Uji Normalitas Uji multikolinearitas

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama dalam persamaan regresi. Oleh sebab itu ada beberapa pengujian yang harus dilakukan yaitu: 1 Uji Normalitas; 2 Uji autokorelasi; 3 Uji Heteroskedastisitas. Dalam melakukan analisis regresi perlu diperhatikan apakah ada penyimpangan-penyimpangan atas asumsi klasik. Jika tidak dipenuhinya asumsi ini kemungkinan besar akan terjadi variabel-variabel penjelas yang tidak efisien masuk dalam persamaan. Tabel 4.3.Hasil Regresi Utama Pengaruh Kurs Valuta Asing KVA Terhadap Nilai Impor NI Indonesia periode 20082012 Sumber: Lampiran A.

4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi yang digunakam memiliki distribusi normal pada variabel pengganggu atau residual. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik scatterplot yakni dengan melihat normal probabilility plot P-Plot yang membandingkan probabiliti kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,650 a ,422 ,412 2427,88107 ,422 42,410 1 58 ,000 ,254 a. Predictors: Constant, KVA b. Dependent Variable: NI Grafik 4.1. Grafik Hasil Uji P-P Probability Plot Sumber: Lampiran B. Grafik diatas menunjukan bahwa tingkat signifikan dari variabel-variabel penelitian terdistribusi normal. Hal tersebut terlihat dari sebaran data yang rapat di sekitargaris diagonal. Kesimpulanya data terdistribusi normal.

4.3.2. Uji multikolinearitas

Multikoliniearitas adalah adanya satu hubugan linier yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas. 1 Pentingnya melakukan uji ini adalah agar variabel yang akan diteliti terbebas dari masalah tingkat kepercayaan pada koefisien uji t, sehingga kesalahan dapat terhindarkan. Multikolinearitas dalam pengujian ini, dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor VIF. 1 Mudrajad Kuncoro, 2007, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Hal. 98. Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 38169,714 4003,102 9,535 ,000 KVA -2,607 ,400 -,650 -6,512 ,000 -,650 -,650 -,650 1,000 1,000 a. Dependent Variable: NI Sumber: Lampiran C. Tabel diatas menunjukan nilai Variance Inflation Factor VIF sebesar 1,000 dan tolerance sebesar 1,000. Karena VIF10 dan toleransi 0,1, kesimpulanya adalah tidak terjadi multikolinearitas.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas