahwa sekelompok orang


(46)

yang dianggap memiliki ciri kepribadian atau psikologis yang sama maka akan memprediksi kesamaan tanggapan, seperti dalam hal minat. Sekelompok orang yang menonton trailer film Indonesia maka akan memiliki kesamaan dalam hal minat menonton film.

C. Kerangka Pemikiran

Film sebagai bentuk media massa harus dapat menarik perhatian masyarakat agar mau menonton film tersebut. Film yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah film-film produksi nasional atau film-film Indonesia. Salah satu cara agar dapat menarik perhatian masyarakat adalah dengan pembuatan iklan film, seperti trailer film. Trailer film dengan kemampuannya sebagai iklan audio visual dapat menampilkan adegan-adegan film secara lebih nyata dan menampilkan pemeran-pemeran yang terdapat di film tersebut. Trailer film dapat menjadi sarana yang efektif dalam menarik perhatian masyarakat, khususnya dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Adanya trailer film ditujukan agar khalayak mengetahui dan dapat memperoleh gambaran mengenai film baru yang akan segera ditayangkan dan menumbuhkan minat menonton film pada diri mereka.

Teori yang melandasi penelitian ini adalah Model Hierarki Efek (Rice dan Atkin, 1989) dalam Baran (2010: 325) yang menggambarkan tahapan yang ada pada diri seseorang sebelum melakukan suatu tindakan. Tahapan itu dimulai dari (1) pembuatan kesadaran khalayak kemudian, (2) menanamkan kesan atau memancing minat dan pencarian informasi, (3) mendorong pemahaman informasi,


(47)

(4) membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, (5) serta mengaktifkan orang-orang tersebut.

Efek yang ditimbulkan dari adanya trailer film Indonesia pada diri seseorang yang menonton trailer film Indonesia mencakup area kognitif, area afektif, dan area konatif, akan tetapi pada penelitian ini hanya sebatas pada area kognitif dan area afektif. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya untuk mengetahui minat menonton film yang dalam posisinya berada pada variabel Y. Sementara pengaruh trailer film Indonesia berada pada posisi variabel X.

Berikut ini bagan kerangka pikir penelitian :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian. (Variabel X)

TRAILER FILM INDONESIA

- Perkenalan atau penutup

terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi - Adegan pilihan dari film - Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain) - Identifikasi pemeran atau karakter penting

- Musik trailer film

Mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiwa Darmajaya Computer and Film Club

(UKM DCFC)

(Variabel Y)

MINAT MENONTON FILM -Area kognitif


(48)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta maupun kondisi yang sedang diamati sebagai petunjuk dan langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

Ha : Ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.


(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti (Kriyantono, 2006: 69). Pada penelitian ini menyoroti pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club. Terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu trailer film Indonesia dan minat menonton film.

Serta penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial melihat objek penelitian memiliki keberaturan yang naturalistik, empiris, dan behavioristik. Semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna, namun mementingkan fenomena yang tampak serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang sikap subjektif (Bungin, 2005: 32).


(50)

B. Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Pada metode survei, proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik (Kriyantono, 2006: 59).

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel pengaruh atau bebas (independent variable)

Variabel pengaruh atau variabel bebas, yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2006: 21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia (variabel X). b. Variabel tergantung atau tidak bebas (dependent variable)

Variabel tergantung atau variabel tidak bebas, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2006: 21). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah minat menonton film (variabel Y).


(51)

D. Definisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005: 57-58). Sementara itu, definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

a. Terpaan trailer film Indonesia

Trailer film adalah suatu preview dari film yang akan segera ditayangkan. Trailer film terdiri dari serangkaian adegan pilihan dari sebuah film yang diiklankan. Trailer film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia. Terpaan trailer film Indonesia berkaitan dengan isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi (Kriyantono, 2006: 209).

b. Minat menonton film

Minat menonton film dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu objek (Pane, 2010).


(52)

E. Definisi Operasional

Variabel agar dapat diukur maka variabel tersebut harus dijelaskan ke dalam konsep operasional variabel, untuk itu variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya (Bungin, 2005: 60). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Terpaan trailer film Indonesia Indikator yang diukur :

1. Perkenalan atau penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi

2. Adegan-adegan pilihan dari film

3. Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain) 4. Identifikasi pemeran atau karakter penting

5. Musik trailer film (Natigor dan Rini, 2011) b. Minat menonton film

Indikator yang dapat diukur :

1. Area kognitif, yaitu kesadaran dan pengetahuan responden setelah menonton trailer film Indonesia, seperti : menambah informasi tentang suatu film Indonesia, menambah pengetahuan tentang film Indonesia.

2. Area afektif, yaitu perasaan responden setelah menonton trailer film Indonesia. Perasaan itu dapat berupa : puas, suka, tertarik, ingin tahu.


(53)

Secara lebih jelas definisi operasional dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian.

Variabel Indikator Deskriptor Skala

Terpaan trailer film Indonesia

1. Perkenalan atau

penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi

1. Kejelasan terhadap narasi yang terdapat dalam trailer film Indonesia

2. Pemahaman terhadap pesan yang disampaikan melalui narasi trailer film Indonesia

3. Penerimaan terhadap karakter suara yang digunakan dalam menyampaikan narasi trailer film Indonesia

Likert

2. Adegan-adegan pilihan dari film

1. Penerimaan terhadap adegan-adegan pilihan yang ditampilkan dalam trailer film Indonesia 2. Penerimaan terhadap susunan adegan–adegan yang ditampilkan dalam trailer film Indonesia

Likert

3. Montase atau shot singkat yang

menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain)

1. Terdapatnya montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut,

permainan eksposur, dan lain-lain)

Likert

4. Identifikasi pemeran atau karakter penting

1. Terdapatnya tampilan nama pemeran pada trailer film Indonesia 2. Daya tarik nama

pemeran pada trailer film Indonesia

Likert

5. Musik trailer film 1. Penerimaan terhadap musik yang terdapat


(54)

dalam trailer film Indonesia

2. Daya tarik dari musik yang terdapat dalam trailer film Indonesia Minat menonton

film (variabel Y)

1. Area kognitif 1. Kesadaran dan pengetahuan khalayak setelah menonton trailer film Indonesia

Likert

2. Area afektif 1. Perasaan khalayak setelah menonton trailer film Indonesia

Likert

F. Populasi

Populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang merupakan subyek penelitian (Widi, 2010: 197). Sementara itu, populasi dalam Bungin (2005: 99) digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Jumlah populasi ini diperoleh dari hasil pra riset peneliti di UKM DCFC.

G. Sampel dan Teknik Sampling

Berikut ini sampel dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian : 1. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel harus merupakan bagian yang representatif dari populasi yang hendak diteliti (Widi, 2010: 198). Adanya sampel yang benar-benar representatif maka dapat menjamin ketepatan kesimpulan (Bungin, 2005: 103). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60


(55)

orang yang merupakan total populasi yang diperoleh dari hasil pra riset peneliti di UKM DCFC.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah pembicaraan mengenai bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif (Bungin, 2005: 105). Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, artinya jumlah total populasi diriset (Kriyantono, 2006: 161).

H. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi : a. Data primer

Data primer berupa data dalam bentuk jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden tentang pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan dari berbagai sumber, seperti buku, literatur, majalah, surat kabar, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian.


(56)

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Melalui metode pengumpulan data ini, responden membaca daftar pertanyaan tertulis yang diberikan dan untuk selanjutnya menuliskan jawabannya atau memilih jawaban yang telah disediakan (Widi, 2010: 243). b. Metode penelusuran data online

Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2005: 148).

c. Studi pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara penggalian data dari berbagai literatur, karya ilmiah, majalah, jurnal, dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini.


(57)

J. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian ini, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). Secara singkat, penjelasan mengenai ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap memeriksa (editing)

Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data, lalu memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. b. Tahap pemberian identitas (coding)

Data yang telah diedit sebelumnya, diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean terbagi atas dua cara, yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban memiliki bobot tertentu sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.

c. Tahap pembeberan (tabulating)

Tabulasi adalah bagian akhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya (Bungin, 2005: 164-168).


(58)

K. Teknik Pemberian Skor

Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap. Setiap pernyataan atau pertanyaan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Kriyantono, 2006: 138). Masing-masing dari jawaban itu akan diberi skor :

a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 b. Setuju (S) diberi skor 4

c. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

L. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen terdiri atas dua bagian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut penjabaran mengenai uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Uji validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang


(59)

validitas yang dimaksud (Sugiyono, 2007: 114). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :

=

2

(

)

2

2

(

)

2

Keterangan :

r : koefisien product moment N : jumlah sampel

X : angka mentah untuk pengukuran 1 Y : angka mentah untuk pengukuran 2

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini berupa kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila data yang memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha (Arikunto, 1998: 93).

α

=

K

K

1

Sr

2

Si

2

Sx

2


(60)

Keterangan :

α : koefisien reliabilitas Alpha cronbach K : jumlah item pertanyaan yang diuji

Si2 : jumlah varians skor item

SX2 : varians skor-skor tes (seluruh item K)

M. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan, dan mendukung pembuatan keputusan (Widi, 2010: 253). Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis tabel tunggal. Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun dan Effendy, 1995: 266) dihitung dengan rumus :

=

100%

Keterangan : P : Presentase

F : Frekuensi pada kategori variasi


(61)

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana. Dilakukannya analisis regresi menurut Mustikoweni (2002: 1) dalam Kriyantono (2006: 183) ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan. Adapun rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y : nilai variabel tidak bebas X : nilai variabel bebas a : nilai intercept (konstan)

b : koefisien regresi (Kriyantono, 2006: 184)

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut : a = (Σy) – b (Σx)

n

b = n (Σxy) –(Σx) (Σxy) n(Σx²) –(Σx)² Keterangan :

y : jumlah skor akhir dari variabel terikat x : jumlah skor akhir dari variabel bebas n : jumlah sampel


(62)

N. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji T. Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol atau Ho: bi = 0 yang berarti suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter (bi) suatu variabel tidak sama dengan nol atau Ha: bi # 0 artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Rumus uji T adalah sebagai berikut :

t =

r

n

2

1

r

2 Keterangan : T : Nilai uji T r : Nilai korelasi n : besarnya sampel

Tahap kedua dalam pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai thitung (thit) dengan ttabel (ttab) pada taraf signifikan 5%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :

a. Jika thit > ttab pada taraf signifikan 5% maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan.


(63)

b. Jika thit < ttab pada taraf signifikan 5% maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan.

Taraf signifikan 5% yang digunakan dalam uji hipotesis menunjukkan bahwa peneliti mempunyai kesempatan sebesar 5% untuk membuat keputusan yang salah mengenai penolakan Ho (menerima Ha). Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan peneliti yang bisa diterima (Kriyantono, 2006: 193-194).

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dan dilihat pada tabel T, nilai ttab pada sampel 60 orang dengan taraf signifikan 5% bernilai 1,67.

Sementara itu kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan, yaitu korelasi (r) dapat dikategorikan sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan (Kriyantono, 2006: 173).


(64)

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC)

Penelitian ini dilakukan di Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) yang merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung. Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) adalah sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Penalaran dan Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya. Organisasi ini berfokus pada kegiatan pengembangan teknologi komputer dan perfilman.

1. Sejarah Singkat UKM DCFC

UKM DCFC berdiri pada tahun 1997. Pada awalnya organisasi ini merupakan sebuah organisasi yang bernama Anglo Computer Club yang kegiatannya pada saat itu tidak terbatas pada kegiatan yang berhubungan komputer saja, namun juga menyentuh hal-hal yang bersifat sosial. Kegiatan yang pernah dilakukan di antaranya mengadakan festival rebana, festival musik, dan lain-lain. Setelah beberapa tahun berjalan organisasi ini berubah nama menjadi UKM Bidang


(1)

90

c. Pada perhitungan Uji T untuk menguji hipotesis diperoleh nilai thitung lebih besar daripada ttabel (4,961 > 1,67) pada taraf signifikansi 5% yang berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel trailer film Indonesia dan minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC. Sementara itu mengenai taraf signifikan 5% yang digunakan dalam uji hipotesis penelitian ini nilai sig. yang diperoleh adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 5%, sehingga Ho ditolak yang menunjukkan ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti ajukan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu :

a. Kepada pihak produksi film Indonesia diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan trailer dalam mempromosikan film-filmnya dikarenakan trailer memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat menonton film pada khalayak.

b. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas lebih banyak dan mendetail mengenai trailer film, khususnya trailer film Indonesia agar dapat memperkaya pembahasan mengenai trailer film yang masih jarang ditemui. c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan pula dapat membahas mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat menonton film pada khalayak yang belum terdapat pada penelitian ini.


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Baksin, Askurifai. 2003. Membuat Film Indi Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Baran,Stanley J. dan Dennis K.D. 2010. Teori Komunikasi Massa : Dasar,

Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta : Salemba Humanika.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Depari, Edward. 1982. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Effendy, Onong U. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung : Alumni. ---. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra

Aditya Bakti

Gountas, J. Y., & Gountas, S.C. 2001. A New Psychographic Segmentation Method Using Jungian MBTI Variables in The Tourism Industry. Consumer Psychology of Tourism, Hospitality and Leisure.

Hall, A. 2005. Audience Personality and the Selection of Media and Media Genres. Media Psychology, 7(4), 377-398.

Kernan, Lisa, 2004. Coming Attractions: Reading American Movie Trailers. First Edition. United States of America: University of Texas Press.

Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Prehalindo.

Kotler,P dan Keller, K.L. 2007. Alih Bahasa Benyamin Molan. Manajemen Pemasaran Edisi Ke 12 Jilid I. PT Indeks.


(4)

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

McQuail. Dennis.1997. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Moriarty, Sandra, dkk. 2009. Advertising Edisi Kedelapan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Paimun, dkk. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Sciffman, L.E., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behavior 7th Edition. London:

Prentice Hall International.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I Edisi 5. Jakarta : Erlangga.

Stiggins. 1994. Pengertian Motivasi. Jakarta : Akar Ilmu.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi revisi. Cetakan kedelapan. Bandung : CV Alfabeta.

Weaver, James. B. 1991. Exploring the links between personality and media preferences . Personality and Individual Differences, 12 (12), 1293-1299. ---. 1993. Personality and movie preference : A comparison of

American and German audience . Personality and Individual Differences, 14 (2), 307-315 .

Widi, Restu K. 2010. Asas Metodologi Penelitian : Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Jurnal

Herlina, Dyna. 2012. Identifying Key Factors Affecting Consumer Decision Making Behavior in Cinema Context : A Qualitative Approach. International Conference on Business, Economics, Management and Behavioral Sciences. Dubai.

Jerrick, D. 2013. The Effectiveness of Film Trailers: Evidence from the College Student Market. University of Wisconsin.


(5)

Kristanto, Johan dan Taufik Rahmadhani. 2011. Pembuatan film dengan Penggabungan Unsur Live Shoot dan 3D Animasi dalam Aspek Pra

Produksi dan Pasca Produksi Berjudul “Dark Daylight”. STIKOM

Surabaya.

Mulyana, Dadan. 2002. Pengaruh Terpaan Informasi Kesehatan di Televisi terhadap Sikap Hidup Sehat Keluarga. Portalgaruda.org.

Putra dan Muhammad. 2011. Analisis Psikografi Penonton Film Indonesia di Surabaya. Fakultas Psikologi. Universitas Airlangga. Surabaya.

Skripsi

Dimasningtias, Tri I. 2012. Pengaruh Citra Terhadap Minat Menonton Film. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Joseph, D. 2011. Pusat Apresiasi Film di Yogyakarta. Arsitektur. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Natigor, Ikhsan dan Endang S.R. 2011. Analisis Pengaruh Penayangan Movie Trailer dan Store Environtment Terhadap Recall Audience Pada Bioskop 21 Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Pane, Nina S. 2010. Film Animasi Upin & Ipin Dan Minat Menonton. Ilmu Komunikasi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Putra, Fatwa G. 2008. Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film. Ilmu Komunikasi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Internet

http://filmindonesia.or.id/article/siapa-penonton-film-indonesia#.VD5cPX-7oxs diakses Rabu, 15 Oktober 2014, pk 19.39

http://en.wikipedia.org/wiki/Trailer%28promotion%29 diakses Selasa, 9 September 2014, pk 13.30

http://en.wikipedia.org/wiki/trailer_music diakses Minggu, 1 Februari 2015, pk 11.35

http://montase.blogspot.com/2010/05/sekilas-sejarah-film-indonesia.html?m=1 diakses Sabtu, 22 November 2014, pk 14.29

http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/14/05/02/n4y7pz-produksi-film-nasional-meningkat-signifikan diakses Jumat, 21 November 2014, pk 10.00


(6)

http://utpress.utexas.edu/index.php/books/kercom#sthash.mwLsf9GT.dpuf diakses Senin, 5 Januari 2015 pk. 18.45